cover
Contact Name
Adek Cerah Kurnia Azis
Contact Email
adek_peros@yahoo.com
Phone
+6285278021981
Journal Mail Official
gorgajurnalsenirupa@unimed.ac.id
Editorial Address
Jl. Willem Iskandar / Pasar V, Medan, Sumatera Utara – Indonesia Kotak Pos 1589, Kode Pos 20221
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Gorga : Jurnal Seni Rupa
ISSN : 23015942     EISSN : 25802380     DOI : https://doi.org/10.24114/gr.v9i1
Core Subject : Education, Art,
Gorga : Jurnal Seni Rupa terbit 2 (dua) kali setahun pada bulan Juni dan Desember, berisi tulisan/artikel hasil pemikiran, hasil penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang ditulis oleh para pakar, ilmuwan, praktisi (seniman), dan pengkaji dalam disiplin ilmu kependidikan, kajian seni, desain, dan pembelajaran seni dan budaya.
Articles 26 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa" : 26 Documents clear
PEWARISAN BUDAYA MELALUI TARI KREASI NUSANTARA Pamela Mikaresti; Herlinda Mansyur
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.33333

Abstract

Preserving national culture must start from preserving and maintaining traditional cultures that exist in various regions of the archipelago.  The main of national culture is regional culture, it means that preserving national culture must start from preserving regional culture.  Preservation of national culture can be done with a system of cultural inheritance through education which can begin with art learning in elementary schools.  Art learning in elementary schools can be given by introducing the traditional arts of the archipelago to elementary school’s students as generations of cultural heirs.  However, the most common obstacles that have found among elementary school’s teachers are they don’t understand the knowledge and science of art in depth and don’t have the skills to practice art, especially dance, so that art learning in schools is often neglected.  To overcome this, there is a need for new innovations that can help teachers in teaching art, especially dance for elementary school’s students by creating Indonesian dance creations that are based on the traditional dances of Bengkulu, namely ‘Kejei’ Dance and ‘Andun’ Dance.  The purpose of this study is to preserve the culture of the archipelago by creating dance creations of the archipelago as a form of cultural inheritance in introducing the culture of the archipelago to elementary school’s students.  This creation method adopts the approach of Alma M. Hawkins which consists of stages of exploration, improvisation, and composition.  The results of the research are the creation of Indonesian dance creations that are based on traditional dances so as to produce new dance creations, namely the ‘Kedun’ Dance and ‘Gegelea Beregam ‘ Dance by developing aspects of motion, floor patterns, dance music accompaniment, makeup and clothing, dancers, duration of performance, and venue. Creating new creation dance, it is hoped.Keywords: cultural inheritage, archipelago creation dance. AbstrakMelestarikan budaya nasional harus dimulai dari menjaga dan memelihara budaya tradisional yang ada diberbagai daerah nusantara. Akar budaya nasional adalah budaya daerah, artinya untuk melestarikan budaya nasional harus dimulai dari melestarikan budaya daerah. Pelestarian budaya nasional dapat dilakukan dengan sistem pewarisan budaya melalui pendidikan yang dapat diawali dengan pembelajaran seni di sekolah dasar. Pembelajaran seni di Sekolah Dasar dapat diberikan dengan mengenalkan seni tradisional nusantara pada anak usia sekolah dasar sebagai generasi pewaris budaya. Tetapi, terdapat kendala yang paling banyak ditemukan di kalangan guru-guru kelas di Sekolah Dasar bahwasanya mereka kurang memahami pengetahuan dan ilmu seni secara mendalam serta tidak memiliki keterampilan dalam berolah seni khususnya seni tari sehingga pembelajaran seni di sekolah pun sering diabaikan. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya inovasi baru yang dapat membantu para guru dalam mengajarkan seni khususnya seni tari pada anak usia sekolah dasar dengan cara menciptakan tari kreasi nusantara yang berpijak dari tari tradisional Provinsi Bengkulu yaitu Tari Kejei dan Tari Andun. Tujuan penelitian ini yaitu melestarikan budaya nusantara dengan menciptakan tari kreasi nusantara sebagai bentuk langkah pewarisan budaya dalam mengenalkan budaya nusantara pada anak usia sekolah dasar. Metode penciptaan ini mengadopsi pendekatan Alma M. Hawkins yang terdiri dari tahap eksplorasi, improvisasi, dan komposisi. Hasil penelitian berupa penciptaan tari kreasi nusantara yang berpijak dari tari tradisonal sehingga menghasilkan tari kreasi baru yaitu Tari Kedun dan Tari Gegelea Beregam dengan mengembangkan aspek gerak, pola lantai, iringan musik tari, tata rias dan busana, penari, durasi waktu pertunjukan, dan tempat pertunjukan. Dengan terciptanya tari kreasi baru diharapkan dapat menambah khazanah budaya nusantara yang dapat dimanfaatkan dan diseminasikan untuk meningkatkan kualitas pendidik di sekolah dasar.Kata Kunci: pewarisan budaya, tari kreasi nusantara.  Authors: Pamela Mikaresti : Universitas TerbukaHerlinda Mansyur : Universitas Negeri Padang References: Asyhar, Rayandra. (2011). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: GP Press.BSNP. (2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD. Jakarta: BSNP.Dewi, Ni Made Lisa Anggara dkk. (2020). Tari Kreasi Cangak Congak. Bengkulu: BK Press.Kurdi, Aserani. (2011). Bahan Diklat Seni Budaya Seni Musik SMK Negeri 1 Tanjung. Tanjung: SMK Negeri 1 Tanjung.Kusumastuti, Eny. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Seni Tari Terpadu pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Mimbar Sekolah Dasar Vol. 1 No. 1. Diakses secara online pada bulan Februari 2021.Lestari, W., & Totok Sumaryanto, F. (2014). Pengembangan Model Pelatihan Apresiasi Senitari Daerah Setempat pada Guru Sekolah Dasar di Kota Semarang. Prosiding Konferensi Ilmiah Tahunan Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI) Tahun 2014.Nurdin, Syafrudin dan Andriantoni. (2016). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Oktovan, R. N., Suryamah, D., & Dwiatmini, S. (2021). Pewarisan Budaya dalam Kesenian Bringbrung di Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap Hilir, Kota Bandung. Jurnal Budaya Etnika, 4(2), 114-125.Paluseri, Dais Darmawan dkk. (2017). Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Tahun 2017. Jakarta: Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada.Sapitri, Y. (2016). Aplikasi Motif Tanduk dalam Pengembangan Motif Hias Batik Garutan (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia). Sari, M. (2012). Peran Literasi Sains dalam Ekonomi Global. Literasi SAINS, 3(1), 13-13.Susanti, D. (2015). Penerapan Metode Penciptaan Alma Hawkins Dalam Karya Tari Gundah Kancah. Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni, 17(1), 41-56.Syefriani, S. (2016). Tari Kreasi Baru Zapin Seribu Suluk Pada Masyarakat Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu. KOBA, 3(1), 13-13.Tamara, Y. M. C., & Desyandri, D. (2019). Peningkatan Penguasaan Lagu Daerah Nusantara Menggunakan Multimedia Adobe Flash CS6 di Kelas V SDN 05 Air Tawar Barat. e-Journal Pembelajaran Inovasi, Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(9).Trilling dan Fadel. (2009). 21st Century Skills: Learning for Life in Our Times. Jossey Bass: USA.Wiflihani, W. (2012). Kontribusi Seni Bagi Pendidikan. JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial, 4(1).Wulandari, S. (2012). Pelatihan Tari bagi Anak-Anak Sekolah Dasar di Sanggar Dede Nono Rukmana Kabupaten Kuningan (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia). Yulianti, I. (2015). Pewarisan Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Adat Cikondang Dalam Pembelajaran Sejarah Di Madrasah Aliyah Al-Hijrah. Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah, 1(1), 112-133
DESKRIPSI DAN INTERPRETASI TEKNIK PERMAINAN INSTRUMENT MARIMBA CONCERTO IN G MAJOR RV DAN A WHOLE NEW WORLD Ade Febri Yulfita; Ferry Herdianto
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.34428

