cover
Contact Name
HENNY SYAPITRI
Contact Email
heny_syahfitri86@yahoo.com
Phone
+6285359022627
Journal Mail Official
ojs.usmindonesia19@gmail.com
Editorial Address
http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/2/Editorial-Team
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Farmanesia
ISSN : """"     EISSN : 25282484     DOI : https://doi.org/10.51544/jf.v8i2
Core Subject : Health,
Jurnal Farmanesia dengan E-ISSN: 2528-2484 merupakan jurnal resmi yang diterbitkan oleh Program Studi S1 Farmasi Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia, yang artikelnya dapat diakses dan diunduh secara online oleh publik (open access journal). Jurnal ini merupakan jurnal peer-review yang diterbitkan dua kali setahun dengan topik keunggulan hasil penelitian di bidang pelayanan dan praktik kefarmasian, teknologi farmasi, dan disiplin ilmu kesehatan yang berkaitan erat. Jurnal ini menerima teks bahasa Indonesia. Berikut ini adalah area penelitian yang menjadi fokus jurnal ini: 1. Farmakologi 2. Farmasetika 3. Biologi Farmasi 4. Kimia Farmasi 5. Farmakognosi 6. Fitokimia
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Farmanesia" : 15 Documents clear
PEMERIKSAAN SENYAWA ALKALOID PADA BEBERAPA TANAMAN FAMILIA SOLANACEAE SERTA IDENTIFIKASINYA DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT) Maniur Arianto Siahaan; Reinhard Hiskia Sianipar
Jurnal Farmanesia Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (34.301 KB)

Abstract

Alkaloid merupakan senyawa organik yang paling banyak ditemukan, karena sebagian besar zat alkaloida berasal dari tanaman. Pada umumnya alkaloida memiliki satu buah atom nitrogen atau lebih dengan sifat basa sehingga disebut alkaloid. Alkaloid berfungsi untuk pelindung tanaman dari penyakit, serangan hama, sebagai pengatur perkembangan, dan sebagai basa mineral untuk mengatur keseimbangan ion pada bagian-bagian tanaman, alkaloida yang ditemukan dan dihasilkan oleh tanaman termasuk dalam bagian kelompok metabolit sekunder. Bahan tumbuhan digunakan dalam penelitian ini adalah daun kecubung, daun terung dan daun rimbang. Hasil skrining fitokimia dari Golongan senyawa kimia dari serbuk simplisia daun kecubung (Datura stramonium) adalah golongan Alkaloid, Flavonoid, Saponin, Tanin, dan Triterpenoid/Steroid. Golongan senyawa kimia dari serbuk simplisia daun terung (Solanum melongena L) adalah golongan Flavonoid, Tanin, dan Triterpenoid/Steroid. Golongan senyawa kimia dari hasil serbuk simplisia dari daun rimbang (Solanum torvum Swartz) adalah golongan Flavonoid dan Tanin. Hasil analisa atau identifikasi Kromatografi Lapis Tipis dari . Golongan Alkaloid dari ekstrak etanol daun kecubung (Datura stramonium) memiliki nilai Rf sebelum sinar yaitu Rf1 ; 0,37, Rf2 ; 0,78, Rf3 ; 0,91 ditandai adanya warna kuning dan nilai Rf setelah sinar ultraviolet yaitu Rf1 ; 0,37, Rf2 ; 0,78, Rf3 ; 0,91 berwarna kuning cerah dan nilai Rf dari pereaksi Dragendorff adalah 0, 97 ditandai adanya warna kuning hingga kuning kecoklatan.Golongan Alkaloid dari ekstrak etanol daun terung ( Solanum melongena L) memiliki nilai Rf sebelum sinar yaitu Rf1;0,26, Rf2; 0,47 ditandai adanya warna kuning dan nilai Rf setelah sinar ultraviolet yaitu Rf1; 0,26, Rf2; 0,47 berwarna kuning cerah dan nilai Rf dari pereaksi Dragendorff adalah negatif .Golongan Alkaloid dari ekstrak etanol daun rimbang (Solanum torvum Swartz) memiliki nilai Rf sebelum sinar yaitu Rf1 ;0,06, Rf2 ;0,8, Rf3 ;0,97 ditandai adanya warna kuning dan nilai Rf setelah sinar ultraviolet yait Rf1 ; 0,06, Rf2 ; 0,8, Rf3 ; 0,97 Rf berwarna kuning kecoklatan dan nilai Rf dari pereaksi Dragendorff adalah negatif.
FORMULASI KRIM ANTI – AGING DARI BUAH MANGGA MANALAGI Denny Satria; Maniur A Siahaan
Jurnal Farmanesia Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.338 KB)

