cover
Contact Name
JAHIDIN
Contact Email
alrubaiyn@uho.ac.id
Phone
+6281388353548
Journal Mail Official
Jahidin_geofisika@uho.ac.id
Editorial Address
Kantor Jurusan Teknik Geofisika, Gedung GKU Kampus Bumi Tridharma Anduonohu Kendari, 93132
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : 26858657     EISSN : 26858649     DOI : 10.56099
JIIF (Jurnal Ilmu dan Inovasi Fisika) merupakan jurnal ilmiah yang memuat hasil-hasil penelitian yang mencakup kajian teoretik, simulasi dan modeling, eksperimen, rekayasa dan eksplorasi dalam bidang Fisika dan Aplikasinya. Bidang-bidang yang masuk dalam ruang lungkup jurnal ini adalah: Fisika Teori Fisika Komputasi Fisika Instrumentasi Fisika Energi Fisika Material Fisika Medik Geofisika Biofisika Astrofisika Meteorologi (Fisika Atmosfer)
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 02 (2021): Edisi Agustus JRGI (Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia)" : 6 Documents clear
IDENTIFIKASI POTENSI OCEAN THERMAL ENERGY CONVERSION (OTEC) DI PERAIRAN BUTON UTARA Besse Muliana; Pou Anda; Muliddin Muliddin; Irawati Irawati
Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia Vol 3, No 02 (2021): Edisi Agustus JRGI (Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia)
Publisher : Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi potensi Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) di Perairan Buton Utara dan menentukan titik lokasi paling ideal untuk adaptasi pembangkit listrik OTEC yang layak (viable). Potensi OTEC ditentukan dengan menghitung efisiensi Carnot dan daya OTEC menggunakan parameter perbedaan temperatur laut antara di kedalaman 20 m dengan di kedalaman 900 m, sedangkan titik lokasi yang paling ideal untuk instalasi OTEC ditentukan berdasarkan besar potensial daya bersih dan kestrategisan lokasi yang ditinjau dari kemiringan dasar laut.  Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data temperatur laut vertikal dari HYCOM, data batimetri dari BATNAS dan data cuaca dari BMKG Beto Ambari. Hasil penelitian menunjukkan Perairan Buton Utara memiliki potensi OTEC dengan perbedaan temperatur rata-rata 22,57°C serta nilai potensial daya bersih berkisar antara 63,885 MW – 60,014 MW. Titik lokasi yang paling ideal yaitu ST.6 dengan koordinat lokasi 5°2’24”S - 123°2’24”E dengan potential daya bersihnya sebesar 63,649 MW, memiliki kemiringan dasar pantai 15,023% yanfg diklasifikasikan agak curam sehingga jarak dari garis pantai lebih dekat sejauh 7,988 km, sehingga direkomendasikan untuk instalasi jenis pembangkit menggunakan OTEC onshore.Kata kunci: Energi Baru Terbarukan, OTEC, Perairan Buton UtaraAbstract. This research was conducted to identify the potential for Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) in North Buton waters and determine the most ideal location for viable OTEC power generation. The OTEC potential is determined by calculating the Carnot efficiency and OTEC power using the parameters of the difference in sea temperature between a depth of 20 m and a depth of 900 m, while the most ideal location point for OTEC installations is determined based on the potential for net power and a location strategy derived from the slope of the seabed. This study uses secondary data in the form of vertical sea temperature data from HYCOM, bathymetry data from BATNAS and weather data from BMKG Beto Ambari. The results showed that North Buton waters have OTEC potential with an average temperature difference of 22.57°C and a net power potential value ranging from 63,885 MW – 60,014 MW. The most ideal location point is ST.6 with location coordinates 5°2'24”S - 123°2'24”E with a potential net power of 63,649 MW, has a beach base slope of 15.023% which is classified as rather steep so that the distance from the shoreline closer as far as 7,988 km, so it is recommended to install the type of generator using onshore OTEC.Keywords: Renewable Energy, OTEC, Northern Buton Waters
IDENTIFIKASI PERSEBARAN AIR LINDI MENGGUNAKAN METODE VERY LOW FREQUENCY ELECTROMACNETIC (VLF-EM) DI TPA PUUWATU, KOTA KENDARI David Satria; Erzam S. Hasan; Al Rubaiyn; La Ode Ngkoimani
Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia Vol 3, No 02 (2021): Edisi Agustus JRGI (Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia)
Publisher : Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Leachate which is a liquid released from waste due to biological degradation processes. If the leachate flow is allowed to flow to the surface of the soil, it will have negative effects on the surrounding environment. One of the geophysical methods that can be used to detect leachate distribution patterns is the VLF-EM (Very Low Frequency-Electromagnetic) method. The VLF-EM (Very Low Frequency-Electromagnetic) method is a geophysical method that utilizes electromagnetic principles using a low frequency radio wave source of 10-30 kHz. The research location is in TPA Puawatu, Kendari City. The analysis was carried out by looking at the 2D cross section of the flow density gained from the data processing. Qualitative interpretation can be carried out by the method developed by Karous-Hjelt with the producing of a 2-dimensional cross section with current density parameters. The high current density value can be identified as the most conductive anomaly. The direction of leachate distribution in the Puuwatu TPA tends to flow from the north of the TPA to the south of the TPA, which indicates that many swamps in the South of the TPA have been contaminated with leachate.
