cover
Contact Name
Nasrul Hadi Purwanto
Contact Email
masyarakatmandiridanberdaya@gmail.com
Phone
+6282131336065
Journal Mail Official
masyarakatmandiridanberdaya@gmail.com
Editorial Address
Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto Jl. Raya Teras No.4 Tambakagung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto
Location
Kab. mojokerto,
Jawa timur
INDONESIA
Masyarakat Mandiri dan Berdaya
ISSN : 29618568     EISSN : 2961791X     DOI : https://doi.org/10.56586/mbm.v3i6.414
Core Subject : Health, Education,
Jurnal Masyarakat Mandiri dan Berdaya merupakan jurnal ilmiah yang berfokus kepada publikasi hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat. Lingkup kegiatan yang menjadi fokus adalah pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat atau pemikiran di bidang kesehatan (keperawatan, kebidanan, public health, farmasi dan lain sebagainya) yang dilakukan oleh civitas akademika internal STIKES Dian Husada Mojokerto, civitas akademika lain dan stakeholder kesehatan dan diimplementasikan kepada masyarakat sasaran.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 4 No. 2 (2025): Volume 4, Nomor 2, April 2025" : 5 Documents clear
TRANSFER IPTEK POLA PEMBERIAN MAKAN BALITA (USIA 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN) DALAM PENCAPAIAN STATUS GIZI YANG OPTIMAL Suwanti, Iis; Purwanto, Nasrul Hadi
Masyarakat Mandiri dan Berdaya Vol. 4 No. 2 (2025): Volume 4, Nomor 2, April 2025
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan dalam pola pemberian makan balita usia 6 bulan sampai 5 tahun masih menjadi tantangan utama dalam pencapaian status gizi yang optimal di Indonesia. Banyak orang tua, khususnya ibu, belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang kebutuhan gizi balita sesuai tahapan usianya, sehingga praktik pemberian makan sering kali tidak sesuai, baik dari segi jenis, jumlah, frekuensi, maupun kualitas makanan. Masih banyak ditemukan kasus pemberian makanan yang monoton, minim protein hewani, atau terlalu dini mengenalkan makanan olahan tinggi gula dan garam. Selain itu, rendahnya akses terhadap informasi yang benar, pengaruh budaya lokal, serta keterbatasan ekonomi juga turut memperburuk situasi. Akibatnya, balita rentan mengalami masalah gizi seperti stunting, wasting, atau bahkan obesitas, yang dapat mengganggu pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif mereka secara jangka panjang. PKM ini dilakukan menggunakan metode edukasi. Materi disampaikan kepada peserta kegiatan melalui kegiatan ceramah dan tanya jawab. Evaluasi kegiatan dilakukan secara sumatif. Hasil analisis data yang dilakukan didapatkan tingkat pengetahuan peserta kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang semua berpengetahuan kurang tentang pola pemberian makan pada balita (usia 6 bulan sampai 5 tahun) sebanyak 8 peserta (47,1%) turun menjadi 4 peserta (23,5%), yang semua berpengetahuan cukup tentang pola pemberian makan pada balita (usia 6 bulan sampai 5 tahun) masih tetap sebanyak 7 peserta (41,2%), dan yang semua berpengetahuan baik tentang pola pemberian makan pada balita (usia 6 bulan sampai 5 tahun) sebanyak 2 peserta (11,8%) meningkat menjadi 6 peserta (35,3%). Keterlibatan lintas sektor, strategi yang terintegrasi dan pendekatan yang ramah masyarakat, diharapkan akan mampu meningkatkan pengetahuan orang tua tentang pola makan balita serta berdampak positif pada kesehatan dan tumbuh kembang anak
PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU BAYI MENGENAI CARA MENYUSUI YANG BENAR UNTUK PENINGKATAN KEBERHASILAN MENYUSUI SECARA EKSKLUSIF Agustiningsih, Ida; Winarsih, Sutik
Masyarakat Mandiri dan Berdaya Vol. 4 No. 2 (2025): Volume 4, Nomor 2, April 2025
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/mbm.v4i2.472

