cover
Contact Name
Adek Cerah Kurnia Azis
Contact Email
adek_peros@yahoo.com
Phone
+6285278021981
Journal Mail Official
gorgajurnalsenirupa@unimed.ac.id
Editorial Address
Jl. Willem Iskandar / Pasar V, Medan, Sumatera Utara – Indonesia Kotak Pos 1589, Kode Pos 20221
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Gorga : Jurnal Seni Rupa
ISSN : 23015942     EISSN : 25802380     DOI : https://doi.org/10.24114/gr.v9i1
Core Subject : Education, Art,
Gorga : Jurnal Seni Rupa terbit 2 (dua) kali setahun pada bulan Juni dan Desember, berisi tulisan/artikel hasil pemikiran, hasil penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang ditulis oleh para pakar, ilmuwan, praktisi (seniman), dan pengkaji dalam disiplin ilmu kependidikan, kajian seni, desain, dan pembelajaran seni dan budaya.
Articles 56 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa" : 56 Documents clear
KAJIAN MUSIKALITAS DAN PROSES REGENERASI ASSUBHUBADA SEBAGAI MEDIA DAKWAH MELALUI SENI DI KOTA BANDA ACEH Berlian Denada; Rico Gusmanto
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.38586

Abstract

Assubhubada is one form of Islamic performing arts that contains praise to Allah SWT and Prophet Muhammad SAW. The main element in this art is the chanting of selawat accompanied by membranophone musical instruments. The Al Quzah Group located in Banda Aceh City is estimated to be the only group that still preserves this prayer until now. The purpose of this research as a whole is to find out the form of musicality of the Assubhubada selawat of the Al Quzah Group in conveying da'wah through art. In addition to revealing the musicality in Assubhubada, this study also aims to determine the regeneration process of Assubhubada as an effort to preserve the cultural locality of the Acehnese people. Assubhubada is considered important to be preserved because da'wah with art media is the right way to do so that people can be interested in learning things related to religion. The method used in this research is descriptive qualitative, while the approach used is the theory of musicality from Bambang Sunarto and the inheritance system from Cavalli S and Feldman. The results of this study indicate that musicality in Assubhubada can be viewed from three aspects, namely construction, instrumentation, and cultivation. While the regeneration process can be viewed from two aspects, namely the process of vertical transmission and horizontal transmission.Keywords: assubhubada, Al Quzah, musicality, regeneration, selawat. AbstrakAssubhubada merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan islami yang berisikan pujian kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Unsur utama dalam kesenian ini adalah lantunan selawat yang diiringi dengan instrumen musik membranophone. Grup Al Quzah yang bertempat di Kota Banda Aceh diperkirakan sebagai satu-satunya kelompok yang masih melestarikan selawat ini hingga sekarang. Tujuan dari penelitian ini secara menyeluruh adalah untuk mengetahui bentuk musikalitas dari selawat Assubhubada Grup Al Quzah dalam menyampaikan dakwah melalui seni. Selain mengungkap musikalitas di dalam Assubhubada, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui proses regenerasi Assubhubada sebagai upaya pelestarian lokalitas budaya masyarakat Aceh. Assubhubada dianggap penting untuk dilestarikan karena dakwah dengan media seni adalah cara yang tepat untuk dilakukan agar masyarakat dapat tertarik mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan agama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah teori musikalitas dari Bambang Sunarto dan sistem pewarisan dari Cavalli S dan Feldman. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa musikalitas dalam Assubhubada dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu konstruksi, instrumentasi, dan penggarapan. Sedangkan proses regenerasi dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu proses secara vertical transmission dan horizontal transmission.Kata Kunci: assubhubada, Al Quzah, musikalitas, regenerasi, selawat.Authors:Berlian Denada : Institut Seni Budaya Indonesia AcehRico Gusmanto : Institut Seni Budaya Indonesia Aceh References:Adriyana, R. A. (2021). Ali Kribo Penggagas Darbuka, Alat Musik dari Timur Tengah di Indonesia. https://www.ketiknews.id/tokoh-bicara/pr-3012057645/ali-kribo-penggagas-darbuka--alat-musik-dari-timur-tengah-di-indonesia (diakses tanggal 30 Agustus 2022).Banoe, P. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius.Dhuhri, S. (2017). Aceh Serambi Mekkah (Studi tentang Peran Ibadah Haji dalam Pengembangan Peradaban Aceh). Jurnal Ilmiah Islam Futura, 16(2), 188-195. https://doi.org/10.22373/jiif.v16i2.750Karina, A. E., Widyastutieningrum, S. R., & Hirza, H. (2022). Transkrip Musikal Pertunjukan Rapai Pasee Di Aceh Utara. Grenek: Jurnal Seni Musik, 11(1), 38-45. https://doi.org/https://doi.org/10.24114/grenek.v11i1.34695Kasih, S. D. (2018). Regenerasi Seni Kuda Lumping Sari Muda Budaya Dusun Sangkalan, Desa Bapangsari, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Imaji: Jurnal Seni Dan Pendidikan Seni, 16(1), 9–17.Manalu, N. A., & Febryanti Sukman, F. (2020). Tari Seudati Inong Sebagai Wujud Representasi Kesetaraan Gender di Kabupaten Aceh Besar. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(2), 367-376. https://doi.org/https://doi.org/https://doi.org/10.24114/gr.v9i2.20673Mikaresti, P., & Mansyur, H. (2022). Pewarisan Budaya Melalui Tari Kreasi Nusantara. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 11(1), 147-155. https://doi.org/10.24114/gr.v11i1.33333Rahman, S., & Gusmanto, R. (2021). Pemanfaatan Batok Kelapa Sebagai Media Pembuatan Bio-Instrumen Musik. Besaung: Jurnal Seni Desain dan Budaya, 5(2), 135-140. https://doi.org/10.36982/jsdb.v5i2.1855Rohana, S., & Juhadi. (2019). Sistem Pewarisan dan Keberlanjutan Pengelolaan Usaha Tambak Garam Desa Genengmulyo, Kecamatan Juwana. Edu Geography, 7(3), 263-271. https://doi.org/https://doi.org/10.15294/edugeo.v7i3.33574Sugiyono, S. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.Sunarto, B. (2006). Sholawat Campurngaji: Studi Musikalitas, Pertunjukan, dan Makna Musik Rakyat Muslim Pinggiran. Surakarta: Institut Seni Indonesia Surakarta.Wamirza, E., Sihombing, L. B., & Wiflihani, W. (2021). Metode Pembelajaran dan Bentuk Penyajian Musik Ansambel Campuran pada Musik Keroncong. Jurnal Pendidikan dan Penciptaan Seni, 1(2), 90-97. https://doi.org/https://doi.org/10.34007/jipsi.v1i2.146Wirandi, R., & Permata., M. M. B. (2021). Fungsi Musik dalam Upacara Perayaan Ritual Thaipusam Etnis Hindu Tamil di Banda Aceh. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 415–422. https://doi.org/10.24114/gr.v10i2.28379Wiyono, H., Firmansyah, H., & Ramadhan, I. (2022). Perubahan Sosial Budaya. Klaten: Penerbit Lakeisha.
PACU ITIAK DALAM FOTOGRAFI ESAI DENGAN PENDEKATAN EDFAT Taufik Imran; Rasmida Rasmida; Andar Indra Sastra
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.35265

