cover
Contact Name
Adek Cerah Kurnia Azis
Contact Email
adek_peros@yahoo.com
Phone
+6285278021981
Journal Mail Official
gorgajurnalsenirupa@unimed.ac.id
Editorial Address
Jl. Willem Iskandar / Pasar V, Medan, Sumatera Utara – Indonesia Kotak Pos 1589, Kode Pos 20221
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Gorga : Jurnal Seni Rupa
ISSN : 23015942     EISSN : 25802380     DOI : https://doi.org/10.24114/gr.v9i1
Core Subject : Education, Art,
Gorga : Jurnal Seni Rupa terbit 2 (dua) kali setahun pada bulan Juni dan Desember, berisi tulisan/artikel hasil pemikiran, hasil penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang ditulis oleh para pakar, ilmuwan, praktisi (seniman), dan pengkaji dalam disiplin ilmu kependidikan, kajian seni, desain, dan pembelajaran seni dan budaya.
Articles 36 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa" : 36 Documents clear
SKETSA TAHAPAN AWAL “MERARIK” AKRILIK 3D DENGAN MEDIA SENSOR SUARA DAN CAHAYA Christofer Satria; Hasbullah Hasbullah; I Nyoman Subudiartha
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.26219

Abstract

The Merarik tradition is one of the customs of the Sasak tribe, which means eloping or kidnapping. This interesting phenomenon is very unique because a man has to kidnap his woman without being noticed by the parents of the woman. In this case, the research subject is in Sade Village. To obtain the desired information, researchers used interview techniques with this type of qualitative research (Interview with the Traditional Village (Sade Village), the Chairperson of the Sasak Indigenous Community (MAS), and a couple who married with the traditional merarik) The results of the study found that the first stage in the merarik tradition was the Merarik stage. A sketch is a rough and light drawing or just an outline of an unfinished drawing or painting. Or a sketch can also be interpreted as a plan for a picture or painting to be made. The Design Thinking method is the method used to solve this problem, which has several stages such as empathize, define, ideate, prototype, test, and implement. Aesthetic theory is a theory that is used to strengthen the work of the creator. According to Bruce Allsopp, Aesthetic theory is a theory that studies the processes and rules in creating a work of art, which is expected to generate positive feelings for people who see and feel it. The creator hopes that the sketch of several stages in this drawing can help the creator to simplify the work to be made and provide additional ideas to the creator and make it easier for the creator to sort or select layer by layer from the sketch.Keywords: merarik, qualitative, acrylic, sketches, aesthetics.AbstrakTradisi Merarik adalah salah satu adat istiadat dari suku sasak, yang berartikan kawin lari atau penculikan. Fenomena merarik ini sangatlah unik dikarenakan seorang pria harus menculik wanitanya tanpa diketahui oleh orang tua dari wanitanya. Dalam hal ini yang menjadi subjek penelitian berada di Desa Sade. Untuk mendapatkan informasi yang di inginkan peneliti menggunakan teknik wawancara dengan jenis penelitian kualitatif (Wawancara dengan Desa Adat (Desa Sade) , Ketua Masyarakat Adat Sasak (MAS), dan Pasangan yang menikah dengan adat merarik). Hasil penelitian mendapati bahwa tahapan pertama dalam tradisi merarik ialah tahapan Merarik. Sketsa adalah gambar yang kasar dan ringan atau gambaran garis besarnya saja dari suatu gambar atau lukisan yang belum selesai. Atau sketsa dapat diartikan juga sebagai rencana dari suatu gambar atau lukisan yang akan dibuat. Metode Design Thinking adalah metode yang digunakan untuk penyelesaian masalah ini, yang terdapat beberapa tahapan seperti empathize, define, ideate, prototype, test, dan implement. Teori Estetika adalah teori yang digunakan untuk memperkuat hasil karya pencipta., Menurut Bruce Allsopp Teori estetika adalah teori yang mempelajari tentang proses dan aturan dalam menciptakan suatu karya seni, yang diharapkan bisa menimbulkan perasaan positif bagi orang yang melihat dan merasakannya. Pencipta berharap dengan adanya sketsa dari beberapa tahapan dalam merarik ini dapat membantu pencipta dalam mempermudah karya yang akan dibuat dan memberikan ide-ide tambahan kepada pencipta dan mempermudah pencipta untuk memilah atau memilih layer by layer dari sketsa tersebut.Kata Kunci: merarik, kualitatif, akrilik, sketsa, estetika. Authors:Christofer Satria : Universitas BumigoraHasbullah : Universitas BumigoraI Nyoman Subudiarta : Universitas Bumigora References:Adnan, S. (2004). Pergeseran Nilai-nilai Adat Marari Pada Masyarakat Suku Sasak Lombok (Studi Pada Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat). Semarang:  Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. http://eprints.undip.ac.id/11011/1/2004MNOT3051.pdfAllmy. (2012). Pengertian Sketsa. http://allmy.blogdetik.com/2012/12/24/pengertiansketsa/ (diakses 18 Maret 2021).Azhar, H. Lalu. (2021). “Tradisi Merarik”. Hasil Wawancara Pribadi: 12 April 2021, Desa Sade.Budiman, H. C. (2016). Perancangan dan Pembuatan Mesin Penekuk Akrilik. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.Caraousell. (2021). Acrylic Sheet. https://www.carousell.sg/p/acrylic-sheet-5mm-thk-108794231/ (diakses pada tanggal 16 Juni 2021).Dunne, David. (2018). Design Thinking at Work. London: University of Toronto Press.Eko, S. (2019). Gambar Bentuk. Padang: Universitas Negeri Padang.Fidelia, M. (2009). Perpustakaan Seni Rupa di Yogyakarta (Intergrasi Perpustakaan, Galeri, dan Kafe, dengan Memasukan Karakter Karya-karya Dimitri Maksimov sebagai Sumber Inspirasi). Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.Hadinata, G. Q. (2019). Pengaruh Komposisi Cat Akrilik dan Binder Sablon Terhadap Kualitas Tahan Luntur Warna dan Kekakuan Dalam Pembuatan  Motif Cosplay Pada Kain Katun, Satin, dan Drill. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.Indotrading. (2016). Acrylic Lembaran Putih Susu 3mm.https://www.indotrading.com/cahayaabadipackinggasket/acrylic-lembaran-putih-p606771.aspx (diakses pada tanggal 16 Juni 2021).Lightboxgoodman. (2021). Cinderella 4 – Paper Cutting Light Box. https://lightboxgoodman.com/collections/all-products/products/across-the-sea-1-laser-cut-reproduction-3d-paper-cutting-night-light-paper-cut-light-box-paper-cutting-light-box-1?variant=39262773903522 (diakses pada tanggal 16 Juni 2021).Mclntyre, J. E. (2005). Synthrtic Fibres: Nylon, Polyster, Acrylic, Polyolefin. England: Woodhead Publishing Limited.Melichson, H. (2009). The Art Of Paper Cutting. USA: Penn Publishing.MT, F. S. H. (2018). Pengaruh Penggunaan Media Grafis Terhadap Kemampuan Representasi Matematis Siswa Di Kelas VII Mts N 4 Mandailing Natal. Padangsidimpuan:  IAIN Padangsidimpuan. Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.Putra, P. A. (2013). Mesin Pemotong Akrilik Berbasis Mikrokontroler. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.Satria, C. (2021). “Merarik”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 16 Juni 2021, Universitas Bumigora.Saladin, B. (2013). Tradisi Merari’Suku Sasak di Lombok dalam Perspektif Hukum Islam. Al- Ihkam, 8(1), 21-39. http://doi.org/10.19105/al-ihkam.v8i1.338Sumardjo, J. (2010). Estetika Nusantara. Surakarta: Institut Seni Indonesia Surakarta.Tolu, Admin. (2017). Pengenalan Resin dan Katalis serta Takaran Tepat Perbandingannya. https://www.kerajinankreatif.com/2017/04/campuran-resin-dan-katalis.html (diakses pada tanggal 16 Juni 2021).
STRATEGI PENGELOLAAN SANGGAR GONG SITIMANG DALAM MELESTARIKAN MUSIK TRADISIONAL MELAYU JAMBI Arnia Hartipa Iskandar
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.24938

