cover
Contact Name
Diah Eka Sari
Contact Email
diaheka@unimed.ac.id
Phone
+6285261529917
Journal Mail Official
ekasarium@yahoo.com
Editorial Address
Jl. Willem Iskandar / Pasar V, Medan, Sumatera Utara – Indonesia Kotak Pos 1589, Kode Pos 20221
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Kode : Jurnal Bahasa
ISSN : 23015411     EISSN : 25797957     DOI : https://doi.org/10.24114/kjb.v9i3.19972
Core Subject : Education,
Jurnal Kode adalah jurnal yang dikelola oleh Prodi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan. Jurnal ini terbit empat kali dalam setahun pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Aspek kajian jurnal ini berisi tentang hasil penelitian dan konseptual dalam bidang pembelajaran, penilaian, linguistik, dan sastra Indonesia. Jurnal ini juga dihadirkan untuk mendukung pengembangan akademika di Jurusan Bahasa dan sastra Indonesia.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 1 (2020): Edisi Januari" : 10 Documents clear
Teknik Penerjemahan Verba Transitif Pada Novel The Scorch Trials Dalam Bahasa Indonesia Lailan Wardani Lailan Wardani; Umar Mono; Nurlela Nurlela
Kode : Jurnal Bahasa Vol 9, No 1 (2020): Edisi Januari
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.798 KB) | DOI: 10.24114/kjb.v9i1.16941

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan verba transitif yang terdapat pada  novel The Scorch Trials beserta terjemahannya dalam Bahasa Indonesia dan mendeskripsikan teknik-teknik penerjemahan yang digunakan dalam penerjemahan novel The Scorch Trials dalam Bahasa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa kalimat verba transitif yang terdapat dalam novel The Scorch Trials dan novel terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Verba transitif menarik untuk diteliti sebab mengalami distorsi makna atau pesan yang disampaikan tidak utuh serta ada makna yang bergeser sesuai dengan penggunaan teknik penerjemahan yang digunakan oleh si penerjemah. Teknik penerjemahan digunakan untuk membantu pembaca dalam memahami isi daripada novel tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah membaca teks keseluruhan, mencatat kalimat verba transitif dan mengklarifikasi teknik penerjemahannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) diperoleh 114 data verba transitif; (2) ditemukan 7 teknik penerjemahan dalam menerjemahkan 114 data verba transitif, di mana penggunaan teknik harfiah mendominasi perolehan terbanyak yaitu (71,7%), dikuti oleh teknik peminjaman (2,6%), teknik modulasi (3,5%), teknik transposisi (2,6%), teknik kreasi diskursif  (6,1%), teknik amplifikasi (12,2%) dan teknik reduksi (1,8%). Persentase hasil penelitian tersebut dapat membantu kita untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan teknik penerjemahan dalam menerjemahkan suatu kalimat. Kata kunci: Terjemahan, teknik penerjemahan, verba transitif. 
ANALISIS MAKNA PANTUN DALAM PROSESI PENYAMBUTAN PENGANTIN LAKI-LAKI PADA UPACARA PERNIKAHAN SUKU ACEH TAMIANG DI KOTA KUALA SIMPANG Siti Rahmah; Trisnawati Hutagalung
Kode : Jurnal Bahasa Vol 9, No 1 (2020): Edisi Januari
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.303 KB) | DOI: 10.24114/kjb.v9i1.18386

