cover
Contact Name
Nurul Wakia
Contact Email
hisabuna@uin-alauddin.ac.id
Phone
+6282196614501
Journal Mail Official
hisabuna@uin-alauddin.ac.id
Editorial Address
Jl. H.M. Yasin Limpo No. 36 Samata, Kampus 2
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak
ISSN : 27467082     EISSN : 27467090     DOI : 10.24252/hisabuna
This journal is to develop academic insights in the field of phalactic science that integrates religion and science as well as related sciences in order to advance science. The scope of the journal is as follows: - Beginning of the Kamariah Month - Prayer Time - Qibla Direction - Eclipse - Astronomy
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 5 No 1 (2024): Maret 2024" : 10 Documents clear
KOMPARASI PENANGGALAN HIJRIAH DAN BUGIS (ANALISIS KALENDER KEAGAMAAN DAN SOSIAL BUDAYA) Fajriana, Andi Nurul; Laman, Ilham; Larissa, Dea
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 5 No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v5i1.35751

Abstract

Penelitian ini berfokus pada komparasi penanggalan Hijriah dan Bugis yang bertujuan untuk mengetahui, 1) sistem penanggalan Hijriah 2) sistem penanggalan Bugis, 3) komparasi penanggalan Hijriah dan penanggalan Bugis. Jenis penelitian ini adalah library research dengan pendekatan penelitian syar’i, astronomi, dan historis. Hasil penelitian ini bahwa Penanggalan Hijriah berbasis bulan, dimulai pada 1 Muharram. Memiliki jumlah 12 bulan dan terdiri dari 7 hari. Menggunakan hisab dan rukyat dalam penentuan waktu ibadah umat Muslim seperti puasa, hari raya, dan haji. Penanggalan Bugis berdasarkan peredaran matahari diterapkan sebelum masyarakat Bugis memiliki keyakinan terhadap agama Islam, dimulai pada 1 Sarawanai. Memiliki jumlah 12 bulan, terdapat beragam siklus harian salah satunya bilang duappulo untuk menentukan hari baik dan hari nahas dalam memulai kegiatan. Kedua penanggalan menunjukkan perbedaan sistem yang digunakan berdasarkan peredaran bulan dan berdasarkan matahari. Penanggalan Hijriah bersifat keagamaan sementara penanggalan Bugis sosial budaya. Penanggalan Hijriah untuk keperluan sipil didasarkan pada hisab, untuk keperluan keagamaan diwajibkan dengan rukyat. Penanggalan Bugis harus berdasar kepada sebuah pedoman dan tokoh yang dipercaya atau dituakan untuk pemaknaan hari baik dan buruknya. Penelitian ini sebaiknya diikuti dengan penelitian lanjutan demi kesempurnaan ilmu pengetahuan.
Awal Waktu Salat Magrib Berdasarkan Ketinggian Daerah di Kabupaten Jeneponto (Studi Perbandingan Dengan Jadwal Waktu Salat Sepanjang Masa) Kartini, Selvira Febriani; Alimuddin; Muh. Akmal, Andi
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 5 No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v5i1.36972