Abstract

Sanggar Gong Sitimang is a Jambi Malay music studio founded by a Jambi artist named Zulkarnain in 2000, this studio was founded as a forum for music lovers to develop skills and creativity in traditional arts. The purpose of this research is to analyze and study the management of the traditional music art studio Gong Sitimang which still exists and survives in modernity. This paper is descriptive qualitative using data collection tools in the form of observation and interviews. Data analysis was performed using the SWOT method to assess problems from both internal and external factors. The data sources of this research are the studio founders, studio managers, and key persons. The results of the research on the management of Sanggar Gong Sitimang from the results of the IE matrix analysis, the position of the Gong Sitimang Studio was in position IV, where the Gong Sitimang studio showed Growth and Build which means growth and development, a variety of strategies that are suitable in this Gong Sitimang studio is Intensive or Integration. Meanwhile, according to the results of the SWOT quadrant the position of the Gong Sitimang studio is in quadrant I, namely the generic expansion strategy. The variations of the strategies used are offensive (variations of the SWOT quadrant strategy), Intensive & Integration (variations of strategies from the IE matrix).Keywords: management strategy, gong sitimang.AbstrakSanggar Gong Sitimang merupakan sanggar musik bernuansa melayu Jambi yang didirikan oleh seniman Jambi bernama Zulkarnain pada tahun 2000, sanggar ini didirikan sebagai wadah bagi pecinta seni musik untuk mengembangkan skill dan kreativitas dalam kesenian tradisional. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengkaji tentang pengelolaan sanggar seni musik tradisional gong sitimang yang masih eksis dan bertahan di zaman modernitas. Tulisan ini merupakan deskritif kualitatif dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa observasi dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan metode SWOT untuk mengkaji permasalahan baik dari faktor internal dan eksternal. Sumber data penelitian ini adalah Pendiri Sanggar, Pengelola Sanggar, dan Key Person. Hasil penelitian pengelolaan Sanggar Gong Sitimang dari hasil analisa matrik IE posisi Sanggar Gong Sitimang ini beerada di posisi IV, dimana sanggar gong sitimang menunjukkan Growth and Build yang artinya tumbuh dan bina. untuk variasi strategi yang cocok pada sanggar gong sitimang ini adalah Intensif atau Integrasi. Sedangkan menurut hasil kuadran SWOT posisi sanggar gong sitimang berada pada kuadran I yaitu Strategi generik Ekspansion. Jadi variasi strategi yang digunakan adalah ofensif (variasi strategi kuadran SWOT), Intensif & Integrasi (variasi strategi dari matrik IE).Kata Kunci: strategi pengelolaan, gong sitimang. Author:Arnia Hartipa Iskandar : Institut Seni Indonesia Yogyakarta References:Albertus, P. S. (2020). Analisis SWOT dalamPenentuan Strategi Pemasaran untuk Peningkatan Penjualan Mesin Diesel. https://resposity .usd.ac.id/38258/2/152214193_full.pdf (diakses 18 Maret 2021).David, F. R. (2016). Manajemen Strategi, Edisi 15.Jakarta: Salemba Wmpat.Erwin, S. (2014). Analisis SWOT DalamBisnis. Bandung. Kata Pena.Kartika, R. Y. (2017). Strategi Pengelolaan SanggarSeni Sidoum di Kota Langsa, Aceh. Jurnal Tata Kelola Seni, 3(2), 54-68.Natonis, R. J. I. (2016). Strategi Pengelolaan PusatMusik Liturgi Yogyakarta. Jurnal Tata Kelola Seni, 2(2), 66-80.Rangkuti, F. (2016). Teknik Membedakan Kasus BisnisAnalisis SWOT. Jakarta: PT Gramedia.Sondang, P. S. (2000). Manajemen Strategi. Jakarta:PT Bumi Aksara.Sugiyono. (2011). Metode Penelitian KuantitatifKualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
OPERA BATAK PEREMPUAN DI PINGGIR DANAU KARYA LENA SIMANJUNTAK SEBUAH TINJAUAN SEMIOTIKA Isna Hidayani; Sahrul N; Dharminta Soeryana
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.26436