Abstract

Nagari Ampangan in Payakumbuh has a tradition of racing ducks which is the only race in the world. This tradition provides a kind of education about cultural values such as the value of honesty, competition, competition, harmony, mutual cooperation, entertainment and these values are appropriate and must be preserved. Media photography is one way to find out information about the duck race, with a photography essay that will present the charm of the ducks in the racing arena on the highway. The EDFAT method is one of the methods used in creating this journalistic photography visual. The results of the photography capture the various interactions of the players and visitors which are one of the activities and moments during the implementation of the duck race. So that the complex activities of the pacu itiak are presented  with photo works of the charm of the spur itiak. Keywords: pacu itiak, fotografer, esai, EDFAT. AbstrakNagari Ampangan di Payakumbuh memiliki tradisi pacu itiak yang merupakan satu-satunya pacuan yang ada di dunia. Tradisi ini memberikan semacam edukasi tentang nilai-nilai budaya seperti nilai kejujuran, perjuangan, persaingan, harmonis, gotong-royong,  hiburan dan nilai-nilai ini patut dan harus dilestarikan. Media fotografi salah satu cara mengetahu informasi tentang pacu itiak, dengan fotografi esai yang akan menghadirkan pesona itiak dalam gelangang pacuan di jalan raya. Metode EDFAT salah satu  metode yang digunakan dalam penciptaan visual fotografi jurnalistik ini. Hasil fotografi mengabadikan bebagai interaksi para pemain dan pengunjung yang menjadi salah satu  aktivitas dan momen ketika dalam pelaksaan pacu itiak. Sehingga kompleksnya kegiatan pacu itiak disajikan dengan karya foto pesona pacu itiak. Kata Kunci:pacu itiak , fotografer, esai, EDFAT. Authors:Taufik Imran : Institut Seni Indonesia PadangpanjangRasmida : Institut Seni Indonesia PadangpanjangAndar Indra Sastra : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References:Arsola, P., Rafiloza, R., & Sahrul, N. Pacu Itiak Sebagai Sumber Penciptaan Komposisi “SRIPANGGUNG”. Grenek Music Journal, 10(2), 1-16.Berutu, D. I., & Isnaini, D. (2012). Analisis Foto Jurnalistik Mengenai Kerusuhan di Mesuji Lampung pada Harian Kompas. Jurnal. Universitas Sumatera Utara.Danandjaja, J. (2015). Bab V Cerita Rakyat dan Pembangunan Kalimantan Tengah: Merekonstruksi Nilai Budaya Orang Dayak Ngaju dan Ot Danum Melalui Cerita Rakyat Mereka. Metodologi Kajian Tradisi Lisan (Edisi Revisi) , 79.Koentjaraningrat, L. (1987). Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: Rineka Cipta.Kurnianto, A. D. (2012). TA: Pembuatan Buku Esai Fotografi Tari Pendet Sebagai Media Promosi Warisan Budaya Bali (Doctoral dissertation, STIKOM Surabaya).McCurry, S. (2013). Steve McCurry Untold. The Stories Behind the Photographs. USA: Phaidon Press.Soedjono, Soeprapto. (2006). Pot Pourri Fotografi. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti.Purnama, F., & Nurman, N. (2018). Tradisi Pacu Itiak dalam Melestarikan Nilai-Nilai Budaya di Payakumbuh. Journal of Civic Education, 1(2), 174-180.Putra, I. P. D. A. (2021) Penguatan Penguasaan Kompetensi Fotografi, Videografi dan Tata Kelola Media Sosial pada POKDARWIS Pemanis Heritage, Desa Wisata Biaung, Tabanan, Bali. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 530-540.Sastra, A. I., Sriwulan, W., Caniago, E., MUCHTAR, A., & Haris, A. S. (2021). Lareh Koto Piliang: Systems of Governmental Power and Bronze Music in the Study of the Concept of Musical Aesthetics in Luhak Nan Tigo Minangkabau. Music Scholarship/Problemy Muzykal'noi Nauki, (2).
PEMBINGKAIAN RUANG VISUAL DALAM DESAIN VIDEO MUSIK ANIMASI SABDA ALAM SEBAGAI SENI MENYAMPAIKAN PESAN KAMPANYE Winny Gunarti Widya Wardani; Syahid Syahid; Taufiq Akbar
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.39919

