cover
Contact Name
Ervina Indrayani
Contact Email
acroporapapua@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
acroporapapua@yahoo.com
Editorial Address
Sekretariat Acropora, Gd. Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Uncen Waena. Jl. Kamp Wolker WAENA, Jayapura, Papua
Location
Kota jayapura,
P a p u a
INDONESIA
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua
ISSN : 26225476     EISSN : 26851865     DOI : https://doi.org/10.31957/
Core Subject : Agriculture,
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua adalah terbitan berkala ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Cenderawasih. Ruang lingkup jurnal fokus pada kajian ilmu kelautan dan perikanan.
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 8 No 1 (2025): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Edisi Mei 2025" : 12 Documents clear
Identifikasi Sampah Laut di Pantai Kota Makassar dan Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan Polapa, Muh. Randy; Sukimin, Ridwan; Polapa, Funty Septiyawati
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 8 No 1 (2025): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Edisi Mei 2025
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v8i1.4144

Abstract

Penelitian ini berfokus pada jumlah sampah jenis makro dan mikro di wilayah pesisir Kota Makassar dan Kabupaten takalar. Urgensi utama dari penelitian ini adalah posisi Indonesia yang memiliki timbulan sampah tahunan Indonesia mencapai lebih dari 19,13 juta ton. Menurut penelitian tersebut, Indonesia menghasilkan sampah plastik yang tidak dikelola sebesar 3,22 juta ton/tahun dan sekitar 0,48 – 1,29 juta ton/tahun mencemari lautan. Terdapat 3 kategori dalam analisis data  yakni berat sampah, komposisi jenis dan kepadatan sampah. Berdasarkan hasil analisis didapatkan penurunan total jumlah jenis dan berat sampah meso dan makro di Kota Makassar jika dibandingkan pada tahun 2021. Kepadatan dan persentase berat sampah makro dan meso lebih tinggi di Pantai Tanjung Bayang, Kota Makassar dibandingkan di Pantai Barombong, Kab. Takalar. Jenis sampah plastik dan busa plastik mendominasi baik pada ukuran makro maupun meso di kedua lokasi sampling.
Karakteristik Habitat Peneluran Penyu Di Kawasan Konservasi Penyu Paleleng Pantai Skouw Yambe Kota Jayapura Papua Wanimbo, Efray; Ayer, Popi Ida Laila; Kainama, Tamara Louraine Jeanette; Kalor, John D.; Ramba, Fitra Yunia
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 8 No 1 (2025): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Edisi Mei 2025
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v8i1.4181

Abstract

Kawasan Konservasi Penyu Paleleng terletak di pesisir pantai Skouw Yambe. Lokasi pantai di Skouw Yambe sangat strategis sebagai tempat yang cocok untuk penyu bertelur karena berhadapan langsung dengan Samudra Pasifik. Namun kondisi lokasi bertelurnya penyu pada saat ini sangat memprihatinkan, dikarenakan banyaknya sampah yang bermacam-macam jenis yang berserakan di bagian pesisir pantai sehingga membuat kualitas pantai menurun. Selain masalah kebersihan pantai, fasilitas yang di butuhkan dalam Konservasi Penyu Paleleng juga masih terbilang kurang, sehingga kelompak masyarakat konservasi masih menggunakan peralatan sederhana dan seadanya. Tingginya peranan habitat maupun faktor ekologis terhadap kelangsungan peneluran dan perangsangan penyu di Pantai Skouw Yambe, maka sangat perlu dilakukan kajian dalam mendukung program Konservasi Penyu di kawasan Pantai Skouw Yambe. Metode Data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan di Pantai Skouw Yambe dan akan ditentukan 2 titik (stasiun pengambilan sampel) tempat mendaratnya penyu untuk bertelur. Berdasarkan tempat bertelurnya penyu, terdapat 2 stasiun yaitu Paerong (stasiun 1) dan Tanjung Tangwato (stasiun 2). Suhu pasir pada stasiun 1 rata-rata 29,72 derajat dan stasiun 2 rata-rata 30,06. Panjang Pantai Skouw Yambe memiliki panjang garis pantai kurang lebih 5 km atau kurang lebih 5.000 m dan lebar pantai pada stasiun 1 yaitu 66 m dan pada stasiun 2 berukuran 50 m. Substrat stasiun 1 dan 2 didominasi oleh pasir halus dengan ukuran 0,224 mm dan pada stasiun 2 berukuran 0,219 mm. Salinitas di stasiun 1 yaitu 33ppt dan pada stasiun 2 yaitu 35ppt. DO pada stasiun 1 yaitu 6,5 mg/l dan stasiun 2 yaitu 7,1 mg/l. Jenis vegetasi yang dominan di sekitar pantai tempat peneluran penyu Skouw Yambe adalah Pohon Pandan (Pandanus Sp), Pohon Bitanggur (Calophypillum inophyillum), Pohon Ketapang (Terminalia catappa), Pohon Kelapa (Cocos nucifera), Kacang Laut (Canavalia maritima), Pohon Bapa Ceda (Halabeu) bahasa daerah. Ancaman predasi habitat penyu yaitu akibat faktor dari makhluk hidup dan alam sendiri.
Manajemen Produksi Benih Udang Vaname (Penaeus vannamei) Di PT. Suri Tani Pemuka Unit Hatchery Carita Pandeglang Banten Soenarto; Sektiana, Sinar Pagi; Maulana, Muhamad Irpan
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 8 No 1 (2025): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Edisi Mei 2025
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v8i1.4527

