cover
Contact Name
Siska Amelia
Contact Email
planokrisna.unkris@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
planokrisna.unkris@gmail.com
Editorial Address
Jl. Kampus UNKRIS Jatiwaringin, Jakarta 13077 Gedung G (Fakultas Teknik) Lantai 2 Ruang Sekretariat Prodi Teknik PWK
Location
Kota bekasi,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Plano Krisna
ISSN : 23029307     EISSN : 26226189     DOI : -
Jurnal Ilmiah Plano Krisna (P-ISSN: 2032-9307 dan E-ISSN: 2622-6189 ) merupakan jurnal akses terbuka yang berfokus pada karya ilmiah yang ditujukan untuk kajian permasalahan pembangunan wilayah/kota dan pengelolaan lingkungan hidup. Jurnal ini menerbitkan penelitian empiris dan teoritis untuk memajukan dan menyebarkan pengetahuan terkait pembangunan wilayah/kota dan pengelolaan lingkungan. Jurnal ini menekankan pada isu keberlanjutan dalam dimensi ekonomi, sosial, lingkungan, dan kelembagaan mengenai pembangunan regional dan perkotaan di Indonesia dan dunia. Semua manuskrip termasuk penelitian asli, catatan penelitian, dan resensi buku diterima dalam Bahasa Indonesia.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 17 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol.17 No.2 | Desember 2021" : 7 Documents clear
MODEL RENCANA TATA RUANG UNTUK PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR (KASUS WILAYAH PESISIR KABUPATEN BEKASI) Zefri
Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol 17 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol.17 No.2 | Desember 2021
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan pesisir sebagai garis dasar memiliki sifat dinamis yang sulit digambarkan dan tidak memiliki batasan dalam pengelolaannya. Pendekatan analisisnya adalah merumuskan perencanaan kawasan pesisir dengan analisis statistik yang bersifat dinamis karena disesuaikan dengan situasi yang terjadi di kawasan pesisir dengan unsur pendukung dan kesesuaian lahan, serta kondisi ekosistem parameter lahan, air dan biota daratan. keseimbangan kawasan pesisir di kedua sisi sebagai indikator utama.Masalah mendasar antara perencanaan wilayah pesisir dan daratan tergantung pada karakteristik ekosistem dan biogeofisis serta konflik pengelolaan kimiawi; keseimbangan ekonomi dan sosial dengan konflik dan sumber daya manusia dengan manajemen akses terbuka di mana ada konektivitas antara wilayah pesisir dan daratan yang digunakan sangat menonjol. Parameter utama yang menjadi perhatian dan sistem kawasan pesisir adalah kondisi jaring dan tinggi gelombang, berbeda dengan perencanaan sistem ruang dengan dasar daratan adalah posisi daratan. Rincian untuk penentuan wilayah pesisir menunjukkan: elemen pendukung dan wilayah pesisir yang layak (jaring, tinggi gelombang, kecepatan aliran, aksesibilitas, penguat, pH, suhu air laut dan sanitasi). Kebijakan penataan sistem ruang (ruang lingkup, pola, ras dan sebaran) dari masing-masing adalah garis dasar: 1) Pemanfaatan kawasan pesisir di Bekasi untuk Mangrove memiliki nilai langsung kayu untuk bahan bangunan, namun pemanfaatan mangrove lainnya adalah untuk arang, pelabuhan tambak dan lobster; 2)Penggunaan kayu bakau menunjukkan kegunaannya untuk bahan bangunan dan dijual sebagai properti. Karena dasar yang menonjol dari hal ini adalah karakteristik ekosistem dan pengelolaan konflik sehingga perencanaan sistem ruang pasti untuk konektivitas daratan dan lautan. Pembagian ruangan dilakukan secara proporsional berdasarkan pertimbangan unsur pendukung dan kesesuaian lahan. Penetapan kawasan berdasarkan karakteristik ekosistem dan manfaat zona ex. Zona pelestarian, zona konservasi dan zona keunggulan. Model perencanaan kawasan pesisir meliputi elemen pendukung dan sutibilty lahan, aturan sistem ruang dan fungsi model valuasi ekonomi. Interaksi antara variabel utama yang digunakan untuk perencanaan pesisir adalah: submodel pola wilayah pesisir, submodel kualitas air sungai, submodel kualitas air laut, submodel penduduk, submodel masyarakat dan pendapatan daerah.