ANALIASIS SUSEPTIBILITAS MAGNETIK DAN KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA TANAH PERKEBUNAN JAMBU METE DI KECAMATAN PURIALA KABUPATEN KONAWE Rahmalia Surya Ningsih; Pou Anda; Irawati Irawati
Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia Vol 3, No 02 (2021): Edisi Agustus JRGI (Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia)
Publisher : Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai suseptibilitas magnetik dan konsentrasi unsur logam berat pada tanah tanaman jambu mete Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe pada lahan perkebunan jambu mete dan lahan perkebunan selain jambu mete yang terdapat di Desa Sonai. Pengambilan contoh tanah dari lima stasiun yaitu ST1, ST2, ST3, ST4, dan ST5 diambil pada kedalaman 0-20 cm dan jarak antar stasiun 500 m. Pengukuran suseptibilitas magnetik dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Kebumian Universitas Halu Oleo menggunakan MS2B Bartington Susceptibility Meter yang dilengkapi dengan sensor yang bekerja pada dua frekuensi yaitu 470 Hz untuk frekuensi rendah (χLF), dan 4700 Hz untuk frekuensi tinggi. (XHf). Suseptibilitas magnetik yang bergantung pada frekuensi (XfD) ditentukan berdasarkan nilai (χLF) dan (XHf). Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata suseptibilitas magnetik frekuensi rendah (χLF) adalah 12.8 (10-8 m3/Kg), nilai rata-rata frekuensi tinggi (XHf) adalah 253.7 x 10-8 m3/Kg), dan nilai rata-rata frekuensi dependen (χFD) (%) adalah 11.32(%). Hasil analisis menggunakan X-Ray Fluorescence (XRF) komposisi unsur logam berat dalam sampel menunjukkan bahwa konsentrasi logam seperti Chrom (Cr) dan Besi (Fe) dominan dengan konsentrasi 66200-11900 (ppm). Konsentrasi unsur Besi (Fe) yang dibutuhkan tanaman berkisar antara 50-250 ppm. Kata kunci: Jambu Mete, hara mikro, logam berat, Suseptibilitas Magnetik
IDENTIFIKASI ZONA SESAR BERDASARKAN ANALISIS DATA ANOMALI MEDAN MAGNET DI DAERAH LAINEA, KABUPATEN KONAWE SELATAN, SULAWESI TENGGARA Asma Asma; La hamimu; Al Rubaiyn; Suryawan Asvar
Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia Vol 3, No 02 (2021): Edisi Agustus JRGI (Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia)
Publisher : Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilakukan didaerah Lainea, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara yang bertujuan untuk membuat peta pola anomali reduksi ke kutub yang mencirikan keberadaan struktur sesar berdasarkan data geomagnetik. Jumlah data sebanyak  97 titik dengan  jarak 400-100 meter menggunakan PPM tipe GSM-19. Koreksi yang dilakukan berupa koreksi harian, koreksi IGRF, koreksi kelelahan alat selanjutnya dilakukan reduksi ke kutub, kontinuasi ke atas dan filter derivative. Filter derivative yang digunakan yaitu vertical derivative orde satu, vertical derivative orde dua, total horizontal derivative, dan tilt derivative. Pola anomali tinggi-rendah pada peta hasil reduksi ke kutub memilki rentang nilai intensitas magnet -207,7 nT hingga 129,4 nT dengan perbedaan warna yang mencolok  menandakan keterdapatan sesar didaerah penelitian. Dari kombinasi keempat filter derivative yang digunakan, menunjukkan adanya satu sesar yang terkonfirmasi sesuai dengan keempat hasil filter yang berarah baratdaya-timurlaut dan dua sesar yang terkonfirmasi oleh tiga filter yaitu vertical derivative orde satu dan vertical derivative orde dua serta tilt derivative yang berarah baratlaut-tenggara dan utara-selatan.Kata Kunci: Geomagnetik, Anomali Tinggi Rendah, Filter Derivative, Struktur SesarABSTRACTThis research was conducted in Lainea, South Konawe Regency, Southeast Sulawesi with the aim of making a map of the reduction anomaly pattern to the poles which characterizes the presence of fault structures based on geomagnetic data. The amount of data is 97 points with a distance of 400-100 meters using GSM-19 type PPM. Corrections made in the form of diurnal correction, IGRF correction, drift correction, then  reduction to the poles, upward continuation and derivative filter. The derivative filters used are first-order vertical derivatives, second-order vertical derivatives, total horizontal derivatives, and tilt derivatives. The high-low anomaly pattern on the map resulting from the reduction to the poles has a magnetic intensity value range of -207.7 nT to 129.4 nT with a striking color difference indicating the presence of a fault in the study area. From the combination of the four derivative filters used, it shows that there is one confirmed fault according to the four filter results with a southwest-northeast direction and two faults confirmed by three filters, namely the first order vertical derivative and second order vertical derivative and the tilt derivative trending northwest-southeast. and north-south.Keywords: Geomagnetic, High Low Anomaly, Derivative Filter, Fault Structure