Abstract

Animated music video is an audio-visual media design that is presented in an illustrative narrative with song accompaniment. This spectacle has become a model for campaign media design that has appeal, like the animated music video “Sabda Alam” by students of SMK Raden Umar Said Kudus, which won appreciation at the 2021 Balinale International Film Festival. “Sabda Alam” tells the story of the lives of birds endemic typical of Indonesia which is increasingly rare. This media campaign indirectly supports the Ministry of Environment's program to socialize the importance of protecting the rich diversity of wild birds in Indonesia. This spectacle is interesting to study because it conveys a message by relying on the power of images in visual space. This research aims to show the relationship of visual elements in visual space as meaningful entities. The research method is descriptive qualitative with data collection techniques in the form of literature studies, observations, and interviews. While the data analysis technique uses image composition analysis into the rule of three imaginary grids, both vertically and horizontally. The results show that "Sabda Alam" prioritizes visual spatial framing, middle framing and full framing to convey messages about threats to protected wild birds. This research is expected to be a reference for knowledge about the function of images in the framing of visual space that is able to provide information and education, as an art of conveying campaign messages in entertaining and attention-grabbing ways. Keywords: visual space, music video, animation.  AbstrakVideo musik animasi merupakan bentuk desain media audio visual yang mempresentasikan materi informasi melalui narasi ilustratif dengan iringan lagu. Tontonan ini dapat menjadi model desain media kampanye yang memiliki daya tarik, sebagaimana video musik animasi berjudul “Sabda Alam”  karya para siswa SMK Raden Umar Said Kudus, yang telah berhasil memperoleh apresiasi di  Balinale International Film Festival 2021. Sabda Alam berkisah tentang kehidupan burung-burung endemik khas Indonesia yang semakin langka.  Video musik animasi ini  secara tidak langsung ikut mendukung program Kementrian Lingkungan Hidup untuk mensosialisasikan  pentingnya  perlindungan terhadap keragaman burung liar sebagai kekayaan fauna di Indonesia. Tontonan ini  menarik untuk dikaji karena menyampaikan pesan dengan mengandalkan kekuatan gambar pada ruang visual. Penelitian ini bertujuan menunjukkan relasi unsur-unsur visual di dalam ruang visual sebagai entitas bermakna. Metode penelitian secara kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa studi literatur, observasi, dan wawancara. Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis  komposisi gambar ke dalam aturan per tiga grid imajiner, baik secara vertikal maupun horizontal. Hasil penelitian menunjukkan, video musik animasi “Sabda Alam” mengutamakan pembingkaian ruang visual pada framing tengah dan framing penuh untuk menyampaikan pesan tentang ancaman terhadap burung-burung liar yang dilindungi. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi pengetahuan tentang fungsi gambar di dalam pembingkaian ruang visual yang mampu memberikan informasi dan edukasi, sebagai seni menyampaikan pesan kampanye dengan cara-cara  menghibur dan menarik perhatian.Kata Kunci: ruang visual, video musik, animasi. Authors:Winny Gunarti Widya Wardani : Universitas Indraprasta PGRISyahid : Universitas Indraprasta PGRITaufiq Akbar : Universitas Indraprasta PGRI References:Ali, M. M., & Ali, M. A. (2018). Karakterisasi Tokoh Dalam Film Salah Bodi. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 7(1), 15-30.Aminah, S. (2019). Pengembangan Video Animasi Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kosa Kata Pada Anak Usia 4-5 Tahun. Skripsi. Universitas Negeri Islam Raden Intan, Lampung.Block, B. (2013). The Visual Story, Creating The Visual Structure of Film, TV, and Digital Media. Massachusetts: Focal Press.Deva, S. (2022). Analisis Konflik Tokoh Dalam Film Kukira Kau Rumah Karya Sutradara Umay Shahab. Diploma Thesis. IKIP PGRI: Pontianak.Fitria, R., Nazar, E., Nelmira, W., & Sahara, N. (2019). Pengembangan Video Pembelajaran Teknik Menjahit Busana pada Mata Kuliah Busana Dasar di IKK FPP UNP. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(1), 19-29.WW, W. G., Piliang, Y. A., & Syarief, A. (2013). Wacana Visual Talk Show ‘ Mata Najwa’: Melihat Bahasa Tubuh Partisipan sebagai Kekuatan Visual. Panggung, 23(4).Halawa, W. E., Triyanto, R., Budiwiwaramulja, D., & Azis, A. C. K. (2020). Analisis Gambar Ilustrasi Hombo Batu Nias Gunungsitoli. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(1), 193-203.Hermawan, S. (2022). “Gaya Ilustrasi Dalam Karakter Visual Video Musik Animasi Sabda Alam”. Hasil Wawancara Pribadi: 5 Agustus 2022, SMK RUS, Kudus.Homan, D. K. (2014). Eksplorasi Visual Diri Dalam Desain Karakter. Humaniora, 5(2), 729-736. https://media.neliti.com/media/publications/167255-ID-eksplorasi-visual-diri-dalam-desain-kara.pdf.Natadjaja, L. (2006). ANALISIS SUDUT PANDANG KAMERA (Studi kasus: Film Jelangkung dan Film The Ring 1). Nirmana, 7(2).Pradesta, E., & Aryanto, H. (2020). Gaya Semirealis Sebagai Inspirasi Perancangan Character Concept Art Game Fantasi Berbasis Legenda Nusantara. BARIK, 1(3), 167-177.Pratama, D., Wardani, W. G. W., Sidhartani, S. (2018). Building Natural and Cultural Tourism Entities Through Visual Space of Television Shows: Analysis of “My Trip My Adventure”, WESTECH 2018. https://doi.org/10.4108/eai.8-12-2018.2283861.Rizali, M., Warhat, Z., & Zebua, E. (2019). Pengaruh Elemen-Elemen Desain Komunikasi VISUAL (DKV) Box Art Game terhadap Story Line Berdasarkan Persepsi Gamers pada Video Game Populer di Indonesia. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 8(2), 295-302. https://doi.org/10.24114/gr.v8i2.14700.Saputro, M. R. D. (2019). Perancangan Video Musik Animasi 2D Pada Lagu Negeri Syam yang Berjudul 5 Dalam 1. Skripsi. Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.Schirato, T.  dan Webb, J. (2004). Reading the Visual. Crows-Nest: Alen & Unwin.Venus, A. (2019). Manajemen kampanye, panduan teoretis dan praktis dalam mengefektifkan kampanye komunikasi publik. Edisi Revisi, Bandung: Simbiosa Rekatama Media.Wirandi, R., & BP, M. M. (2019). Fungsi MusikDalam Upacara Perayaan Ritual Thaipusam Etnis Hindu Tamil di Banda Aceh. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 415-422. https://doi.org/10.24114/gr.v10i2.28379.Witabora, J. (2012). Peran dan Perkembangan Ilustrasi. Humaniora, 3(2), 659-667. https://doi.org/10.21512/humaniora.v3i2.3410.Yasa, G. P. P. A. (2022). Estetika Animasi: Konsep dan Gaya Animasi Bul. Viswa Design, 2(1), 60-67. https://media.neliti.com/media/publications/546982-none-695d1ef3.pdf.
KRITIK SENI HOLISTIK TERHADAP DENDANG MINANGKABAU Elsa Pitaloka; Nofiyanti Nofiyanti; Agusti Efi
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.35641