Abstract

This research is motivated by a marimba instrument soloist in performing his repertoire must be able to become a reliable music player and make a positive contribution to music lovers. This study aims to describe the solo playing technique by interpreting the Concerto in G Major RV 310 repertoire through the two mallet technique with string quartet accompaniment and realizing the solo play by interpreting the A Whole New World repertoire through the four mallet technique with the Marimba Instrument according to the needs of today's performances. The repertoire presented is the repertoire of Concerto in G Major Rv 310 and A Whole New World. This repertoire has been considered to be played according to the great or achievement of the percussion instrument. The research approach used in this study is a qualitative approach that is useful for analyzing phenomena and for interpreting data. Based on the repertoire analysis of Concerto in G Major Rv 310, several obstacles were found in playing it, namely there was a double stroke technique played in an allegro tempo. The repertoire of the Concerto in G Major Rv 310 baroque era, there is a lot of ornamentation on the melody, and the phrases of songs that have a clear theme. While the repertoire of A Whole New World is classified as modern music (popular) which is a simple choral composition that is logical and easy to digest. Keywords: description, interpretation, instrument, marimba. AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi oleh seorang solis instrumen marimba dalam mempertunjukkan repertoarnya harus mampu  menjadi pemain musik yang handal dan memberikan konstribusi positif kepada penikmat musik. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan teknik permainan solis dengan cara menginterpretasikan repertoar Concerto in G Major RV 310 melalui teknik dua mallet dengan iringan kwartet string dan mewujudkan permainan solis dengan cara menginterpretasikan repertoar A Whole New World melalui teknik empat mallet dengan instrumen marimba sesuai dengan kebutuhan pertunjukan saat ini. Repertoar yang disajikan yaitu repertoar Concerto in G Major Rv 310 dan A Whole New World. Repertoar ini telah dipertimbangkan untuk dimainkan sesuai dengan great atau capaian instrument perkusi. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang berguna untuk menganalisis fenomena dan untuk menginterpretasikan data. Berdasarkan analisis repertoar Concerto in G Major Rv 310, ditemukan beberapa kendala dalam memainkannya, yaitu terdapat teknik double stroke yang dimainkan dalam tempo allegro. Repertoar Concerto in G Major Rv 310 zaman barok, banyak terdapat ornamentasi pada melodi, dan frase lagu-lagu yang memiliki tema yang jelas. Sedangkan repertoar A Whole New World tergolong musik modern (popular) yang mudah dipahami.Kata Kunci: deskripsi, interpretasi, instrumen, marimba. Authors:Ade Febri Yulfita : Institut Seni Indonesia PadangpanjangFerry Herdianto : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References:Arsyad, J., Putrianti, A., & Khadijah, K. (2020). Implementasi Alat Musik Perkusi Dalam Kemampuan Mengelola Emosional Anak Usia Dini di RA Az-Zahwa. Jurnal Raudhah, 8(2).Batallas, P.M. (2013). La marimba como Patrimonio Cultural Inmaterial. Fuente: Trabajo De Campo.David Samuel. (1982). Musical Approach to For Mallet Tecnique Volume 1. New York: New York Press.Dewatara, G. W., & Agustin, S. M. (2019). Pemasaran Musik pada Era Digital Digitalisasi Industri Musik dalam Industri 4.0 di Indonesia. WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 18(1), 1-10.Herdianto, F. (2021). Pertunjukan Solis Marimba dengan Repertoar The Variantions on Theme (From The Malay’s “Pucuk Pisang”). Jurnal Sitakara, 6(1), 1-12.Herfanda, F. R. (2014). Bentuk pertunjukan musik perkusi Paguyuban Sayung Hore (PSH) di Semarang. Jurnal Seni Musik, 3(1).Hoffman, G., & Weinberg, G. (2010, May). Gesture-based human-robot jazz improvisation. In 2010 IEEE international conference on robotics and automation (pp. 582-587). IEEE.Hugh M. Miller. (1996). Pengantar Apresiasi Musik. Terjemahan B.Triyono PS. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta.Sinaga, S. S. (2017). Pemanfaatan Pemutaran Musik Trhadap Psikologis Pasien Pada Klinik Ellena Skin Care Di Kota Surakarta. Jurnal Seni Musik, 6(2).Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.Prier Sj, Karl –Edmund. (1993). Sejarah Musik Jilid 2. Pusat Musik Liturgi: Yogyakarta.Pono, Banoe. (1984). Pengantar Alat Musik. Jakarta: CV Baru.Yang, N., Savery, R., Sankaranarayanan, R., Zahray, L., & Weinberg, G. (2020). Mechatronics-driven musical expressivity for robotic percussionists. arXiv preprint arXiv:2007.14850.Saryono dan Anggraeni, Mekar Dwi. (2010).  Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D. Bandung: Alfabeta.
FENOMENA AKU SETELAH PANDEMI COVID-19 SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS Bangkit Sanjaya; Yossi Pransiska Ayu Citra
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.33867