Abstract

The purpose of the research is to reveal the meaning of sign in Woman at The Lakes Edge Batak Opera Performance. The study used descriptive analysis aproach by quantitative resesrach methode. The theoritical frameworks chosen to answer the research questions are the structural and texture coceptual frammework and the semilogical conceptual framework. Several conclusions resulted from the research are: The Woman at The Lakes Edge Opera Batak Performance has a moral massage that conveyed by the implied meaning of the sign created by Lena as the performance script writer and directure.Keywords: semiology, woman at the lakes edge. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan makna tanda dalam Pertunjukan Opera Batak Perempuan di Pinggir Danau, Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif Analisis dengan metode penelitian kualitatif. Kerangka teoritis yang dipilih untuk menjawab pertanyaan penelitian adalah kerangka konsep Semiologi. Beberapa kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini yakni; Pertunjukan Opera Batak Perempuan di Pinggir Danau memiliki pesan moral yang disampaikan dengan makna yang tersirat pada tanda yang diciptakan oleh Lena selaku Penulis naskah sekaligus sutradara pertunjukan.Kata Kunci: semiologi, perempuan di pinggir danau. Authors:Isna Hidayani : Institut Seni Indonesia PadangpanjangSahrul N : Institut Seni Indonesia PadangpanjangDharminta Soeryana : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References:Barthes, Roland. (2010). Elements Of Semiolog. New York: Hill And Wang.Hidayani, Isna. (2019). “Opera Batak”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 28 Juli 2020, ISI Padangpanjang.Hidayani, Isna. (2020). “Opera Batak”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 29 Juli 2020, ISI Padangpanjang.Hutari, Fandy. (2009). Sandiwara Dan Perang.Yogyakarta: Ombak.Norman, K. Denzin, Yvonna S. Lincoln. (1994). Handbook Of Qualitative Research. London: Sage Publications Ltd.Simanjuntak, Lena. (2013). Opera Batak Perempuan Di Pinggir Danau Woman At Lake’s Edge Frauen Am Rande Des Sees Borua Nadi Duru Ni Tao. Yogyakarta: Katakita.Sobur, Alex. (2003). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
EFEKTIFITAS USABILITY (PENGGUNAAN) SIGN SYSTEM TEMPAT WISATA KOTA SAWAHLUNTO SEBAGAI KOTA TAMBANG BERBUDAYA Dwi Mutia Sari; Eko Purnomo
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.24724

Abstract

Sawahlunto City is a tourist city by highlighting two tourism potentials that become its strengths, Mining Tourism and Old Town History Tour, which utilizes former mines and the many Dutch heritage buildings in Sawahlunto City. To support tourism in Sawahlunto City, which is widely known by visitors, communicative information media is needed so that visitors know the identity of an object, information as well as the direction and next location, one of which is the use of a sign system as media. This study aims to examine how effective the use of the sign system has been in tourist areas around the City of Sawahlunto using the Direct Rating Method (DRM), through quantitative research methods. The sub-variables used are attention, readthrough, cognitive effects, affective effects, and behavioral. The result of the research that was processed by 97 respondents was the total value of the G dimension or the total score of the sub-variables, which was 76.96. The next value is converted through the DRM table, so that the sign system is included in the good category as a visual communication media in public spaces, namely in Sawahlunto City tourism.Keywords: sawahlunto city, effective, sign system.AbstrakKota Sawahlunto merupakan kota wisata dengan menonjolkan dua potensi wisata yang menjadi kekuatannya, Wisata Tambang dan Wisata Sejarah Kota Lama, yang memanfaatkan bekas tambang serta peninggalan bangunan Belanda yang banyak di Kota Sawahlunto. Untuk mendukung wisata di Kota Sawahlunto dikenal luas oleh pengunjung, diperlukan media informasi yang komunikatif agar pengunjung mengetahui identitas suatu objek, informasi serta arah dan lokasi yang akan dituju berikutnya, salah satunya dengan penggunaan media sign system. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji seberapa efektifnya penggunaan sign system tersebut yang sudah diterapkan pada area wisata di sekitar kawasan Kota Sawahlunto dengan menggunakan Direct Rating Method (DRM), melalui pendekatan metode penelitian kuantitatif. Adapun sub variabel yang digunakan adalah perhatian (attention), pemahaman (readthrougness), efek kognitif, efek afektif, dan efek sikap terhadap media (behavioral). Hasil dari penelitian yang melalui olahan 97 responden adalah nilai total dimensi G atau skor total keseluruhan sub variabel, yaitu sebesar 76,96. Yang selanjutnya nilai tersebut dikonversikan melalui tabel DRM, sehingga sign system termasuk dalam kategori baik sebagai media komunikasi visual yang berada di ruang publik, yaitu berada di wisata Kota Sawahlunto.Kata Kunci: kota sawahlunto, efektif, sign system. Authors:Dwi Mutia Sari : Universitas Negeri PadangEko Purnomo : Universitas Negeri Padang References:Behance. (2020). Sign System Berupa Petunjuk. https://www.behance.net/gallery/8364147/Redesign-Signage-System-for-Taman-Margasatwa-Ragunan (diakses tanggal 29 Februari 2020).Dumas, Joseph S dan Redish, Janice C. (1999). A Practical Guide to Usability Testing. USA: Intellect.Durianto, Darmadi dkk. (2003). Invasi Pasar dengan Iklan yang Efektif (Strategi, Program, dan teknik Pengukuran). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Evrinaldi. (2020). Kota Tua Sawahlunto Diajukan Menjadi Warisan Dunia. www.sawahluntotourism.com (diakses tanggal 29 Februari 2020).Follins, John & Hammer, Dave. (1979). Architectural Signing & Graphics. New York: Whitney Library of Design.Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.Jeff, Axup. (2004). Usability Professionals Association, About Usability. Australia: The University of Queensland.Kriyantono, Rachmat. (2007). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.Kusrianto, Adi. (2009). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Penerbit ANDI.Narny, Yenny. (2015). Sawahlunto Perjalanan ke Masa Lalu. Sawahlunto: CV Celyfa.Portaldekave. (2021). Sign System Berupa Larangan. https://www.portaldekave.com/artikel/pengertian-serta-pemahaman-sign-system-menurut-para-ahli (diakses tanggal 3 Maret 2021).Rama, Kertamukti. (2012). Komunikasi Visual dalam Periklanan. Yogyakarta: Penerbit Galuh Yogyakarta.Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.Sunyoto, Sadjiman Ebdi. (2006). Metode Perancangan Komunikasi Visual. Yogyakarta: Dimensi Press.Tinarbuko, Sumbo. (2009). Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Widyatama Rendra.Yulnita, Novika. (2020). “Sign System”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 20 Agustus 2020, Kota Sawahlunto.Zuriah, Nuzul. (2009). Metodologi Penelitian Sosial Pendidikan Teori-Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
PROMOSI SENI PERTUNJUKAN RANDAI SEBAGAI IDENTITAS KESENIAN TRADISIONAL MINANGKABAU Harisnal Hadi; Wimbrayardi Wimbrayardi; M. Nasrul Kamal
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.25558