Abstract

Tingkat pengetahuan yang kurang pada ibu hamil terkait cara menyusui yang benar menjadi salah satu hambatan utama dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Banyak ibu hamil belum memahami teknik dasar menyusui, seperti posisi dan perlekatan yang tepat, tanda-tanda bayi cukup ASI, serta pentingnya inisiasi menyusu dini (IMD). Ketidaktahuan ini sering kali membuat ibu merasa ragu atau tidak percaya diri untuk menyusui, bahkan ada yang memilih memberikan susu formula lebih awal karena menganggap ASI-nya tidak mencukupi. Kurangnya akses terhadap informasi yang akurat, rendahnya partisipasi dalam kelas ibu hamil, serta minimnya bimbingan dari tenaga kesehatan selama masa kehamilan turut memperparah kondisi ini. Oleh karena itu, peningkatan pengetahuan ibu hamil melalui edukasi yang terstruktur dan berkelanjutan sangat penting untuk mendukung keberhasilan menyusui secara eksklusif. PKM ini dilakukan menggunakan metode edukasi. Materi disampaikan kepada peserta kegiatan melalui kegiatan ceramah dan tanya jawab. Evaluasi kegiatan dilakukan secara sumatif. Dari hasil analisis evaluasi pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan didapatkan pengetahuan baik yang dimiliki peserta kegiatan PKM yang semula hanya sebanyak 1 peserta (4,8%) naik menjadi 5 peserta (23,8%), pengetahuan cukup yang dimiliki peserta kegiatan PKM yang semula hanya sebanyak 8 peserta (38,1%) naik menjadi 12 peserta (57,1%), dan pengetahuan kurang yang dimiliki peserta kegiatan PKM yang semula sebanyak 12 peserta (57,1%) turun menjadi 4 peserta (19,0%). Upaya meningkatkan keberhasilan capaian ASI eksklusif dan menyusui dini dapat dilakukan melalui kegiatan edukasi dan sosialisasi yang terarah kepada ibu hamil mengenai cara menyusui yang benar. Edukasi ini bertujuan untuk membekali ibu dengan pengetahuan dan keterampilan dasar, seperti teknik perlekatan mulut bayi, posisi menyusui yang tepat, serta pentingnya inisiasi menyusu dini (IMD) dalam satu jam pertama setelah lahir. Dengan memberikan informasi yang akurat dan mudah dipahami, ibu hamil akan lebih siap secara mental dan teknis dalam menyusui bayinya sejak lahir, sehingga peluang keberhasilan ASI eksklusif selama enam bulan pertama akan meningkat secara signifikan
TRANSFER IPTEK PENGGUNAAN BLACK GARLIC SEBAGAI TERAPI NONFARMAKOLOGI UNTUK MENGENDALIKAN TEKANAN DARAH Darsini, Darsini; Indrawati, Indrawati
Masyarakat Mandiri dan Berdaya Vol. 4 No. 2 (2025): Volume 4, Nomor 2, April 2025
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/mbm.v4i2.484

Abstract

Hipertensi merupakan tantangan besar bagi kesehatan masyarakat di Indonesia, dengan banyak individu yang hidup dalam tekanan darah tinggi tanpa disadari atau tidak terkelola dengan baik. Rendahnya kesadaran terhadap kondisi ini, ditambah dengan pola hidup tidak sehat seperti konsumsi garam berlebih, kurangnya aktivitas fisik, dan tingginya tingkat stres, membuat hipertensi menjadi masalah yang sulit ditangani. Kurangnya edukasi dan akses terhadap layanan kesehatan preventif turut memperparah situasi, sehingga banyak kasus hipertensi tidak mendapatkan intervensi tepat waktu. Keterbatasan pengetahuan tentang pengelolaan alami maupun medis membuat banyak orang hanya bergantung pada obat-obatan tanpa perubahan gaya hidup, padahal langkah-langkah sederhana seperti penerapan pola makan sehat dan kontrol rutin dapat menurunkan beban hipertensi secara signifikan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan menggunakan metode edukasi. Materi disampaikan kepada peserta kegiatan melalui kegiatan ceramah dan tanya jawab. Evaluasi kegiatan dilakukan secara sumatif. Dari hasil analisis evaluasi pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan didapatkan pengetahuan peserta PKM tentang pemanfaatan black garlic untuk mengendalikan tekanan darah sebelum dilakukan kegiatan edukasi sebagian besar memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 18 peserta (75,0%) dan setelah dilakukan kegiatan edukasi didapatkan separuh peserta kegiatan memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 12 peserta (50,0%). Edukasi kepada masyarakat mengenai pemanfaatan black garlic sebagai terapi komplementer sangat penting untuk meningkatkan kesadaran akan alternatif alami dalam mengendalikan tekanan darah. Dengan pengetahuan yang tepat, masyarakat dapat memahami manfaat black garlic, cara pengolahan, serta penggunaannya secara aman dan efektif sebagai pelengkap pengobatan medis. Edukasi ini juga mendorong pola hidup sehat dan pengambilan keputusan yang lebih bijak dalam memilih terapi non-farmakologis, sehingga dapat memperkuat upaya pencegahan dan pengelolaan hipertensi secara holistik dan berkelanjutan.
TRANSFER IPTEK PENTINGNYA INFORMED CONSENT SEBAGAI PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KESEHATAN Yulianto, Yulianto; Cahyono, Eko Agus; Agustiningsih, Ida
Masyarakat Mandiri dan Berdaya Vol. 4 No. 2 (2025): Volume 4, Nomor 2, April 2025
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/mbm.v4i2.485