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan tradisi lisan berbalas pantun dan makna yang terkandung dalam pantun yang dituturkan pada upacara pernikahan masyarakat Aceh Tamiang di Kota Kuala Simpang. Penelitian ini memberikan informasi dan gambaran tentang situasi tradisi berbalas pantun di Kota Kuala Simpang dan bagaimana pemahaman masyarakat sekitar saat ini tentang tradisi tersebut, serta bagaimana bentuk makna pantun secara leksikal dan kontekstual. Sumber data pada penelitian ini adalah hasil wawancara dengan masyarakat yang bermukim di Kota Kuala Simpang serta video dokumentasi pelaksanaan tradisi berbalas pantun pada upacara pernikahan suku Aceh Tamiang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara yang menggunakan alat bantu media perekam dan video dokumentasi upacara pernikahan Aceh Tamiang. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu, tradisi berbalas pantun masih digunakan oleh sebagian besar masyarakat Aceh Tamiang di Kota Kuala Simpang, namun pemahaman masyarakatnya mulai berkurang. Dari total 21 jumlah pantun, 19 diantaranya memiliki persamaan makna secara leksikal dan kontekstual pada bagian isi pantun, sedangkan 2 pantun lainnya terdapat leksikal yang maknanya tidak bersesuaian dengan makna secara kontekstual, yaitu pantun nomor 14 dan 18. Sedangkan keseluruhan jumlah bagian sampiran pantun tidak dapat dimaknai secara kontekstual, karena hanya sebagai pelengkap penyesuaian sajak untuk bagian isi pantun.  Kata Kunci : Makna, Pantun, Upacara Pernikahan, Aceh Tamiang
KEMAMPUAN MEMBANDINGKAN ISI, STRUKTUR DAN CIRI KEBAHASAAN TEKS NEGOSIASI DENGAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA KELAS X SMKS YWKA MEDAN TAHUN PEMEBELAJARAN 2017/2018 Artika Sari; Khairil Ansari
Kode : Jurnal Bahasa Vol 9, No 1 (2020): Edisi Januari
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.765 KB) | DOI: 10.24114/kjb.v9i1.17052

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan membandingkan isi, struktur dan ciri kebahasaan teks negosiasi dengan teks diskusi oleh siswa kelas X SMKS YWKA Medan. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMKS YWKA Medan berjumlah 149 orang yang terdiri atas 5 kelas. Sampel penelitian diambil dengan cara random sampling yaitu 21% dari populasi sehingga sampel penelitian ini adalah 30 orang siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian  ini adalah metode deskriptif analitik. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah tes essay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam membandingkan isi, struktur, dan ciri kebahasaan teks negosiasi dengan teks diskusi memperoleh persentase tertinggi 66,67% berada dalam kategori cukup. Hal ini dapat dilihat dari  rentang  nilai 86-100 dengan kategori sangat baik diperoleh sebanyak 3 siswa (10%), rentang nilai 76-85 dengan kategori baik diperoleh sebanyak 7 siswa (23,33%), rentang nilai 56-75 dengan kategori cukup diperoleh sebanyak 20 siswa (66,67%), dan untuk rentang nilai 10-55 dalam kategori kurang tidak ada. Dari 30 siswa yang dijadikan sampel hanya 14 siswa yang nilainya mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal dan sebanyak 16 siswa yang tidak mencapai KKM. Siswa dikategorikan tuntas apabila mencapai KKM 75.Kata Kunci: Teks Negosiasi, Teks Diskusi, Isi, Struktur, Ciri Kebahasaan.
Semiotika Meme Jawa pada Akun Instagram Dubbing Jawa Official Pradina Utami Tarigan; Eddy Setia; Tengku Thyrhaya Zein
Kode : Jurnal Bahasa Vol 9, No 1 (2020): Edisi Januari
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1133.054 KB) | DOI: 10.24114/kjb.v9i1.16942