Abstract

The creation of this work is motivated by the situation that may occur when the COVID-19 pandemic is over. Therefore, the question arises whether the human can return to normal life?. One of the purpose of the art creation is someone's effort to see the situation that might occur after the Covid-19 pandemic is over. This phenomenon became a lighter in the idea of creating a painting that is used to visualize himself after the covid-19. The word  I am in the creation of this work of art namely an individual who has traits and behaviors that arise both during and after the Covid-19 Pandemic. The methodology that is used in the creation of this work is Practice Based Research. There is anxiety in oneself and uses supporting literature or theory as reinforcement. Then, five creative processes from experts namely preparation, concentration, incubation, illumination  and verification. As a result, a work entitled “My Body, My Home, and My Thinking” was born. The conclusion from the process of creating painting is a situation that is  uncomfortable  of being alone actually becomes an impetus to use free time to be more active and productive at work. On the basis of efforts to explore themselves and think far ahead, the spirit souls to be more creative even though they are in difficult times and become more visionary.Keywords: I, pandemic, covid-19, painting. AbstrakPenciptaan karya ini dilatarbelakangi oleh situasi yang mungkin terjadi pada saat pandemi Covid-19 telah berakhir. Karena itu, muncullah pertanyaan apakah manusia bisa kembali hidup normal?. Salah satu tujuan dari penciptaan ini yaitu usaha seseorang melihat situasi yang kemungkinan terjadi setelah pandemi Covid-19 usai. Fenomena tersebut menjadi pemantik dalam ide penciptaan karya seni lukis yang tertuju pada visualisasi dirinya setelah pandemi Covid-19. Aku dalam penciptaan karya seni ini yaitu seorang individu yang memiliki sifat dan perilaku yang timbul sesaat sebelum maupun setelah pandemi Covid-19. Metode yang digunakan dalam penciptaan karya ini yaitu practice based research. Adanya kegelisahan dalam diri dan menggunakan literatur atau teori pendukung sebagai penguatannya. Proses kreativitas dari ahli memiliki lima langkah  yaitu: persiapan, konsentrasi, inkubasi, iluminasi dan verifikasi. Hasilnya yaitu berupa karya dengan judul “My Body, My Home, dan My Thinking”. Simpulan dari proses berkarya seni lukis yaitu situasi yang tidak nyaman akan kesendirian justru menjadi dorongan dalam memanfaatkan waktu luang untuk lebih aktif dan produktif dalam kekaryaan. Atas dasar upaya mendalami diri dan berpikir jauh ke depan memunculkan jiwa-jiwa semangat untuk lebih kreatif walaupun berada pada masa sulit dan menjadi lebih visioner.Kata Kunci:aku, pandemi, covid-19, seni lukis.  Authors:Bangkit Sanjaya : Universitas Negeri SemarangYossi Pransiska Ayu Citra : Universitas Muhammadiyah Bengkulu References: Asan, Campbell David. (1986), Mengembangkan Kreativitas.  Disusun kembali oleh A. M Mangunhardjana. Yogyakarta: Kanisius.Hanoatubun, S. (2020). Dampak Covid–19 terhadap Prekonomian Indonesia. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling, 2(1), 146-153. Kartika, Dharsono Soni. (2004). Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains.Lestari, Sri. (2012). Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.Lubis, S. K., Retnowati, T. H., & Syawalina, S. (2020, July). Predictive Power of Intellectual Ability Test Score on Students’ Fine Art Learning Outcomes. In 3rd International Conference on Arts and Arts Education (ICAAE 2019) (pp. 41-44). Atlantis Press.Poerwadaminta. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Balai Pustaka (Persero).Sumardjo, Jacob. (2000). Filsafat Seni. Bandung: ITB.Takwin, Bagus (2005). Kesadaran Prulal: Sebuah Sintesis Rasionalitas dan Kehendak Bebas. Yogyakarta: Jalasutra.
APLIKASI ORNAMEN SUMATERA UTARA KREASI KEKINIAN PADA DESAIN BUSANA READY-TO-WEAR DENGAN TEKNIK SABLON PRINTING Sofi Andriyanti; Rommel Sinaga; Reniwati Lubis
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.28791

Abstract

Ornaments in community of North Sumatra are present as media feelings that realized through visuals. All meaning of its forms contains wealth from local cultural heritage in North Sumatra. However, application still has not touched needs of community directly. Visual motifs and patterns of North Sumatra ornaments still need real efforts to be realized as the work of clothing favored by the younger generation. This means, North Sumatra ornaments are currently lacking attention. In general, clothing with North Sumatra ornaments is considered a pattern that is ancient, rigid, and less attractive to recognizable. The purpose of this study was directed at attracting the interest of the younger generation to want to recognize and preserve ornaments. The method of this research uses qualitative methods, namely as an aestistic exploration space while presenting ready-to-wear in response to the needs of characteristics North Sumatra ornaments. Younger generation who is interested in his visuals is only curious to find out about the ornaments of the clothes he wore, and ends up wanting to preserve. The results of visualization analysis of North Sumatra ornaments, has been re-compiled into a form of contemporary with screen printing techniques. Motives and patterns composition are applied to ready-to-wear products. Visualization ornaments on fashion is made with casual and modern style, so doesn't seem old-fashioned. The conclusion of study is expected be able to introduce North Sumatra ornaments to young generation who are still lay. It means, application of ornaments can increase the popularity fashion design ready-to-wear present creations. Keywords: ornaments, ready-to-wear, screen.AbstrakOrnamen pada masyarakat Sumatera Utara hadir sebagai media ungkapan perasaan yang diwujudkan melalui visual. Makna dari seluruh bentuknya memuat kekayaan dari warisan budaya lokal di Sumatera Utara. Akan tetapi penerapannya masih belum juga menyentuh dikebutuhan masyarakat secara langsung. Visual motif dan pola ornamen Sumatera Utara masih memerlukan usaha nyata untuk dapat diwujudkan sebagai karya busana yang digemari oleh generasi muda. Artinya ornamen Sumatera Utara saat ini kurang mendapat perhatian dari generasi muda itu sendiri. Pada umumnya, busana dengan ornamen Sumatera Utara dinilai sebagai corak formal yang bersifat kuno, kaku, dan kurang menarik untuk dikenali. Tujuan penelitian ini diarahkan untuk menarik minat generasi muda agar mau mengenali dan melestarikan ornamen Sumatera Utara. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu sebagai ruang eksplorasi artistik–estetik sekaligus menghadirkan busana ready-to-wear sebagai jawaban akan kebutuhan fashion berkarakter ornamen Sumatera Utara. Generasi muda yang tertarik pada visualnya semata, berlanjut menjadi penasaran untuk mencari tahu mengenai ornamen dari busana yang dikenakannya, dan berakhir ingin melestarikan. Hasil analisis visualisasi dari ornamen Sumatera Utara, telah dikomposisi ulang menjadi suatu bentuk ornamen kontemporer dengan teknik olah latar sablon printing. Motif dan pola dari hasil komposisi ulang tersebut kemudian diaplikasikan pada produk busana ready-to-wear. Visualisasi ornamen pada busananya dibuat dengan gaya kasual dan modern, sehingga tidak terkesan kuno. Simpulan dari penelitian ini diharapkan produknya dapat memperkenalkan ornamen Sumatera Utara kepada generasi muda yang masih awam. Artinya, penerapan aplikasi ornamen Sumatera Utara dapat meningkatkan popularitas desain busana ready-to-wear kreasi kekinian.    Kata Kunci: ornamen, ready-to-wear, sablon. Authors:Sofi Andriyanti : Politeknik Negeri Media Kreatif PSDKU MedanRommel Sinaga : Politeknik Negeri Media Kreatif PSDKU MedanReniwati Lubis : Politeknik Negeri Media Kreatif PSDKU Medan References:Andriyanti, S. (2016). Kontinuitas Gorga Batak Toba. PANTUN, 1(2), 132–144.Andriyanti, S. (2021). "Ornamen Sumatera Utara". Hasil Dokumentasi Pribadi: 09 Juni 2021, Medan.Aqillah, Anjar Zalva dan Bastaman, W. N. U. (2019). Pengaplikasian Teknik Emboss yang Terinspirasi dari Bangunan Hotel Savoy Homann Bandung pada Busana Ready To Wear. E-Proceeding of Art & Design, 6(2), 2023–2026.Ayda, P. N. dan, & Astuti. (2020). Pembuatan Surface Design pada Busana Ready To Wear dengan Teknik Sashiko. TEKNOBUGA: Jurnal Teknologi Busana Dan Boga, 8(1), 62–69. https://doi.org/10.15294/teknobuga.v8i1.24065Hafizhah, R. H. (2015). Eksplorasi Motif Majapahit dan Motif Paisley dengan Menggunakan Teknik Digital Printing serta Bordir Untuk Produk Fesyen. Bandung: Universitas Telkom.Hurin, K. N. dan, & Nursari, F. (2020). Perancangan Busana Ready To Wear Untuk Travel Blogger Menggunakan Kain Tenun Lurik. E-Proceedings of Art & Design, 7(2), 3709–3716.Nisya, L. P., dan Bastaman, W. N., & Utami. (2020). Perancangan Busana Ready To Wear Pria dengan Inspirasi Animasi Populer Genre Adventure Menggunakan Teknik Digital Printing. E-Proceeding of Art & Design, 7(2), 3699–3708.Novella, Yossie dan Rosandini, M. (2019). Perancangan Motif Terinspirasi Dari Visualisasi Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat untuk Busana Ready-To-Wear. Atrat : Jurnal Seni Rupa, 7(1), 1–10.Outletz. (2021). Motif Gorga. https://shop.outletz.id (diakses tanggal 05 Mei 2022).Prasanti, A. dan R., & Rais, Z. (2013). Aplikasi Motif Batik Jawa Timur pada Busana Ready-To-Wear dengan Teknik Digital Printing. Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Senirupa Dan Desain.Shintia, D. (2017). Eksplorasi Teknik Sablon Pada Produk Ready To Wear Dengan Inspirasi Lukisan Jackson Pollock. E-Proceeding of Art & Design, 4(3), 888–904.Valentina, C. dan, & Zaman, B. A. (2013). Eksplorasi Ragam Hias dengan Teknik Digital Print dan Pleat Pada Gaun Malam Wanita, Inspirasi dari Citra Hutan Tropis Kalimantan, Indonesia. Jurnal Tingkat Sarjana Bidang Senirupa Dan Desain, 1(1), 1–8.
DESAIN IDENTITAS VISUAL PADA UMKM RUANG KERAMIK STUDIO KOTA METRO LAMPUNG Muhammad Redintan Justin; Rohiman Rohiman; Abdi Darmawan
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.34948

