cover
Contact Name
Husna Muizzati Shabrina
Contact Email
husna.muizzati@upnyk.ac.id
Phone
+6285795102288
Journal Mail Official
satubumi@upnyk.ac.id
Editorial Address
Jl. Padjajaran (SWK 104) Condongcatur, Sleman, DIY
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATUBUMI
ISSN : -     EISSN : 29864062     DOI : -
Core Subject : Social,
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATUBUMI menerima artikel yang berfokus pada : 1. Pengelolaan lingkungan Migas, Panas Bumi, dan Pertambangan 2. Pengelolaan Limbah 3. Energi Baru dan Terbarukan 4. Pengembangan Wilayah 5. Sistem Manajemen Lingkungan Wilayah 6. Pengelolaan Daur Hidup (LCA) 7. Manajemen Kebencanaan
Articles 23 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2020): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu Bumi) Ke-II" : 23 Documents clear
Evaluasi Kesesuaian Lahan Kawasan Geowisata Tebing Breksi di Dusun Nglengkong, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, D.I. Yogyakarta Anita Ayu Cahyani; Suharwanto Suharwanto; Farida Afriani Astuti
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan SATU BUMI Vol 2, No 1 (2020): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu Bumi) Ke-II
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1469.821 KB) | DOI: 10.31315/psb.v2i1.4443

Abstract

Lahan merupakan sumber daya alam berupa lingkungan fisik yang memiliki banyak fungsi dalam ekosistem. Perubahan fungsi lahan yang tidak sesuai peruntukannya dapat mengganggu geofisik-kimia lahan tersebut. Geowisata Tebing Breksi yang berlokasi di Dusun Nglengkong, Sambirejo, Prambanan, Sleman, D.I. Yogyakarta, telah memperluas lahannya yang semula 4 hektar pada tahun 2015, kini menjadi 10 hektar pada tahun 2020. Hal tersebut merupakan penyesuaian dari berkembangnya Tebing Breksi dengan pengunjung setiap harinya mencapai 10.000 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan dan menentukan arahan pengelolaan lingkungan pada kawasan geowisata Tebing Breksi. Metode yang digunakan adalah metode survey dan pemetaan, metode skoring dan pembobotan, dan analisis SWOT. Hasil menunjukkan bahwa kesesuaian lahan Tebing Breksi memiliki kesesuaian lahan sebagai kawasan geowisata area piknik kelas sesuai (S2) sebesar 88,36% dan kelas sesuai marginal (S3) sebesar 11,63%, dengan faktor pembatas berupa kemiringan lereng, batu, dan batuan. Arahan pengelolaan pada daerah penelitian dilakukan dengan pembuatan jalur geotrek wisata. Kata Kunci: Warisan Geologi; Geowisata; Geotrek; Analisis SWOT; Tebing Breksi 
Pengembangan Rumah Pasca Gempa Bumi 2006 dalam Perspektif Interaksi Simbolik (Studi Kasus di Desa Mlese, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten) Stefanus Subantardja
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan SATU BUMI Vol 2, No 1 (2020): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu Bumi) Ke-II
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.429 KB) | DOI: 10.31315/psb.v2i1.4461