POTENSI EKONOMI PENGEMBANGAN WILAYAH PROVINSI SUMATERA SELATAN Amelia, Siska; Guswandi
Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol 17 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol.17 No.2 | Desember 2021
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan dan pengembangan wilayah bertujuan untuk meningkatkan daya saing, meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah, mengurangi ketimpangan wilayah, meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta pengentasan kemiskinan. Dalam mewujudkan tujuan pembangunan dan pengembangan wilayah diperlukan strategi-strategi pengembangan yang disesuaikan dengan potensi, permasalahan serta kondisi wilayah masing-masing. Dalam upaya mempercepat perkembangan wilayah harus diberikan penekanan pada sektor-sektor unggulan yang dapat memberikan dampak lebih luas terhadap kesejahteraan serta memberikan efek pengganda (multiplier effect) pada wilayah dan sector lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat komoditas unggulan yang layak untuk dikembangkan di Provinsi Sumatera Selatan. Metoda analis yang digunakan adalah gabungan metoda Location Quotient (LQ) dan Dynamic Location Quotient (DLQ). Komoditas yang diamati adalah karet, kelapa sawit, kopi, lada dan kakao. Gabungan analisis LQ dan DLQ menghasilkan empat tipologi (tipe I, II, III, dan IV). Komoditas yang menjadi setor basis dan prospektif untuk dikembangkan (tipologi I) tersebar merata di seluruh wilayah Sumatera Selatan. Demikian juga untuk komoditas yang masuk dalam tipologi II, III, dan IV tersebar merata di seluruh kabupaten/kota.
KARAKTERIKTIK PERMUKIMAN KUMUH (STUDI KASUS: RW 012 KELURAHAN KEBON MELATI) JAKARTA PUSAT Bagawat Sari, Fauziya
Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol 17 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol.17 No.2 | Desember 2021
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemunculan kawasan kumuh di perkotaan merupakan fenomena yang banyak terjadi di kota-kota besar di Indonesia, kondisi yang terjadi di kampung kampung kota saat ini tengah menghadapi berbagai permasalahan khususnya kualitas dan kuantitas di lingkungan permukiman. Kelurahan Kebon Melati sebagai salah satu kawasan dengan perkembangan kegiatan bisnis dan perdagangan yang pesat, terindikasi terdapat kawasan kumuh. Oleh karena itu, dilakukan metode skoring pada penelitian ini dengan melakukan identifikasi Kawasan kumuh, yang kemudian diklasifikasikan berdasarkan tiga tingkat kekumuhan yakni, kawasan kumuh ringan, kawasan kumuh sedang dan kawasan kumuh berat. Hasil penelitian menunjukkan di Kelurahan Kebon Melati menghasilkan tiga klasifikasi tingkat kekumuhan, 10 RT termasuk dalam kawasan kumuh berat dan 7 RT termasuk dalam kawasan kumuh sedang dan 2 RT dengan kumuh ringan . Upaya penataan kawasan meliputi perbaikan jalan lingkungan, drainase, dan peningkatan kualitas jalan, prasarana persampahan, serta prasarana limbah, pemugaran dan permukiman kembali
EVALUASI PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SETU BABAKAN KECAMATAN JAGAKARSA JAKARTA SELATAN Ir. Sutaryo, M.Si; Ogi Odimayu
Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol 17 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol.17 No.2 | Desember 2021
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan penggunaan lahan di kawasan perkotaan yang cukup cepat akan berdampak buruk jika dilakukan tanpa memperhatikan perencanaan pemanfaatan ruang yang berkelanjutan. Peran penting perencana tidak hanya sebagai untuk merumuskan konsep tata ruang yang baik dan benar serta perlunya pengawasan terhadap implementasi dari rencana tata ruang itu pula. Dalam perencanaan perlunya dilakukan evaluasi pemanfaatan ruang agar wilayah perencanaan dapat selaras dengan rencana tata ruang. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kesesuaian rencana tata ruang dengan kondisi aktual dan implementasinya di kawasan setu babakan kecamatan jagakarsa Jakarta Selatan baik dari kebijakan dan spasialnya serta menemukan konsep altiernatif yang dapat di terapkan untuk kawasan setu babakan. Evaluasi pemanfaatan ruang kawasan setu babakan di dasarkan oleh analisis kebijakan tata ruang dan analisis penggunaan lahan secara spasial dengan teknik overlay dengan pendekatan GIS Dari hasil penelitian yang dilakukan, tingkat kesesuaian rencana tata ruang kawasan setu babakan masuk dalam kategori kesesuaian kurang berkualitas dengan hasil yang didapatkan adalah 71,24 % sehingga rekomendasi yang diberikan berdasarkan pedoman adalah perlu dilakukan revisi sebagian Rencana detail tata ruang dan dalam penerapanya untuk kegiatan pemanfaatn ruang dapat menerapkan konsep pertanian kota agar lebih produktif dan sebagai alternative mengatasi keterbatasan lahan yang ada
EVALUASI KETIDAKSESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KECAMATAN JATIASIH, KOTA BEKASI savitri, Reny; Digita Annisah Belqis
Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol 17 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol.17 No.2 | Desember 2021