Abstract

Studio Muljati Ceramic Room sells various types of local ceramics of good quality. However, Ruang Keramik Studio Mulyojati does not have a brand that can give the impression of a strong character in marketing, and can bring out advantages and differences from its competitors. Therefore, this study intends to increase the selling and introduce to the foreign visitors of the Ceramic Studio Room by providing their own brand. This study used a qualitative method with a brainstorming approach and a communication approach. The data analysis used a mind-mapping data analysis. The initial stages of designing the Ruang Keamik Studio logo were done by making alternative sketches, then digitizing them using appropriate visual elements. The result of this study concluded that the concept in designing the identity of the Ceramic Studio Room was "STUDIO KERAMIC" (taking ceramics) for making and selling various ceramic models. Logos, stationery sets, promotional media, packaging, and uniforms are the media used in designing the visual identity of the ceramic studio space. Keywords: art, ceramics, identity, visual. AbstrakRuang Keramik Studio Muljati menjual berbagai macam jenis keramik lokal dengan kualitas yang tidak kalah dengan kualitas keramik dari luar negeri. Namun, dalam pemasarannya, Ruang Keramik Studio Mulyojati belum memiliki brand yang dapat memberikan kesan karakter yang kuat, serta dapat memunculkan kelebihan dan perbedaan dengan kompetitornya. Oleh karena itu, peneliti bermaksud ingin meningkatkan nilai jual dan mengenalkan ke masyarakat mancanegara mengenai Ruang Keramik Studio dengan memberikan brand tersendiri yang berbeda dengan yang lainnya.  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan brainstorming dan pendekatan komunikasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data mindmaping. Tahapan awal perancangan logo Ruang Keamik Studio dilakukan dengan pembuatan sketsa alternatif, kemudian proses digitalisasi dengan menggunakan elemen-elemen visual yang sesuai. Hasil yang diproleh dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan konsep dalam mendesain identitas Ruang Keramik Studio adalah “STUDIO KERAMIK” (mengambil keramik) yang merupakan tempat pembuatan serta penjualan berbagai model keramik. Logo, stationery set, media promosi, packaging, dan seragam merupakan media yang digunakan dalam mendesain identitas visual ruang studio keramik.Kata Kunci: seni, keramik, identitas, visual. Authors: Muhammad Redintan Justin : Institut Informatika dan Bisnis DarmajayaRohiman : Institut Informatika dan Bisnis DarmajayaAbdi Darmawan : Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya References: Christine Suharto Cenadi. (1999). Corporate Identity  Sejarah Dan Aplikasinya. Nirmana, 1(2), 71–78. Davison, J. (2009). Icon, iconography, iconology: Visual branding, banking and the case of the bowler-hat. Accounting, Auditing and Accountability Journal, 22(6), 883–906. Devi, L. S., Trinawindu, I. B. K., & Dewi, A. K. (2020). Perancangan Corporate Identity Canggu Center Di Kuta Oleh Pt. Domisan Karya Utama. Amarasi: Jurnal Desain Komunikasi Visual, 1(02), 157–177.Farhana, M. (2012). Brand Elements Lead to Brand Equity: Differentiate or Die. Information Management and Business Review, 4(4), 223–233.Firmansyah, M. A. (2019). Buku Pemasaran Produk dan Merek. In Buku Pemasaran Produk dan Merek (Issue August, p. 336).Hidayati, U., Supardi, L., & Indahwati, R. (2019). Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Brainstorming Dengan Soal Open-Ended Pada Materi Segi Empat. Sigma, 5(1), 16.Kirk, L. E. (2013). Visual Branding In Graphic Design. 127. http://aquila.usm.edu/honors_theses.Kusrianto. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Jakarta: Kencana Press.Lianasari, D., & Purwanto, E. (2016). Model Bimbingan Kelompok dengan Teknik Brainstorming Untuk Meningkatkan Komunikasi Interpersonal Siswa. Jurnal Bimbingan Konseling, 5(1), 1–7. Listya, A., Junianto, R., & Mirta, M. (2019). Studi Kemiripan Logo Dua Perusahaan: Gtv Dan Google. Jurnal Dimensi DKV Seni Rupa Dan Desain, 4(1), 33–46. Nurabdiansyah, S. (2019). Penciptaan Logotype “Unm” Sebagai Identitas Visual Dalam Rangka Penyusunan Graphic Standard Manual Universitas Negeri Makassar. Universitas Negeri Malang ISoLEC Proceedings, 225–234. Nurhadi, Z. F. (2015). Brand Dalam Komunikasi Pemasaran. Komunikasi Volume 1 No.1 April 2015, 1(1), 44–61.Perry, A., & Wisnom, D. (2003). Before the brand: Creating the unique DNA of an enduring brand identity. McGraw Hill Professional.Rohiman, R. (2017). Kajian Ikonografi Pada Makam Raja-Raja Mataram Islam Di Kotagede Yogyakarta. Corak, 6(2).Rustan, S. (2009). Mendesain Logo. PT Gramedia Pustaka Utama.Tri, D., Graha, R., Waloejo, B. S., & Wicaksono, A. D. (2016). Perencanaan strategis industri kreatif sektor desain grafis kota malang aktor pemerintah dinas perindustrian. Tata Kota Dan Daerah, XVIII(2), 84–85.Van Den Bosch, A. L. M., De Jong, M. D. T., & Elving, W. J. L. (2006). Managing corporate visual identity: Exploring the differences between manufacturing and service, and profit-making and nonprofit organizations. Journal of Business Communication, 43(2), 138–157. Walker, & Piliang. (2010). Desain, Sejarah, Budaya: Sebuah pengantar komprehensif. Jakarta: Jalasutra.
ANALISA BANGUNAN DENGAN PENGARUH TIONGHOA PADA PECINAN INDRAMAYU JAWA BARAT Yudita Royandi; Irena Vanessa Gunawan; Erwin Ardianto Halim
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.32582