Abstract

The determination of prayer times is based on the phenomenon of the sun that is visible to the five senses. As for astronomy, sunset time begins when the sun sets. The setting of the sun here means that the entire "disk" of the sun has "entered" below the horizon (horizon). The lowness of this horizon is strongly influenced by the altitude. The higher the position of our eyes, the greater the lowness of the horizon. Thus, a place that is higher will see celestial bodies rise earlier and see celestial bodies set later. Along with the development of the times and science and technology, various software or prayer time schedules appeared all the time made by astronomers. This type of research uses field research or field research because it uses a qualitative approach where researchers directly observe the subjects studied in the field. The data sources used are primary data and secondary data. The primary data of this study are data obtained from observations and interviews. The secondary data in this study is a source of information that supports this research. From the results of this study it was found that: 1. The reality of the start of the evening prayer time is based on the altitude of the area in Jeneponto Regency. 2. Implementation of Prayer Time Schedules of All Time. 3. Comparison of the start of the evening prayer time based on the elevation of the area in Jeneponto Regency with the schedule of all time prayers. Meanwhile, the reality of the start of the prayer time based on the height of the place is not an influence because the standard among the community is the sound of the call to prayer at the mosque. The use of prayer time schedules is generally used in mosques, especially in the Jenepinto Regency area. Comparison of the start of the prayer time with the all-time prayer schedule, in the highlands there is a difference of 2-3 minutes and in the lowland areas there is a difference of 1-2 minutes with the schedule of all-time prayer times, while in the highlands and lowlands there is a difference of 1 minute and not a problem. The implication of this research is that determining the coordinates used as a reference is also important because differences in taking regional coordinates will cause differences in the results of schedule calculations. A good timetable calculated specifically for a city, and duly issued by the competent authority. Keywords: Prayer times, Altitude, Jeneponto Regency
Eksistensi Planetarium El Hilal sebagai Penunjang Pendidikan dan Praktik Falak di UIN Alauddin Makassar Sitti Raodatul Jannah; Wakia, Nurul; Sabriadi HR
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 5 No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v5i1.40194

Abstract

Keberadaan planetarium El Hilal menjadi landasan pemikiran Islam yang sangat penting untuk jadikan pusat kajian Islam dalam meningkatkan pengetahuan Ilmu Falak, di UIN Alauddin Makassar masih sangat kurang, sehingga dengan adanya planetarium ini bisa memberikan pendidikan formal secara interaktif dan bisa dijadikan objek edukasi bagi mahasiswa UIN Alauddin Makassar dan mahasiswa dari universitas lain. Jenis penelitian ini tergolong dalam penelitian lapangan, dengan pendekatan penelitian yang digunakan adalah: pendekatan yuridis formal, dan pendekatan astronomis. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer diperoleh dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di Kampus 2 UIN Alauddin Makassar. sedangkan sumber data skunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku, jurnal, skripsi, dan tulisan ilmiah yang berkaitan dengan objek penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan urgensi Planetarium El Hilal berfungsi sebagai media pengembangan ilmu falak, tempat ruang belajar, tempat untuk observasi benda-benda langit dan dijadikan tempat diskusi ilmiah tentang alam semesta. Keberadaannya sangat menguntungkan dan strategis bagi para mahasiswa Ilmu Falak sedangkan menurut beberapa mahasiswa mengatakan keberadaan planetarium tidak terlalu umum dan belum efektif karena masih di jadikan ruang untuk belajar dan praktik. Prospek pengembangan dalam dunia pendidikan, Planetarium El Hilal kedepannya dapat menjadi sarana eduwisata bagi masyarakat umum, tempat penelitian atau pengamatan bagi mahasiswa ilmu, dijadikan sarana hiburan bagi masyarakat umum. Prospek pengembangan dalam instrumen Planetarium El Hilal diharapkan memiliki kubah atau dome, ruangan yang dikembangkan menjadi lebih luas seperti auditorium, mempunyai proyektor, dan kedepannya Planetarium El Hilalmemiliki instrumen yang nyaman bagi pengunjung seperti tempat duduk/sofa yang canggih dan berkualitas dan instrumen-instrumen lainnya dapat diperbarui.Implikasi dalam penelitian Planetarium El Hilal harus lebih aktif menjalankan kegiatan dan mengembangkan perannya dalam pendidikan dan praktik falak di UIN Alauddin Makassar, terlebih planetarium seperti ini baru ada di wilayah Indonesia Timur, serta kedepannya instrumen dan infrasturukturnya lebih dikembangkan menjadi teknologi yang canggih.
Uji Akurasi Arah Kiblat Masjid dan Makam di Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba sulastri; Supardin; Cahyani, Intan
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 5 No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v5i1.40481