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan tanda pada meme dalam akun Instagram Dubbing Jawa Official. Akun ini menampilkan meme game online (permainan daring) khususnya PUBG dalam bahasa Jawa. Teori Pierce digunakan untuk menganalisis tanda meme yang memfokuskan pada komponen objek. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data terdiri non verbal berupa potongan gambar pada video dan teks verbal yang disampaikan dalam bahasa Jawa. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada konsep Miles, Huberman dan Saldana (2014; 31-33) yaitu model analisis interaktif yang mengklasifikasi analisis data dalam tiga langkah : (i) kondensasi data, yaitu suatu proses memilih, menyederhanakan, mengabstrakan, dan atau mentransformasi data; (ii) penyajian data, yaitu sebuah pengorganisasian, pernyatuan dari informasi yang memungkinkan penyimpulan aksi; dan (iii) Penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan  bahwa ikon, dan indeks sebagai penanda visual dapat menggambarkan dasar pesan yang ingin disambaikan oleh kreator. Selanjutnya simbol berupa perpaduan penanda visual dan verbal untuk menangkap ketiga pesan video meme tersebut. Video meme yang dibuat merupakan kritik sosial terhadap dampak negatif permainan PUBG terhadap hubungan sosial di masyarakat, yaitu hubungan asmara, hubungan dalam berumah tangga, serta hubungan antara orang tua dan anak. Hubungan secara umum jika dikaitkan dengan kebudayaan Jawa permainan tersebut berakibat pengirisan nilai-nilai kesopanan serta aturan dalam membangun sebuah hubungan di masyarakat Jawa. Kata kunci : Ikon, Indeks, simbol, meme, game online
TAHAPAN FANIKA ERA-ERA MBÖWO PADA UPACARA FALÖWA NIAS SELATAN : ANALISIS WACANA KRITIS Dina Mariana; T. Silvana Sinar; T. Thyrhaya Zein
Kode : Jurnal Bahasa Vol 9, No 1 (2020): Edisi Januari
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.296 KB) | DOI: 10.24114/kjb.v9i1.16932

