cover
Contact Name
M Taufiq Rahman
Contact Email
jis@uinsgd.ac.id
Phone
+6289655289523
Journal Mail Official
jis@uinsgd.ac.id
Editorial Address
Prodi Magister Studi Agama-Agama Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Jalan Cimencrang, Panyileukan, Gedebage Kota Bandung Indonesia 40292
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Iman dan Spiritualitas
ISSN : -     EISSN : 27754596     DOI : http://dx.doi.org/10.15575/jis
Jurnal Iman dan Spiritualitas (JIS) is an open-access journal and peer-reviewed scientific works both theoretically and practically in the studies of religions and spirituality in various parts of the world.
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2022): Jurnal Iman dan Spiritualitas" : 20 Documents clear
Peran Pers Ormas Islam dalam Penggunaan Bahasa Indonesia pada Masa Pra Kemerdekaan: Kajian atas “Suara Muhammadiyah” Roni Tabroni
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 2, No 2 (2022): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v2i2.18497

Abstract

Pembangunan, yang diawali oleh perjuangan kemerdekaan, merupakan upaya penting yang harus dilihat secara holistik, tidak melulu persoalan ekonomi dan aspek fisik (infrastruktur) semata. Bahkan jika pembangunan itu dilakukan subjeknya adalah manusia, maka yang penting pertama kali dibangun adalah aspek SDM-nya. Dan untuk mengkoneksikan antar manusia yang berada dalam ribuan budaya dengan keragaman bahasa, yaitu membangun jembatan komunikasi yang dapat dimengerti oleh semua yaitu bahasa itu sendiri. Di sinilah letak pentingnya bagaimana media seperti halnya Suara Muhammadiyah, walaupun bernuansa dakwah dan keagamaan (Islam), tetapi juga memiliki spirit kebangsaan dan keindonesiaan yang holistik, dengan membangun jembatan tadi, sekaligus menjadi pelopor bahasa Indonesia untuk media bercorak dakwah tersebut.
Eksistensi dan Pemaknaan Huruf al-Muqatta’ah dalam al-Qur’an: Komparasi antara Tafsir Ulama Kalam dan Ulama Sufi Muhammad Yahya; Badruzzaman M. Yunus
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 2, No 2 (2022): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v2i2.18316

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk membahas eksistensi huruf-huruf muqatta'ah dan penafsirannya oleh para ulama, baik ulama kalam maupun ulama sufi. Kualitatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan studi pustaka. Selain membahas huruf-huruf muqatta'ah dan interpretasinya, penulis juga berusaha menganalisanya dengan pendekatan semiotika. Kesimpulan yang didapatkan adalah para ulama kalam lebih memilih untuk bersikap moderat meskipun mereka juga memberikan pendapat dan komentarnya mengenai huruf-huruf muqatta'ah. Adapun para ulama sufi, terkesan lebih gagah dan percaya diri dalam memaknai huruf-huruf muqatta’ah secara batin dengan pemahaman dan ijtihad yang mereka lakukan. Alhasil,  kedua golongan ulama ini sama-sama menggunakan pendekatan semiotika dalam memberikan makna konotasinya terhadap huruf-huruf muqatta’ah yang notabene tidak memiliki  makna denotasi. Keduanya juga memberikan sumbangsih nilai positif terhada kajian ilmu al-Qur’an dan tafsir.
Tafsir Maudhu’i dan Ramifikasi Permasalahannya Muhammad Rifat Al-Banna; Moch. Ihsan Hilmi
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 2, No 2 (2022): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v2i2.18319

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk lebih mengkarakterisasi interpretasi tafsir maudhu’i. Tafsir maudhu’i merupakan istilah yang masih tergolong baru dalam kajian tafsir al-Qur'an, sehingga ayat-ayat al-Qur'an masih bersifat historis dan normatif serta perlu dimaknai secara lebih mendalam agar hukumnya dapat menarik kebijaksanaan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan jenis penelitiannya adalah penelitian kepustakaan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa metode penafsiran maudhu’i  berupaya menemukan jawaban atas Al-Qur'an dengan mengumpulkan ayat-ayat yang membahas topik/judul tertentu dan mengurutkannya sesuai dengan periode turunnya wahyu. Wahyunya dijelaskan dengan memperhatikan tulisan suci ini, uraiannya, dan hubungannya dengan tulisan suci lainnya. Kelebihan penjelasan maudhu’i adalah menjawab tantangan zaman, praktis, sistematis, dinamis, dan dipahami sepenuhnya. Sedangkan kelemahan penjelasan maudhu’i adalah potongan ayat-ayat Al-Qur'an dari urutannya dan batasi pemahamannya sesuai dengan subjeknya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi kajian Al-Qur'an.
Islam dan Kekerasan dalam Wacana John Esposito Maria Ulfa
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 2, No 2 (2022): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v2i2.18498