Abstract

Penelitian ini membahas tentang penentuan arah kiblat masjid dan makam di Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba dan hasil uji akurasi arah kiblat masjid dan makam di Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi terkait bagaimana tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang arah kiblat masjid dan makam serta menerapkan metode falak dalam menentukan arah kiblat masjid dan makam di Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba hingga dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas mengenai pentingnya penentuan arah kiblat masjid dan makam di kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini merupakan penelitian field research dengan meggunakan metode kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dari masyarakat. Teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui berbagai data primer dan data sekunder. Peneliti ini mengambil objek 5 masjid dan 2 makam sebagai sampel untuk menentukan arah kiblatnya. Hasil dalam penelitian ini ada beberapa masjid yang melenceng dan ada juga sudah akurat begitupun makam yang mengalami kemelencengan. Jadi, perlu sosialisasi dari pemerintah khususnya Kementrian Agama untuk mengadakan uji akurasi arah kiblat masjid dan makam di Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba, terkhususnya tokoh agama dan masyarakat untuk memahami tentang arah kiblat dan makam. Sehingga kedepannya bisa mengetahui arah kiblat masid dan makam yang sebenarnya. Implikasi dari penelitian ini adalah peneliti berharap bahwa proses pengukuran arah kiblat di Kecamatan Bontotiro tetap berlanjut meskipun diluar proses penelitian ini, sehingga bisa di adakannya gerakan akurasi arah kiblat masjid dan makam agar dapat mengedukasi masyarakat terkait pentingnya arah kiblat. Serta peneliti berharap kedepannya pemerintah setempat masyarakat dan tokoh agama yang berada di Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba bersama mahasiswa ilmu falak agar kiranya melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar lebih memahami terkait arah kiblat yang sebenarnya.
Efektivitas Hisab Rashdul Kiblat Harian dalam Penentuan Arah Kiblat Masjid dan Musholla di Kelurahan Samata Sri Wahyuni; Latuconsina, Mahyuddin; Mustafa, Adriana
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 5 No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v5i1.40564

Abstract

Rashdul kiblat harian menjadi salah satu penentuan arah kiblat yang akurat karena metode ini berpedoman pada matahari dan metode penentuannya termasuk yang akurat. Jenis penelitian ini termasuk peneltian lapangan (field reseach) dengan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu normatif syar’i, sosiologis, dan astronomis, Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer yang difokuskan kepada imam masjid, pengurus masjid serta guru sekolah dan sumber data sekunder, selanjunya metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi atau pengamatan, wawancara atau interview, dan dokumentasi baik berupa buku, jurnal, website dan berbagai tulisan- tulisan yang berkaitan dengan penelitian. Lalu, teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan melalui tiga tahapan yaitu reduksi, penyajian data dan penyimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hisab rashdul kiblat harian yang dilakukan selama sepuluh hari mengalami selisih kurang lebih empat menit dan hasil akurasi dari hisab rashdul kiblat harian di kelurahan Samata dilakukan pengukuran sebanyak sembilan masjid dan 1 musholla yaitu terdapat lima masjid yang mengalami kemelencegan dan 4 masjid sudah sesuai, sementara musholla juga sudah sesuai dengan kiblat Sulawesi Selatan yaitu 292o. Implikasi dari penelitian ini adalah diharapkan menjadi informasi dan referensi terkait hisab rashdul kiblat harian dalam penentuan arah kiblat meskipun menggunakan alat yang sederhana tetapi tingkat keakuratnnya sangat baik dalam penentuan arah kiblat dan diharapakan mahasiswa dapat berperan penting dalam memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang arah kiblat khususnya hisab rashdul kiblat harian.
PERAN PENGADILAN AGAMA DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH DI INDONESIA Andi Muhammad Sofyan; Daeng Mapuna, Hadi; Syukur Abu Bakar, Abd
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 5 No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v5i1.40612