Abstract

Penelitian ini menganalisis salah satu tahapan penting dalam pelaksanaan Falöwa Nias Selatan, yaitu tahapan fanika era-era mböwo. Tahapan ini merupakan rangkaian prosesi adat yang berisikan 4 hal penting, yaitu Ngaỡtỡ (silsilah), Bỡrỡta Mbỡwỡ (mahar), Oroisa Mene-mene (nasehat) dan howu-howu (berkat). Peneliti menggunakan teori Analisis Wacana Kritis sebagai pisau analisis dalam menguraikan upacara Falöwa Nias Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses tahapan penting dalam pelaksanaan Falöwa Nias Selatan, yaitu tahapan fanika era-era mböwo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan perspektif Analisis Wacana Kritis. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa teks  Falöwa  Nias Selatan yang telah ditranskripsikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Pada saat Ngaỡtỡ berlangsung, maka kedua belah pihak yang berkepentingan dalam prosesi adat akan memberitahukan tentang silsilah marga kedua mempelai dengan tujuan agar seluruh peserta dapat mengetahui hubungan kekeluargaan, 2) pada saat Bỡrỡta Mbỡwỡ ada hal unik yang dilakukan yaitu pembahasan tentang mahar  dan jabatan dalam adat, 3) pada tahap Oroisa Mene-mene (nasehat) menunjukkan semua keluh kesah kedua orangtua selama bersama dengan anaknya dan diakhiri dengan pemberian nasehat dan 4) howu-howu (berkat) adalah tahapan akhir yaitu pemberian berkat berupa harapan oleh orangtua mempelai perempuan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan Falöwa Nias Selatan mengandung kekayaan budaya yang harus terus di lestarikan. Kata kunci : Upacara Falöwa  Nias Selatan, Fanika era-era mböwo, Analisis Wacana KritisPenelitian ini menganalisis salah satu tahapan penting dalam pelaksanaan Falöwa Nias Selatan, yaitu tahapan fanika era-era mböwo. Tahapan ini merupakan rangkaian prosesi adat yang berisikan 4 hal penting, yaitu Ngaỡtỡ (silsilah), Bỡrỡta Mbỡwỡ (mahar), Oroisa Mene-mene (nasehat) dan howu-howu (berkat). Peneliti menggunakan teori Analisis Wacana Kritis sebagai pisau analisis dalam menguraikan upacara Falöwa Nias Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses tahapan penting dalam pelaksanaan Falöwa Nias Selatan, yaitu tahapan fanika era-era mböwo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan perspektif Analisis Wacana Kritis. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa teks  Falöwa  Nias Selatan yang telah ditranskripsikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Pada saat Ngaỡtỡ berlangsung, maka kedua belah pihak yang berkepentingan dalam prosesi adat akan memberitahukan tentang silsilah marga kedua mempelai dengan tujuan agar seluruh peserta dapat mengetahui hubungan kekeluargaan, 2) pada saat Bỡrỡta Mbỡwỡ ada hal unik yang dilakukan yaitu pembahasan tentang mahar  dan jabatan dalam adat, 3) pada tahap Oroisa Mene-mene (nasehat) menunjukkan semua keluh kesah kedua orangtua selama bersama dengan anaknya dan diakhiri dengan pemberian nasehat dan 4) howu-howu (berkat) adalah tahapan akhir yaitu pemberian berkat berupa harapan oleh orangtua mempelai perempuan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan Falöwa Nias Selatan mengandung kekayaan budaya yang harus terus di lestarikan. Kata kunci : Upacara Falöwa  Nias Selatan, Fanika era-era mböwo, Analisis Wacana KritisPenelitian ini menganalisis salah satu tahapan penting dalam pelaksanaan Falöwa Nias Selatan, yaitu tahapan fanika era-era mböwo. Tahapan ini merupakan rangkaian prosesi adat yang berisikan 4 hal penting, yaitu Ngaỡtỡ (silsilah), Bỡrỡta Mbỡwỡ (mahar), Oroisa Mene-mene (nasehat) dan howu-howu (berkat). Peneliti menggunakan teori Analisis Wacana Kritis sebagai pisau analisis dalam menguraikan upacara Falöwa Nias Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses tahapan penting dalam pelaksanaan Falöwa Nias Selatan, yaitu tahapan fanika era-era mböwo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan perspektif Analisis Wacana Kritis. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa teks  Falöwa  Nias Selatan yang telah ditranskripsikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Pada saat Ngaỡtỡ berlangsung, maka kedua belah pihak yang berkepentingan dalam prosesi adat akan memberitahukan tentang silsilah marga kedua mempelai dengan tujuan agar seluruh peserta dapat mengetahui hubungan kekeluargaan, 2) pada saat Bỡrỡta Mbỡwỡ ada hal unik yang dilakukan yaitu pembahasan tentang mahar  dan jabatan dalam adat, 3) pada tahap Oroisa Mene-mene (nasehat) menunjukkan semua keluh kesah kedua orangtua selama bersama dengan anaknya dan diakhiri dengan pemberian nasehat dan 4) howu-howu (berkat) adalah tahapan akhir yaitu pemberian berkat berupa harapan oleh orangtua mempelai perempuan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan Falöwa Nias Selatan mengandung kekayaan budaya yang harus terus di lestarikan. Kata kunci : Upacara Falöwa  Nias Selatan, Fanika era-era mböwo, Analisis Wacana KritisPenelitian ini menganalisis salah satu tahapan penting dalam pelaksanaan Falöwa Nias Selatan, yaitu tahapan fanika era-era mböwo. Tahapan ini merupakan rangkaian prosesi adat yang berisikan 4 hal penting, yaitu Ngaỡtỡ (silsilah), Bỡrỡta Mbỡwỡ (mahar), Oroisa Mene-mene (nasehat) dan howu-howu (berkat). Peneliti menggunakan teori Analisis Wacana Kritis sebagai pisau analisis dalam menguraikan upacara Falöwa Nias Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses tahapan penting dalam pelaksanaan Falöwa Nias Selatan, yaitu tahapan fanika era-era mböwo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan perspektif Analisis Wacana Kritis. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa teks  Falöwa  Nias Selatan yang telah ditranskripsikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Pada saat Ngaỡtỡ berlangsung, maka kedua belah pihak yang berkepentingan dalam prosesi adat akan memberitahukan tentang silsilah marga kedua mempelai dengan tujuan agar seluruh peserta dapat mengetahui hubungan kekeluargaan, 2) pada saat Bỡrỡta Mbỡwỡ ada hal unik yang dilakukan yaitu pembahasan tentang mahar  dan jabatan dalam adat, 3) pada tahap Oroisa Mene-mene (nasehat) menunjukkan semua keluh kesah kedua orangtua selama bersama dengan anaknya dan diakhiri dengan pemberian nasehat dan 4) howu-howu (berkat) adalah tahapan akhir yaitu pemberian berkat berupa harapan oleh orangtua mempelai perempuan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan Falöwa Nias Selatan mengandung kekayaan budaya yang harus terus di lestarikan. Kata kunci : Upacara Falöwa  Nias Selatan, Fanika era-era mböwo, Analisis Wacana KritisPenelitian ini menganalisis salah satu tahapan penting dalam pelaksanaan Falöwa Nias Selatan, yaitu tahapan fanika era-era mböwo. Tahapan ini merupakan rangkaian prosesi adat yang berisikan 4 hal penting, yaitu Ngaỡtỡ (silsilah), Bỡrỡta Mbỡwỡ (mahar), Oroisa Mene-mene (nasehat) dan howu-howu (berkat). Peneliti menggunakan teori Analisis Wacana Kritis sebagai pisau analisis dalam menguraikan upacara Falöwa Nias Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses tahapan penting dalam pelaksanaan Falöwa Nias Selatan, yaitu tahapan fanika era-era mböwo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan perspektif Analisis Wacana Kritis. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa teks  Falöwa  Nias Selatan yang telah ditranskripsikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Pada saat Ngaỡtỡ berlangsung, maka kedua belah pihak yang berkepentingan dalam prosesi adat akan memberitahukan tentang silsilah marga kedua mempelai dengan tujuan agar seluruh peserta dapat mengetahui hubungan kekeluargaan, 2) pada saat Bỡrỡta Mbỡwỡ ada hal unik yang dilakukan yaitu pembahasan tentang mahar  dan jabatan dalam adat, 3) pada tahap Oroisa Mene-mene (nasehat) menunjukkan semua keluh kesah kedua orangtua selama bersama dengan anaknya dan diakhiri dengan pemberian nasehat dan 4) howu-howu (berkat) adalah tahapan akhir yaitu pemberian berkat berupa harapan oleh orangtua mempelai perempuan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan Falöwa Nias Selatan mengandung kekayaan budaya yang harus terus di lestarikan. Kata kunci : Upacara Falöwa  Nias Selatan, Fanika era-era mböwo, Analisis Wacana Kritis
VERBA GERAKAN BAHASA MELAYU ASAHAN Ratu Verawaty; Mulyadi Mulyadi; Nurlela Nurlela
Kode : Jurnal Bahasa Vol 9, No 1 (2020): Edisi Januari
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (998.312 KB) | DOI: 10.24114/kjb.v9i1.16943