Abstract

Art criticism is an activity to evaluate a work of art with the aim of making the artwork more perfect. One of the ways of doing art criticism is art criticism with a holistic approach. By using holistic art criticism, one can judge a work of art based on three components, namely the artist, the work of art, and the art connoisseur, so that it can be seen how the interactions that occur between the three components. While the Minangkabau dance is a work of art that is sung to the accompaniment of typical Minangkabau music such as talempong and also saluang. The research method used in this research is descriptive qualitative, where a description of holistic art criticism of Minangkabau dance is carried out and the sampling technique used is purposive sampling. In this study, a holistic art critique of Minangkabau dances was carried out so that the results obtained in Minangkabau dances were still using the traditional way in their performances so that they are currently unable to compete with modern music. Therefore, briefings were made to the community regarding the importance of understanding and carrying out a holistic art critique, especially in order to preserve the Minangkabau dance culture. One way is to hone the skills, ethics, and understanding of Minangkabau dance activists so that they can make Minangkabau dance better. Keywords: holistic criticism, minangkabau dance. AbstrakKritik seni merupakan suatu kegiatan melakukan penilaian terhadap suatu karya seni dengan tujuan agar karya seni tersebut menjadi lebih sempurna. Cara melakukan kritik seni beraneka ragam salah satunya yaitu kritik seni dengan pendekatan holistik. Dengan menggunakan kritik seni holistik dapat menilai suatu karya seni berdasarkan tiga komponen yaitu seniman, karya seni, dan para penikmat seni, sehingga dapat diketahui bagaimana interaksi yang terjadi antara tiga komponen tersebut. Sedangkan dendang Minangkabau merupakan suatu karya seni yang dinyanyikan dengan iringan musik khas Minangkabau seperti talempong dan juga saluang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif, dilakukan pendeskripsian mengenai kritik seni holistik terhadap dendang Minangkabau serta teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Pada penelitian ini dilakukan kritik seni holistik pada dendang Minangkabau sehingga didapatkan hasil dalam dendang Minangkabau masih menggunakan cara tradisional dalam pementasannya sehingga saat sekarang kalah bersaing dengan musik modern. Oleh sebab itu dilakukan pengarahan kepada masyarakat terkait pentingnya memahami dan melakukan suatu kritik seni holistik khususnya supaya dapat melestarikan kebudayaan daerah dendang Minangkabau. Salah satu caranya adalah mengasah kemampuan, etika, dan pemahaman penggiat dendang Minangkabau agar dapat membuat dendang Minangkabau menjadi lebih baik.Kata Kunci: kritik holistik, dendang minangkabau.Authors:Elsa Pitaloka : Universitas Negeri PadangNofiyanti : Universitas Negeri PadangAgusti Efi : Universitas Negeri Padang References: Gumilang, G. S. (2016). Metode Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bimbingan dan Konseling. Jurnal Fokus Konseling, 2(2), 144-159.Nurhikmah, S. (2018). Karya Hermin Istiariningsih dalam Kerangka Kritik Holistik. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni, 20(2), 113-124.Priyono, P. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif. Sidoarjo: Zifatama Publishing.  Rahman, S., Sidharta, O., & Indra, S. A. (2017). Sorak Rang Balai Dendang Sebagai Representasi dan Identitas Metode Promosi dalam Budaya Dagang Masyarakat Minangkabau. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Seni, 4(2), 206-2012.Ridwan, H. W. (2017). Pengembangan Apresiasi Seni Rupa Siswa di Sekolah Dasar Melalui Pendekatan Kritik Seni Pedagogik. Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran, 2(1), 54-61.Rustim, N. W. C., & Simatupang, L. L. (2019). Interaksi Sosial Bagurau Saluang Dendang Minangkabau di Sumatera Barat. Jurnal Resital, 20(1), 36-51.Soemantri, S., Indira, D., & Indrayani, I. M. (2015). Upaya Pelestarian Khas Desa Mekarsari dan Desa Simpang, Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut. Jurnal Aplikasi Iptek Untuk Masyarakat, 4(1), 42-46.Sriyanto, S. (2012). Dimensi Estetika Pertunjukan Saluang Dendang di Migkabau Dalam Bagurau. Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Seni, 14(2), 1-12. 
ORNAMEN KAPAL LAMPUNG TYPEFACE Rohiman Rohiman; Ade Moussadecq; Dika Tondo Widakdo
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.38959