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan rumah pasca gempa bumi 2006 dilihat dari perspektif teori Interaksi Simbolik. Interaksi sosial dan persepsi tentang rumah tahan gempa adalah yang diteliti,. Pengembangan rumah tahan bantuan pasca gempa bumi seharusnya menjadi pembelajaran dalam membangun ketangguhan masyarakat melalui mitigasi struktural. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Data hasil penelitian dianalisis secara kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan rumah bantuan pasca gempa bumi dipengaruhi oleh interaksi sosial dan persepsi tentang rumah tahan gempa. Interaksi sosial dan persepsi masyarakat tentang rumah tahan gempa menentukan bagaimana masyarakat mengembangkan rumah intinya menjadi seperti rumah saat ini.Pengembangan rumah tahan gempa harus menjadi pembelajaran dalam membangun ketangguhan masyarakat melalui mitigasi struktural.Kata Kunci: interaksi simbolik , pengembangan rumah, persepsi, interaksi sosial, mitigasi struktural
Analisis Perubahan Tutupan Lahan Kawasan Pertambangan Batubara Terhadap Pertumbuhan Penduduk dan Ekonomi: Studi Kasus Kota Ombilin dan Sangatta Syarah Dahlia; Annisa Luthfia; Muhammad Sonny Abfertiawan
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan SATU BUMI Vol 2, No 1 (2020): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu Bumi) Ke-II
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1398.169 KB) | DOI: 10.31315/psb.v2i1.4454

Abstract

Pertambangan batubara maupun mineral merupakan industri ekstraktif yang melibatkan kegiatan pemindahan material secara masif. Hal ini berpotensi memberikan dampak terhadap perubahan tutupan lahan dan morfologi kawasan area penambangan maupun sekitar.  Selain aktivitas penambangan, perubahan tutupan lahan tersebut juga  terjadi selaras dengan peningkatan pertumbuhan penduduk dan pembangunan daerah sebagai multiplier effect pertumbuhan ekonomi dari kegiatan penambangan. Pada perspektif keekonomian tentu hal ini harus dapat dipandang positif karena akan memberikan dampak secara langsung terhadap kehidupan masyarakat. Pemahaman terhadap dampak positif maupun negatif sangat penting untuk dipelajari dari sejarah kegiatan penambangan yang pernah atau sedang beroperasi sebagai lesson learn di masa depan. Studi ini dilakukan untuk mempelajari dampak pertumbuhan kawasan dari kegiatan penambangan dengan mengambil Kota Sawahlunto, Sumatera Barat dan Sangatta, Kalimantan Timur sebagai kawasan studi kasus. Analisis spasial dilakukan untuk membandingkan perubahan struktur kawasan, perubahan pertumbuhan ekonomi, pembangunan daerah, dan pertumbuhan penduduk sejak periode awal penambangan hingga pascatambang. Metode analisis spasial tutupan lahan dilakukan dengan menggunakan pendekatan metode klasifikasi terbimbing (metode supervised) untuk memahami perubahan-perubahan sejak periode awal penambangan hingga saat ini. Hasil analisa menunjukkan tingkat perubahan tutupan lahan pada lingkar tambang sebanding dengan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi, baik pada tahapan pertambangan, reklamasi, hingga pascatambang. Namun, selain faktor-faktor tersebut, terdapat faktor lain khususnya terkait pengelolaan lingkungan yang mengakibatkan perbedaaan pertumbuhan ekonomi, pembangunan daerah, dan pertumbuhan penduduk. Makalah ini diharapkan dapat menggambarkan bahwa dampak negatif akibat adanya pertambangan apabila dikelola dengan baik akan membawa dampak yang positif bagi komponen ekonomi, sosial, dan lingkungan. Kata Kunci: metode supervised; pascatambang,  tutupan lahan
Teknik Pengendalian Erosi di Sub-Sub DAS Solo Hulu, Desa Wonoharjo dan Desa Kedungrejo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah Tita Apriani; Suharwanto Suharwanto; Adiya Pandu Wicaksono
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan SATU BUMI Vol 2, No 1 (2020): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu Bumi) Ke-II
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1249.999 KB) | DOI: 10.31315/psb.v2i1.4449