Abstract

Udang vaname (Penaeus vannamei, Boone 1932) merupakan salah satu komoditas perikanan unggulan di Indonesia dengan produksi yang mencapai 650.000 ton pada tahun 2020. Permintaan akan benih berkualitas tinggi terus meningkat seiring dengan berkembangnya budidaya udang vaname, yang memerlukan unit pembenihan (hatchery) dengan sarana dan prasarana yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan melaksanakan produksi benih udang vaname dengan penerapan manajemen yang baik serta melakukan analisa finansial pada usaha pembenihan. Kegiatan penelitian dilaksanakan di PT. Suri Tani Pemuka Unit Hatchery Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten, dari bulan Februari hingga Mei 2024, dengan menggunakan metode observasi aktif dan wawancara dalam pengumpulan data primer dan sekunder. Data dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan hasil yang diperoleh selama penelitian dengan literatur yang relevan. Selama penelitian, tahap pra-produksi mencakup perencanaan dan pengorganisasian, dilanjutkan dengan tahap produksi yang mencakup pelaksanaan dan pengendalian. Hasil performa budidaya selama siklus Maret 2024 menunjukkan fekunditas sebanyak 445.000 butir/induk, dengan nilai FR 76%, HR 77%, dan SR rata-rata 62% pada siklus Maret dan 55% pada siklus April. Analisis finansial menunjukkan bahwa pada siklus Maret 2024, perusahaan memperoleh laba penjualan sebesar Rp 1.843.740.184 dengan pendapatan bersih Rp 988.740.184 dan R/C Ratio 2,16, sementara pada siklus April 2024, laba penjualan mencapai Rp 1.962.203.776 dengan pendapatan bersih Rp 936.953.776 dan R/C Ratio 1,92. Dalam setahun, perusahaan memperoleh hasil penjualan Rp 22.835.663.760 dan laba bersih Rp 9.012.247.733 dengan R/C Ratio 2,03, BEP unit 43.492.660 ekor, dan BEP harga Rp 2.043.359.641. Analisis investasi menunjukkan NPV sebesar Rp 30.903.630.615, IRR 52,9%, dan ROI 79,8%. Hasil ini menunjukkan bahwa usaha pembenihan udang vaname di PT. Suri Tani Pemuka Unit Hatchery Carita tidak hanya memenuhi aspek manajemen yang baik tetapi juga memberikan hasil finansial yang menguntungkan.
Estimasi Zona Penangkapan Ikan di Wilayah Perairan Kota Bengkulu Melalui Data Citra Satelit Nabiu, Nur Lina Maratana; Ariasari, Ana; Muqsit, Ali; Mahfudz, Akbar Abdurrahman; Suci, An Nisa Nurul
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 8 No 1 (2025): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Edisi Mei 2025
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v8i1.4574

