cover
Contact Name
Martinus Doo
Contact Email
yohaneshenz@stkyakobus.ac.id
Phone
+6282143333336
Journal Mail Official
jpkat@stktouyepaapaadeiyai.ac.id
Editorial Address
Jln. Kompleks Misi Damabagata, Distrik Tigi Timur, Kabupaten Deiyai, Papua Tengah
Location
Kab. deiyai,
P a p u a
INDONESIA
Jurnal Pastoral Kateketik (JPKAT)
ISSN : -     EISSN : 30484340     DOI : https://doi.org/10.70343/0mzk8185
JPKAT (Jurnal Pastoral Kateketik) adalah jurnal yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Katolik "Touye Paapaa" Deiyai, Keuskupan Timika secara berkala pada bulan Juni dan Desember setiap tahunnya. Jurnal ini membahas persoalan pastoral Gereja meliputi masalah: Pendidikan, Katekese, Teologi, Fenomenologi Agama, Liturgi, dan permasalahan umat lainnya.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 1 No 2 (2024): Jurnal Pastoral Kateketik (JPKAT)" : 6 Documents clear
Menggali Paradoks: Yesus Bangkit dan Yesus Dibangkitkan Agu, Egidius; Wardoyo, Gregorius Tri
JURNAL PASTORAL KATEKETIK Vol 1 No 2 (2024): Jurnal Pastoral Kateketik (JPKAT)
Publisher : Sekolah Tinggi Katolik Touye Paapaa Deiyai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70343/7pycw903

Abstract

This research aims to explore the paradox within Christian belief regarding the resurrection of Jesus Christ: Jesus rose and Jesus was raised. This exploration is crucial given that the resurrection of Jesus is the foundation of Christian faith, which understands His victory over death, while also symbolizing resurrection and the hope of eternal life. This study is examined through the perspective of biblical theology. By gaining a deeper understanding of the paradox of Jesus' resurrection, it is hoped that it will provide richer insights into theological understanding and enrich academic discussions as well as the comprehension of the content of faith. The points that reconcile the paradox of the resurrection affirm that Jesus is truly God and truly human, emphasize the relationship of the Triune God, and highlight the uniqueness of His resurrection. The use of the terms "rose" and "was raised" affirms the two natures in one person, Jesus Christ
Hukum Negara Tentang Perlindungan Tanah Dalam Persfektif Musyawarah Pastoral Ke Enam Di Dekenat Paniai Pekei, Titus
JURNAL PASTORAL KATEKETIK Vol 1 No 2 (2024): Jurnal Pastoral Kateketik (JPKAT)
Publisher : Sekolah Tinggi Katolik Touye Paapaa Deiyai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70343/rbdy4q89

Abstract

Konstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD NRI 1945) pasal 33 adalah sakti agraria, pertambangan, penanaman modal asing, kehutanan, penataan ruang dan aturan terkait lainnya. Keadaan tanah adat Papua tidak ada ruang dan tempat dalam hukum Indonesia, pembagian sertifikat tanah masal bukan solusi tetapi masalah terbaru dan terpusat yang dapat sertainya. Materi diskusi “hukum negara tentang pelindungan tanah” menjadi perhatian, namun peserta musyawara pastoral mee tidak mendapat penjelasan tentang tanah adat, tanah sertifikat dan tanah negara dari badan yang ada kaitan di Meuwodide. Tema muspas Aniya Yimu Beu Makida Koda Yoko Mei, artinya Kembali ke Tanah Kudusku…!? Kepemilikan tanah adat komunal itu sakral tetapi hukum negara mengatur menjadi tanah negara, tanah sertifikat milik pribadi. Hal berbeda dan kadang muncul masalah sejak dalam hukum Indonesia tidak melihat tanah hak milik adat komunal, tanah pusaka menurut marga, fam, klan. Negara-bangsa mesti memahami tanah adat Papua tanpa paham tanah negara dan sertifikat tetapi memahami keadaan partisipasi manusia pemilik tanah ulayat dalam karya penyelamatan Allah. Tanah bagi manusia asli Papua adalah mama atau ibu yang membesarkannya tidak semudah memiliki kertas sertifikat menurut program nasional (pronas) yang peruntukan kepada pribadi, pemerintah mesti berpikir solusi pendekatan antropologis, sosiologis dan yuridis atas kepemilikan tanah adat komunal menurut kearifan hukum adat setempat dan hukum negara tentang perlindungan tanah dengan memperhatikan tradisi yang turun-temurun.
Implementasi Kepemimpinan Kepala Sekolah Perempuan Di SD YPPK Santo Mikhael Mugouda Distrik Tigi Kabupaten Deiyai Provinsi Papua Tengah Doo, Anselma; Kusdianto; Albaiti
JURNAL PASTORAL KATEKETIK Vol 1 No 2 (2024): Jurnal Pastoral Kateketik (JPKAT)
Publisher : Sekolah Tinggi Katolik Touye Paapaa Deiyai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70343/f2v5hj84