Abstract

The city of Indramayu is in the province of West Java which was influenced by Dutch and Chinese culture which left historical buildings. Several previous studies that have been carried out in Indramayu City put more emphasis on historical buildings as the main objects and architectural objects that are considered important by researchers. This study aims to map buildings with Chinese cultural influences in the Chinatown of Indramayu City and identify current historical conditions to clarify which Chinese cultural influences are. This research method is a qualitative description with an analysis of the cultural studies approach. Observation, interviews and documentation are data collection techniques in this study. The results of this study found a typology of mapping of historic buildings in the Chinatown area of Indramayu which can be described and searched for common threads. From the results of the data collection, it can be seen that the elements of Chinese architecture that can be recognized from these buildings are very thick, so that they are clearly part of the historical evidence of the development of Indramayu City as an important city in sea trade. This research is expected to be the basis for producing a document that is used as a guide for further researchers. Keywords: analysis, historic buildings, indramayu, tionghoa. Abstrak Kota Indramayu berada di propinsi Jawa Barat yang terpengaruh oleh budaya Belanda dan Tionghoa yang meninggalkan bangunan-bangunan bersejarah. Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan di Kota Indramayu ini lebih menekankan pada bangunan bersejarah sebagai objek utama dan objek arsitektur yang dianggap penting oleh peneliti. Penelitian ini bertujuan melakukan pemetaan bangunan dengan pengaruh budaya Tionghoa di Pecinan Kota Indramayu dan mengidentifikasi kondisi bersejarah saat ini untuk mengklarifikasi pengaruh budaya Tionghoa mana saja. Metode penelitian ini adalah deskripsi kualitatif dengan analisa pendekatan kajian budaya.  Observasi, wawancara dan pendokumentasian merupakan Teknik pengumpulan data pada penelitian ini. Hasil penelitian ini ditemukan tipologi pemetaan bangunan bersejarah di Kawasan pecinan Indramayu yang dapat diuraikan dan dicari benang merahnya. Dari hasil pendataan dapat dilihat bahwa elemen-elemen arsitektur Tionghoa yang dapat dikenali dari bangunan-bangunan tersebut sangat kental, sehingga secara jelas menjadi bagian dari bukti sejarah perkembangan Kota Indramayu adalah kota yang  penting di dalam perdagangan laut. Penelitian ini diharapkan menjadi dasar untuk menghasilkan suatu dokumen yang dijadikan panduan untuk peneliti-peneliti selanjutnya.  Kata Kunci: analisa, bangunan bersejarah, indramayu, tionghoa. Authors: Yudita Royandi : Universitas Kristen MaranathaIrena Vanessa Gunawan : Universitas Kristen MaranathaErwin Ardianto Halim : Universitas Kristen MaranathaReferences:Anonim. (2010). Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Jakarta: Kemendikbud.Bennet, Tony. (1998). Culture: A Reformer’s Science. London: SAGE Publications.Chin, J. (1987). David G. Kohl, Chinese Architecture in the Straits Settlements and Western Malaya: Temples, Kongsis and Houses. Archipel, 33(1), 185-185.Cortesao, Armando (peny.). (2015). Suma Oriental Karya Tome Pires: Perjalanan dari Laut Merah Ke Cina Dan Buku Fransisco Rodrigues. Terjemahan Adrian Perkasa dan Anggita Pramesti. Yogyakarta: Ombak.Czarniawska, B. (2004). Narratives in Social Science Research. Thousand Oaks. CA: SAGE Publications.Dasuki, H. A. (1977). Sejarah Indramayu. Indramayu: Pemerintah Kabupaten Derah Tingkat II Indramayu.Giedion, S. (1967). Space, Time and Architecture. Cambridge: Harvard University Press.Hartawan, T., & Ruwaidah, E. (2018). Pemetaan dan Identifikasi Bangunan Bersejarah di Kota Tua Ampenan Mataram Nusa Tenggara Barat. Sangkareang Mataram, 4(1), 41–46.Kasim, Supali. (2011). Menapak Jejak Sejarah Indramayu. Yogyakarta: Frame Publishing.Koentjaraningrat. (2007). Manusia dan Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta: Djambatan.Lozar, C., & Rapoport, A. (1970). House Form and Culture. Journal of Aesthetic Education. https://doi.org/10.2307/3331293Middleton, E. L. (2019). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散構造分析Title.Miles, Matthew B; Huberman, A. Michael. (1994). Qualitative Data Analysis. Thousand Oaks, CA: SAGE Publications.Nurlelasari, D. (2017). Mencari Jejak Wiralodra Di Indramayu. Buletin Al-Turas, 23(1), 1-19.Shirvani, Hamid. (1985). The Urban Design Process. New York: Van Nostrand.Syam, Nur. (2005). Islam Pesisir. Yogyakarta: Lkis Pelangi Aksara.Tonapa, Y. N., Rondonuwu, D. M., & Tungka, A. E. (2015). Kajian Konservasi Bangunan Kuno dan Kawasan Bersejarah di Pusat Kota Lama Manado. Spasial, 2(3), 121-130.Trancik, Roger. (1986). Finding Lost Space: Theories of Urban Design. New York: Van Nostrand Reinhold Company.Tungka, Aristotulus. (2015). Materi Perkuliahan Teknik Konservasi dan Preservasi. Manado: Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Sam Ratulangi.Widayati, N. (2004). Telaah Arsitektur Berlanggam China Di Jalan Pejagalan Raya Nomor 62 Jakarta Barat. DIMENSI (Journal of Architecture and Built Environment), 32(1).
TUMBUHAN YANG ADA DI AL-QURAN SEBAGAI EKSPRESI DALAM SENI RELIEF KAYU Ardi Rahmad; Ahmad Akmal; Febri Yulika
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.34235