Abstract

Pendugaan daerah penangkapan ikan erat kaitannya dengan parameter oseanografi suatu perairan seperti suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a. Dua parameter oseanografi tersebut merupakan parameter yang sering digunakan untuk menentukan kualitas air, dimana semakin baik kualitas air maka potensi keberadaan ikan juga semakin meningkat. Penginderaan jauh dan sistem informasi geografis (SIG) dapat membantu dalam penyediaan informasi mengenai wilayah potensi penangkapan ikan bagi nelayan. Selain itu, pemetaan zona potensi penangkapan ikan akan menunjukkan pembagian jalur yang sesuai serta kelengkapan armada yang dianjurkan. Jalur tersebut telah diatur oleh pemerintah melalui Permen KKP Nomor 36 Tahun 2023. Kementerian Kelautan dan Perikanan membagi jalur penangkapan berdasarkan ukuran kapal dan alat tangkap. Jalur tersebut dibagi menjadi 3, yaitu Jalur 1 (satu), Jalur 2 (dua) dan Jalur 3 (tiga). Penting bagi nelayan Kota Bengkulu mengetahui daerah penangkapan ikan agar bisa mengoptimalkan operasi penangkapan dan memanfaatkan potensi sumberdaya ikan dengan maksimal. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk memvisualisasikan zona potensi penangkapan ikan dan deskripsi jalur penangkapan ikan di Kota Bengkulu yang dapat digunakan sebagai data dan informasi awal untuk pengelolaan perikanan pelagis di Kota Bengkulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi suhu permukaan laut berkisar 270C-31,20C dengan klorofil-a berkisar 0,106-2,64 mg/m3. Zona potensi Penangkapan Ikan di Kota Bengkulu berada di Jalur Penangkapan II dengan ukuran kapal yang diperbolehkan beroperasi penangkapan ikan sebesar 5-30 GT.
Pola Penangkapan Ikan Pada Perikanan Skala Kecil di Pesisir Ohoi Hako, Kabupaten Maluku Tenggara Larwuy, Winster; Ayu, Lastri Sri; Boikh, Lebrina Ivantry; Armos, Nikanor Hersal; Hidayati, Desy Amalia; Palinggi, Rifka Liling; Tampa, Ahazia Imanuel
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 8 No 1 (2025): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Edisi Mei 2025
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v8i1.4575

Abstract

Ohoi Hako merupakan desa pesisir di Pulau Kei Besar yang ditempati oleh nelayan yang menjalankan aktivitas perikanan skala kecil, namun kondisi tersebut tidak didukung dengan informasi ilmiah terutama mengenai pola penangkapan ikan yang dilakukan nelayan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis pola penangkapan ikan ditinjau dari aspek temporal dan aspek spasial. Penelitian dilakukan pada bulan September 2023 di Ohoi Hako, Kecamatan Kei Besar Selatan Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Maluku. Pengambilan data dilakukan menggunakan teknik wawancara dan pemetaan partisipatif untuk memetakan waktu dan lokasi penangkapan melalui kalender musim dan peta daerah penangkapan. Tool yang digunakan untuk melakukan digitalisasi peta partisipatif adalah ArcGIS. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas penangkapan ikan berlangsung sepanjang tahun, dengan konsentrasi tinggi pada bulan Maret – April dan September – Desember, dan rendah pada bulan Januari – Februari dan Mei – Agustus. Gillnet hanya dapat dioperasikan selama enam bulan, sementara hand line dan troll line dapat dioperasikan sepanjang tahun. Lokasi penangkapan ikan meliputi perairan pantai sepanjang pesisir Ohoi Nerong ke Selatan hingga pesisir Ohoi Weduar Fer, meluas ke Saaru Rumaat hingga ke perairan sekitar Tanimbar Kei. Komposisi jenis tangkapan nelayan terdiri dari berbagai jenis ikan, dimana kerapu menjadi target utama tangkapan harian dan tongkol merupakan target utama musiman (Agustus – September).
Prediksi Suhu Permukaan Laut di Perairan Kota Jayapura Tahun 2021-2025 Menggunakan Model SARIMA Hisyam, Muhammad; Sumardi, Sitti Rosnafi'an; Kainama, Tamara Louraine Jeanette; Haryati, Kristina
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 8 No 1 (2025): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Edisi Mei 2025
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v8i1.4605

Abstract

Suhu permukaan laut (SPL) merupakan parameter oseanografi penting yang memengaruhi dinamika ekosistem laut dan iklim global, terutama di wilayah tropis. Perubahan SPL dapat berdampak signifikan terhadap curah hujan, distribusi biota laut, dan hasil tangkapan nelayan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memprediksi SPL di Teluk Yos Sudarso, Jayapura, menggunakan model Seasonal Autoregressive Integrated Moving Average (SARIMA). Data yang digunakan merupakan data suhu bulanan dari Januari 2005 hingga Desember 2021 yang diperoleh dari Copernicus Marine Service. Analisis dimulai dengan uji stasioneritas menggunakan Augmented Dickey Fuller (ADF), diikuti dengan identifikasi pola musiman melalui ACF dan PACF. Hasil menunjukkan bahwa data memiliki sifat stasioner musiman dan pola musiman tahunan. Model SARIMA (1,0,1)(1,1,1,12) terpilih sebagai model terbaik untuk memprediksi SPL dengan mempertimbangkan kenaikan suhu laut sebesar 0,16°C per dekade. Hasil prediksi menunjukkan pola musiman yang stabil hingga tahun 2025, dengan nilai galat MAPE sebesar 1,83% yang mengindikasikan tingkat akurasi yang sangat tinggi. Model ini mampu mengidentifikasi pola musiman dengan baik dan dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan untuk pengelolaan sumber daya kelautan yang berkelanjutan.
Keragaman Genetik Ikan Kerapu Epinephelus areolatus di Perairan Selatan Kepala Burung Papua Mayor, Corazon E.M.P.; Toha, Abdul Hamid A.; Renyaan, Alberth W.; Dailami, Muhammad
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 8 No 1 (2025): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Edisi Mei 2025
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v8i1.4612

