cover
Contact Name
Edi Laukin
Contact Email
kultura@kolibi.org
Phone
+6281333027167
Journal Mail Official
kultura@kolibi.org
Editorial Address
Jl. Arjuno I/1172 Malang
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Kultura: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora
ISSN : -     EISSN : 29855624     DOI : -
Kultura: Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora adalah jurnal peer-review yang diterbitkan oleh Komunitas Menulis dan Meneliti (Kolibi). Kultura memuat hasil-hasil penelitian di bidang ilmu sosial dan humaniora. Jurnal ini bertujuan untuk menerbitkan dan menyebarluaskan tulisan-tulisan dalam bidang ilmu sosial dan humaniora yang dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Kultura menerima tulisan dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif dari akademisi, praktisi, peneliti, dan mahasiswa yang relevan dengan topik ilmu sosial dan humaniora.
Articles 33 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 4 (2024): Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora" : 33 Documents clear
The Interplay of Cultural Dynamics within the Globalization Paradigm Siregar, Iskandarsyah; Hsu, Forrest
Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora Vol. 2 No. 4 (2024): Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora
Publisher : Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/kultura.v2i4.657

Abstract

Language serves as a manifestation of cultural values and acts as a guiding force in the trajectory of societal advancement. Consequently, language stands out as a crucial and compelling variable warranting systematic examination and scholarly scrutiny to ensure the preservation and advancement of civilization. In the Republic of Indonesia, Bahasa Indonesia stands as the official language, unifying a populace characterized by multiculturalism and ethnic diversity, in line with the ethos of the 1928 Youth Pledge Convention aimed at fostering national unity. However, there is a pressing concern regarding the waning prominence of Bahasa Indonesia. While the language remains in use, there is a noticeable trend of incorporating foreign terms into public discourse, often perceived as more prestigious. This study employs a descriptive qualitative approach, drawing upon literary sources and previous research findings. The proliferation of foreign language usage, considered more esteemed, poses a potential threat to the vitality of Bahasa Indonesia. Nevertheless, the current state of the language remains relatively secure. Bahasa Indonesia's endurance hinges on its adaptation to contemporary contexts and adherence to linguistic norms, coupled with ongoing refinement to meet the evolving needs and aspirations of society.
The Relations and Relevances of the Poda Na Lima Batak People's Philosophy with Islamic Views Siregar, Iskandarsyah; Demidyuk, Lyudmila
Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora Vol. 2 No. 4 (2024): Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora
Publisher : Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/kultura.v2i4.879

Abstract

The essence of a nation's identity, rooted in its traditional values and philosophy, predates its establishment as a sovereign entity. This intrinsic connection to tradition shapes the foundational principles upon which the nation is built. Indonesia, like many other countries, grapples with a multitude of challenges, often encountering complexities and distortions in crafting solutions for each unique circumstance it faces. However, there exists a belief that by drawing upon the philosophical underpinnings and traditional values inherent to its culture, Indonesia can navigate and resolve these issues effectively. Central to this approach is the recognition of the pivotal role that philosophy plays in guiding societal norms and behaviours. In particular, the adoption of religious values, such as those found in Islam, holds significant promise for grounding the populace in the timeless truths encapsulated within traditional customs. Islam, characterized by its universal nature as a religion of "rahmatan lil'alamin" (mercy to all creations), offers a comprehensive framework capable of addressing various facets of human existence. This study underscores the urgency of revitalizing community life orientations, particularly among the Batak tribe, by aligning them with the principles embodied in the Poda Na Lima philosophy. By elucidating the connections between their identity as Muslims and Bataks, individuals can imbue their societal structures and infrastructure with greater resonance and authenticity. Employing a qualitative approach rooted in critical discourse analysis, this research seeks to unravel the intricate interplay between traditional philosophy, religious teachings, and contemporary challenges. Through the examination of the Poda Na Lima framework, comprising five foundational tenets, it becomes evident that these principles hold profound wisdom and serve as guiding principles for societal conduct. Moreover, the congruence between the teachings encapsulated in Poda Na Lima and Islamic doctrine reaffirms their relevance and applicability in contemporary Indonesian society. In conclusion, this study underscores the importance of integrating traditional philosophies and religious values into the fabric of national identity and governance. By leveraging these timeless principles, nations like Indonesia can navigate the complexities of modernity while remaining grounded in their cultural heritage and fostering societal cohesion and progress.
KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DALAM PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI DESA Hanani, Tri
Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora Vol. 2 No. 4 (2024): Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora
Publisher : Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/kultura.v2i4.920