Abstract

Adanya sedimentasi yang terjadi di Waduk Gajah Mungkur membuat kegunaan atau fungsi dari waduk tersebut tidak berjalan optimal. Sedimen di Waduk Gajah Mungkur salah satunya berasal dari sungai yang ada di Sub-Sub DAS Solo Hulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar laju erosi yang diperbolehkan (soil loss tolerance) guna mengetahui metode konservasi apa yang tepat untuk wilayah tersebut agar laju erosi dan sedimentasi dapat diminimalisir. Metode penelitian yang digunakan untuk pendugaan erosi adalah dengan metode tongkat. Metode analisis deskriptif menggunakan data pengukuran lapangan berdasarkan parameter-parameter yang ada pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 47/Permentan/OT.140/10/2006 dan Pedoman penetapan nilai T untuk tanah-tanah di Indonesia metode Thompson (1957). Hasil penelitian, menunjukkan bahwa empat dari lima titik pengamatan erosi memiliki nilai erosi aktual yang jauh diatas nilai erosi yang masih dapat diperbolehkan (lokasi pengamatan 1, 2, 4, dan 5). Erosi aktual di lokasi pengamatan 1 sebesar 104,389 ton/ha/tahun dengan nilai erosi yang dapat diperbolehkan (T) sebesar 15,900 ton/ha/tahun, erosi aktual di lokasi pengamatan 2 sebesar 83,667 ton/ha/tahun dengan nilai  yang dapat diperbolehkan (T) yakni sebesar 20,327 ton/ha/tahun. Erosi aktual di lokasi pengamatan 3 sebesar 21,088 ton/ha/tahun dengan nilai T sebesar 33,580 ton/ha lebih kecil dari erosi yang dapat diperbolehkan. Erosi aktual di lokasi pengamatan 4 sebesar 26,853 ton/ha/tahun dengan nilai erosi yang dapat diperbolehkan (T) sebesar 18,045 ton/ha/tahun. Erosi aktual di lokasi pengamatan 5 sebesar 58,613 ton/ha/tahun dengan nilai erosi yang dapat diperbolehkan (T) sebesar 21,713 ton/ha/tahun. Kata kunci: DAS, erosi yang dapat diperbolehkan, erosi aktual, metode tongkat ukur, sedimentasi
Potensi Tailing Hasil Pencucian Bauksit Sebagai Pengganti Agregat Halus di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat Ponco Sujarmiko
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan SATU BUMI Vol 2, No 1 (2020): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu Bumi) Ke-II
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.109 KB) | DOI: 10.31315/psb.v2i1.4444

Abstract

Penambangan bauksit dilakukan oleh PT.Aneka Tambang dengan metode tambang terbuka. Hasil penambangan berupa Crude Bauxite (CBx) diolah menggunakan unit pencucian bauksit menghasilkan Washed Bauxite (WBx) dan menyisakan tailing yang tersedimentasi di sepanjang saluran dan kolam pengendapan.Tailing bauksit merupakan produk samping yang dikategorikan sebagai material tidak berharga. Berdasarkan uji material sedimentasi pada saluran, ditemukan bahwa tailing memiliki SiO2 dengan ukuran pasir yang umumnya digunakan sebagai agregat halus pada industri konstruksi. Potensi material dianalisa berdasarkan jumlah produksi dan kesesuaian sifat fisiknya dengan Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A dalam SK SNI S-04-1989-F. Hasil penelitian tailing menunjukkan bahwa modulus halus butir sebesar 3,3309 diuji menggunakan metode pengujian tentang analisis saringan (SNI 03-1968-1990), Percobaan warna Abrams Harder (SNI 03-2816-1992) menunjukkan warna lebih muda dari standar no 3. Kandungan lumpur sebesar 1,23% (SNI-03-4142-1996), Specific Gravity (SNI 1970-2008), Berat jenis curah kering (Sd) sebesar 2,490, Besar penyerapan air halus (SNI 1970-2008) sebesar 0,949%. Berdasarkan pemeriksaan berat volume, bobot isi sebesar 1,41 Kg/liter. Tailing hasil pencucian bauksit sesuai dengan Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A(SK SNI S-04-1989-F). Total produk agregat halus yang dihasilkan dengan ukuran (-2+0,075)mm adalah sebesar 31,86% dari total CBx yang diproses sehingga berdasarkan produksi, potensi agregat halus dari tailing bauksit adalah sebesar 977,27 m3 per shift. Kata Kunci: Agregat Halus; Pemanfaatan Tailing; Pertambangan Bauksit 
Penentuan Kualitas Airtanah dengan Metode Diagram Piper Kloosterman di Desa Kulwaru, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta Foundry Giovani; Rr. Dina Asrifah; Johan Danu Prasetya
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan SATU BUMI Vol 2, No 1 (2020): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu Bumi) Ke-II
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1182.177 KB) | DOI: 10.31315/psb.v2i1.4462