Abstract

Latar belakang : Proses penuaan dini ditandai dengan adanya garis – garis kerutan dipermukaan kulit, baik kulit wajah ataupun kulit dibagian tubuh lainnya. Proses penuaan lebih cepat terjadi apabila tubuh tidak cukup mendapatkan asupan nutrisi dan vitamin. Kandungan nutrisi dan vitamin dapat diperoleh dari konsentrat sari buah mangga manalagi yang mengandung beta karoten, kalium, dan vitamin C. Dimana beta karoten tergolong sebagai antioksidan yang dapat memberikan perlindungan terhadap kulit, karena dapat menangkal radikal bebas. Tujuan : Untuk memformulasikan konsentrat sari buah mangga import sebagai krim anti - aging dan untuk mengetahui formulasi krim anti - aging dari konsentrat sari buah mangga manalagi memiliki efek anti-aging atau tidak. Metode : Sediaan krim yang dibuat adalah tipe m/a, konsentrat sari buah mangga manalagi yang digunakan sebagai bahan krim yaitu : 5%, 7,5%, 10%, 12%. Pengujian yang dilakukan adalah uji homogenitas, penentuan tipe emulsi, pH, pengamatan stabilitas selama 12 minggu pada penyimpanan suhu kamar, uji iritasi terhadap kulit. Uji kemampuan sediaan untuk memberikan efek anti aging pada punggung tangan yang telah ditandai menggunakan 5 kelompok uji yang masing masing terdiri dari 3 orang sukarelawan dengan pemberian sediaan krim pada konsentrat sari buah mangga manalagi yang berbeda, dan 1 kelompok uji dengan pemberian blanko. Pengujian dilakukan selama 1 bulan. Hasil : Semua sediaan krim anti aging yang dihasilkan homogen dan menunjukkan tipe m/a. Uji pH pada saat krim dibuat adalah : 5,89 – 6,99 dan setelah penyimpanan selama 12 minggu adalah : 5,63 -6,93. Semua sediaan stabil selama penyimpanan 12 minggu, serta tidak mengiritasi kulit. Hasil pengujian dari sediaan krim anti aging pada punggung tangan dari keadaan dehidrasi menjadi normal (kadar air), mengubah pori pori besar menjadi kecil (pore), dan mengubah kulit yang keriput menjadi tidak berkeriput (wrinkle). Sediaan krim anti aging telah menunjukkan peningkatan efek kulit yang signifikan setelah 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu. Kesimpulan : Konsentrat sari buah mangga manalagi dapat diformulasikan menjadi sediaan krim m/a yang mampu memberikan efek anti aging pada punggung tangan. Formula 4 (F4) dengan konsentrat sari buah mangga import 12% adalahyang paling baik dapat memberikan efek pada kulit punggung tangan.
ANALISIS KANDUNGAN VITAMIN C PADA BUAH STROBERI (Fragaria x ananassa Duschesne) SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET (UV) Denny Satria; Rida Evalina Tarigan
Jurnal Farmanesia Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.107 KB)