Abstract

Sumatra's cultural heritage is very diverse and unique, one of the oldest cultures is the Lampung culture. The traditional Lampung tribe is not only famous for its decorative ornaments, but the kain tapis which is very distinctive in terms of art. The Kain Tapis Ornament Kapal Fabric which is increasingly forgotten and has been eroded by the times. The design of this typeface aims to preserve and introduce to the public about kapal Ornaments from Lampung Tapis woven fabric through ethnic typefaces. This study uses a qualitative method with a creative thinking process pattern approach. Procedures for implementing and solving visual communication problems through initial understanding, preparation, incubation, explanation and verification. The stages in the typeface design research are carried out with the initial sketch design, then the digitization process. The results obtained from the research can be concluded that the design of the kapal ornament typeface is the typeface resulting from the Lampung kapal ornament stylization, booklets, posters, signage, flayers, digital media, t-shirts, totebags and mugs are the media used in designing typefaces.Keywords: ornament, kapal, tapis, Lampung, typeface.AbstrakWarisan budaya Sumatera sangat beragam dan unik, salah satu budaya tertuanya ialah budaya Lampung. Suku tradisional Lampung tidak hanya terkenal dengan ornamen hiasnya saja, akan tetapi kain Tapis yang sangat khas dari segi seninya. Kain Tapis Ornamen Kapal yang kian terlupakan dan telah terkikis oleh perkembangan zaman. Perancangan jenis huruf ini bertujuan untuk melestarikan dan memperkenalkan kepada masyarakat tentang Ornamen Kapal dari kain tenun Tapis Lampung melalui typeface etnik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan pola proses berpikir kreatif (Creative Thingking Process). Tata cara penerapan dan penyelesaian masalah komunikasi visual melalui pemahaman awal, persiapan, inkubasi, penjelasan dan verifikasi. Tahapan dalam penelitian perancangan typeface di lakukan dengan perancangan sketsa awal, kemudian proses digitalisasi.  Hasil yang didapat dari penelitian dapat diambil kesimpulan perancangan typeface ornamen kapal berupa typeface hasil stilasi ornamen kapal Lampung, booklet, poster, signage, flayer, social media, kaos, totebag dan mug merupakan media yang digunakan dalam mendesain typeface.Kata Kunci : ornamen, kapal, tapis, Lampung, typeface. Authors:Rohiman : Institut Informatika dan Bisnis DarmajayaAde Moussadecq : Institut Informatika dan Bisnis DarmajayaDika Tondo Widakdo : Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya References:Afriwan, H., & Kamal, M. N. (2021). Fungsi dan Makna Huruf Vernakular sebagai Karya Desain Jalanan. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 445-453.Andriyanti, S., Sinaga, R., & Lubis, R. (2022). Aplikasi Ornamen Sumatera Utara Kreasi Kekinian pada Desain Busana Ready-To-Wear dengan Teknik Sablon Printing. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 11(1), 25-35.Sihombing, D. (2001). Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedi.rawan, D. (2016). Kajian Bentuk Estetis Kain Tenun Kapal Dalam Masyarakat Saibatin Lampung Timur Menurut De Witt H. Parker. Imaji, 14(2), 98–106. https://doi.org/10.21831/imaji.v14i2.12173.Irawan, W. D. (2019). Sistem Kekerabatan Masyarakat Lampung Pepadun Berdasarkan Garis Bertalian Darah. Edukasi Lingua Sastra, 17(2), 151–158.Kembaren, Y. A., Kartono, G., & Mesra, M. (2020). Analisis Karya Poster Berdasarkan Unity, Layout, Tipografi, Dan Warna. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 9(1), 121-126.Kherustika, K., & Tim. (2017). Katalog Kain Kapal Koleksi Museum Negeri Provinsi Lampung. Lampung: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan UPTD Museum.Lawson, B. (2007). Bagaimana Cara Berpikir Desainer. Jakarta: Jalasutra.Lisa, D., Rusmiati, C. P. F., Arsitektur, P. S., Arsitektur, J., Teknik, F., Lampung, U., Prof, J., Brojonegoro, S., & Lampung, B. (2021). Seminar Nasional Ilmu Teknik dan Aplikasi Industri Budaya visual perkembangan arsitektur di Kabupaten Lampung Barat. Prosiding Sinta 3, 3(2020), 5. sinta.eng.unila.ac.id.Mesra, M., Kartono, G., & Ibrahim, A. (2022). Penerapan Ornamen Tradisional Sumatera Utara Pada Toples Makanan Sebagai Sarana Revitalisasi. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 11(1), 81-88.Nugroho, D. P. (2019). Ornamental Varieties of Gedong Songo Semarang Temple As a Typeface Design Inspiration. Arty: Jurnal Seni Rupa, 8(2), 65–76. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/arty/article/view/40287.Nugroho, M. P., Cahyana, A., & Falah, A. M. (2021). Penelitian Antropologi Kajian Etnografi Visual Pada Kain Tapis Lampung. ATRAT: Jurnal Seni Rupa, 9(2), 18–26. https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/article/view/1719.Rachman, A. (2016). Pola Iringan Engkel Instrumen Cak Dan Cuk Dalam Lagu Langgam Jawa Pada Orkes Keroncong Sekar Domas Di Semarang. Jurnal Konferensi Internasional VI Bahasa, Sastra Dan Budaya Daerah Indonesia, 7(9). https://www.mendeley.com/reference-manager/reader/4ae936b9-4e9f-34bc-bf2d-250f73fc7b1e/752ed8f4-a224-d67f-6f51-2b74caefba4d.Rustan, S. (2011). Huruf Font Tipografi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Rustan, S. (2013). Mendesain Logo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Roy, B. (1971). An Approach To Print A basic guide to the printing processes. London: Blandford Press.Sabatari, W. (2011). Motif Hias Geometris Sajian Khusus Seni Ornamen Indonesia. Seminar Nasional 2011 “Wonderfull Indonesia” Jurusan PTBB FT UNY , 3 Desember 2011, 619–631. http://staffnew.uny.ac.id/upload/132296048/penelitian/Kajian+Potensi+“Wedang+Uwuh”++Sebagai+Minuman+Funsional.pdf.Simbolon, E. Y., & Zulkifli, Z. (2022). Penerapan Ornamen Pada Desain Tote Bag Berdasarkan Prinsip Desain. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(1), 119-128.Skolos, N., & Wedell, T. (2006). Kain Tapis Lampung Terancam Punah. Beverly: Rockport.Suwati, K. (1992). Kain Kapal Khasanah dari Lampung (Majalah Kebudayaan No. IV Tahun II). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Wicaksono, A., & Hartono, B. (2017). Strategi Perancangan dengan Penerapan Ragam Hias Sulur Gelung Pada Produk Kriya untuk Pasar Global. CORAK Jurnal Seni Kriya, 6(2), 143–150.
STUDI WARNA DAN GAYA PADA KARYA YAZID Miswar Miswar; Rica Rian; Yunis Muler; Rajudin Rajudin
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.38384

Abstract

This study reveals the characteristics of color and style in Yazid's work. The method used in this study refers to a qualitative research methodology that includes observations, interviews, and the use of documents in the field. In addition, this study uses qualitative methods, which include interviews, field notes, photos, videos, personal documents, and others. Yazid's painting takes the theme of the exotic nature of West Sumatra, which leads to Mooi Indie's work. Yazid's paintings are exciting in terms of the colors presented. The colors in Yazid's work are soft and light, and rarely in his work are their colors that are too dark. The brightness of his paintings is also low; some of his works use bright colors. The color composition in the work is very well made. No colors can damage each other, so a harmonious and mutually supportive color arrangement is achieved. In tracing Yazid's paintings, they are classified into four styles according to Feldman, the first is the objective accuracy style, the second is formal arrangement style, the third is expressive style, and the fourth is the fantasy style. The presence of Yazid's work greatly influenced the development of naturalist-style painting in West Sumatra, considering that Yazid is a senior artist who devoted his life to painting. Keywords: Yazid's painting, color, style. AbstrakPenelitian ini mengungkap karakteristik warna dan gaya pada karya Yazid. Dalam konteks penelitian ini, istilah "metode" mengacu pada metodologi penelitian kualitatif, yang melibatkan kegiatan seperti observasi lapangan, wawancara partisipan, dan pemanfaatan dokumen yang relevan. Selain itu penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang meliputi wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi dan lain-lain. Karya lukis Yazid mengangkat tema tentang alam Sumatera Barat yang eksotis yang mengarah kepada karya Mooi Indie. Karya lukis yang dibuat Yazid sangat menarik dari segi warna yang dihadirkan. Warna pada karya Yazid adalah warna lembut dan terang. Jarang pada karyanya terdapat warna yang terlalu gelap. Kecerahan warna lukisannya juga rendah, sedikit dari karyanya yang menggunakan warna cemerlang. Komposisi warna dalam karya dibuat sangat baik tidak ada warna yang merusak satu sama lain sehingga tercapai susunan warna yang harmonis dan saling mendukung. Dalam menelusuri karya lukis Yazid digolongkan dalam empat macam gaya menurut Feldman, yang pertama gaya ketepatan objektif, kedua gaya susunan formal, ketiga gaya emosi, dan yang keempat gaya fantasi. Kehadiran karya Yazid sangat berpengaruh kepada perkembangan seni lukis yang bergaya naturalis di Sumatera Barat, mengingat Yazid merupakan seniman yang senior yang mencurahkan hidupnya pada seni lukis. Kata Kunci: karya lukis Yazid, warna, gaya.Authors:Miswar : Institut Seni Indonesia PadangpanjangRica Rian : Institut Seni Indonesia PadangpanjangYunis Muler : Institut Seni Indonesia PadangpanjangRajudin : Institut Seni Indonesia Padangpanjang References:Adisendjaja, Y. H. (2003). Warna dan Maknanya Dalam Kehidupan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.Ellanda, A., Aulia, S. A., & Hariyani, Y. S. (2016). Perancangan Aplikasi Pembaca Warna Untuk Penderita Buta Warna Berbasis Android. Jurnal Elektro Dan Telekomunikasi Terapan, 1(1), 59. https://doi.org/10.25124/jett.v1i1.85.Fahira, Y., Yandri, Y., & Gani, M. H. (2021). Unity, Complexity, dan Intensity Lukisan Karya Yazid. V-art: Journal of Fine Art, 1(1), 20-24. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26887/vartjofa.v1i1.2135.Feldman, E. B. (1967). Art As Image and Idea, bagian dua, tiga, terjemahan SP.Gustami. United States: Prentice-Hall.Hartoko, D. (1991). Manusia dan Seni. Jakarta: Kanisius.Hidayat, R. A. H. (2018). ALAM PASAMAN BARAT DALAM LUKISAN NATURALIS. SERUPA : The Journal Of Art Education, 6(2). https://doi.org/https://doi.org/10.24036/sr.v6i2.9103.Kartika, D. S. (2017). Seni Rupa Modern (Edisi Revisi). Jakarta: Rekayasa Sains.Nawawi, H. H. (2013). Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.Purbasari, M., & Jakti, R. A. D. R. I. K. (2014). Warna Dingin Si Pemberi Nyaman. Humaniora, 5(1), 357. https://doi.org/10.21512/humaniora.v5i1.3034.Said, A. A. (2006). Unsur-Unsur Desain. Makassar: Universitas Negeri Makassar.Soedarso, S. (2006). Trilogi Seni: Penciptaan, Eksistensi, dan Kegunaan Seni. Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta.Soedarsono, R. M. (1999). Metodologi Penelitian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa. Yogyakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.Somantri, G. R. (2005). Memahami Metode Kualitatif. Makara, Sosial Humaniora, 9(2), 57–65.Sumartono, S. (2002). Berbagi Pendekatan dalam Penelitian Seni Kriya. Seminar Internasional Seni Rupa 2002.
MANAGEMENT EVENT SENI PERTUNJUKAN PERFORMANCE ART Syafrizal Syafrizal; Agusti Efi; Budiwirman Budiwirman
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.34713