Abstract

Al-Quran is the holy book of Muslims, some of its verses explain stories related to plants. The Qur'an mentions plants as a parable to reveal a truth and describe the physical form and its benefits for human life. The diversity of plants in the Qur'an has wisdom and purpose for human life, such as some of the stories written in the Qur'an, some are sworn in by Allah, some are used as parables, some are used as a source of life for humans. This relief artwork uses the concept of reinterpretation by changing the plant phenomena in the Al-Quran into creative stimuli, namely wood relief art such as Tin, Olive and Pumpkin. In general, relief can be defined as a 2D artwork of art created by sculpting the part of the medium that will be removed to create the desired shape. The purpose of the creation of this relief artwork is to express the literacy of Al-Quran verses about plants into wood relief art to bring out the wisdom and phenomena of plants in the Al-Quran. The creation of plant reliefs in the Al-Quran uses the Eksperimen, Contemplation, Formation and Manifestation methods. The artwork created presents a form that is related to the story and its existence in the Al-Quran so as to provide information related to the plants in the Al-Quran with aesthetic value and visual epistemology. Expressions that present information and plant phenomena in the Qur'an can be enjoyed visually, including three artworks of wood relief art with carving techniques entitled Yaqtin, Middle and At-Tiin.Keywords: plants, Al-Quran, expressions, wood relief. AbstrakPenciptaan relief tumbuhan yang ada di dalam Al-Quran terinspirasi dari penyebutan dan fenomena tumbuh-tumbuhan yang ada di dalamnya. Kisah tentang tumbuhan yang dituangkan dalam bentuk karya relief kayu sangat jarang ditemukan. Karya seni relief ini menggunakan konsep reinterpretasi dengan cara mengubah fenomena tentang tumbuhan yang menjadi rangsang cipta karya seni yaitu seni relief kayu seperti tumbuhan tin, zaitun, dan labu. Secara umum relief dapat diartikan sebagai karya seni dua dimensi (2D) yang diciptakan dengan teknik memahat. Tujuan penciptaan karya relief ini adalah mengekspresikan ayat Al-Quran tentang tumbuhan menjadi seni relief kayu untuk memunculkan hikmah dan fenomena tumbuhan yang ada di dalam Al-Quran. Penciptaan relief tumbuhan yang ada di dalam Al-Quran menggunakan metode eksperimen, perenungan, pembentukan, dan perwujudan. Karya yang diciptakan menghadirkan bentuk yang berhubungan dengan kisah dan keberadaannya di dalam Al-Quran sehingga memberikan informasi yang berhubungan dengan tumbuhan yang ada di dalam Al-Quran dengan nilai estetik dan epistemologi visual. Ekspresi yang menghadirkan informasi dan fenomena tumbuhan yang ada di dalam Al-Quran dapat dinikmati secara visual di antaranya adalah tiga buah karya seni relief kayu dengan teknik ukir yang berjudul Yaqtin, Pertengahan dan At-Tin.Kata Kunci: tumbuhan, Al-Quran, ekspresi, relief kayu. Authors: Ardi Rahmad: Institut Seni Indonesia PadangpanjangAhmad Akmal: Institut Seni Indonesia PadangpanjangFebri Yulika : Institut Seni Indonesia PadangpanjangReferences: Al-Qur’an dan terjemahannya. (2008). Departemen Agama RI. Bandung: Diponegoro.Amrullah, Abdul, Malik, Karim. (1983). Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Gema Insani.Junaidi, Deni. (2017). Estetika, Jalinan Subjek Objek dan Nilai. Yogyakarta. ArtCiv.Kartika, Dharsono Sony. (2016). Kreasi Artistik. Karanganyar. Surakarta: UNS.Sahman, H. (1992). Mengenali Dunia Seni Rupa. Semarang: IKIP Semarang Press.Salam, Sofyan. (2020). Pengetahuan Dasar Seni Rupa. . Makassar: Badan Penerbit UNM.Susanto, M. (2002). Diksi Rupa. Yogyakarta: Kanisius.
PERANCANGAN MASKOT ISBI ACEH SEBAGAI UPAYA PENGUATAN BRAND AWARENESS Rino Yuda; Fentisari Desti Sucipto; Muhammad Ghifari
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.29315