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Bekasi yang terletak di sebelah Timur DKI Jakarta pertumbuhan kotanya sangat dinamis, sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan penggunaan dan alih fungsi lahan semakin meningkat. Kota Bekasi dalam sistem Metropolitan Jabodetabek merupakan kawasan penyangga dari kota inti Jakarta yang mendukung fungsi Kota Jakarta. Pesatnya pertumbuhan penduduk di daerah pusat Kota Bekasi berdampak pada penggunaan lahan di seluruh wilayah, antara lain seperti Kecamatan Jatiasih juga mengalami perubahan penggunaan lahan. Kecamatan Jatiasih dalam Perda RTRW Kota Bekasi Tahun 2011 – 2031 ditetapkan sebagai rencana sistem pusat pelayanan pemerintah dan perdagangan dengan skala pelayanan kelurahan atau lingkungan perumahan. Kecamatan Jatiasih juga merupakan rencana pengembangan kawasan peruntukan perumahan kepadatan rendah dan sedang. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Tahun 2015 jumlah penduduk di Kecamatan Jatiasih sebesar 117.360 jiwa, dan pada tahun 2020 meningkat menjadi sebesar 225.680 jiwa. Pertumbuhan penduduk yang pesat dan berkembangnya aktivitas di Kecamatan Jatiasih, tentunya berpengaruh terhadap meningkatan kebutuhan akan lahan terbangun. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan lahan terbangun ini, menyebabkan terjadinya perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Jatiasih. Studi ini bertujuan untuk mengetahui perubahaan penggunaan lahan Kecamatan Jatiasih Tahun 2015 – 2020 dan mengevaluasi ketidaksesuaian penggunaan lahan berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di Kecamatan Jatiasih. Berdasarkan hasil kajian hasil overlay penggunaan lahan Tahun 2020 dengan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Bekasi, ditemukan penggunaan lahan yang tidak sesuai peruntukannya. Hasil analisis overlay dari Tahun 2015 – 2020 terjadi perubahan penggunaan lahan yang signifikan. prosentase penggunaan lahan permukiman meningkat 14%, indikasi ketidaksesuaian memiliki prosentase rata – rata 54% .Perubahaan tertinggi terdapat pada kategori perubahan penggunaan RTH dan sempadan sungai atau SUTT menjajdi lahan permukiman.
KAJIAN PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI KORIDOR STASIUN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT sukmarini, herlin; Saiful Bahri
Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol 17 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol.17 No.2 | Desember 2021
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan pemanfaatan jalur pejalan kaki di kawasan Stasiun Pasar Tanah Abang dan sekitarnya yang merupakan akses utama bagi pedestrian terhadap pelayanan pejalan kaki masyarakat dalam melakukan aktifitas dari dan ke pusat TOD Tanah Abang dikarenakan terkendala pemanfaatan jalur pedestrian oleh pedagang kaki lima, kemacetan lalu lintas sehingga masih belum optimal. Disatu sisi pergerakan pejalan kaki di kawasan Stasiun Tanah Abang sangat tinggi, ada juga beberapa bagian kondisinya sebagai tempat parkir motor, penyebabnya pejalan kaki mengalami kesulitan untuk melakukan pergerakan dan tidak jarang harus menggunakan bahu badan jalan yang cuku berbahaya. Kota Jakarta Pusat merencanakan pembangunan fasilitas pejalan kaki termasuk penyeberangan salah satunya di kawasan Tanah Abang serta tempat strategis lainnya dan daerah lainnya yang menghubungkan fasilitas perpindahan angkutan umum massal ke pasar pusat kegiatan. Adapun Kasus di Kawasan Stasiun Tanah Abang Jl.Jati Baru Bengkel yang dijadikan konsep Transit Oriented Development dengan menjadikan jalur pejalan kaki stasiun Tanah Abang yang merupakan akses utama bagi pedestrian yang belum layak bagi pejalan kaki pada umum dan khususnya penyandang disabilitas di kawasan tersebut dan sekitarnya.
ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS SOSIAL DAN EKONOMI DI KECAMATAN PONDOK GEDE KOTA BEKASI Sutaryo
Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol 17 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol.17 No.2 | Desember 2021
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan fasilitas sosial dan ekonomi di Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi berdasarkan sentralitas marshall, aksesibilitas, dan standar nasional Indonesia 2004 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan. Pada dasarnya perkembangan dan pertumbuhan kegiatan di Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi dengan penduduk yang terus bertambah mebutuhkan lahan yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan akan fasilitas sosial dan fasilitas ekonomi. Dalam Peraturan Daerah kota Bekasi Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bekasi tahun 2010-2030 menyatakan bahwa Kecamatan Pondok Gede dalam Sub Pusat Pelayanan Kota ( SPPK ) Pondok Gede di sekitar Kelurahan Jatiwaringin mencakup wilayah pelayanan Kelurahan Jaticempaka, Jatibening Baru, Jatibening, Jatiwaringin, Jatimakmur dengan fungsi pusat pemerintahan, perdagangan skala grosir dan retail berkelompok, pusat jasa dan pusat pendidikan. Perkembangan Kecamatan Pondok Gede ditandai dengan peningkatan dari berbagai fasilitas sosial dan fasilitas ekonomi seperti fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, dan fasilitas perdagangan dan jasa.

Page 1 of 1 | Total Record : 7