Abstract

The purpose of writing about the Umbuik Mudo story is to promote Minangkabau traditional arts to the general public. In the Minangkabau community, every Nagari has various groups or groups of randai arts, one of which is very well known to the Tanah Datar Regency area. The contents of the first randai contain remarks from the head of the randai, the second story tells about the randai Ramalah who left his husband, the third tells about Wahab Sutan Mudo, the fourth tells his wife Ramalah around Nagari, Legaran, the fifth tells about Wahab Sutan Mudo and his wife Finally, greets the audience before the randai started. The Randai which is played is accompanied by padendang, gandang, talempong music and is colored by galombang dance, galombang pattern of marching motion and circular galombang.Keywords: arts, traditional, randai, minangkabau, promote.AbstrakTujuan tulisan tentang cerita Umbuik Mudo guna untuk mempromosikan kesenian tradisional Minangkabau kelayak umum. Pada masyarakat Minangkabau setiap Nagari teredapat berbagai kelompok atau grup kesenian randai salah satunya yang sangat di kenal daerah Kabupaten Tanah Datar. Adapun isi randai yang pertama berisi sambutan ketua randai, kedua cerita randai Ramalah yang ditnggal pergi suaminya, ketiga bercerita tentang Wahab Sutan Mudo, keempat menceritakan istrinya Ramalah keliling Nagari, legaran, kelima menceritakan Wahab Sutan Mudo dan istrinya Terakhir memberi salam sembah terhadap penonton sebelum randai dimuali. Randai yang dimainkan diiringi padendang, gandang, musik talempong dan diwarnai tarian galombang, galombang pola gerak berbaris dan galombang melingkar. Kata Kunci: kesenian, tradisional, randai, minangkabau, promosikan. Authors:Harisnal Hadi : Universitas Negeri PadangWimbrayardi : Universitas Negeri PadangM. Nasrul Kamal : Universitas Negeri PadangReferences:Bakker, A. B. (2011). An Evidence-Based Model of Work Engagement. Current Directions In Psychological Science, 20(4), 265-269. 10.1177/0963721411414534.Edward Burnett Tylor. (1871). Primitive Culture: Researches Into the Developmen of Mythology, Philosophy, Religion, Art, anf Cumtom. New York: Henry Holt Erlangga.Endri, Syaiful. (2015). “Randai Umbuik Mudo”. Hasil Wawancara Pribadi: 8 November 2015, Sumatera Barat.Esten, Mursal. (1983). Randai dan Beberapa Permasalahannya, dalam Edi Sedyawati & Sapardi Djoko Damono (eds.), Seni Dalam Masyarakat Indonesia: Bunga Rampai. Jakarta: PT Gramedia.Harymawan, R. M. A. (1988). Dramaturgi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.Hadi, Harisnal. (2020). “Musik Opening Randai Umbuik Mudo”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 16 Mei 2020, Taman Budaya Sumatera Barat.Idrus Hakimi Datuak Rajo Penghulu. (1995). Pegangan Penghulu, Bundo Kanduang, Dan Pidato Alua Pasambahan Adat Di Minangkabau. Bandung:  CV Remaja Karya.Kasmir. (2008). Manajemen Perbankan, Edisi Revisi Delapan. Jakarta: Raja Grafindo.Kotler, Philip, dan Gary Armstrong. (2001). Prinsip- Prinsip Pemasaran Edisi ke VIII Jilid 8. Jakarta: Penerbit Erlangga.Koentjaraningrat. (2003). Ilmu Budaya Dasar. Jakatra: Pustaka Pelajar.Kuswarno, Engkus. (2009). Fenomenologi (Fenomena Pengemis Kota Bandung). Bandung: Widya.Littlejohn, Foss. (2011). Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika.Vredenbregt, Jacob. (1984). Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia.Wimbrayardi, W. (2019). "Tim Padendang Randai Umbuik Mudo". Hasil Dokumentasi Pribadi: 18 Mei 2019, Taman Budaya Sumatra Barat.
PENCIPTAAN TEATER MERETAS ADAB BERANGKAT DARI TRADISI MELANGUN SUKU ANAK DALAM Suci Lantika; Sulaiman Juned; Sahrul Nazar
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.27137

Abstract

The work of Meretas Adab is an achievement of the process of creating a theater based on research on the tradition of Melangun from Anak Dalam tribe. The form approach chosen in this creation process is a contemporary theatrical form. The formulation of the problem in question from this creation is how to realize the creation of a contemporary theater of Meretas Adab departing from the Melangun tradition. The theories used are contemporary theater theory, proscenium stage conventions and cultural arts exploration. The directing method used consisted of research, script preparation, selecting a creative team, separate exercises and joint exercises. The result of this creation process is a theatrical performance that utilizes the properties and daily behavior of the Anak Dalam tribal community. This contemporary theater utilizes Jambi Malay art as the basis for creating musical and dance compositions. Keywords: meretas adab, melangun. AbstrakKarya Meretas Adab merupakan capaian dari proses penciptaan teater yang berlandaskan pada riset atas tradisi melangun suku Anak Dalam. Pendekatan bentuk yang dipilih dalam proses penciptaan ini adalah bentuk teater kontemporer. Rumusan masalah yang dipertanyakan dari penciptaan ini adalah bagaimana mewujudkan penciptaan teater kontemporer Meretas Adab berangkat dari tradisi Melangun. Teori yang digunakan adalah teori teater kontemporer, konvensi panggung proscenium dan eksplorasi seni budaya. Metode penyutradaraan yang digunakan terdiri dari, riset, penyusunan naskah, memilih tim kreatif, latihan terpisah dan latihan gabungan. Hasil dari proses penciptaan ini adalah pertunjukan teater yang memanfaatkan properti dan prilaku keseharian dari masyarakat suku Anak Dalam. Teater kontemporer ini memanfaatkan seni Melayu Jambi sebagai basis dari penciptaan komposisi musik dan tari.Kata Kunci: meretas adab, melangun. Authors:Suci Lantika : Institut Seni Indonesia PadangpanjangSulaiman Juned : Institut Seni Indonesia PadangpanjangSahrul Nazar : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References:Ibrahim, M., Gurniwan, K. & Djakarta, M. (2013).Kehidupan Suku Anak Dalam di Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun. Antologi Pendidikan Geografi, 1(3), 1-15. http://antologi.upi.edu/file/.Irianto, Ikhsan, S. (2020). Recombination of Minangkabau Traditional Arts in Alam Takambang Jadi Batu. Jurnal Ekspresi Seni, 22(1), 85-99.Jalaludin. (2021). “Jenang”. Hasil Wawancara Pribadi: 5Januari 2021, Sorolangun.Ledwin, David, Joe and Robin Stockadale. (2008), The Architecture Of Drama Plot Character Theme Genre And Style. Plymouth: The Scarecrow Press, Inc.Mailinar, N. (2013). Kehidupan Keagamaan Suku Anak Dalam di Dusun Senami Lii Desa Jebak Kabupaten Batanghari Jambi. Jurnal Kontektualita, 28(2), 247-271.Suryadi, Tumanggung Rimbo. (2021). “Pemandu Wisata Sarolangun”. Hasil Wawancara Pribadi: 4 Januari 2021, Kecamatan Sorolangun.Susanti, Susi. & Sherli Novalinda, R. (2019). Penciptaan Tari Breath In Dari Aktivitas Pencari Pensi di Danau Singkarak. Ekspresi Seni, 21(2), 139-149.Susantono, Nurul P. (2016). Produksi Drama Musikal - Dari Ide ke Panggung. Jakarta: Gramedia.Temenggung, Baladan. (2021). “Berburu”. Hasil Wawancara Pribadi: 5 Januari 2021, Bukit Dua Belas Sarolangun.Yudiaryani. (2010). Inspirasi Teoretis Bagi Praktik Pembentukan Teater Kontemporer Di Indonesia. Yogyakarta: UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta.
PENGAPLIKASIAN TEKNIK BLOCK PRINTING DENGAN MATERIAL KAYU BEKAS KEBAKARAN HUTAN KALIMANTAN BARAT PADA PAKAIAN READY TO WEAR Tione Afifaya Dumamika; Mochammad Sigit Ramadhan
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.27154