Abstract

Institut Seni Budaya Indonesia Aceh (ISBI Aceh) is the only one an art institution in Aceh. However, the citizen have not yet been aware that institution does exist. On Visual Communication Design study, the case might happen because the society are less awareness toward the brand. So, the negative impact of losing awareness from the society toward one institution is that society’s lost appreciation, society’s low interest to enroll their children at ISBI Aceh and student’s low interest to continue their study at ISBI Aceh. Therefore, designing a mascot is the way to strengthen the brand awareness. The goal of designing a mascot is a tool to promote to society in order to help them easier to remember that ISBI Aceh is exist. Instead of strengthen the Brand awareness, there are some steps to do in the project planning; they are formulation of creative concept, data collecting, data analyzing using SWOT, visual strategic implementation, implementation on the media and launching the mascot in the dorm of the exhibition of design. The result of the design is mascot which is visually inspired from Ceumpala Kuneng bird with several changing. Keywords: ISBI Aceh’s Mascot, brand awareness. AbstrakInstitut Seni Budaya Indonesia Aceh (ISBI Aceh) merupakan satu-satunya Institut berbasis Seni yang ada di Provinsi Aceh. Namun, belum banyak masyarakat Aceh yang mengetahui atau aware bahwa di Aceh sudah ada Institusi Seni. Pada kajian Desain Komunikasi Visual, hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya brand awareness dari masyarakat di Aceh. Dampak negatif jika brand awareness masyarakat terhadap suatu institusi tidak cukup kuat adalah kurangnya apresiasi masyarakat, kurangnya masyarakat yang tertarik untuk mengizinkan anaknya belajar di ISBI Aceh dan kurangnya minat siswa untuk melanjutkan kuliah di ISBI Aceh. Oleh karena itu, untuk memperkuat brand awareness yang ada di Aceh dapat dilakukan dengan merancang maskot. Tujuan dari perancangan maskot selain untuk memperkuat brand awareness juga dapat menjadi salah satu media promosi yang mudah diingat oleh masyarakat. Beberapa tahapan akan dilakukan dalam perancangan ini yaitu perumusan konsep kreatif, mengumpulkan data, analisis data menggunakan analisis SWOT, penerapan strategi visual, implementasi pada media dan peluncuran maskot dalam bentuk pameran desain. Hasil dari perancangan ini adalah sebuah maskot ISBI Aceh yang secara visual terinspirasi dari burung Ceumpala Kuneng dengan beberapa perubahan unsur visual.    Kata Kunci: Maskot ISBI Aceh, brand awareness. Authors:Rino Yuda : Institut Seni Budaya Indonesia AcehFentisari Desti Sucipto : Institut Seni Budaya Indonesia AcehMuhammad Ghifari : Institut Seni Budaya Indonesia Aceh References: Ardi, R. F., & Wiratama, D. (2018). Perancangan "Si Meton" sebagai Maskot Pilkada Provinsi Nusa Tenggara Barat 2018. Jurnal Imajinasi.Armayuda, E., & Praga, D. R. (2020). Metode Desain dari Brand Menjadi Maskot Berdasarkan Adaptasi Metode Alina Wheeler ke Dalam Model 5M. Andharupa: Jurnal Desain Komunikasi Visual & Multimedia.Christstefannie, N. D., Budiarjo, H., & Riqqoh, A. K. (2018). Perancangan Brand Identity Lembaga Bimbingan UComic Berupa Maskot Sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran Masyarakat. Jurnal Desain Komunikasi Visual.Delano, L. R., Gone, J. P., & Fryberg, S. A. (2020). The Psychosocial Effects of Native American Mascots A Comprehensive Review of empirical Research Findings. Race Ethnicity and Education, 613-633.Hotogi, M., & Hagiwara, M. (2015). Analyses of Local Mascot Characters and Proposal of Automatic Character Creation System Using Affective Words. International Journal of Affective Engineering, 299-307.Kusuma, P., Dharsono, Marianto, D., & Guntur. (2020). Maskot Kota Yogyakarta. Mudra, 250-255.Lin, R., Lin, P., & Ko, K. (1999). A Study of Cognitive Human Factors in Mascot Design. International Journal of Industrial ergonomics , 107-122.Mahendra, Y. A., Bahruddin, M., & Sutrisna, A. A. (2015). Perancangan Maskot "Planktoon Fingerboard" Sebagai Upaya Meningkatkan Brand Loyalty. Art Nouveau.Moriarty, S., Mitchell, N., & Wells, W. (2015). Advertising. Jakarta: Cahaya Insan Printing.Perancangan Maskot untuk Memperkuat Identitas Visual Kota Kediri. (2018). Jurnal Sains dan Seni ITS, 48-52.Soewardikoen, D. W. (2019). Metodologi Penelitian Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Kanisius.Wheeler, Alina. (2003). Designing Brand Identity. New Jersey : John Willey & Sons.
PENGARUH SCIENTIFIC APPROACH TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SMP NEGERI 2 GUNUNG TALANG Siti Aisyah; Eliya Pebriyeni; Ferdian Ondira Asa
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.33170

Abstract

The purpose of this study was to determine the application of the scientific approach to student learning activities and student responses after being applied in learning fine arts at SMP Negeri 2 Gunung Talang, Solok Regency, West Sumatra. This study used a quasi-experimental method, while the population were all students of class VII. The sampling technique used simple random sampling with a sample size of 50 students. Data was collected using interviews, documentation, questionnaires and observations. The technique of data analysis on student activities was calculating the percentage, the questionnaire carried out descriptively. There were 3 research results, namely student activities during the learning process, student learning outcomes and student responses to the scientific approach. Student activity shows that the first trial class was 89.97% and the second trial class was 87.99%, thus, it can be concluded that the two classes with scientific approach learning were not much different and make learning activities with a high or good percentage. The results of the experimental class students' responses in general obtained positive results, namely 88.29% and negative 58.5%, and the second experimental class response was 83% positive and 61.62% negative. Based on the percentage of student responses, it showed the implementation of learning with the scientific approach was successful. Student learning outcomes showed an increase in learning outcomes before (pretest) and after (posttest) with the application of the scientific approach. So the final target with the application of the scientific approach to art learning was the formation of high learning activity.Keywords: scientific approach, learning activities.AbstrakTujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui penerapan scientific approach terhadap aktivitas belajar siswa dan  respon  siswa setelah diterapkan dalam pembelajaran seni rupa di SMP Negeri 2 Gunung Talang Kabupaten Solok Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen, adapun populasinya yaitu seluruh siswa kelas VII. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 50 siswa. Pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara, dokumentasi, angket dan observasi. Teknik analisis data terhadap aktivitas siswa melakukan perhitungan persentase, angket dilakukan secara deskriptif. Terdapat 3 hasil penelitian yaitu aktivitas siswa selama proses pelaksanaan pembelajaran, hasil belajar siswa serta respon siswa terhadap scientific approach. Aktivitas siswa menunjukkan kelas uji coba pertama adalah 89,97 % dan kelas uji coba kedua 87,99 %, sehingga disimpulkan bahwa dari kedua kelas dengan pembelajaran scientific approach tidak jauh berbeda serta menjadikan aktivitas belajar dengan persentase yang tinggi atau baik. Hasil belajar siswa menunjukkan terdapat peningkatan hasil belajar sebelum (pretest) dan sesudah (postest) dengan penerapan scientific approach.  Hasil respon siswa kelas eksperimen secara umum memperoleh hasil yang positif yaitu 88,29% dan negatif 58,5%, dan  respon  kelas eksperimen kedua tanggapan positif  83%  dan negatif 61,62%. Berdasarkan persentase dari respon siswa menunjukkan keterlaksaan  pembelajaran dengan scientific approach berhasil. Jadi sasaran akhir dengan penerapan scientific approach pada pembelajaran seni rupa adalah terbentuknya aktivitas belajar yang tinggi. Authors: Siti Aisyah: Universitas Negeri PadangEliya Pebriyeni : Universitas Negeri PadangFerdian Ondira Asa : Universitas Negeri Padang References:Arikunto, Suharsimi. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.Agustin, M., Yensy, N. A., & Rusdi, R. (2017). Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran problem posing tipe pre solution posing di smp negeri 15 kota bengkulu. Jurnal Penelitian Pembelajaran Matematika Sekolah (JP2MS), 1(1), 66-72.A.M, Sardiman. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Diani, R. (2016). Pengaruh pendekatan saintifik berbantukan LKS terhadap hasil belajar fisika peserta didik Kelas XI SMA Perintis 1 Bandar Lampung. Jurnal ilmiah pendidikan fisika Al-Biruni, 5(1), 83-93.Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.Hamzah B, Uno. (2012). Model Pembelajaran Menciptakan Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara.Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.Huda, Miftahul. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Belajar.Kemdikbud. (2014). Pendekatan Scientific (Ilmiah) dalam Pembelajaran. Jakarta: Pusbangprodik.Lubis, S. K., Retnowati, T. H., & Syawalina, S. (2020, July). Predictive Power of Intellectual Ability Test Score on Students’ Fine Art Learning Outcomes. In 3rd International Conference on Arts and Arts Education (ICAAE 2019) (pp. 41-44). Atlantis Press. Majid, Abdul (2014). Implementasi kurikulum 2013 kajian teoritis dan praktis. Bandung: Interes Media.Purnomo, Eko. dkk. (2014). Seni budaya. Jakara: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.Sani, Ridwan Abdullah. (2014). Pembelajaran saintifik untuk implementasi kurikulum 2013. Jakarta: PT Bumi Aksara.Syafei, S., Efrizal, E., Sami, Y., Zubaidah, Z., Ariusmedi, A., & Kharisma, M. (2021). Penerapan Ragam Hias Minangkabau dalam Pembelajaran Membatik bagi Guru Seni Budaya SMPN dan MTsN Kabupaten Padang Pariaman. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 522-529.Yamin, Martinis. (2007). Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press.
PROMOSI OBJEK WISATA BANGUNAN BERSEJARAH DI KOTA SAWAHLUNTO DALAM DESAIN INFOGRAFIS Eko Purnomo; Rifqi Aulia Z; Aditya Hanum W; Dwi Mutia Sari
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 1 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i1.36371