Abstract

Penelitian ini membahas tentang verba gerakan  dalam bahasa Melayu Asahan. Kajian ini menyangkut masalah pokok yaitu kategorisasi  verba  gerakan dalam bahasa Melayu Asahan. Kategorisasi verba gerakan dianalisis dengan teori Metabahasa Semantik Alami (MSA). Pengategorisasian verba gerakan perlu dilakukan agar tidak terjadi pemaknaan verba yang tumpang tindih sehingga menimbulkan kebingungan para pemakai bahasa dan penelitian ini belum pernah ada sebelumnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data digunakan dengan metode simak  dan metode cakap. Analisis data menggunakan metode padan dan metode agih. Penyajian hasil data penelitian disajikan dengan metode  formal dan informal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa verba gerakan terbagi menjadi dua kategori, yaitu׃ verba gerakan pasientif (VGP) dan verba gerakan agentif (VGA). VGP disubkategorikan berdasarkan dua komponen׃ (1)‘seseorang/sesuatu bergerak di tempat ini’ dan (2)‘seseorang/sesuatu bergerak dari tempat ini’. Selanjutnya, VGA disubkategorikan  berdasarkan sebelas komponen׃ (1)‘seseorang bergerak ke suatu tempat’, (2)‘seseorang bergerak dari suatu tempat’ (3)‘seseorang/sesuatubergerak di atas Y’, (4)’seseorang/sesuatu bergerak ke atas’, (5)’seseorang/sesuatu bergerak ke dalam Y’, (6)’seseorang bergerak ke bawah’, (7)’seseorang bergerak turun naik’, (8)’seseorang bergerak ke samping’, (9)’seseorang bergerak ke depan’, (10)’seseorang bergerak ke belakang’, dan (11)’seseorang/sesuatu bergerak ke semua arah’. Hasil penelitian ini penting agar dapat dideskripsikan kategorisasi verba gerakan bahasa Melayu Asahan dan dapat member masukan kepada leksikograf atau peneliti lain tentang kategorisasi verba gerakan. Kata kunci: verba gerakan pasientif, verba gerakan agentif, kategorisasi
PERILAKU BENTUK NIRVERBAL GURU DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 1 KUTALIMBARU KABUPATEN DELISERDANG : KAJIAN MULTIMODAL. Elsa Prangin-angin; Tengku Silvana Sinar; Tengku Thyrhaya Zein
Kode : Jurnal Bahasa Vol 9, No 1 (2020): Edisi Januari
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.262 KB) | DOI: 10.24114/kjb.v9i1.16933