Abstract

Block printing is a technique of producing images repeatedly on a surface that produces original and unique work because it was done manually. However, as time goes by, block printing is still less well known and less developed in Indonesia. In addition to the newly used wood, block printing plates can be replaced by various alternative materials, such as wood from forest fires. Unfortunately, wood from forest fires often has no selling value and can only be used as charcoal or firewood by the surroundingcommunity. This research aims to find a solution to utilize and increase the value of unused forest fires wood into block printing plates. The author was inspired to use forest fires wood as a block printing plate to increase the artistic and economic value of wood and give a new image to the surface of textiles and fashion products. This research was carried out using qualitative research methods in the form of observations made by observing the condition of wood from forest fires directly; literature studies areobtained from several journals, books, and articles; also, experiments consisting of initial, advanced, and selected experiments. The products produced from this research are sheets of cloth and a collectionof ready-to-wear clothing.Keywords: block printing, wood residue, fashion. AbstrakBlock printing adalah teknik memproduksi gambar secara berulang pada suatu permukaan yang menghasilkan karya orisinil dan unik, karena dilakukan secara manual. Tetapi seiring berjalannya waktu, block printing masih kurang dikenal dan kurang berkembang di Indonesia. Bahan untukmembuat plat cetak block printing dapat diganti dengan berbagai material alternatif, seperti kayu bekas kebakaran hutan. Kayu bekas kebakaran hutan seringkali sudah tidak memiliki nilai jual dan hanya dapat dijadikan arang atau kayu bakar oleh masyarakat sekitar. Tujuan dari penelitian ini yaitumendapatkan solusi untuk memanfaatkan dan meningkatkan nilai kayu bekas kebakaran hutan yang sudah tidak terpakai menjadi plat cetak block printing. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penulis terinspirasi untuk menggunakan kayu bekas kebakaran hutan sebagai plat cetak block printing agar dapat menaikkan nilai seni dan ekonomi kayu, juga dapat memberikan image baru pada permukaan tekstil dan produk fashion. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kualitatif berupa observasi yang dilakukan dengan cara mengamati langsung kondisi kayu bekas kebakaran hutan, studi literatur mengenai topik penelitian didapatkan dari beberapa jurnal, buku, dan artikel, dan eksperimen yang terdiri dari beberapa percobaan eksplorasi awal, lanjutan dan terpilih. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini berupa lembaran kain dan koleksi pakaian ready to wear.Kata Kunci: block printing, kayu bekas, fashion. Authors:Tione Afifaya Dumamika : Universitas TelkomMochammad Sigit Ramadhan : Universitas Telkom References:Adi, S. P., Susanti, N., & Panggabean, M. N. R. (2020). Cetak Tinggi dan Pengaplikasiannya (I. G. N. T. Marutama & M. K. M. Saat (eds.); 1st ed.).Surakarta: UNS Press.Dumamika, Tione Afifaya. (2021). “Pengaplikasian Teknik Block Printing dengan Material Kayu Bekas Kebakaran Hutan”. Hasil DokumentasiPribadi: 1 Januari s.d 30 Oktober 2021, Kalimantan Barat.Eskak, E., & Sumarno. (2016). Peningkatan Nilai Tambah pada Cacat Batang Kayu dengan Kreasi Seni. Dinamika Kerajinan Dan Batik, 33(2),133–144.Ganguly, D., & Amrita. (2013). A Brief Studies On Block Printing Process In India. Man-Made Textiles in India, 41(6), 197–203.Kafka, F. J. (1973). Batik, Tie Dyeing, Stenciling, Silk Screen, Block Printing: The Hand Decoration of Fabrics. USA: Dover Publications.Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. (2018). Mengubah Limbah Kayu Hutan Rawa Gambut Bekas Kebakaran Menjadi Arang Kompos dan Cuka Kayu. www.menlhk.go.id (diakses tanggal 24 April 2021).Lestari, S. B. (2014). Fashion sebagai Komunikasi Identitas Sosial di Kalangan Mahasiswa. Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora, 14(3), 225–238.Media Indonesia. (2019). Olah Limbah Kayu, Solusi Atasi Pembakaran Lahan. www.mediaindonesia.com. (diakses tanggal 24 April 2021).Needleman, D. (2018). The Ancient Art of Jaipur Block Printing, and What It Means to India. https://www.nytimes.com/2018/05/18/t-magazine/block-print-jaipur-india.html (diakses tanggal 1 Mei 2021).Puspitawati, S., & Ramadhan, M. S. (2019). Pengaplikasian Teknik Block Printing Dengan Inspirasi Motif Dari Kebudayaan Suku Baduy. ATRAT: Jurnal Seni Rupa, 7(3), 205–214. https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/article/download/925/695Qodriyatun, S. N. (2014). Kebijakan Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan. Info Singkat Kesejahteraan Sosial, VI(06), 9–12.Rahman, D. (2017). Seni Grafis Indonesia Kembali ke “Jalan Masif”. Brikolase, 9(2), 90–97.Rohani. (2017). Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Media Bahan Bekas. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 137-145. https://doi.org/10.30870/jpppaud.v4i2.4653.Safitri, R., & Rachmat, G. (2016). Studi Kelayakan Kayu Bekas Landasan Peti Kemas sebagai Elemen Interior Lepas. ATRAT: Jurnal Seni Rupa, 4(3). 243-252.SiPongi Karhutla Monitoring Sistem. (2020). Rekapitulasi Luas Kebakaran Hutan dan Lahan (Ha) Per Provinsi Di Indonesia Tahun 2016-2021. www.sipongi.menlhk.go.id (diakses tanggal 20 Oktober 2020).The Kindcraft. (2020). Introduction to Indian Block Printing: Anokhi Museum in Jaipur India. www.thekindcraft.com (diakses tanggal 22 Desember 2020).Trisnawati, T. Y. (2016). Fashion sebagai Bentuk Ekspresi Diri dalam Komunikasi. Jurnal The Messenger, 3(2), 36-43. https://doi.org/10.26623/themessenger.v3i2.268.Waddell, G. (2004). How Fashion Works: Couture, Ready-to-Wear and Mass Production. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(09), 00-00.
PEMANFAATAN TEKNIK TAPESTRI PADA ROMPI DENGAN BAHAN RENDA Sania Ratnawuri Ardianti; Tiwi Bina Affanti
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.28231