Abstract

Performance art is an activity of staging the work of artists who use the body as a medium for their work. This study aims to explain the performance performance management of performance art performance art. The type of research used is qualitative research. The research stage is carried out by collecting literature sources, both primary and secondary. The results showed a performance art management process which includes research, design (design), division of tasks and responsibilities, determining the right sponsor, communication and coordination between teams and evaluation. Carrying out an event requires careful coordination and preparation so that the event can be managed more efficiently and effectively.Keywords: management, event, performance, performance art. AbstrakPerformance art merupakan kegiatan pementasan  hasil karya para perupa yang menggunakan tubuh sebagai media berkaryanya. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan manajemen pergelaran seni pertunjukan performance art. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Tahapan penelitian dilaksanakan dengan menghimpun sumber kepustakaan, baik primer maupun sekunder. Hasil penelitian menunjukkan proses manajemen performance art yang meliputi riset, desain (rancangan),  pembagian tugas dan tanggung jawab, menentukan sponsor yang tepat, komunikasi dan koordinasi antar tim dan evaluasi . Melaksanakan suatu event memerlukan koordinasi serta persiapan yang matang agar event bisa dikelola dengan lebih efisien serta efektif.  Kata Kunci: management, event, pertunjukan, performance art. Authors:Syafrizal : Universitas Negeri PadangAgusti Efi : Universitas Negeri PadangBudiwirman : Universitas Negeri PadangReferences:Ayuni, Astari & Efi, Agusti. (2020). Manajemen Festival Seni Pertunjukan Pekan Nan Tumpah Di Provinsi Sumatera Barat. Padang. Universitas Negeri Padang Sumatera Barat.Brantas. (2009). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Alfabeta.Hasibuan, M. S. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.Isnanta, S. D. (2010). Representasi Tubuh Perempuan Dalam Performance Art Karya Melati Suryadarmo. Brikolase: Jurnal Kajian Teori, Praktik dan Wacana Seni Budaya Rupa, 2(1).Kusuma, Rr. Chusnu Syarifa Diah. (2016). Modul Manajemen Event. Modul. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.Lubis, S. K., Retnowati, T. H., & Syawalina, S. (2020, July). Predictive Power of Intellectual Ability Test Score on Students’ Fine Art Learning Outcomes. In 3rd International Conference on Arts and Arts Education (ICAAE 2019) (pp. 41-44). Atlantis Press.Prayhogi, I. (2016). Penciptaan Video Musik dengan Materi Performance Art (Doctoral dissertation, State University of Surabaya).Rochbeind, F., & Pristiati, T. (2022). Analysis of Movement and Music Characteristics of Performance Art in “Touching the Heart for a Broken Wing” Performance. Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 22(1), 119-128.Safroni, K. H .M. Ladzi. (2012), Manajemen dan Reformasi Pelayanan Publik dalam Konteks Birokrasi Indonesia (Teori, Kebijakan, dan Implementasi). Yogyakarta: Aditya Media.Saputro, Johan. (2014). Perencanaan Event Management Festival Kesenian Yogyakarta sebagai Media Komunikasi Identitas Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.Sedyawati, Edi. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Sinar Harapan.Supriyadi, S. (2017). Community of Practitioners: Solusi Alternatif Berbagi Pengetahuan antar Pustakawan. Lentera Pustaka: Jurnal Kajian Ilmu Perpustakaan, Informasi Dan Kearsipan, 2(2), 83-93.Terry, George. R., & Rue, L. W. (2010). Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Bumi.
MENGEMBANGKAN KARAKTER ANAK MELALUI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA Mariana Heristian; Agusti Efi; Budiwirman Budiwirman
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.35339