Abstract

Penelitian ini membahas tentang perilaku bentuk nirverbal guru dalam kegiatan pembelajaran. Lokasi penelitian ini di SMA Negeri 1 Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang. Teori yang digunakan adalah Multimodal oleh Kress dan Leeuwen. Objek penelitian ini adalah guru  yang mengampu mata pelajaran Kimia. Dalam pengumpulan data digunakan data nirverbal berupa gambar, dibantu dengan teknik rekam, dengan metode simak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku bentuk nirverbal yang digunakan guru di SMA N 1 Kutalimbaru ada tiga, yaitu  bentuk fasial, postural, gestural. Berdasarkan data yang telah dianalisis, diketahui bahwa perilaku bentuk nirverbal yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran di SMA N 1 Kutalimbaru Kabupaten Deliserdang adalah bentuk fasial, gestural dan postural dan diketahui bahwa penggunaan komunikasi nirverbal sangat rendah dibandingkan penggunaan komunikasi verbal, yang disebabkan oleh kurangnya penguasaan materi bahan ajar oleh guru, sehingga kegiatan pembelajaran berkesan kaku, dan membosankan. Katakunci : multimodal, gestur, guru, pembelajaranPenelitian ini membahas tentang perilaku bentuk nirverbal guru dalam kegiatan pembelajaran. Lokasi penelitian ini di SMA Negeri 1 Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang. Teori yang digunakan adalah Multimodal oleh Kress dan Leeuwen. Objek penelitian ini adalah guru  yang mengampu mata pelajaran Kimia. Dalam pengumpulan data digunakan data nirverbal berupa gambar, dibantu dengan teknik rekam, dengan metode simak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku bentuk nirverbal yang digunakan guru di SMA N 1 Kutalimbaru ada tiga, yaitu  bentuk fasial, postural, gestural. Berdasarkan data yang telah dianalisis, diketahui bahwa perilaku bentuk nirverbal yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran di SMA N 1 Kutalimbaru Kabupaten Deliserdang adalah bentuk fasial, gestural dan postural dan diketahui bahwa penggunaan komunikasi nirverbal sangat rendah dibandingkan penggunaan komunikasi verbal, yang disebabkan oleh kurangnya penguasaan materi bahan ajar oleh guru, sehingga kegiatan pembelajaran berkesan kaku, dan membosankan. Katakunci : multimodal, gestur, guru, pembelajaran
KETIDAKSEPADANAN MAKNA FRASA NOMINA PADA FILM MIRACLES FROM HEAVEN DALAM BAHASA INDONESIA Survey Sijabat; Roswita Silalahi; Rudy Sofyan
Kode : Jurnal Bahasa Vol 9, No 1 (2020): Edisi Januari
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.176 KB) | DOI: 10.24114/kjb.v9i1.16947