Abstract

Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang terbuat dari turunan heksosa yang larut dalam air dan mudah teroksidasi. Vitamin C juga merupakan salah satu vitamin yang diperlukan oleh tubuh yang berfungsi untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh. Untuk melengkapi kebutuhan akan vitamin C, sebagai salah satu sumber vitamin C adalah buah stroberi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar vitamin C yang terdapat dalam buah stroberi (Fragaria x ananassa Duschesne) yang diperoleh dari pasar tradisional dan pasar modern. Sampel yang digunakan adalah buah stroberi yang diperoleh dari pasar tradisional dan pasar pasar modern di Kota Medan. Analisis kandungan vitamin C dilakukan dengan metode spektrofotometri ultraviolet. Hasil penenelitian menunjukkan bahwa kandungan vitamin C pada sampel buah Stroberi pasar modern Berastagi Supermarket sebesar 54,92 mg/100g, Palangkaraya Supermarket sebesar 53,62 mg/100g, dan Transmart Supermarket sebesar 54,68 mg/100g. Dari pasar tradisional, Pasar Rame sebesar 28,07 mg/100g, Pusat Pasar sebesar 30,28 mg/100g,dan Pasar Induk sebesar 28,05 mg/100g.Kesimpulan penelitian ini menyatakan bahwa kandungan vitamin C dalam buah stroberi yang diperoleh dari pasar modern lebih tinggi dibandingkan dengan pasar tradisional
Penggunaan Daun Kelor (Moringao oleifera) Sebagai Sediaan Hair Tonic Siti Nurbaya; Yossy C. E. Silalahi
Jurnal Farmanesia Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.417 KB)

Abstract

Hair tonic merupakan sediaan kosmetik berbentuk cair yang merupakan campuran bahan kimia atau bahan lainnya. Daun kelor (Moringa oleifera) mengandung asam amino dipergunakan untuk memacu pertumbuhan rambut. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan rambut kelinci dan stabilitas fisik sediaan hair tonic ekstrak daun kelor. Ekstrak daun kelor di ekstraksi dengan menggunakan metode maserasi yaitu menggunakan pelarut etanol 96% dan menggunakan alat rotary evaporator kemudian dipekatkan dengan penagas uap. Selanjutnya ekstrak dibuat menjadi sediaan hair tonic dengan konsentrasi 2%,4%,6%. Kemudian dilakukan pengamatan stabilitas sediaan hair tonic dengan penyimpanan dalam suhu kamar selama 8 minggu dan uji iritasi diamati selama 24 jam dan 48 jam, Uji Homogenitas ,Uji pH dilakukan 3 x pengukuran Selama 3 minggu. Hasil dari uji stabilitas ekstrak daun kelor tidak mengalami perubahan warna,bau,kejernihan. Hasil pengamatan uji pH bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun kelor maka terlihat adanya pertumbuhan rambut kelinci. Hasil pemeriksaan homogenitas sediaan 1,2,3 homogen. Disimpulkan bahwa dengan konsentrasi 6%. Aktifitas pertumbuhan rambut semakin cepat dan semakin baik
UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL AKAR PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) TERHADAP TIKUS PUTIH JANTAN Yetrie B. C. Simarmata; Dicky Yuswardi Wiratma
Jurnal Farmanesia Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (73.53 KB)