Abstract

Abstrak Pokok masalah penelitian ini yaitu bagaimana peran Pengadilan Agama dalam penentuan awal bulan kamariah di Indonesia. Adapun sub pokok masalah penelitian ini adalah: Bagaimana mekanisme penentuan awal bulan kamariah oleh Pengadilan Agama dan bagaimana peraturan yang mengatur peran Pengadilan Agama dalam penentuan awal bulan kamariah. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (Library Research) yang bersifat kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, Pengadilan Agama berperan dalam menetapkan hasil rukyat hilal dalam penentuan awal bulan kamariah melalui pelaksanaan sidang isbat rukyatul hilal. berdasarkan surat Ketetapan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: KMA/095/X/2006 tentang Penetapan Izin Sidang Isbat Kesaksian Rukyat Hilal dengan Hakim Tunggal kepada Mahkamah Syar’iyah untuk wilayah Nanggroe Aceh Darussalam dan untuk seluruh Pengadilan Agama di Indonesia. Pengadilan Agama diberi kewenangan untuk memberikan isbat kesaksian rukyat hilal sebagaimana ketentuan dalam Pasal 52A Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Peradilan Agama yang menyebutkan: “Pengadilan Agama memberikan isbat kesaksian rukyat hilal dalam penentuan awal bulan pada tahun Hijriyah”. Implikasi dari penelitian ini ialah diharapkan kepada Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama mampu menyelesaikan perkara perbedaan penentuan bulan kamariah terutama awal bulan Ramadan, Syawal (Idul Fitri) dan Zulhijjah (Idul Adha) serta mampu menyatukan persepsi antar golongan yang berbeda pendapat terkait dengan penentuan awal bulan kamariah. Kata Kunci: Peran, Pengadilan Agama, Bulan Kamariah
Uji Akurasi Pengukuran Arah Kiblat Masjid di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa Nur Adni Ramadhani; Aisyah, Nur; Amir, Rahma
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 5 No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v5i1.40707

Abstract

Penentuan arah kiblat masjid di Kecamatan Bontomaranu Kabupaten Gowa menggunakan metode yang sederhana karena kurangya pemahaman masyarakat tentang penentuan arah kiblat bahkan masih diluar batas toleransi. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan yang menerapkan metode penelitian kualitatif, memakai pendekatan syar’i, astronomis dan sosiologi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui metode penentuan arah kiblat masjid di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengukuran ulang terhadap posisi arah kiblat masjid tersebut dengan menggunakan beberapa metode, yakni Kiblat Tracker, Busur Derajat, Dioptra dan Google Earth. Peneliti melibatkan sembilan sebagai sampel dalam penentuan arah kiblat masjid. Hasil ini menunjukan bahwa tingkat akuarsi arah kiblat pada masjid di Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa masih mengalami beberapa kemelencengan dan beberapa yang sudah akurat. Oleh sebab itu, diharapkan Kementrian Agama selaku pihak yang berwenang dalam hal penentuan arah kiblat dapat memberikan pemahaman mengenai metode dalam penentuan arah kiblat terutama pada masjid-masjid tua yang rentan akan kemelencengan arah kiblat.
UJI AKURASI PENGGUNAAN INSTRUMEN UNI-ONE TRACKER DALAM PENENTUAN ARAH KIBLAT DI KAMPUS UIN ALAUDDIN MAKASSAR RAHMAT, ANDI RACHMAT ADY ULLANG; Fatmawati; Akib, Faisal
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 5 No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v5i1.41312