Abstract

Menurut Esposito, ancaman global Al Qaeda pasca 9/11 dan ISIS, meningkatnya konflik Sunni-Syiah, dan kekerasan di Timur Tengah dan Pakistan mendominasi berita utama dan menantang pemerintah di kawasan Timur Tengah dan global. Baik ekstremis Muslim maupun beberapa pakar dan pengamat Barat berbicara tentang benturan peradaban atau perang budaya dalam hubungan Muslim-Barat. Baik wacana maupun kekerasan sekali lagi menimbulkan pertanyaan tentang hubungan Islam dengan kekerasan dan terorisme, termasuk apakah Islam adalah agama yang penuh kekerasan. Jawabannya jelas tidak, Islam sangatlah jauh dari kekerasan. Artikel ini menguraikan bagaimana ayat-ayat Al-Quran berbicara tentang perlindungan terhadap sesama, bahkan terhadap musuh-musuh Islam. Selain itu, artikel ini juga menyoroti gagasan radikalisme yang merupakan bagian dari nafsu, dalih semangat agama, namun nyatanya merusak citra Islam itu sendiri. Gerakan ini bukanlah memperjuangkan perintah Tuhan, malah menentang Tuhan dengan menjadikan kalam-Nya sebagai semangat juang. Namun yang sangat disayangkan dan sangat memprihatinkan adalah ketika melihat berbagai fakta yang mempertontonkan kedekatan pemuda dengan budaya kekerasan.
Hakikat Tafsir Menurut Para Mufassir Agus Salim Hasanudin; Eni Zulaiha
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 2, No 2 (2022): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v2i2.18318

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti mengenai tafsir, apakah tafsir itu merupakan proses pengungkapan lafazh Al-Qur’an, atau sebuah produk dari keilmuan seorang mufassir. Metode penelitian ini melalui studi pustaka dengan pendekatan analisi data. Hasil dan pembahasan penelitian ini meliputi sejarah kemunculan definisi hakikat, definisi tafsir secara bahasa dan istilah, juga pembahasan tafsir sebagai proses dan tafsir sebagai produk. Penelitian ini menyimpulkan bahwa hakikat Tafsir sebagai intisari tafsir ialah menjelaskan makna lafazh-lafazh yang ada dalam al-quran, yang mampu menerangkan maksud dan tujuan al-quran sehingga bisa difahami dan diamalkan isinya. Dan intisari tafsir adalah merupakan sebuah proses dari masa ke masa dalam menerapkan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, dan tafsir yang sebenarnya akan senantiasa terbarukan dengan hadirnya disiplin ilmu pengetahuan agar melahirkan karya tafsir yang baik. Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat besar bagi penggemar kajian Al-Qur’an. Penelitian ini hanya menerangkan topik terkait hakikat Tafsir. Lalu, penelitian ini merekomendasikan agar dapat melahirkan pemahaman yang lebih baik tentang hakikat Tafsir melalui kajian komprehensif segenap persepsi ilmuwan yang berkiblat pada literatur tafsir Al-Qur’an secara rinci.
Kajian Historisitas Tafsir Lughowi Muchammad Fariz Maulana Akbar; Muhammad Rijal Maulana
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 2, No 2 (2022): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v2i2.18349

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji dan menjelaskan tentang sejarah kemunculan Tafsir Lughawi, batasan istilah Tafsir Lughawi, dan polemik tafsir Lughawi. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis deskriptif, dan melalui studi pustaka. Hasil dari tulisan ini dapat disimpulkan bahwa bibit tafsir Lughawi sudah ada sejak masa Nabi. Namun proses pembentukannya baru mulai setelah generasi tabi’in. Dalam proses tersebut, Nuruddin membaginya ke dalam tiga periode: pembentukan, penguasaan, dan pembaharuan. Dalam pembentukannya pada era pertengahan, ada berbagai polemik yang menjadi kritik bagi penafsiran dengan berbagai corak penafsiran. Antara lain adalah penafsiran yang cenderung memihak pada golongan tertentu. Polemik ini dianggap dapat menghilangkan esensi dari penafsiran al-Qur’an yang harusnya menjadi rahmat bagi seluruh alam. Puncak dari terbentuknya tafsir Lughawi ini adalah pada periode pembaharuan, yaitu ketika Amin al-Khuli sukses menjadikannya sebagai metode penafsiran yang disebut al-Tafsir al-Adabi li al-Qur’an. Metode tersebut kemudian sering dilakukan oleh cendekiawan muslim dalam menafsirkan al-Qur’an berdasarkan pendekatan Lughawi.
Fratelli Tutti: Brotherhood Without Boundaries Leonardus Samosir; Mochamad Ziaul Haq
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 2, No 2 (2022): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v2i2.17936

Abstract

This article is the result of research on the work of Pope Francis, Fratelli tutti. Le vie della Cristianità. This is a revised version of the 66th Parahyangan Catholic University Oratio Dies Natalies, 17 January 2021 by Father Leonardus Samosir.
Prinsip-prinsip Keadilan Distributif dalam Pemikiran Sayyid Qutb M Taufiq Rahman
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 2, No 2 (2022): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v2i2.17779