Abstract

Diabetes melitus merupakan sindrom metabolik paling umun di seluruh dunia dengan angka kejadian 1-8%. Penyakit ini muncul ketika insulin tidak cukup di produksi atau insulin tidak dapat berfungsi dengan baik. Diabetes ditandai dengan hiperglikemik (Elevasi Kadar Glukosa Darah) yang menyebabkan berbagai gangguan metabolik jangka pendek dalam metabolisme lemak dan protein dan jangka panjang menyebabkan perubahan aliran kadar yang irreversibel. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi Universitas Sari Mutiara Indoneisa yang bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak etanol akar pegagan terhadap efek penurunan kadar glukosa darah tikus yang diinduksi aloksan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental meliputi penyiapan sampel, (pengumpulan sampel, identifikasi sampel, pengolahan sampel), pemeriksaan karakterisasi simplisia, skrinning fitokimia, pembuatan ekstrak, uji toleransi glukosa dan uji aktivitas antidiabetes. Uji toleransi glukosa dalam ekstrak etanol akar pengagan terhadap tikus putih jantan. Uji aktivitas antidiabetes dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok I (kontrol negatif) diberi Na- CMC 1%, ke­lompok II (kontrol positif) diberi Glibenklamid dosis 0,45% mg/kg bb. Kelompok III, IV dan V diberi ekstrak etanol bawang merah dengan dosis 50,100 dan 200 mg/kg bb. Kadar glukosa darah (KGD) diamati setelah diinduksi aloksan, jika terjadi KGD tikus ≥ 200 mg/dl maka tikus dianggap sudah diabetes. Hasil analisis one way ANOVA uji Tukey HSD menunjukkan pemberian EEBM dosis 50 mg/kg bb memberikan hasil yang lebih baik terhadap penurunan kadar glukosa darah yaitu menurunkan sampai kadar rata-rata 83,6±6,87 mg/dl.
PENGGUNAAN KULIT BATANG JAMBLANG (Syzygiumcumini) DALAM FORMULASI PEWARNA RAMBUT Artha Yuliana Sianipar; Siti Nurbaya; Sisca Mayryanisa
Jurnal Farmanesia Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.89 KB)

Abstract

Hair dye is a cosmetic used in hair makeup to color hair, either to restore the original hair color or change the original hair color to a new color. Jamblang bark contains dyes and produces tannins which are used to dye textiles. The purpose of this study was to determine that Jamblang bark extract could be formulated as a hair dye. Hair dye preparations contain Jamblang bark extract with concentrations of A (2.5%), B (5%), C (7.5%), and D (10%). Observation of color stability was carried out by means of a stability test against 15 washes and exposure in the sun for 5 hours on colored hair, then an irritation test was carried out. This study shows that a formula made with Jamblang bark extract can give hair a brown color. The longer the immersion of gray hair in hair dye preparations, the darker the resulting brown color at a concentration of C (7.5%). The results of stability tests against washing and sunlight showed that there was no change in hair color and did not cause skin irritation. Jamblang bark extract can be formulated as hair dye. The best dye was obtained from Formula C which consisted of 7.5% Jamblang stem bark extract producing a dark brown color.
SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANALGETIK EKSTRAK ETANOL JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc. Var Rubrum) DAN EKSTRAK ETANOL JAHE PUTIH (Zingiber officinale Rosc. Var Officinarum) PADA MENCIT PUTIH JANTAN Siti Nurbaya; Yosy Cinthya Eriwaty Silalahi; Trionaldo Putra
Jurnal Farmanesia Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.231 KB)

Abstract

One of the medicinal plants is ginger. The ginger plant has properties in overcoming pain, but it is not yet known how big the percentage of the strength of the analgesic activity of the ginger plant is. The components consisting of oleoresin are a complete picture of the content of ginger, namely essential oils and fixed oils consisting of gingerol, shagaol, and resin. Mice were divided into eight treatment groups (CMC 0.5%, Acetosal, EEJM (Red Ginger Ethanol Extract) 100, EEJM 200, EEJP (White Ginger Ethanol Extract) 100, EEJP 200, Combination 100, Combination 200). orally. Animals were induced with 3% acetic acid. Pain is characterized by the emergence of stretching which is indicated by the abdomen touching the base of the footing and both pairs of legs being pulled back. Observe stretching at intervals of every 10 minutes for 90 minutes. The characterization of red ginger rhizome simplicia and white ginger rhizome has met the requirements set by the Indonesian Herbal Pharmacopoeia. The results of phytochemical screening showed that simplicia and extracts from red and white ginger rhizome contained alkaloids and triterpenoids/steroids. The results showed that all treatment groups had an analgesic effect, which was not significantly different from the acetosal treatment (P>0.01). The highest analgesic power and effectiveness was seen in the EEJM 200mg/kg BW treatment group.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN INSULIN (Smallanthussonchifolius) TERHADAP BAKTERI Bacillus cereus Kesaktian Manurung; Ahmad Ghazali; Ulfayani Mayasari
Jurnal Farmanesia Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.81 KB)