Abstract

Pelayanan publik dapat diartikan melayani kebutuhan dan kepentingan masyarakat.Pelayanan publik pada pemerintahan desa merupakan elemen paling dekat dalam pembangunan masyarakat di tingkat desa. Salah satu hal yang penting dalam pelayanan publik adalah keterbukaan informasi publik. Isu mengenai keterbukaan informasi publik masih kerap menjadi hal yang akrab untuk dibicarakan. Salah satunya adalah permasalahan dalam aspek transparansi dan keterbukaan informasi publik. Oleh karena itu, dalam penulisan ini akan membahas pengaturan keterbukaan informasi publik dalam kaitannya dengan tata kelola pelayanan publik pemerintahan desa, serta tanggung jawab pemerintah desa yang tidak memenuhi kewajiban keterbukaan informasi publik dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jaminan keterbukaan informasi publik bagi masyarakat desa telah dijamin dalam UU Pelayanan Publik dan UU Desa, pemerintah desa yang tidak menjalankan kewajibannya tersebut dapat dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang terkait
ASPEK SOSIAL BUDAYA TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT LANSIA Mawardani, Tiska Lozikania
Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora Vol. 2 No. 4 (2024): Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora
Publisher : Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lansia adalah individu yang telah mencapai usia lanjut atau tua yang mengalami berbagai perubahan fisik, mental, dan sosial. Perubahan ini membuat penurunan kualitas hidupnya, salah satunya kesehatan gigi dan mulutnya. Gangguan kesehatan gigi dan mulut pada lansia dapat secara signifikan, seperti keterbatasan fungsional, ketidaknyamanan fisik, kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari, hingga masalah psikologis. Melalui pendekatan aspek sosial budaya dapat dengan mudah diterima oleh lansia, seperti dengan kegiatan promosi kesehatan menggunakan alat peraga, cek kesehatan gratis, hingga komunikasi, informasi, dan edukasi kesehatan gigi dan mulut. Penelitian ini merupakan studi literature yang menggunakan data sekunder dari publikasi yang telah diterbitkan dalam tahun 2015-2024 dan relevan dengan topik pembahasan. Dari 4.470 artikel sesuai kata kunci didapatkan 5 yang sesuai kriteria untuk selanjutnya dilakukan pembahasan. Hasil penelitian menunjukkan beberapa aspek sosial budaya yang mempengaruhi adalah stigma terhadap fasilitas kesehatan, dokter dan penyakit, jarak rumah ke fasilitas kesehatan, pengalaman orang sekitar, pengetahuan mengenai kesehatan, pendampingan oleh keluarga, tenaga kesehatan, atau tokoh masyarakat. Sehingga untuk meningkatkan kesediaan lansia dalam mendapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, seperti meningkatkan hubungan antara dokter dan pasien, meningkatkan kesadaran akan pentingnya perawatan kesehatan yang tepat, dan mempromosikan praktik medis yang inklusif dan empatik. Selain itu, mendengarkan dan memahami kekhawatiran serta pengalaman lansia dengan empati dapat membantu mengatasi stigma negatif dan membangun hubungan yang lebih baik antara lansia dan tenaga medis.
PEMBANGUNAN WADUK BENER DI DESA WADAS: KONSEP DEEP ECOLOGY ARNE NAESS DALAM PENGATURAN HUKUM LINGKUNGAN Afdhali, Dino Rizka; Az Zanubiya, Siti Syafa; Syaid, Ishma Safira; Triadi, Irwan
Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora Vol. 2 No. 4 (2024): Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora
Publisher : Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan Waduk yang terletak di Desa Wadas merupakan salah satu Proyek strategis nasional yang dicanangkan oleh pemerintah pusat di bawah pemerintahan Presiden Jokowi, hal ini sebagaimana termuat dalam Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 tentang percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Dalam konsep Deep Ecology, perlindungan dan penyelamatan lingkungan hidup yang dilakukan manusia pada dasarnya beranjak dari kesadaran bahwa manusia merupakan bagian dari alam dan keberlanjutan lingkungan hidup diperuntukan bagi seluruh komunitas ekologis. Penelitian ini fokus pada dua permasalahan yakni apakah terdapat Polemik terhadap Pembangunan Waduk Bener di Desa Wadas Sebagai Proyek Strategi Nasional dan Konsep Deep Ecology Arne Naess dengan Pengaturan Hukum Lingkungan jika dikaitkan pada Pembangunan Waduk Bener di Desa Wadas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif yang menekankan pada pengkajian bahan Pustaka serta pengungkapan makna suatu norma hukum positif. Perkara lingkungan hidup memiliki karakteristik tertentu yang berbeda dengan perkara lainnya. Perkara lingkungan hidup merupakan suatu perkara atas hak yang dijamin di dalam konsitusi hal ini sejalan dengan Konsep Deep Ecology Arne naess sebagai usaha yang sifatnya strategis guna pertumbuhan dan pemerataan pembangunan dalam rangka upaya penciptaan kerja dan peningkatan kesejahteraan rakyat.
ANALISIS YURIDIS PERAN KEJAKSAAN NEGERI TEMANGGUNG DALAM IMPLEMENTASI SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK (SPPA) Hafiezha, Adnin Najma; Aayusha, Salsabila Nurvan; Prayugo, Cahyo Danang; Zada, Fulvian Dzaki; Pratama, Real Figo; Triantono
Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora Vol. 2 No. 4 (2024): Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora
Publisher : Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/kultura.v2i4.1193