Abstract

The purpose The purpose of this study was to examine and describe the Implementation of the Leadership of the Female Principal according to Bush and Coleman's statement (2012: 102) at YPPK Santo Mikhael Mugouda Elementary School in terms of: 1) Attention to people in the school and their workload, 2) Building work together, sharing, and working in a team, 3) Doubtful attitude, not satisfied with work, 4) Status.The research method used in this study is a qualitative research method. Data collection techniques were carried out through observation, documentation and interviews. The results of the study showed that the leadership of the female school principal at SD YPPK Mugouda, Tigi district, Deiyai district, had shown her leadership skills with female teachers in a society with a patriarchal socio-cultural life, based on the theory of Bush and Colmen (2012) that: First, women can lead and organize education. The ability to lead school principals has been carried out in terms of attention, namely: 1) Giving attention in the form of services to students is shown through motherhood and motivating subordinate teachers by paying attention to workload in the form of honorariums and awards. 2) Give attention to students and teachers through their role as educators. 3) Invite parents to pay attention to the workload of teachers and students. 4) Make donations to the community (church) on behalf of the school. The two female leaders are capable of holding meetings, receiving opinions, making decisions to work on together. His ability is shown by building cooperation, sharing and working in a team with three parties, namely: 1) The first party is with the teachers through work meetings. 2) The second party together with the teachers and students carried out the results of the meeting and 3) The third party together with parents and the school committee through meetings, produced a mutual agreement and carried it out. Like a spinning wheel, in the process and time of implementation, joint meetings become an opportunity to discuss, share expectations and constraints, find solutions and make agreements to carry out programs in the form of cooperation and team work.
Implementasi Tugas Kepala Sekolah Di SMA Negeri I Kabupaten Deiyai Provinsi Papua Tengah Pekei, Yulius; Mataputun, Yulius; Tanto, Cornelius
JURNAL PASTORAL KATEKETIK Vol 1 No 2 (2024): Jurnal Pastoral Kateketik (JPKAT)
Publisher : Sekolah Tinggi Katolik Touye Paapaa Deiyai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70343/11ecmt04

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis implementasi tugas kepala sekolah SMA Negeri 1 Deiyai dalam membangkitkan dan merangsan Tendik, melengkapi alat perlengkapan sekolah, mengembangkan metode mengajar, melaksanakan kerja sama harmonis guru-guru, mengembangkan mutu pengetahun guru-guru, membina hubungan kerja sama antara Tendik, siswa dan orang tua di SMA Negeri 1 Deiyai Provinsi Papua Tenggah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif tentang Implementasi tugas kepalah sekolah di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Deiyai. Sumber hasil wawancara kepada kepala sekolah, guru, TU bagian Administrasi dan peserta didik dari SMA Negeri 1 Deiyai. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepala SMA N 1 Kabupaten Deiyai Provinsi Papua Tenggah telah mengimplementasikan tugas kepala sekolah sebagai berikut: 1) Membangkitkan dan merangsan Tendik dalam tugasnya masing-masing baik dari kesiapan mengajar hingga tanggung jawab pengelolaan nilai. Mengarahkan serta mengawasi mulai dari perencanaan, proses hingga evaluasi dengan berpedoman kepada aturan yang berlaku. 2) Melengkapi alat-alat perlengkapan sekolah demi kelancaran proses belajar-mengajar di kelas kepalah sekolah dapat diawali dengan mengidentifikasi kebutuhan yang menjadi perioritas dan melibatkan guru mata pelajaran untuk membicarakan program pembiayaanya. 3) Mengembangkan metode mengajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum baru berpengaru dari kurangnya sosialisai dari dinas terkait, kurannya buku sumber dan kurangnya disiplin dari guru maka kepalah sekolah selalu melakukan rapat ruting untuk mengefektifkan kedisiplinan guru. 4) Melaksanakan kerja sama harmonis guru-guru mengadakan makan bersama tiga bulan sekali. siswa melakukan lomba masak memasak lomba tarian tradisional berkunjung keluarga yang duka, atau sakit. 5) Mengembangkan mutu pengetahun guru-guru melaksanakan bimtek yang di adakan di Provinsi. Selanjutnya tes PPPK dan Tes Nasioan dilaksanakan di SMA Negeri guru di libatkan menjadi pengawas. selalu memberi contoh atau menjadi teladan, dan memberi reward bagi guru dan siswa yang berprestasi. Kepala sekolah memberikan kesempatan dan dukungan bagi guru dan staf dalam mengikuti pelatihan yang dapat meningkatkan jenjang karier, dan mendukung apapun kegiatan positif yang diinginkan guru dan staf. 6) Membina hubungan kerja sama antara Tendik, siswa dan orang tua kepalah sekolah mengadakan rapat bersama orang tua melalui komite sekolah untuk evaluasi keharmonisan, Guru, sisiwa dan orang tua.
Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Penghayatan Iman Katolik Bagi Generasi Muda Deiyai Di Papua Tengah Doo, Martinus
JURNAL PASTORAL KATEKETIK Vol 1 No 2 (2024): Jurnal Pastoral Kateketik (JPKAT)
Publisher : Sekolah Tinggi Katolik Touye Paapaa Deiyai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70343/q8tqp120