Abstract

Kajian ini merupakan kajian literatur atas pemikiran Sayyid Qutb, seorang pemikir Muslim modern, terhadap permasalahan keadilan ekonomi. Menurut Qutb, Islam mendukung kepemilikan pribadi, sebagai keseimbangan yang adil antara ganjaran dan usaha dan untuk alasan-alasan lain, tetapi hak ini berasal dari komunitas dan kemudian dari Tuhan, Yang Maha Memiliki. Islam menentang konsentrasi kekayaan; sebagian kepemilikan harus bersifat publik dan sebagian harus ditransfer untuk si miskin. Kepemilikan itu biasanya didapat dengan kerja tetapi juga boleh sebagai hadiah seperti wasiat, yang dikontrol. Terdapat kebebasan untuk meningkatkan kekayaan, tetapi hanya di dalam batas-batas legal, sedangkan yang bersifat riba itu ditolak dalam Islam. Orang boleh menghabiskan jumlah tertentu yang rasional untuk dirinya tetapi harus menghindari kemewahan. Diskusi Qutb tentang zakat telah membawa pada diskusi tentang al-masalih al-mursalah (keuntungan yang tak terbatas) dan kutipan yang panjang dari buku al-Imam Malik karya Abu Zahra dalam prinsip distribusi ekonomi ini.
Kegiatan Domestik dan Publik Pedagang Perempuan Muslim di Perdesaan Holina Holina; Yeni Huriani
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 2, No 2 (2022): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v2i2.18465

Abstract

Tulisan ini akan memberi penjelasan tentang bagaimana perempuan Muslim menyeimbangkan kehidupan domestik dengan kegiatan publik di Desa Sungai Pinang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang menerangkan keadaan dari informan menurut latar belakangnya masing-masing. Penelitian ini juga dilengkapi dengan teknik wawancara agar dapat mengungkapkan apa yang ada dipikirkan dan dirasakan oleh informan. Perempuan yang memiliki pekerjaan di luar rumah sangat jelas memiliki waktu yang terbatas. Karena keterbatasan waktu itu mengakibatkan frekuensi untuk bertemu dengan sesama anggota keluarga juga jadi terbatas baik bertemu dengan suami ataupun dengan anak-anaknya. Walaupun secara teoritis yang paling penting ialah kualitasnya bukan kuantitasnya, hal ini dapat berakibat terjadinya ketidakharmonisan di dalam keluarga misalnya terjadi pertengkaran, perceraian hingga anak-anaknya pun akan ikut bermasalah. Jika ini terjadi maka yang akan dituduh sebagai sumber dari masalah tersebut oleh masyarakat ialah dikarenakan istri atau ibu memiliki waktu yang terbatas ketika berada di rumah.Yang membuat bangga ialah para perempuan yang berdagang kelontong di desa Sungai Pinang bisa mengatur perannya sehingga bisa bertahan saat menjalankan peran gandanya. Tujuan mereka membuka warung kelontong karena untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Sumbangan penghasilan dari para perempuan memiliki peran dalam keberlangsungan hidup berumah tangga. Kegiatan dari perempuan yang berdagang baik di ranah domestik dan publik telah mendapatkan dukungan yang sangat tinggi dari keluarganya. Kondisi tersebut ditunjang juga dengan hubungan yang harmonis di dalam rumah tangga. Diantara suami istri, diantara ibu dan anak dan diantara ayah dan anak juga terjalin komunikasi yang sangat intensif.
Peredaan Praktek Diskriminasi Berbasis Gender oleh Prinsip-prinsip Keagamaan Muhammad Kasim
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 2, No 2 (2022): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v2i2.18514

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam diskriminasi gender dan bagaimana agama dapat dijadikan peredaan permasalah-permasalahan tersebut. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah analisis deksriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diskriminasi terhadap perempuan masih merupakan praktek sehari-hari. Padahal ia merupakan pelanggaran terhadap hak asasi perempuan, sehingga diperlukan pemberdayaan perempuan agar perempuan dapat memperjuangkan hak-haknya yang dilanggar. Ada tiga poin mengenai konsep kekuasaan yang selalu relevan dengan diskriminasi gender di dunia kerja. Pertama adalah bahwa kewenangan seorang individu dinilai dari posisi dan tanggung jawabnya, baik dari status individu maupun dari manfaat yang diberikan oleh posisi dan tanggung jawab ini kepada mereka. Kedua, mendapatkan keuntungan dari luar penghasilan utama yang berasal dari yang memiliki otoritas. Ketiga, kekuatan ini mungkin menjadi salah satu alasan utama mengapa diskriminasi gender terus berlanjut di dunia kerja. 

Page 2 of 2 | Total Record : 20