Abstract

Penanganan anak yang berkonflik dengan hukum merupakan masalah serius yang membutuhkan perhatian khusus. Dalam konteks ini, peran Jaksa Penuntut Umum (JPU) sangat penting dalam proses penuntutan anak di pengadilan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana penuntutan yang dilakukan oleh JPU terhadap anak yang berkonflik dengan hukum berdasarkan sistem peradilan pidana anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa JPU memiliki peran penting dalam penuntutan anak di pengadilan. Mereka bertanggung jawab untuk mengevaluasi bukti dan kasus yang melibatkan anak sebagai pelaku kejahatan, serta memutuskan apakah akan mendakwanya ke pengadilan. JPU juga harus memastikan bahwa proses penuntutan memperhatikan kepentingan terbaik anak dan tetap mempertimbangkan aspek pendidikan, rehabilitasi, dan perlindungan. Namun, terdapat kendala dalam penuntutan anak yang perlu diatasi. Salah satunya adalah kualifikasi dan kesiapan SDM, terutama jaksa penuntut umum, dalam menangani kasus anak. Diperlukan pelatihan teknis dan pendidikan lanjutan untuk JPU agar mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang peradilan anak dan sensitivitas terhadap kondisi anak sebagai pelaku tindak pidana. Dalam mengatasi kendala ini, pemerintah perlu memperhatikan isu kualifikasi dan kesiapan sumber daya manusia. Pelatihan teknis dan pendidikan lanjutan harus diberikan kepada jaksa penuntut umum yang akan menangani kasus-kasus tindak pidana anak. Hal ini akan memastikan bahwa sistem peradilan pidana anak dapat beroperasi secara efektif.
PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP SIKAP MENGURANGI SAMPAH PADA FOLLOWERS AKUN TIKTOK @PANDAWARAGROUP Farrel Ardan; Susi Dhewi Kurniawati
Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora Vol. 2 No. 4 (2024): Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora
Publisher : Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/kultura.v2i4.1194

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh media sosial terhadap sikap mengurangi sampah pada followers akun tiktok @pandawaragroup. Sampel penelitian ini berjumlah sebanyak 100 orang. Penelitian ini menerapkan metode kuantitatif dan menggunakan teknik regresi sederhana. Teknik pengambilan sampel meggunakan sampel purposive. hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial berpengaruh signifikan terhadap sikap mengurangi sampah pada followers tiktok @pandawaragroup. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa variabel X, media sosial, valid karena memperoleh nilai tertinggi 0,706 dan terendah 0,541, sedangkan variabel Y, sikap, valid karena memperoleh nilai tertinggi 0,711 dan terendah 0,571, yang lebih tinggi dari rtabel dengan nilai 0,195. Uji reliabilitas variabel (X) Media Sosial memperoleh nilai alfa Cronbach sebesar 0,830 di atas 0,60, yang menunjukkan bahwa variabel dalam kuesioner (X) dianggap reliabel. Uji reliabilitas variabel (Y) Sikap memperoleh nilai alfa Cronbach sebesar 0,830 di atas 0,60, yang menunjukkan bahwa variabel dalam kuesioner (Y) dianggap reliabel. Nilai kekuatan sebesar 0,682 muncul dalam hubungan antara variabel independen (bebas), atau variabel X, media sosial, dan variabel dependen (terikat), atau variabel Y, sikap. Nilai-nilai ini masuk ke dalam rentang korelasi sempurna, atau dengan kata lain, media sosial memainkan peran yang signifikan dalam mengubah sikap pengikut tiktok @pandawaragroup terhadap konten. Sebagai hasil dari uji koefisien determinasi yang menghasilkan hasil 0,394, kita dapat menyimpulkan bahwa variabel X terhadap Y adalah sebesar 39%, dan variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini memengaruhi sisanya, yaitu 100% - 39% = 61%.
THE LEGAL FORCE OF CROSS COLLATERAL AGREEMENT ON MORTGAGE OBJECTS UNDER INDONESIAN LAW Rahimy, Aziz
Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora Vol. 2 No. 4 (2024): Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora
Publisher : Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/kultura.v2i4.1198