Abstract

Ikan kerapu Epinephelus areolatus adalah salah satu spesies ikan laut dalam genus Epinephelus yang penting secara ekologi, ekonomi, biologi, dan pangan. Genus ini tergolong tinggi tingkat keanekaragamannya. Meskipun demikian, informasi keragaman genetik spesies E. areolatus di bagian selatan bentang laut kepala burung Papua (Bird’s Head Seascape, BHS) masih terbatas. Tujuan penelitian ini adalah menentukan keragaman genetik ikan kerapu E. areolatus baik secara individu, populasi, dan antar populasi di selatan BHS. Untuk mencapai tujuan ini, peneliti telah mengumpulkan sampel ikan dari Fakfak dan Kaimana pada Agustus 2024. Analisis laboratorium dilakukan pada September 2025 menggunakan penanda genetik Cytochrome c oxidase sub unit 1 (COI) DNA mitokondria. Isolasi genom, amplifikasi gen COI, elektroforesis dan sekuensing fragmen gen COI adalah tahapan dalam analisis laboratorium ini. Hasil sekuensing pada 13 individu memperoleh panjang fragmen 665 panjang basa (pb). Hasil blast dan boldsystem terhadap ke-13 sekuens individu memastikan 12 sampel diantaranya adalah E. areolatus. Total teridientifikasi 35 sisi nukleotida yang berbeda antar individu spesies E. areolatus. Total 6 haplotipe yang teridentifikasi pada penelitian ini dengan keragaman haplotipe (Hd) populasi E. areolatus di Kaimana 0,85714 dan keragaman nukleotida (Pi) 0,0193, sedangkan keragaman haplotipe di perairan Fakfak sebesar 0.8333 dan keragaman nukleotida 0,0272. Jarak genetik rata-rata antar individu adalah 0.000 – 0.053. Ikan kerapu Fakfak dan Kaimana memiliki hubungan yang sangat dekat yang ditunjukkan oleh pohon filogenetik dan jaringan haplotipe. Populasi ikan BHS ini juga mengalami pencampuran genetik dengan spesies yang sama asal perairan Pasifik seperti China, Philipina, Canada, dan lainnya.
Kelayakan Finansial Usaha Penangkapan Teripang Pasir (Holothuria scabra): Analisis R/C Ratio di Desa Linsowu Juni, Irfan; Budiyanto, Budiyanto; Annaastasia, Nurhuda
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 8 No 1 (2025): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Edisi Mei 2025
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v8i1.4633

Abstract

Kegiatan penangkapan teripang merupakan salah satu sumber pendapatan penting bagi masyarakat pesisir, termasuk di Desa Linsowu, kabupaten Buton Utara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rasio pendapatan (revenue ratio) dari kegiatan penangkapan teripang dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi profitabilitas kegiatan ekonomi masyarakat pesisir ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menganalisis rasio pendapatan melalui perbandingan antara total pendapatan dan total biaya penangkapan, dengan data yang dikumpulkan dari wawancara terstruktur dengan responden dan data primer yang didapatkan di lapangan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata rasio pendapatan terhadap biaya selama periode pengamatan. Artinya, secara keseluruhan, untuk setiap Rp1 biaya yang dikeluarkan, rata-rata pendapatan yang diperoleh adalah Rp1,55. Nilai ini menunjukkan bahwa usaha penangkapan teripang yang dilakukan oleh nelayan di Desa Linsowu Kabupaten Buton Utara dapat dikategorikan sebagai layak sebagai sumber penghidupan.
Revitalisasi Kawasan Pesisir Papua Melalui Intelligence Tourism and Aquaculture System (ITAS) Dalam Mendukung Ekonomi Kreatif Masyarakat Lokal Hamonangan, Zefanya Yedija; Nababan, Stefany Septiawati
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 8 No 1 (2025): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Edisi Mei 2025
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v8i1.4664