Abstract

Abstrak Instrumen Uni-One Tracker adalah sebuah instrumen yang dibuat oleh mahasiswa ilmu falak angkatan 2019 untuk mengikuti OASE SE-PTKIN Indonesia di Aceh. Dibawah binaan para dosen ilmu falak dan alumni. Uni-One Tracker ini merupakan gagasan atau ide kreatif yang dihadirkan untuk memadukan tiga ruang lingkup ilmu falak dalam satu alat yakni : penentuan arah kiblat, penentuan waktu salat, dan penentuan posisi hilal awal bulan kamariah. Penelitian ini untuk :1) Mengetahui komponen-komponen Instrumen Uni-One Tracker dalam penentuan arah kiblat, 2) Mengetahui metode penggunaan instrumen Uni-One Tracker dalam penentuan arah kiblat dan 3) Mengetahui tingkat akurasi instrumen Uni-One Tracker terhadap instrumen Theodolit dalam penentuan arah kiblat. Penelitian ini termasuk pada penelitian lapangan (field research), merupakan penelitian yang dijalankan dengan terstruktur melalui pengumpulan data di lapangan dengan menggunakan metode deksriptif kulatitatif yang melibatkan pengumpulan data primer dan sekunder, sumber data primer berasal dari penelitian kepustakaan, yaitu referensi buku, jurnal, disertasi, dan lain-lain. Dan sumber data sekunder berasal dari data yang diperoleh dari peneltian lapangan melalui dokumentasi dan observasi. Peneliti menggunakan pendekatan dekskriptif untuk menganalisis data, kemudian untuk menguji keakuratan instrumen Uni-One Tracker peneliti menggunakan instrumen Qiblat Tracker dan Theodolit sebagai pembanding. Penelitian ini menghasilkan tiga temuan penting yang pertama: Komponen instrumen Uni-One Tracker dalam penentuan arah kiblat terdiri atas Tongkat bayangan, papan dial, tripod, waterpasss, busur derajarat, penggaris, spidol, aplikasi Suncompas, aplikasi Star Walk 2,dan waterpass. Kedua, metode penggunaanya terdiri dari tiga metode penentuan arah kiblat yaitu secara konvesional: pasang instrumen Uni-One Tarcker¸lalu ratakan papan dial dengan melihat suncompas, lalu pasang tongkat bayangan lalu buat garis lurus yang memotong garis B-T sebesar 90° kemudian gunakan mistar untuk menarik garis lurus B-T dan U-S dan itulah arah kiblatnya, penentuan arah kiblat dengan menggunakan aplikasi Suncompas pasang instrumen Uni-One Tarcker¸lalu ratakan papan dial dengan melihat waterpass, lalu arahkan ke azimut matahari lalu arahkan ke azimut kiblat dan itulah arah kiblat, penentuan arah kiblat dengan menggunakan , aplikasi Star Walk 2, pasang instrumen Uni-One Tarcker¸lalu ratakan papan dial dengan melihat Waterpass, lalu bidik benda-benda langit yang akan diteliti, arahkan piringan ke azimut bulan dan benda-benda langit lainya dan itulah arah kiblat. Ketiga, instrumen Uni-One Tracker merupakan instrumen yang dapat melakukan penentuan arah kiblat, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan melakukan penentuan arah kiblat hasil selisih yang didapat antara pentuan arah kiblat di masjid pada siang hari dengan menggunakan azimut matahari mendapatkan hasil arah kiblat masjid yang akurat tetapi, pada penentuan instrumen Uni-One Tracker pada malam hari dengan menggunakan azimut Bulan dan benda-benda langit lainya mendapatkan hasil yang tidak akurat dikarenakan posisi laser dengan papan dial tidak presisi. Implikasi dari penelitian ini ialah dalam instrumen Uni-One Tracker ini terus diperbaiki dan ditingkatkan sehingga dapat memberikan kemudahan bagi pengguna dan memungkinkan pengukuran. Kata Kunci: Uni-One Tracker, qiblat Tracker, Theodolite.
PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH BERDASARKAN INFORMASI PREDIKSI CUACA DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUN Suryah Rahmah; Kusmiran, Amirin; Chotban, Sippah
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 5 No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v5i1.46792