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pemanfaatan teknologi informasi terhadap penghayatan iman Katolik di kalangan generasi muda Papua Tengah. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan survei terhadap 150 remaja Katolik di kabupaten Deiyai, Papua Tengah. Data dianalisis menggunakan regresi linier sederhana untuk melihat hubungan antara intensitas penggunaan teknologi informasi dengan penghayatan iman Katolik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi secara bijak memiliki pengaruh positif terhadap penghayatan iman, khususnya melalui akses terhadap konten rohani digital. Namun, ditemukan pula tantangan berupa penggunaan teknologi untuk hal-hal yang kurang mendukung kehidupan iman. Penelitian ini merekomendasikan strategi peningkatan literasi digital berbasis nilai-nilai iman Katolik untuk mengoptimalkan dampak positif teknologi.
Pengaruh Pergaulan Teman Sebaya terhadap Kecerdasan Interpersonal Mahasiswa Di Sekolah Tinggi Katolik  Santo Yakobus Merauke Pranyoto, Yohanes Hendro; Leba, Videlis Nilo
JURNAL PASTORAL KATEKETIK Vol 1 No 2 (2024): Jurnal Pastoral Kateketik (JPKAT)
Publisher : Sekolah Tinggi Katolik Touye Paapaa Deiyai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70343/ghpasp94

Abstract

Topik ini diinspirasi oleh situasi dan kondisi yang terjadi di Kampus Sekolah Tinggi Katolik  Santo Yakobus Merauke bahwa cukup banyak mahasiswa yang lebih dominan memiliki pergaulan yang berdampak pada kecerdasan interpersonal sehingga tulisan ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh  pergaulan teman sebaya terhadap kecerdasan interpersonal mahasiswa di Sekolah Tinggi Katolik  Santo Yakobus Merauke. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif  dengan model analisis regresi. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Katolik  Santo Yakobus Merauke dari semester II-XII sebanyak 132 orang. Instrumen yang digunakan ialah angket dengan model skala semantik yang dikembangkan dalam 98 pernyataan dengan dua variabel yakni pergaulan teman sebaya (50) dan kecerdasan interpersonal (48). Dari hasil uji validitas pada taraf signifikan 5 %, N=132 orang dengan nilai kritis 0,1 dan hasil uji reliabilitas pergaulan teman sebaya diperoleh koefisien alpha sebesar 0,903 berarti reliabilitas instrumen sedang dan reliabilitas kecerdasan interpersonal diperoleh koefisien alpha sebesar 0,908 berarti reliabilitas instrumen sangat tinggi. Dari hasil uji regresi linier sederhana dengan taraf signifikan 5%, diperoleh nilai r² sebesar 0,473 (47,3%) yang berarti terdapat pengaruh yang cukup signifikan dari pergaulan teman sebaya terhadap kecerdasan interpersonal. Variabel lain yang berpengaruh terhadap kecerdasan interpersonal mahasiswa sebesar 52,7%. Hasil pengujian ini menunjukan bahwa Ha di terima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar mahasiswa perlu untuk meningkatkan pergaulan entah itu di lingkup kampus maupun di luar kampus. Dalam upaya meningkatkan kuantitas dan kualitas pergaulan dalam dunia pendidikan yakni dengan menciptakan lingkungan belajar yang lebih sehat, inklusif dan mendukung. Peningkatan interaksi antar teman sebaya berpotensi menciptakan lingkungan sosial yang harmonis dan kondusif untuk perkembangan pribadi mahasiswa.

Page 1 of 1 | Total Record : 6