ESTIMASI KETEBALAN LAPISAN SEDIMEN KAWASAN PERBUKITAN KECAMATAN WANGI-WANGI KABUPATEN WAKATOBI MENGGUNAKAN METODE HVSR DATA MIKROTREMOR Melani Putri Pratama; La Hamimu; Abdul Manan; Cindy Puspitafuri
Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia Vol 3, No 02 (2021): Edisi Agustus JRGI (Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia)
Publisher : Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lapisan sedimen merupakan lapisan yang dihasilkan oleh proses pelapukan dan pengendapan yang salah satunya disebabkan oleh air. Lapisan sedimen ini mudah terdeformasi. Semakin tebal nilai ketebalan lapisan sedimen maka resiko yang timbulkan akbit gempabumi akan semakin besar pula. Penelitian ini telah dilakukan  di kawasan perbukitan Kecamatan Wangi-wangi Kabupaten Wakatobi  yang bertujuan untuk mengetahui sebaran nilai ketebalan lapisan sedimen menggunakan data mikrotremor dan nilai kecepatan gelombang shear (VS) hingga 30 meter (VS30) dari website data USGS. Data mikrotremor dianalisis menggunakan metode HVSR. Parameter yang diperoleh yaitu frekuensi dominan (f0) dengan kisaran nilai antara antara 0,63-11,35 Hz, dan paramer faktor amplifikasi (A0) dengan kisaran nilai antara 1,49-3,57. Adapun nilai VS30 dari website USGS yang telah diekstrak nilainya berkisar antara 291-552 m/s dan untuk nilai ketebalan lapisan sedimen yang diperoleh berkisar antara 11,65-215,62 meter  dimana untuk ketebalan sedimen tinggi terletak pada TP3 dan TP5 dengan nilai ketebalan 147,64-215,61 meter. Secara kualitatif semakin tebal lapisan sedimen maka resiko kerusakan akibat gempabumi akan semakin tinggi pula. Oleh karena itu daerah dengan resiko besar terletak pada sebagian kecil Tindoi Timur, sebagian kecil Posalu, sebagian kecil Maleko, sebagian kecil Pookambua, sebagian kecil Tindoi dan sebagian besar WaginapoKata kunci: Mikrotremor, HVSR, Ketebalan Lapisan Sedimen, Kecamanatan Wangi-wangi
INVESTIGASI KETERDAPATAN AIR TANAH DI KEBUN KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER Stefanus Indra Fernando Darius; Jamhir Safani; Syamsul Haraty
Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia Vol 3, No 02 (2021): Edisi Agustus JRGI (Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia)
Publisher : Jurnal Rekayasa Geofisika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air tanah dimanfaatkan dalam banyak aspek kehidupan makhluk hidup termasuk sektor perkebunan. Oleh karena itu, telah dilakukan penelitian dalam rangka investigasi keterdapatan air tanah di kebun kelapa sawit di Desa Poanaha, Kecamatan Puriala, Kabupaten Konawe. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode geolistrik konfigurasi wenner-schlumberger yang memiliki keunggulan dalam melakukan mapping resistivitas 2D bawah permukaan secara horizontal. Dalam penelitian ini digunakan dua lintasan. Data yang diperoleh dalam pengukuran ini yakni berupa potensial dan arus listrik. Inversi data resistivitas pada Lintasan 1 menunjukkan nilai resistivitas 15.5 Ωm - 746 Ωm adalah alluvium dan lapisan dengan nilai resistivitas >746 Ωm adalah batupasir. Keterdapatan air tanah pada Lintasan 1 berada pada lapisan alluvium dengan nilai resistivitas 15.5 Ωm – 72.9 Ωm dan dengan ketebalan lapisan ±10 m berada pada posisi lintasan 119 m - 126 m. Sementara pada Lintasan 2 menunjukkan nilai resistivitas 17.3 Ωm - 753 Ωm adalah alluvium dan lapisan dengan nilai resistivitas >753 Ωm adalah batupasir. Keterdapatan air tanah pada Lintasan 2 berada pada lapisan alluvium dengan nilai resistivitas 17.3 Ωm – 78.2 Ωm dan dengan ketebalan lapisan ±17 m berada pada posisi lintasan 78 m - 91 m

Page 1 of 1 | Total Record : 6