Abstract

Menentukan masuknya awal bulan Kamariyah yang berpatokan pada peredaran bulan mengelilingi bumi memiliki metode tersendiri. Metode khusus seiring dengan perkembangan zaman yang digunakan dalam menentukan awal bulan Kamariyah, yakni Rukyatul Hilal dan Hisab Astronomi. Metode Hisab dengan perhitungannya, dan Rukyatul Hilal dengan pembuktiannya secara ilmiah dari data Hisab. Namun, kesemuanya itu tidak lepas dari inti penentuan awal bulan Kamariyah, yakni ketampakan hilal. Hal ini sangat bergantung dengan kondisi cuaca terkait dengan keberhasilan pengamatan. Hilal tidak dapat teramati dengan jelas ketika keadaan langit tertutup awan gelap (mendung) atau bahkan hujan. Penelitian ini meneliti penentuan prediksi cuaca yang berpatokan pada peluang curah hujan untuk melihat peluang ketampakan hilal. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif yang menggunakan data cuaca dan data hilal tahun sebelumnya sebagai patokan perbandingan. Penelitian ini diolah dengan memproyeksikan data-data kondisi curah hujan yang diperoleh sebagai data kuantitatif dan akan digunakan sebagai data pengujian untuk melakukan prediksi, dan hasil proyeksi data tersebut sebagai deskripsi hasil penelitian dari data prediksi yang diperoleh menggunakan metode jaringan syaraf tiruan (JST) pada perangkat lunak MatLab. Tujuannya, agar memudahkan memahami penetapan penentuan awal bulan Kamariyah berdasarkan pada hasil prediksi cuaca. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh signifikan kondisi cuaca dengan ketampakan hilal dari hasil prediksi curah hujan sebagai faktor yang mempengaruhi ketampakan hilal. Terbukti pada bulan Januari – Maret 2024 berdasarkan hasil prediksi cuaca yang dilakukan, intensitas curah hujan cukup tinggi, sehingga penentuan awal bulan Kamariyah untuk bulan Rajab 1445 H (Januari 2024 M) dari data Hisab, hilal telah wujud, namun secara Rukyat, hilal tidak tampak dikarenakan kondisi cuaca berdasarkan data hasil rukyat yang diperoleh dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika). Penelitian ini berimplikasi pada prediksi cuaca dalam penentuan awal bulan Kamariyah beserta faktor penghalangnya terkait keberhasilan pengamatan, untuk melihat kemungkinan terlihatnya hilal.
Pengaruh Variabilitas Gerak Semu Matahari Terhadap Perubahan Waktu Salat Diberbagai Garis Lintang Perspektif Ilmu Falak Sahrani, Nurul; Syarif, Rasyawan; Rahmatiah HL
HISABUNA: Jurnal Ilmu Falak Vol 5 No 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/hisabuna.v5i1.48051

Abstract

“The sun is in apparent or phantom motion but it is the earth that moves around the sun. Prayer times are influenced by the length of day and night in each latitude or region. This study uses library research using qualitative research with descriptive analysis. Using Shar'i and astronomical aproaches. The resuls of this study indicate that the sun performs pseudo-motion. The apparent motion of the sun causes the rotation and revolution of the earth, so that the sun is north and south of the earth. The sun is north of the equator (around March 21 - September 23) and south of the equator (around September 24 - March 20). This causes the length of day and night and differences in prayer times in each region or latitude. For example, in Gowa the duhur prayer time is at 12:05, while in Manado it is at 12:23. But in December, the noon prayer time in Gowa is at 12:02, while in Manado it is at 11:50. Apart from the influence of the apparent motion of the sun, the latitude of the place also affects the change in prayer time. In falak science, the determination of prayer times is significantly studied in the form of formulas using data on the latitude of the place, solar declination, longitude, mean time, and sun height”. Keywords: Sun's Apparent Motion, Prayer Time, Latitude

Page 1 of 1 | Total Record : 10