Abstract

Keberadaan airtanah di Desa Kulwaru, Kecamatan Wates, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta berhubungan mengenai genesa atau pembentukan airtanah. Sumber airtanah maupun air  bersih berasal dari sumur gali, sumur bor, dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Beberapa sumur pada daerah penelitian bersifat airtanah payau yang merupakan campuran antara air tawar dengan air asin. Tujuan penelitian yaitu menganalisis pengaruh bentuklahan dan penggunaan metode Diagram Piper Kloosterman dalam penentuan genesa airtanah. Metode yang digunakan adalah metode survei dan pemetaan lapangan, metode purposive sampling, dan metode analisis laboratorium. Genesa airtanah menggunakan analisis data bor dan referensi mengenai proses bentuklahan yang memberi pengaruh terhadap pembentukan airtanah. Parameter-parameter kimia airtanah yang merupakan kation dan anion dilakukan plotting pada Diagram Piper Kloosterman. Genesa airtanah di daerah penelitian disebabkan air konat atau air fosil. Air konat atau air fosil disebabkan perubahan iklim purba pada Kala Plistosen yang menyebabkan daerah penelitian yang dulunya merupakan laguna mengering dan meninggalkan kristal-kristal garam dan sedimen marin pada dasar laguna. Hasil plotting Diagram Piper Kloosterman genesa sampel LP 03, LP 12, dan LP 13 adalah air sulfat. Sedangkan genesa sampel LP 10, LP 23, dan LP 24 adalah air fosil. Kata Kunci: Airtanah; Diagram Piper Kloosterman; Genesa Airtanah
Evaluasi Pengolahan Air Injeksi Minyak Bumi pada Proyek Pengembangan Injeksi Air di Lapangan X Noradia Salsabilla; Mia Fitri Aurilia; Fitrah Maulidina
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan SATU BUMI Vol 2, No 1 (2020): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu Bumi) Ke-II
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (969.35 KB) | DOI: 10.31315/psb.v2i1.4437

Abstract

Proses produksi dan kegiatan injeksi air (waterflood) tidak lepas dari potensi pencemaran dan limbah-limbah yang terbentuk, misalnya dalam pengolahan air terproduksi yang akan digunakan untuk injeksi, ceceran minyak di sekitar sumur dan stasiun pengumpul, kain lap untuk membersihkan minyak, dan lain sebagainya. Hasil samping dari serangkaian kegiatan tersebut dapat menjadi sumber pencemar bagi lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air injeksi pada inlet dan outlet suatu instalasi pengolahan air injeksi mulai dari Heater Treater, Sand Filter, Cartridge Filter, Centrifugal Pump, hingga masuk ke sumur injeksi, mengevaluasi pengolahan air injeksi yang ada di PT X, dan memberikan rekomendasi terhadap kondisi eksisting yang ada di PT X.  Data yang digunakan dalam penelitian berupa data primer berupa hasil uji kualitas air injeksi dan kondisi eksisting daerah penelitian, serta data sekunder yang diperoleh berdasarkan studi literatur. Analisis data dilakukan menggunakan analisis deskriptif dan komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan belum dilakukan secara maksimal karena pengolahan yang ada hanya mengandalkan sand filter dan pompa sentrifugal sebagai media pengolahan. Konsentrasi pada outlet pengolahan air injeksi tidak menunjukkan perubahan angka yang signifikan. Parameter yang nilainya melampaui baku mutu yaitu pH, DO, SRB, Scale Index, RPI, TSS, dan kekeruhan. Rekomendasi yang diberikan yaitu memaksimalkan penggunaan alat pengolahan air injeksi, memantau kualitas baku mutu secara berkala, dan meninjau ulang baku mutu. Kata Kunci: Air Injeksi, Baku Mutu, Minyak Bumi, Pengolahan, Waterflood.
Penggunaan Life Cycle Assessment dalam Penilaian Resiko Dampak Lingkungan dan Pemilihan Alternatif Teknologi di Pertambangan Batubara Indonesia Annisa Luthfia; Muhammad Sonny Abfertiawan; Siska Nuraprianisandi; Kris Pranoto; Pascal Randolph Samban; Apridawati Elistyandari
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan SATU BUMI Vol 2, No 1 (2020): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu Bumi) Ke-II
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1367.843 KB) | DOI: 10.31315/psb.v2i1.4455