Abstract

The background of this project begins with the fact that there are many people in Indonesia who are not familiar with tapestry, so Indonesian need to know the existence of tapestry art. Tapestry is usually applied to rugs or carpets, doormats, and wall decorations, in this case tapestry can be applied to fashion products such as outer which is currently trending. The are some problems that we found in making outer using tapestry techniques. The first one is the application of tapestry techniques for making a vest, The second is the materials used, and the last one is the model of the vest. The creation of the art are carried out using the method of crafting art according to SP Gustami through 3 stages, namely the exploration stage (soul odyssey, field observation, and reference excavation), the design stage (verbal ideas are poured into alternative sketches), and the embodiment stage (based on sketches alternatives and prototypes are made into actual works). The results of the design of the vest that is made by using flat and the soumak tapestry technique that use knitted lace which  is left over from the garment production as the main material is light and not too thick. The pattern (motifs) which is used are geometric shapes and the colors are taken from the vest model of boho embellished which carries the concept of style boho with contrasting bright colors. How to use the tapestry technique into a vest using lace material is making a pattern in the front and the back of the vest that will be visualized, and then making a tapestry vest based to the design that has been made from the beginning to finishing.Keywords: tapestry, outer, vest, lace.Abstrak Latar belakang proyek perancangan ini berawal dari masih banyaknya orang yang belum mengenal tapestri, sehingga eksitensi dari tapestri ini masih perlu disimak karena masyarakat Indonesia belum begitu mengenal seni ini. Tapestri yang biasanya diaplikasikan untuk permadani atau karpet, keset, dan hiasan dinding, dalam hal ini tapestri bisa saja diaplikasikan pada produk fesyen seperti outer yang saat ini sedang trend. Permasalahan yang dihadapi dalam pemanfaatan teknik tapestri kedalam outer yakni penerapan teknik tapestri pada rompi, bahan yang digunakan, dan model rompi yang digunakan. Tahapan penciptaan karya dilakukan dengan metode penciptaan seni kriya menurut SP Gustami melalui 3 tahap yakni tahap eksplorasi ( pengembaraan jiwa, pengamatan lapangan, dan penggalian referensi), tahap perancangan (ide gagasan yang bersifat verbali dituangkan menjadi sketsa alternatif), dan tahap perwujudan (berdasarkan sketsa alternatif dan prototype dibuat karya yang sesungguhnya). Hasil perancangan berupa rompi yang dibuat dengan teknik tapestri yakni teknik tapestri rata dan teknik tapestri soumak, dengan menggunakan bahan utamanya renda rajut sisa produksi garment yang hasilnya ringan dan tidak terlalu tebal. Motif yang digunakan bentuk-bentuk geometris, dan warna diambil dari model rompi boho embellished yang mengusung konsep gaya boho dengan warna-warna cerah yang berlawanan. Cara memanfaatkan teknik tapestri kedalam rompi dengan menggunakan bahan renda yakni membuat pola rompi bagian depan dan belakang yang akan divisualkan, kemudian membuat rompi tapestri sesuai desain yang sudah dibuat dari awal hingga penyelesaian akhir.    Kata Kunci:tapestri, outer, rompi, renda. Authors:Sania Ratnawuri Ardianti : Universitas Sebelas MaretTiwi Bina Affanti : Universitas Sebelas Maret References:Ardianti, Sania Ratnawuri. (2021). “Tapestri”. Hasil Dokumetasi Pribadi: 15 Juli 2021, Surakarta.Dwigantara, Agditya. (2011). Kajian Karya Tapestri Biranul Anas Zaman. Skripsi Gelar Sarjana. Universitas Sebelas Maret.Fitinline. (2014). Jenis Vest Bagian III. https://fitinline.com/article/read/jenis-vest-bagian-iii/ (diakses tanggal 12 Oktober 2020).Gustami, SP. (2007). Butir-Butir Mutiara Estetika Timur Ide Dasar Penciptaan Seni Kriya Indonesia. Yogyakarta: Prasista.Imas, Cynthia Zhafira A. (2019). Aplikasi Tapestri Dan Batik Kontemporer Pada Busana Artwear. Yogyakarta: Jurnal Tugas Akhir Institute Seni Indonesia Yogyakarta.Naufa, Miftahun. (2018). Ekspresi Bentuk Geometris Melalui Penggarapan Tekstil Tapestri. Jurnal Puitika, 14(1), 79-89.Goet, Poespo. (2009). A to Z Istilah Fashion. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Sari, Quartini. (2018). Tampil Fashionable dengan Outer. https://lifestyle.kompas.com/tampil-fashionable-dengan-outer  (diakses tanggal 12 Oktober 2020).
FUNGSI MUSIK DALAM UPACARA PERAYAAN RITUAL THAIPUSAM ETNIS HINDU TAMIL DI BANDA ACEH Rika Wirandi; Magfhirah Murni B. P.
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.28379