Abstract

Character education is a learning with the aim of forming a good personality by instilling certain character values in a person. The important function of character education is to develop the abilities that humans have in themselves. Cultural arts lessons have the meaning of being multicultural, which means that they can foster public awareness in carrying out democracy, respecting each other, and having good manners. The purpose of this research is to see the achievement of students in shaping through art and culture learning such as being responsible, working together and helping to help. In this case we take an example when students enter into the art of dance. When children perform dances, students will interact with others. This research uses basic research methods which later the results of the research will be used as a basis in developing attitudes to change behavior through the educational process. And to realize all that, good performance is needed from the teaching staff in the school, not the responsibility of the arts and culture teacher alone, but the responsibility of all existing teachers. Keywords: education, character, arts and culture. AbstrakPendidikan karakter merupakan suatu pembelajaran dengan tujuan membentuk kepribadian yang baik dengan menanamkan nilai-nilai karakter tertentu pada diri seseorang. Fungsi dilakukannya pendidikan karakter adalah untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki manusia dalam dirinya. Pelajaran seni budaya memiliki makna sebagai multikultural yang artinya dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam melakukan demokrasi, saling menghargai, dan memiliki adab yang baik. Tujuan penelitian ini untuk melihat ketercapaian peserta didik dalam membentuk karakter melalui pembelajaran seni budaya seperti bertanggung jawab, kerjasama dan tolong menolong. Dalam hal ini kita mengambil contoh ketika siswa masuk ke aspek seni tari. Pada saat anak menampilkan tarian siswa akan berinteraksi satu dengan yang lainnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dasar yang nantinya hasil dari penelitian tersebut akan digunakan sebagai landasan dalam pengembangan sikap untuk mengubah perilaku melalui proses pendidikan. Dan untuk mewujudkan semua itu diperlukan kinerja yang baik dari tenaga pengajar yang ada di sekolah bukan hanya tanggung jawab guru seni budaya saja, namun tanggung jawab semua guru yang ada.  Kata Kunci: pendidikan, karakter, seni budaya.Authors:Mariana Heristian : Universitas Negeri PadangAgusti Efi : Universitas Negeri PadangBudiwirman : Universitas Negeri Padang References:Afandi, R. (2011). Integrasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jurnal Pedagogia, 1(1), 85-98. https://doi.org/10.21070/pedagogia.v1i1.32.Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan KurikulumTingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.Idris, S., & Tabrani, Z. (2017). Realitas Konsep Pendidikan  Humanisme Dalam Konteks Pendidikan Islam.  Jurnal Bimbingan Konseling, 3(1), 96-113. http://dx.doi.org/10.22373/je.v3i1.1420.Kesuma, Dharma et. al., (2011). Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya.Mahendra, Y., et. al., (2019). Pengembangan Pendidikan Karakter Menuju Transformasi Abad 21. Prosiding SEMNASFIP,187-191. https://jurnal.umj.ac.id/index.php/SEMNASFIP/article/view/5126.Muslih, M. (2011). Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Bumi Aksara.Prawiradilaga, Dewi Salma. (2008). Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.Rohendi, R. T. (2014). Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Seni Budaya Berbasis Kearifan Lokal (Wayang Sebagai Sumber Gagasan). Jurnal Seni, 8(1), 1-8.https://doi.org/10.15294/imajinasi.v7i1.7284.Sudrajat, A. (2011). Mengapa Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan Karakter, 1(1), 47-58. http://dx.doi.org/10.21831/jpk.v1i1.1316.Tim Penyusun. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembagan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka.
STUDI TENTANG SULAMAN BENANG EMAS MEMAKAI KACA DAN CERMIN PADA PELAMINAN DI DESA NARAS I KOTA PARIAMAN Azka Hayati; Weni Nelmira
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.37683

Abstract

Gold thread embroidery using glass and mirrors is a cultural heritage that has been passed down from generation to generation, this craft can be found in the Naras I area (Kota Pariaman) which is the main producing area for aisles with superior quality gold thread and is in great demand by consumers in West Sumatra to other countries. neighbor. The purpose of the study was to describe the design of motifs, embroidery techniques and the meanings contained in gold thread embroidery using glass and mirrors on the aisle of Naras I. The method used was descriptive qualitative, with the types of primary data and secondary data used, data collection techniques through observation, questions and main problems, analysis technique is an interactive model related to the main problem, through data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results of the research are gold thread embroidery motifs found in several aisle products that use glass and mirrors such as tirai langik-langik, Dalamak, banta gadang and tabir, generally use naturalist plant motifs, namely (a) diamond flower, (b) sunflower (c) cornflower (d) kaluak paku and (e) kaluak randai, while the animal naturalist motif (a) peacock (b) butterfly, and geometric motifs in the form of monks. The technique of embroidery gold thread embroidery using glass and mirrors at Naras I started by using a special technique, namely the rajuik technique by attaching to the material by tying the glass in the form of a square tie and tying it diagonally and then arranging the gold thread with a balut glass stitch, the sewing thread that knitted the glass until the thread Sewing is invisible and neat. As well as the meaning that comes from the life of the people in Minangkabau in accordance with previous customs. The meaning of glass and mirror has the meaning of "illuminator", namely ninik mamak is a light bulb in the nagari, and the motifs found on the aisle apparatus that use glass and mirrors have moral meanings that are good to follow and bad ones to be avoided. Keywords: gold thread embroidery, glass, mirror. AbstrakSulaman benang emas memakai kaca dan cermin merupakan warisan budaya yang diwarisi secara turun temurun yang dapat dijumpai di daerah Naras I (Kota Pariaman). Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan desain motif, teknik menyulam dan makna yang terkandung dalam sulaman benang emas memakai kaca/cermin pada pelaminan Naras I. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif, dengan jenis data primer dan sekunder, Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara serta permasalahan pokok, Teknik analisa yaitu model interaktif yang berkaitan dengan masalah pokok, melalui reduksi data, penyajian data, serta pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian yaitu motif sulaman benang emas yang terdapat pada beberapa produk pelaminan yang memakai kaca/cermin yaitu pada tirai langik-langik, dalamak, banta gadang dan tabir yang menggunakan motif naturalis tumbuhan (a) bunga intan, (b) bunga matahari (c) bunga jagung (d) kaluak paku dan (e) kaluak randai, sedangkan motif naturalis hewan (a) burung merak (b) kupu-kupu, motif geometris berupa biku-biku. Teknik menyulam sulaman benang emas memakai kaca dan cermin di desa Naras I dimulai dengan menempelkan kaca menggunakan teknik khusus yaitu teknik rajuik dengan menempelkan kaca pada bahan dengan mengikat kaca berbentuk ikat persegi dan ikat diagonal lalu benang emas ditata dengan tusuk balut melingkari benang jahit yang merajuik kaca hingga benang jahit tidak terlihat. Serta makna yang terkandung berasal dari kehidupan masyarakat di Minangkabau sesuai dengan adat-adat terdahulu. Makna kaca dan cermin mempunyai arti “penerang” ninik mamak sebagai bendang penerang dalam nagari, serta motif-motif yang terdapat pada pelaminan yang memakai kaca/cermin memiliki makna moral yang baik untuk diikuti dan yang buruk untuk dijauhi.Kata Kunci: sulaman benang emas, kaca, cermin.Authors:Azka Hayati : Universitas Negeri PadangWeni Nelmira : Universitas Negeri Padang References:Abel, A. (2022). “Proses Pembuatan Sulaman dengan Cermin dan Kaca”. Hasil Wawancara Pribadi: 2 Februari 2022, Nareh I.Hervilas, V., Adriani, A., & Nelmira, W. (2016). Bordir Kerancang di Kota Bukittinggi (Studi Kasus di Usaha Sulaman Ambun Suri). Journal of Home Economics and Tourism, 13(3).Ines, I. (2022). “Proses Pembuatan Sulaman dengan Cermin dan Kaca”. Hasil Wawancara Pribadi: 16 Maret 2022, Nareh I.Lestari, L., & Alhamdani, M. R. (2014). Penerapan Material Kaca dalam Arsitektur. LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR, 1(2), 30-42.Maydayusi, D., Yasnidawati, Y., & Andriani, A. (2015). Studi Tentang Pelaminan Dikecamatan Kota Baru Kota Jambi. Journal of Home Economics and Tourism, 8(1).Nelmira, W., Adriani, A., & Halmawati, H. (2021). Desain Motif, Alat dan Proses Pembuatan Kerajinan Bordir Kerancang Bukittinggi. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(1), 542-550.Nirsal, N. (2015). Perangkat Lunak Pembentukan Bayangan pada Cermin dan Lensa. d'ComPutarE: Jurnal Ilmiah Information Technology, 2(1), 24-33.Raudhatul, Jannah, Puti Reno Thaib Upita Agustine. (2014). Palaminan Minangkabau / Puti Reno Raudha Thaib. Padang: Bundo Kanduang Provinsi Sumatera Barat, https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=943183#Utari, A. G., Zahri, W., & Idrus, Y. (2014). Studi Tentang Kerajinan Sulaman Benang Emas di Nagari Saniangbaka Kecamatan X Koto Singkarak Kabupaten Solok. Journal of Home Economics and Tourism, 7(3).Wahyuni, S., Idrus, Y., & Novrita, S. Z. (2015). Studi Tentang Sulaman Tangan pada Pelaminan Tradisional Naras di Kecamatan Pariaman Utara Kota Pariaman. Journal of Home Economics and Tourism, 8(1).Yasnidawati, Y. (2012). Seni Sulam Minangkabau dan Inovasinya untuk Mendukung Pengembangan Industri Kerajinan Rumah Tangga. Teknologi dan Kejuruan: Jurnal teknologi, Kejuruan dan Pengajarannya, 34(2).
PERANCANGAN KEMASAN RAKIK MAK NIS Aditya Hanum; Bayu Azani; Eko Purnomo; Rifqi Aulia Zaim
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 11, No 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.38317