Abstract

Sawahlunto is one of the cities that is famous as a coal mining city during the Dutch East Indies. Sawahlunto is currently developing as an old city tour which is also multi-ethnic. In a city that has founded in 1888, there are many old buildings that appear in Sawahlunto as Dutch heritage. Some of them are designated as cultural heritage by the government in the field of tourism and at the same time declare Sawahlunto as a City of Cultured tourism. The reason for creating Sawahlunto tourism as a futuristic orientation is quite rational because this city is rich in the historical side of the Dutch Colonial heritage such as all historical buildings that stand firmly in the middle of the city of Sawahlunto which adds to the uniqueness of this city. The design of this historical tourism infographic in Sawahlunto aims to focus on historical buildings from the Dutch East Indies. This is because many historical buildings are still well maintained lately. Moreover, these buildings are the identity of Sawahlunto. The infographic design also adds historical information from the Dutch East Indies which elaborates on the historical value in Sawahlunto. The method used in this design is the S.W.O.T method. This method is used to find the effectiveness of the media to be designed so that the media is effective and communicative. This design is expected to be applied properly, so that visitors not only enjoy historical tourism, but visitors can find out the history and information of the places or buildings they visit. Keywords: sawahlunto, infographic, sign system, heritage. AbstrakSawahlunto merupakan salah satu kota yang terkenal sebagai kota pertambangan batu bara pada masa Hindia Belanda. Sawahlunto saat ini berkembang sebagai wisata kota tua yang juga multietnik. Di kota yang berdiri sejak tahun 1888, banyak sekali bangunan tua yang muncul di Sawahlunto sebagai peninggalan Belanda. Beberapa di antaranya ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah di bidang pariwisata dan sekaligus mencanangkan Sawahlunto sebagai Kota Wisata Berbudaya. Alasan di ciptakannya pariwisata Sawahlunto sebagai orientasi futuristik cukup rasional karena kota ini kaya dengan sisi sejarah peninggalan Kolonial Belanda seperti keseluruhan bangunan bersejarah yang berdiri kokoh di tengah kota Sawahlunto yang menambah keunikan dari kota ini. Perancangan desain infografis wisata sejarah di Sawahlunto ini bertujuan untuk fokus pada bangunan bersejarah peninggalan Hindia Belanda. Hal ini dikarenakan banyaknya bangunan bersejarah yang masih terawat dengan baik belakangan ini. Apalagi gedung-gedung tersebut merupakan identitas Sawahlunto. Desain infografis juga menambah informasi sejarah peninggalan Hindia Belanda yang mengelaborasi nilai sejarah di Sawahlunto. Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode S.W.O.T metode ini digunakan untuk menemukan efektivitas media yang akan dirancang sehingga media tersebut efektif dan komunikatif. Perancangan ini diharapkan dapat diaplikasikan dengan baik, sehingga pengunjung tidak hanya menikmati wisata sejarah, namun pengunjung dapat mengetahui sejarah dan informasi dari tempat atau bangunan yang mereka kunjungi.    Kata Kunci: sawahlunto, infografis, sistem tanda, warisan.Authors:Eko Purnomo : Universitas Negeri PadangRifqi Aulia Z : Universitas Negeri PadangAditya Hanum W : Universitas Negeri PadangDwi Mutia Sari : Universitas Negeri Padang References: Hayati, R. (2014). Pemanfaatan bangunan bersejarah sebagai wisata warisan budaya di Kota Makassar. Jurnal Jumpa, 1(01).Hergenhahn & Olson, Matthew H. (2008). Theoties of Learning. Jakarta: Kencana.Iskandar, M. S. (2011). Pembentukan persepsi visual pada iklan televisi. Jurnal Visualita DKV, 3(1), 1-21. Kartika Sony, Dharsono. (2007). Estetika. Bandung: Penerbit Rekayasa Sains.Kusumaningrum, Khomsiana. (2003). Skripsi: Trend Mode Remaja Dalam Iklan. Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret.L. Jason, R. Josh & C. Ross. (2014). Infografis: Kedasyatan Cara Bercerita Visual. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.Pujiriyanto. (2005). Desain Grafis Komputer (Teori Grafis Komputer). Yogyakarta: Andi.Visual, I. (2007). Dari Toekang Reklame Sampai Komunikator Visual. Yogyakarta: Jalasutra.Puspita Sari, Vijar Maya. (2010). Tugas Akhir: Desain Komunikasi Visual Sebagai Strategi Perancangan Promosi Pariwisata Pantai Watukarung Kabupaten Pacitan. Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.Rustan, Surianto. (2010). Huruf Font Tipografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Rustan, Surianto (2008). Layout Dasar dan Penerapanya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Santosa, Sigit. (2009). Creative Advertising. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo.Tjiptono, Fandy. (2000). Manajemen Jasa.Yogyakarta: Penerbit Andi.Tinarbuko, Sumbo. (2009). Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Penerbit Jala Sutra.

Page 1 of 3 | Total Record : 26