Abstract

Thaipusam is a celebration ceremony held sacredly in the form of a prayer ritual procession and the procession of the Lord Murugan statues which is held annually by the Tamil Hindu ethnic community in Banda Aceh. This ritual is held in the Thai month according to the Hindu Tamil calendar, as a form of respect for Lord Murugan for his victory in fighting evil. This celebration ceremony is also a place to fulfill vows and purify themselves for ritual participants - which is accompanied by the attraction of stabbing sharp objects into certain body parts such as the tongue, lips, cheeks, forehead, back, and other body parts. This celebration ceremony includes percussion music at the time of the procession. In addition to having multiple functions in the context of the celebration ceremony, percussion ensemble music in the procession is also believed to have its own effect on ritual participants. Religious songs and percussion music ensembles in the celebration ceremony at first glance do appear to be mere elements of ritual celebration. However, furthermore, the percussion music ensemble is considered to play a role in influencing the spirituality of the ritual performer to lead him to a state of stupor, to trance when performing body piercing attractions. The purpose of this study was to examine the function of music in the Thaipusam Ritual celebration ceremony as well as in influencing the spirituality level of the ritual participants. The research method used is a qualitative research method which is carried out in several stages, including: literature study and in-depth interviews. The approach used in this research is the theory of music function from Alan P. Merriam and the approach to music and trance proposed by Gilbert Rouget. The results of this study indicate that, at least there are four functions of music observed in this study, including: celebratory and entertainment functions; function of cultural expression; the function of legitimizing ritual ceremonies; and function of community group integrity. On the other hand, for ritual supporters – in this case the votive participants, music serves as a spiritual reinforcement for them in fulfilling their vows.Keywords: music function, thaipusam, Banda Aceh.AbstrakThaipusam adalah upacara perayaan yang diselenggarakan secara sakral dalam bentuk prosesi ritual doa dan prosesi araka-arakan arca Dewa Murugan yang diselenggarakan setiap tahun oleh masyarat etnis Hindu Tamil di Banda Aceh. Ritual ini dilangsungkan pada bulan Thai menurut kalender Hindu Tamil, sebagai bentuk penghormatan Dewa Murugan atas kemenangannya memerangi kejahatan. Upacara perayaan ini juga sebagai ajang untuk menunaikan nazar dan menyucikan diri bagi peserta ritual -- yang disertai atraksi menusukkan benda-benda tajam ke beberapa bagian tubuh tertentu seperti, lidah, bibir, pipi, dahi, punggung, serta bagian tubuh lainnya. Upacara perayaan ini menghadirikan permainan musik perkusi pada saat prosesi arak-arakan. Selain memiliki fungsi yang jamak dalam konteks upacara perayaannya, musik ensambel perkusi dalam arak-arakan juga diyakini memiliki efek tersendiri bagi peserta ritual. Nyanyian keagamaan dan ensambel musik perkusi dalam upacara perayaan tersebut secara sekilas memang tampak sebagai unsur pemeriah ritual semata. Namun, lebih jauh, ensambel musik perkusi tersebut dinilai berperan dalam memengaruhi spiritualitas pelaku ritual hingga mengantarnya ke pada kondisi kusyuk, hingga trance saat melakukan atraksi tindik tubuh. Tujuan penelitian ini untuk melihat fungsi musik dalam upacara perayaan Ritual Thaipusam serta dalam memengaruhi tingkat spiritualitas peserta ritual. Metode penelitian yang dipakai adalah metode penelitian kualitatif yang dilakukan dalam beberapa tahapan, di antaranya: studi literatur dan wawancara mendalam. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fungsi musik dari Alan P. Merriam dan pendekatan tentang musik dan trance yang dikemukakan oleh Gilbert Rouget. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa, setidaknya terdapat empat fungsi musik yang teramati dalam penelitian ini, di antaranya: fungsi pemeriah dan hiburan; fungsi ekspresi budaya; fungsi pengabsahan upacara ritual; dan fungsi integritas kelompok masyarakat. Di sisi lain, bagi pendukung ritual - dalam hal ini peserta nazar, musik berfungsi sebagai penguat spiritual mereka dalam menunaikan nazar.Kata Kunci: fungsi musik, thaipusam, Banda Aceh. Authors:Rika Wirandi : Institut Seni Budaya Indonesia AcehMaghfihrah Murni B. P. : Institut Seni Budaya Indonesia Aceh References:AcehKita.  (2018). Perayaan Maha Puja Pengguni Uthiram, Umat Hindu Tamil di Aceh. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=q1rwc294NwA.Acehkini. (2019). Prosesi Arakarakan. YouTube. Acehkini.id/https://www.youtube.com/watch?v=plj926dKupo.Ananda, Ferdian. (2016). Uthiram Pangguni Celebration in Aceh. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=L77hKkVZ7xA.Dwi, N. (2019). Festival Thaipusam Sebagai Daya Tarik Wisata di Batu Caves Malaysia.Karnaen, Y. (2017). Analisis Tari Bharatanatyam dan Musik Iringan pada Upacara Thaipusam Masyarakat Tamil di Kota Binjai.Merriam, A. P., & Merriam, V. (1964). The Anthropology of Music. Evanston: Northwestern University Press.Mogot, Y. (2019). Aktivitas Komunikasi Masyarakat Hindu Tamil Dalam Upacara Thaipusam Di Singapura. Jurnal Common, 3(2), 216–228.Moleong, L. J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.Riyaf, A., & Hasanah, N. (2016). Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya. Anthropos, 2(1), 46–61.Rouget, G. (1985). Music and Trance: A Theory of the Relations Between Music and Possession. Chicago: University of Chicago Press.Wirandi, Rika. (2020). “Vel yang Terdapat pada Kuil Pelani Andawer”. Hasil Dokumentasi Pribadi: 09 Juni 2020, Banda Aceh.
REDESIGN LOGO CAFE DAN RESTO RUMAH BAKO PAYAKUMBUH Maharian Agung; Asril Asril; Syafwandi Syafwandi; Mega Adyna Movitaria
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.27245