Abstract

Development regional specialties is now increasingly rapid and has a lot of diversity regional specialties, one of which is a snack that is processed in Solok, Gunung Talang District, this snack called rakik. One of the MSMEs that produce this type of food is the UP3HP Farmer Group LEMBANG JAO MANDIRI, Solok which called Rakik Mak Nis. Packaging is container that can help prevent or reduce damage to a product from friction, impact, load and vibration during distribution. Packaging also serves as an identity of a brand. Packaging one of the regulations to be able to place products sold in modern markets, like as mini markets to malls, therefore, packaging design carried out to be able to expand the reach of product sales from Rakik Mak Nis and can increase selling value of the product be higher . The method in this packaging design uses is SWOT analysis which serves to find effectiveness of the media that will be designed and used so that the media becomes more effective and communicative. One of the main media that will be designed is packaging consisting of various sizes, followed by a variety of supporting media such as paper bags, x-banners, mugs, Instagram, car branding and calendars. The media used are expected to be able support sales and promotion activities of products, packaging design and promotional media need to be implemented, so that product distribution can be wider and product sales can increase with application of these media. which has been designed.Keywords: packaging, promotion,regional specialties, chips. AbstrakPengembangan makanan khas daerah kini semakin pesat dan semakin memiliki banyak keberagaman. Keberagaman makanan khas daerah salah satunya adalah makanan ringan yang diolah di Kabubaten Solok Kecamatan Gunung Talang, makanan ringan ini disebut dengan rakik. Salah satu UMKM yang memproduksi makanan berjenis rakik ini adalah kelompok Tani UP3HP LEMBANG JAO MANDIRI, Solok, yang dinamakan dengan Rakik Mak Nis. Kemasan adalah sebuah wadah yang dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan pada suatu produk dari gesekan, benturan, beban dan getaran saat pendistribusiannya. Kemasan juga berfungsi sebagai sebuah identitas dari suatu merek. Kemasan juga merupakan salah satu regulasi untuk bisa menempatkan produk yang dijual pada pasar moderen, seperti mini market hingga mall, oleh sebab itu, perancangan kemasan ini dilakukan untuk dapat memperluas jangkauan dalam penjualan produk dari Rakik Mak Nis dan dapat meningkatkan nilai jual produk menjadi lebih tinggi. Metode dalam rancangan kemasan ini menggunakan metode analisis SWOT yang berfungsi untuk menemukan keefektivitasanndari media-media yang akan dirancang dan digunakan sehingga media tersebut menjadi lebih efektif serta komunikatif. Salah satu media utama yang akan dirancang adalah kemasan yang terdiri dari berbagai ukuran, selanjutnya diikuti dengan beragam media pendukung seperti papper bag, x-banner, mug, instagram, car branding dan kalender. Media-media yang digunakan diharapkan mampu menunjang aktifitas penjualan serta promosi  dari produk Rakik Mak Nis, oleh sebab itu perancangan kemasan dan media-media promosi ini perlu untuk diterapkan, agar penyebaran produk dapat menjadi lebih luas dan penjualan produk dapat meningkat dengan diaplikasikannya media-media yang telah dirancang.Kata Kunci: kemasan, promosi, makanan khas, rakik.Authors:Aditya Hanum : Universitas Negeri PadangBayu Azani : Universitas Putra Indonesia YPTK PadangEko Purnomo : Universitas Negeri PadangRifqi Aulia Zaim : Universitas Negeri Padang References:Julianti, S. (2014). The Art Of Packaging. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.Supriyono, R. (2010). Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.Hamka, O. (2021). Merancang yang Akan Dibuang. Bandung: PT.Linimasa Esa Inspirasa.Kotler, P. (1995). Strategi Pemasaran untuk Organisasi Nirlaba. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Tinarbuko, S. (2008). Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalansutra.Purnomo, E., Hanum, A., & Sari, D. M. (2022). Promosi Objek Wisata Bangunan Bersejarah di Kota Sawahlunto dalam Desain Infografis. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 11(1), 74-80.Hadi, H., Wimbrayardi, W., & Kamal, M. N. (2021). Promosi Seni Pertunjukan Randai sebagai Identitas Kesenian Tradisional Minangkabau. Gorga: Jurnal Seni Rupa, 10(2), 262-267.