Abstract

Pertambangan merupakan salah satu industri dengan kompleksitas tinggi yang melibatkan aktivitas dan peralatan yang sangat besar dan beragam. Industri ini beroperasi dengan karakteristik yang unik dan spesifik sehingga memiliki tantangan yang berbeda-beda. Selain dampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian, industri pertambangan juga memiliki potensi dampak terhadap lingkungan. Isu dampak lingkungan menjadi perhatian serius bagi seluruh pemangku kepentingan. Oleh karena itu, dalam pengoperasiannya, pertambangan harus dapat mengedepankan kaidah penambangan yang baik dengan memperhatikan upaya-upaya pengendalian dampak lingkungan. Salah satu metode penilaian potensi resiko dampak lingkungan yang dapat digunakan di industri pertambangan yakni Life Cycle Assessment (LCA) atau Penilaian Daur Hidup. LCA merupakan metode yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi potensi dampak lingkungan di setiap tahapan kegiatan penambangan dan pengolahan komoditas. Metode ini dapat memberikan informasi yang komprehensif terkait peluang-peluang atau opsi-opsi teknologi atau metode yang dapat dipilih dan dilakukan untuk memperbaiki performa pengelolaan lingkungan maupun upaya pencegahannya. Selain itu, LCA juga dapat memberikan informasi yang terukur terkait kinerja pengelolaan lingkungan dari setiap tahapan penambangan yang dapat digunakan atau dimanfaatkan dalam perencanaan kegiatan penambangan serta memberikan peluang menjadi strategi pemasaran produk hasil tambang kepada konsumen atas upaya-upaya perlindungan lingkungan. Makalah ini disajikan untuk memberikan gambaran penggunaan LCA dalam penilaian resiko dampak lingkungan dan pemilihan alternatif teknologi di industri pertambangan Indonesia. Sebagai contoh, makalah ini menyajikan analisis penggunaan alternatif energi di kegiatan penambangan dan potensi dampak gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan. Melalui pendekatan LCA, industri pertambangan dapat memperoleh gambaran penggunaan energi terhadap potensi emisi yang dihasilkannya. Kata Kunci: Penilaian Daur Hidup; Pertambangan; Dampak Lingkungan ; Gas Rumah Kaca
Perencanaan Teknik Reklamasi Lahan Tambang Kalsilutit pada Tambang Rakyat di Dusun Pengkol, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, DIY Bernadika Priasto; Suharwanto Suharwanto; Aditya Pandu Wicaksono
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan SATU BUMI Vol 2, No 1 (2020): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu Bumi) Ke-II
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1959.167 KB) | DOI: 10.31315/psb.v2i1.4450