Abstract

This article aims to reveal the process of designing (redesigning) the logo of the Rumah Bako Cafe and Resto. This redesign was carried out based on various weaknesses found in the previous Rumah Bako Resto logo. This redesign was approached with theory, logo, aesthetics, color, and art style. The method used in this study is the 4D method, namely: define (definition), design (design), develop (development), and dessiminate (spread). The new logo of Rumah Bako Payakumbuh Cafe and Resto is the result of processing circle shapes with fonts and images. The picture taken is as a product icon, namely culinary. The choice of position and location is very taken into account. Through the main media, namely logos and supporting media such as t-shirts, totte bags, key chains, stickers, x-banners, and banners that aim as promotional media.Keywords: redesign, logo, café, resto.  AbstrakArtikel ini bertujuan untuk mengungkap proses perancangan (Cafe ) logo Cafe dan Resto Rumah Bako. Redesign ini dilakukan berdasarkan berbagai kelemahan yang ditemukan pada logo Resto Rumah Bako yang terdahlu.  Redesign ini didekati dengan teori, logo, estetika, warna, dan gaya seni.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 4D yaitu: define (definisi), design (perancangan), develop (pengembangan), dan dessiminate (penyebaran). Logo baru dari Cafe dan Resto Rumah Bako Payakumbuh adalah hasil dari pengolahan bentuk lingkaran dengan font dan gambar. Gambar yang diambil adalah sebagai ikon produk yaitu kuliner. Pemilihan posisi dan letak sangat diperhitungkan. Melalui media utama yaitu logo dan media pendukung seperti baju kaos, tottebag, gantungan kunci, stiker, x-banner, dan spanduk yang bertujuan sebagai media promosi.Kata Kunci: redesign, logo, café, resto. Authors:Maharian Agung : Institut Seni Indonesia PadangpanjangAsril : Institut Seni Indonesia PadangpanjangSyafwandi : Institut Seni Indonesia PadangpanjangMega Adyna Movitaria : Institut Agama Islam Sumatera Barat References:Anggakarti, D. M., & Benyamin, M. F. (2021). Adaptasi Gambar Hias sebagai Gambar Latar pada Aplikasi Desain. Journal VISUALIDEAS, 1(1), 3–7.Arbi, M. S., Irwan, M. S., & Hafiz, A. (2019). Ayam Jantan Dalam Karya Seni Grafis. Serupa The Journal of Art Education, 7(3).Arredondo, E., Castaneda, D., Elder, J. P., Slymen, D., & Dozier, D. (2009). Brand name logo recognition of fast food and healthy food among children. Journal of Community Health. https://doi.org/10.1007/s10900-008-9119-3Atika, J. (2019). Kajian Interior Ruang Tidur pada Anak. PROPORSI: Jurnal Desain, Multimedia Dan Industri Kreatif, 1(1), 28–38.Fadilah, A., Mappalahere, M. T., & Mukaddas, A. B. (2021). Kajian Estetika Sangkar Burung Puyuh (Jaba Kawubu) di Kampung Rupe Kecamatan Langgudu Nusa Tenggara Barat. BALOLIPA: Jurnal Pendidikan Seni Rupa, 1(1), 43–50.Jaya, M. A. (2018). Transformasi Tempat Ketiga (Third pl#ace) dari Ruang Dalam (indoor) Menuju Ruang Luar (Outdoor): Studi Kasus Kota Palembang. Arsir. https://doi.org/10.32502/arsir.v2i1.1240Jia, Y., Shelhamer, E., Donahue, J., Karayev, S., Long, J., Girshick, R., Guadarrama, S., & Darrell, T. (2014). Caffe: Convolutional Architecture for Fast Feature Embedding. MM 2014 - Proceedings of the 2014 ACM Conference on Multimedia. https://doi.org/10.1145/2647868.2654889Lee, C., Hallak, R., & Sardeshmukh, S. R. (2016). Innovation, entrepreneurship, and restaurant performance: A Higher-Order Structural Model. Tourism Management. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2015.09.017Luffarelli, J., Mukesh, M., & Mahmood, A. (2019). Let the Logo Do the Talking: The Influence of Logo Descriptiveness on Brand Equity. Journal of Marketing Research. https://doi.org/10.1177/0022243719845000Mubarat, H., & Ilhaq, M. (2021). Telaah Nirmana sebagai Proses Kreatif Dalam Dinamika Estetika Visual. Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, 23(1), 125–139.Mulyawartini, G. A. (2019). Melalui Kegiatan Meronce Bentuk Dan Warna Dapat Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Pada Kelompok B Tk Harapan Kelayu. Jurnal EDISI, 1(1), 118–133.Munawaroh, S. D. (2018). Pengaruh Media Bola Warna terhadap Kemampuan Mengenal Warna Anak Kelompok A di TK Dahlia Jagir Sidoresmo Surabaya. Jurnal PAUD Teratai, 7(1).Putri, S. M., & Hartati, M. (2021). Pakaian Tradisional Perempuan Melayu Jambi. Seminar Nasional Humaniora, 1(1), 116–133.Said, A. A. (2019). Mendesain Logo. TANRA: Jurnal Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Dan Desain Universitas Negeri Makassar. https://doi.org/10.26858/tanra.v6i3.13014Sakriyani, A. (2018). Pembuatan Company Profil Politeknik NSC Surabaya Menggunakan Adobe After Effects CC 2014. Politeknik NSC Surabaya.Susilawati, H., Akhmad Fauzi Ikhsan, M. T., & Salman, F. (2020). Prototyping Alat Pendeteksi Kematangan Buah Kopi Berbasis Arduino Menggunakan Sensor Apds Gy-9960. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Teknik Elektro Telekomunikasi Indonesia, 11(1).Van Der Vorst, J. G. A. J., & Beulens, A. J. M. (2002). Identifying Sources of Uncertainty to Generate Supply Chain Redesign Strategies. International Journal of Physical Distribution & Logistics Management. https://doi.org/10.1108/09600030210437951Wagner, M., Rietz, C., Kaspar, R., Janhsen, A., Geithner, L., Neise, M., Kinne-Wall, C., Woopen, C., & Zank, S. (2018). Quality of life of the Very Old. Zeitschrift Für Gerontologie Und Geriatrie, 51(2), 193–199.Wangarry, M. A., & Saidi, A. I. (2018). Pengaruh iklan Media Luar Ruang pada Ruang Publik di Kota Jakarta Selatan. Jurnal Seni & Reka Rancang.

Page 1 of 4 | Total Record : 36