Abstract

Insulin leaves are known as one of the ingredients of traditional medicine. Insulin leaves contain potential substances such as tannins, alkaloids, flavonoids, saponins, and terpenoids which have antibacterial abilities. This study aims to determine the effectiveness of insulin leaf ethanol extract as an antibacterial. This research is an experimental study that includes the collection and processing of insulin leaf samples, examination of the characteristics of Simplisia, phytochemical screening, testing of the antibacterial diffusion method using a disk paper brace, and using the One Way ANOVA analysis method. The test results showed that the ethanol extract could inhibit bacterial growth at a concentration of 50 - 60% with an average resistor potential of 14.8 - 17.83 mm while Ampicillin as a comparison control averaged 33.62 mm. So that the ethanol extract of insulin leaves was effective in inhibiting the growth of Bacillus cereus bacteria with a minimum resistance concentration of 60 mg/ml. Keywords: Antibacterial, Bacillus cereus, insulin leaf extract
UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES EKSTRAK ETANOL DAUN BANGUN-BANGUN (Plectranthus amboinicus Lour.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN Zuhairiah Zuhairiah; Yosy Cinthya Eriwaty Silalahi; Ariyanti Ariska
Jurnal Farmanesia Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.045 KB)

Abstract

Bangun-Bangun leaves contain phytochemical compounds such as phenolic compounds and flavonoids which have potential as antioxidant activity. This study aims to determine the antidiabetic activity of the ethanolic extract of Bangun-Bangun leaves on reducing blood glucose levels (KGD) of male white rats by using the glucose tolerance test method and the alloxan induction test. The study was conducted by grouping rats where each group consisted of 5 rats, the fasting KGD was measured. Then, a group I was given Na-CMC 1% BW, group II was given glibenclamide 0.45 mg/kg BW, group III was given EEDBB at a dose of 200 mg/kg BW, group IV was given EEDBB at a dose of 250 mg/kg BW and group V was given EEDBB dose of 300 mg/kg BW. In the glucose tolerance test, each group was given a 50% concentration of glucose solution. Furthermore, measurements of KGD were carried out at 30, 60, 90, and 120 minutes. In alloxan induction, 25 test animals weighing ±150-200 g that had been fasted were divided into 5 groups and then KGD was measured. The rats were then induced with a dose of 150 mg/kg BW of alloxan intraperitoneally. Diabetic rats were then given the test preparation orally for 15 consecutive days. Furthermore, glucose levels were measured on the 3rd, 5th, 7th, 9th, 11th, 13th, and 15th days. The results concluded that EEDBB can reduce blood glucose levels of male white rats induced by alloxan.
PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL DARI EKSTRAK ETANOL DAUN ANDALIMAN (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Cut Masyithah Thaib; Siti Nurbaya; Martha Uli Oktavrina Rajagukguk
Jurnal Farmanesia Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.502 KB)

Abstract

Flavonoids are a class of polyphenolic compounds that have an antioxidant effect by donating hydrogen atoms and linking them with metal ions. Most flavonoids are found in plants. One of the plants that contain lots of flavonoids is andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC). The purpose of this study was to determine the compounds contained in the Andaliman leaf and to determine the total flavonoid content of the Andaliman leaf extract. The type of research conducted was descriptive, including identification of plant material, collection of plant material, phytochemical screening, and examination of total flavonoids with visible ultraviolet spectrophotometry. Samples were taken from LobuSiregar village, Siborong-Borong, North Tapanuli. Andaliman leaf extract (Zanthoxylum acanthopodium DC) was obtained by the maceration method using 96% ethanol. Determination of total flavonoid content was carried out by the colorimetric method. The results of phytochemical screening showed the presence of alkaloids, flavonoids, tannins, and steroids. Determination of total flavonoid content calculated as quercetin with the regression equation y= 0.03278 X + 0.04086, and r = 0.99825. The measurement results of the total flavonoid content of the ethanol extract of Andaliman leaves were 39.65 ± 0.08 mg QE/g.

Page 1 of 2 | Total Record : 15