Abstract

Currently, the risk appetite of banks and other formal financing institutions in Indonesia still consider collateral as the main factor to guarantee debt repayment. For the purpose of collateral availability, there is a practice of pledging based on a cross-collateral agreement. However, the practice of cross collateral still raises legal issues in its implementation, especially regarding the legal force of the cross collateral agreement to the mortgage object. This issue will also have an impact on the executorial rights to the object of the mortgage, if the debtor defaults on the other debt. Based on the research results, it is known that to bind an object of mortgage rights as collateral for the repayment of more than one debt, it can be done by binding the object of mortgage rights based on a ranking system with the concept of senior-junior, or by making a cross-collateral agreement contractually based on the principle of contract law with an open system. To provide legal certainty and legal protection to creditors, agreements with cross collateral clauses need to be supported by a cross default clause which regulates that the main obligation in a contract becomes an obligation in another contract, and makes default due to non-fulfillment of the main obligation on a contract, become a default on another contract. So that this cross collateral agreement can provide binding legal force and creditors can execute based on the Mortgage Rights Law.
A CULTURAL SCIENCE PERSPECTIVE ON PREMIUM GROG Siregar, Iskandarsyah; Kiesner , Robert; Aesnring , Blorg
Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora Vol. 2 No. 4 (2024): Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora
Publisher : Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/kultura.v2i4.1199

Abstract

The forthcoming publication explores the intersection of cultural science with the consumption of Premium grog, delving into the intricate dynamics between societal attitudes towards drinking and the formation of cultural identities. It initiates its discourse by juxtaposing the sociologist's engagement with alcohol with their approaches to other cultural phenomena such as music and the arts, highlighting the distinct yet interconnected ways in which these domains shape social understanding. The narrative navigates through the complex interplay of affection for Premium grog and a critical stance towards the drinking culture, elucidating the nuanced relationship between appreciation and scepticism within this context. The core focus of this scholarly work revolves around the proposition to establish a cultural science framework tailored specifically for Premium grog, drawing upon the theoretical foundations of cultural science to illuminate the enduring processes inherent in its consumption. By meticulously dissecting the myriad facets of production and consumption, the research identifies the intricate web of interactions that contribute to the cultural significance of Premium grog. This meticulous analysis serves as the cornerstone for the construction of a comprehensive framework delineating the cultural science of Premium grog, providing a roadmap for further exploration, and understanding of this multifaceted phenomenon.
TRANSFORMATION OF THE MEANING OF THE WORD "DOG" IN THE WIDE COMMUNITY ENVIRONMENT Siregar, Iskandarsyah; Purnama , Ade Riyan; Xien li , Xu
Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora Vol. 2 No. 4 (2024): Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora
Publisher : Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, dan Humaniora

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/kultura.v2i4.1200

Abstract

The emergence of Generation Z (Gen Z) marks a significant societal shift, as it represents the first cohort to be immersed in the digital age practically from birth. Despite being heralded as "digital natives," indicating familiarity with digital technology, Gen Z's actual digital literacy remains a subject of debate. This generation is characterized by its extensive exposure to the internet and portable digital devices, shaping their worldview and communication patterns. Notably, Gen Z's reliance on electronic devices has led to a decline in traditional activities such as reading books, impacting various cognitive and socio-economic factors including vocabulary development, attention span, academic performance, and future economic productivity. This shift in behavior has not only altered the lifestyle of Gen Z but also influenced language usage and semantic evolution. An intriguing consequence of this digital immersion is the transformation of linguistic conventions, evident in the reinterpretation of commonplace words. Take, for example, the word 'dog,' traditionally defined as a four-legged mammal often kept as a pet for guarding purposes. Within the lexicon of Gen Z, 'dog' has undergone a semantic shift, evolving from a noun to a suffix appended to numerous sentences in their communications. This linguistic phenomenon reflects a broader trend of semantic corruption, where words take on new connotations or functions within contemporary discourse. Understanding the implications of this linguistic evolution is crucial for educators, policymakers, and linguists alike. It not only sheds light on the evolving nature of language in the digital age but also underscores the need to adapt educational and communicative strategies to meet the needs of this digitally influenced generation. By exploring the intricate interplay between technology, language, and societal norms, we can gain valuable insights into the dynamics shaping the linguistic landscape of the 21st century.

Page 1 of 4 | Total Record : 33