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji (1) jenis ketidaksepadanan makna frasa nomina pada film Miracles from Heaven dan terjemahannya. (2) strategi yang digunakan untuk memperbaiki ketidaksepadanan tersebut. Metode riset yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Data diambil dari film Miracles from Heaven dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada konsep Miles, Huberman dan Saldana (2014: 31-33). Berdasarkan data analisis temuan penelitian sebagai berikut : Pertama, tujuh jenis ketidaksepadanan makna frasa nomina BSu ke BSa. (1) penggunaan bahasa serapan dari BSu (55%), (2) konsep kebudayaan yang spesifik (18%), (3) BSu secara leksikal tidak ditemukan di BSa (11%), (4) perbedaan makna kata BSu dan BSa (7%), (5) perbedaan perspektif baik pribadi maupun interpersonal (3%), (6) perbedaan makna ekspresif (3%), dan (7) perbedaan bentuk struktur kata (3%). Kedua, empat strategi terjemahan yang disarankan untuk memperbaiki ketidaksepadanan makna tersebut. (1) menerjemahkan dengan menggunakan kata-kata yang lebih umum (55%), (2) menerjemahkan dengan cara memparafrase dengan menggunakan kata terkait (28%),  (3) menerjemahkan dengan menyesuaikan budaya di BSa (14%), dan (4) menerjemahkan dengan menggunakan kata-kata netral (3%). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan bahasa serapan dari BSu adalah jenis ketidaksepadanan yang paling sering digunakan. Bahasa serapan pada BSu kebanyakan adalah istilah di bidang makanan, kedokteran dan kesehatan yang membuat penerjemah kesulitan mencari padanan di BSa. Kata kunci : frasa nomina, ketidaksepadanan, strategi terjemahan
AFIKS DERIVASI DAN AFIKS INFLEKSI PADANOMINA BAHASA ARAB DALAM BUKU AL-ARABIYAH BAINA YADAIK Fitri Hidayati Hasibuan; Khairina Nasution; Rahimah Rahimah
Kode : Jurnal Bahasa Vol 9, No 1 (2020): Edisi Januari
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.93 KB) | DOI: 10.24114/kjb.v9i1.16938

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Afiks derivasi dan afiks infleksi yang digunakan sebagai pembentuk nomina  bahasa Arab serta menganalisis fungsi dan makna afiks derivasi dan afiks infleksi pada nomina bahasa Arab. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Data penelitian ini berupa kata bahasa Arab yang diambil dari buku al-arabiyah baina yadaik. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dengan teknik catat, kemudian data dianalisis menggunakan metode agih dengan teknik dasar berupa teknik bagi unsur langsung dan teknik lanjutan berupa teknik oposisi dan teknik lesap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam buku buku al-arabiyah baina yadaik, terdapat afiks derivasi pembentuk nomina berjumlah sembilan, yaitu: prefiks (as-Sâbiq), diantaranya: /mu-/, /ma-/ dan /a-/. Infiks (dâkhilah), diantaranya: /-â-/,  /-ĩ-/ dan /-ū-/. Konfiks (as-sâbiq wa al-lâhiq), diantaranya: /mi-â/, /ma-ū/ dan /mi-tun/. Afiks–afiks ini membentuk makna gramatikal ‘nomina pelaku (ism fâ‟il)’; ‘nomina verba (isim maṣdar)’; ‘nomina penderita (ism maf’ûl)’; ‘nomina instrumental (isim alat)’, ‘nomina temporer (isim zaman)’; ‘nomina qualiti (syifatu al-musyabbahah bi al-ismi fâil)’ dan ‘nomina loci (isim makan)’ serta berfungsi membentuk nomina deverba. Afiks infleksi pembentuk nomina berjumlah sepuluh, yaitu: sufiks (al-Lâhiq), diantaranya: /-âni/, /aini/, /-ūna/, /-ĩna/, /-âtun/, /-ĩ/, /-tun/, /-ka/, /-hu/ dan /-him/. Afiks-afiks ini memiliki makna gramatikal yaitu: nomina dual, nomina plural maskulin, nomina plural feminim dan nomina gender.Kata kunci: afiks derivasi dan infleksi, fungsi dan makna, nomina bahasa Arab.
Terjemahan Modalitas dan Tingkat Keberterimaan Teks Pidato Presiden Jokowi Dalam Bahasa Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Sutar Oktaviana Tampubolon; Syahron Lubis; Umar Mono
Kode : Jurnal Bahasa Vol 9, No 1 (2020): Edisi Januari
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.277 KB) | DOI: 10.24114/kjb.v9i1.16950