Abstract

Kawasan pesisir Papua memiliki potensi besar di sektor perikanan dan pariwisata, namun pemanfaatannya masih terkendala oleh masalah aksesibilitas, keterbatasan teknologi, serta kurangnya sinergi antar pemangku kepentingan. Penelitian ini bertujuan merumuskan strategi pengembangan berbasis teknologi melalui platform digital Pigi Papua yang mengintegrasikan sektor perikanan dan pariwisata. Pendekatan yang digunakan bersifat deskriptif-kualitatif dengan data sekunder, serta melibatkan lima alat analisis utama, yaitu 4A, PESTEL, Porter’s Five Forces, stakeholder mapping, dan AIDA. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor penghambat utama terletak pada infrastruktur, regulasi, dan distribusi peran dalam ekosistem pembangunan lokal. Berdasarkan temuan tersebut, dirancang sistem Intelligence Tourism and Aquaculture System (ITAS) sebagai kerangka digital untuk penguatan koordinasi, efisiensi pengelolaan sumber daya, dan optimalisasi promosi sektor pariwisata serta perikanan. Platform Pigi Papua dikembangkan dalam bentuk website dan aplikasi mobile dengan dua fitur utama, yaitu Pigi Traveling untuk layanan wisata dan Pigi Fish untuk perdagangan hasil perikanan dan dukungan nelayan. Evaluasi awal menggunakan pendekatan AIDA menunjukkan potensi peningkatan produktivitas, adopsi teknologi, keterlibatan pengguna, serta kontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan pendapatan. Inovasi ini diharapkan menjadi solusi integratif yang memperkuat sinergi antar sektor, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal yang inklusif dan berkelanjutan, serta mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, khususnya SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dan SDG 14 (Ekosistem Laut).
Potensi Rhodophyta dari Perairan Tropis Indonesia sebagai Antioksidan Alami fatmawati, fatmawati; Larasati, Stefanie Jessica Henny; Aryanti, Chairun Annisa; Amir, Fitriah
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 8 No 1 (2025): ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Edisi Mei 2025
Publisher : Cenderawasih University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31957/acr.v8i1.4686

Abstract

Rumput laut merah (Rhodophyta) termasuk dalam kelompok sumber daya laut yang melimpah di perairan tropis Indonesia dan memiliki potensi yang tinggi sebagai agen antioksidan alami. Beragam kandungan senyawa bioktif seperti fenolik, flavonoid, karotenoid dan alkaloid telah banyak dilaporkan mampu menangkal radikal bebas dan menghambat proses stres oksidatif yang menjadi pemicu berbagai penyakit degeneratif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengulas potensi kandungan senyawa antioksidan yang dimiliki oleh berbagai spesies rumput laut merah yang tumbuh di wilayah pesisir Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode Systematic literature review (SLR) dengan pendekatan kualitatif-deskriptif yang dilakukan secara sistematis untuk mengidentifikasi, menelaah, dan menganalisis hasil-hasil penelitian yang sudah ada yang diperoleh secara daring melalui database ilmiah seperti Scopus, Google Scholar, SpringerLink, dan Science Direct. Hasil studi menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan sangat bervariasi antar spesies dan dipengaruhi oleh metode ekstraksi, jenis pelarut, dan lokasi pengambilan sampel. Gelidium sp. menunjukkan aktivitas antioksidan tertinggi dengan nilai IC50 3,9154 (DPPH) dan 9,1178 ppm (ABTS) yang dikategorikan sangat kuat, diikuti oleh Gracilaria sp. asal Serang Banten dengan nilai IC50 22,15 ppm dan Eucheuma spinosum dengan nilai IC50 42,010 ppm dengan kategori sangat kuat. Halymenia durvillei dan Hypnea sp. menunjukkan potensi antioksidan kategori sedang dengan nilai IC50 secara berturut-turut 101,22 ppm dan 138,42 ppm. Sementara itu,Acanthophora muscoides memiliki aktivitas antioksidan yang sangat lemah dengan nilai IC50 325,47 ppm (ekstrak metanol) dan 351,27 ppm (ekstrak n-heksan). Acanthophora sp., Kappaphycus alvarezii, Eucheuma cottonii dan Gracilaria sp. asal Pantai Santolo Garut juga memiliki aktivitas antioksidan yang tergolong sangat lemah dengan nilai IC50 masing-masing adalah 367,473 ppm, 961,83 ppm, dan 2.521,2 ppm. Temuan ini mengindikasikan bahwa beberapa spesies rumput laut merah berpotensi menjadi sumber antioksidan alami  yang signifikan.

Page 1 of 2 | Total Record : 12