Abstract

Penambangan di Dusun Pengkol, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, DIY  telah berlangsung sejak tujuh tahun lalu. Pertambangan dilakukan oleh masyarakat dengan menggunakan alat alat sederhana seperti cangkul, martil, sekop, dan linggis. Akibat dari kegiatan penambangan menghasilkan perubahan fungsi lahan dan bentang alam lahan yang berakibat pada peningkatan degradasi. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan survey, pemetaan, dan analisis uji laboratorium. Parameter yang digunakan dalam penentuan tingkat kerusakan lahan antara lain pengembalian tanah pucuk, kedalaman lubang galian, relief dasar galian, batas kemiringan tebing galian, dan tinggi dinding galian. Hasil evaluasi kerusakan lahan berdasarkan kondisi fisik lahan memiliki tingkat kerusakan lahan buruk pada parameter pengembalian tanah pucuk, batas kemiringan tebing galian, dan tinggi dinding galian. Kelas kerusakan lahan sedang pada parameter relief dasar galian, dan kelas kerusakan baik pada parameter kedalaman lubang galian. Kegiatan reklamasi dilakukan dengan melakukan penataan lahan dan revegetasi. Penataan lahan berupa pembuatan teras dengan tinggi jenjang 2 meter dan lebar jenjang 4,5 meter, back slope sebesar  2o dan pembuatan saluran pengendali air dengan bentuk trapesium. Kegiatan revegetasi berupa penanaman pohon mangga dengan jarak tanam 4m x 4m x 4m dan lubang tanam sedalam 1m x 1m x 1m. Pohon mangga ditanam sebanyak 657 buah pada area teras dan dasar teras. Kata Kunci: Degradasi lahan, Kerusakan lahan, Kesesuaian lahan, reklamasi, perkebunan mangga.
Pengelolaan serta Pengaturan Hukum Pertambangan Mineral dan Batubara di Kota Samarinda Septia Rona Puspita Gaby
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan SATU BUMI Vol 2, No 1 (2020): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu Bumi) Ke-II
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.993 KB) | DOI: 10.31315/psb.v2i1.4445

Abstract

Pengelolaan serta pengaturan hukum mengenai pertambangan di Kota Samarinda mendapat tamparan bagi dunia dengan berbagai penyimpangan aturan yang terlihat oleh mata dan diabaikan oleh pemerintah. Sesuai dengan Perubahan atas Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara terdapat banyaknya perubahan dari UU No. 4 Tahun 2009 yang berdampak pula pada kewenangan, izin usaha serta pengelolaan pertambangan khususnya di Kota Samarinda. Adanya peraturan terbaru mengenai pertambangan menjadi harapan bagi lingkungan mengingat pentingnya pemeliharaan sumber daya alam demi generasi yang akan datang sebagai rencana jangka panjang bagaimana keberlanjutan lingkungan serta regulasi hukum terkait. Pendekatan studi kasus digunakan guna mengetahui dinamika gerakan sosial di masyarakat Kota Samarinda dalam memperjuangkan keadilan lingkungan. Perubahan Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 dengan desentralisasi dan otonomi daerah pada Putusan Mahkamah Konstitusi No.10/PUU-X/2012 dan UUD NRI 1945 yang pada akhirnya berdampak pada pengelolaan lingkungan hidup sebagai  konsekuensi sentralisasi kewenangan penyelenggaraan urusan pertambangan. Kota Samarinda adalah satu-satunya ibukota provinsi yang menjadi kota tambang. Hampir tiga perempat dari wilayahnya sudah ditetapkan sebagai Wilayah Izin Usaha Tambang (WIUP). Pengelolaan serta Pengaturan Hukum Pertambangan Mineral dan Batubara di Kota Samarinda banyak menyimpang sejak awal usaha pertambangan batubara, salah satunya yang diabaikan adalah studi kelayakan. Kata Kunci: Rencana, Pengelolaan, Pengaturan, Sumber Daya, Tambang.

Page 1 of 3 | Total Record : 23