Abstract

Penelitian  ini bertujuan untuk (1) menganalisis terjemahan modalitas yang terdapat pada teks pidato presiden Jokowi dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data penelitian ini adalah modal yang terdapat didalam teks pidato. Sumber data penelitian ini adalah teks pidato presiden Jokowi yang ditulis dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia (BSu) dan bahasa Inggris (BSa). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada konsep Miles, Hubermandan Saldana yaitu model analisis interaktif yang mengklasifikasi analisis data dalam tiga langkah: (i) kondensasi data, yaitu suatu proses memilih, menyederhanakan, mengabstrakkan dan mentransformasikan data ; (ii) penyajian data, yaitu sebuah pengorganisasian, penyatuan dari informasi yang memungkinkan penyimpulan dan aksi; (iii) penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) dalam terjemahan teks pidato presiden Jokowi, modal dalam BSu dipadankan maknanya dengan 10 kata dalam BSa, yaitu harus (keharusan) , tidak boleh (larangan), dapat, boleh, dibenarkan (izin), mungkin, dapat (kemungkinan) , dianggap (anggapan) , akan (keinginan) , hendaknya, seharusnya (harapan) dan dapat (kemampuan) Kata Kunci : terjemahan,  modal, modalitas

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2020 2020


Filter By Issues
All Issue Vol. 14 No. 3 (2025): Kode: Edisi September 2025 Vol. 14 No. 2 (2025): Kode: Edisi Juni 2025 Vol. 14 No. 1 (2025): Kode: Edisi Maret 2025 Vol. 13 No. 4 (2024): Kode: Edisi Desember 2024 Vol. 13 No. 3 (2024): Kode: Edisi September 2024 Vol 13, No 3 (2024): Kode: Edisi September 2024 Vol 13, No 2 (2024): Kode: Edisi Juni 2024 Vol. 13 No. 2 (2024): Kode: Edisi Juni 2024 Vol 13, No 1 (2024): Kode: Edisi Maret 2024 Vol. 13 No. 1 (2024): Kode: Edisi Maret 2024 Vol 12, No 4 (2023): Kode: Edisi Desember 2023 Vol 12, No 3 (2023): Kode: Edisi September 2023 Vol 12, No 2 (2023): Kode: Edisi Juni 2023 Vol 12, No 1 (2023): Kode: Edisi Maret 2023 Vol 11, No 4 (2022): Kode: Edisi Desember 2022 Vol 11, No 3 (2022): Kode: Edisi September 2022 Vol 11, No 2 (2022): Kode: Edisi Juni 2022 Vol 11, No 1 (2022): Kode: Edisi Maret 2022 Vol 10, No 4 (2021): Kode: Edisi Desember 2021 Vol 10, No 3 (2021): Kode: Edisi September 2021 Vol 10, No 2 (2021): Kode: Edisi Juni 2021 Vol 10, No 1 (2021): Kode: Edisi Maret 2021 Vol 9, No 4 (2020): KODE Vol 9, No 3 (2020): KODE Vol 9, No 2 (2020): KODE Vol 9, No 1 (2020): Edisi Januari Vol 8, No 4 (2019): KODE Vol 8, No 3 (2019): KODE Vol 8, No 2 (2019): KODE Vol 8, No 1 (2019): KODE Vol 7, No 4 (2018): KODE Vol 7, No 3 (2018): KODE Vol 7, No 2 (2018): KODE Vol 7, No 1 (2018): KODE Vol 6, No 3 (2017): KODE Vol 6, No 1 (2017): KODE Vol 5, No 3 (2016): KODE Vol 6, No 4 (2017): KODE Vol 6, No 2 (2017): KODE Vol 5, No 2 (2016): KODE Vol 5, No 1 (2016): KODE Vol 4, No 4 (2015): KODE Vol 4, No 3 (2015): KODE Vol 4, No 2 (2015): KODE Vol 4, No 1 (2015): kode Vol 3, No 4 (2014): KODE Vol 3, No 3 (2014): KODE Vol 3, No 2 (2014): KODE Vol 3, No 1 (2014): KODE Vol 2, No 4 (2013): KODE Vol 2, No 3 (2013): KODE Vol 2, No 2 (2013): KODE Vol 2, No 1 (2013): KODE Vol 1, No 3 (2012): KODE Vol 1, No 2 (2012): KODE Vol 1, No 1 (2012): KODE More Issue