Abstract

Permasalahan informed consent pada pelayanan kesehatan di Indonesia yang melibatkan perawat dan pasien sering kali disebabkan oleh kurangnya pemahaman perawat terhadap kewajiban menjelaskan tindakan keperawatan secara jelas dan etis kepada pasien. Banyak perawat belum sepenuhnya menjalankan peran edukatifnya, sementara pasien, terutama dengan latar belakang pendidikan rendah, sering kesulitan memahami informasi medis yang diberikan. Hal ini menyebabkan proses informed consent tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga pasien menandatangani persetujuan tanpa benar-benar mengerti isi dan risikonya, yang dapat menimbulkan masalah etis maupun hukum di kemudian hari. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan menggunakan metode edukasi. Materi disampaikan kepada peserta kegiatan melalui kegiatan ceramah, diskusi dan tanya jawab. Evaluasi kegiatan dilakukan secara sumatif. Dari pelaksanaan kegiatan didapatkan pengetahuan peserta tentang general concent dan informed consent sebelum dilakukan kegiatan edukasi didapatkan sebagian besar memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 36 peserta (75,0%), danpPengetahuan peserta kegiatan setelah dilakukan kegiatan edukasi didapatkan lebih dari separuh peserta memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 28 peserta (58,3%). Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berfokus pada edukasi informed consent memberikan manfaat signifikan dalam meningkatkan pengetahuan peserta, khususnya tenaga kesehatan, mengenai pentingnya persetujuan tindakan medis yang sah secara hukum dan etis. Melalui sosialisasi, pelatihan, dan diskusi interaktif, peserta mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang prosedur, prinsip komunikasi efektif dengan pasien, serta tanggung jawab profesional dalam memastikan pasien benar-benar memahami tindakan yang akan diterima. Dengan meningkatnya pengetahuan ini, diharapkan peserta dapat menerapkan proses informed consent secara lebih tepat dan bertanggung jawab, sehingga meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, memperkuat perlindungan hak pasien, dan mengurangi potensi sengketa hukum di fasilitas pelayanan kesehatan
PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG PIJAT BAYI MANDIRI PADA IBU MENYUSUI UNTUK PENINGKATAN KUALITAS TIDUR BAYI Wardani, Riska Aprilia; Virgia, Vera; Rosyidah, Nanik Nur
Masyarakat Mandiri dan Berdaya Vol. 4 No. 2 (2025): Volume 4, Nomor 2, April 2025
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/mbm.v4i2.486

Abstract

Permasalahan tidur pada bayi sering kali berkaitan dengan rendahnya pengetahuan ibu mengenai teknik dan manfaat pijat bayi sebagai salah satu metode non-farmakologis untuk meningkatkan kualitas tidur. Banyak ibu yang belum memahami bahwa pijat bayi tidak hanya memberikan efek relaksasi, tetapi juga membantu mengatur pola tidur, meredakan ketegangan otot, serta menenangkan sistem saraf bayi. Akibat kurangnya pengetahuan ini, ibu cenderung tidak memasukkan pijat bayi dalam rutinitas harian, sehingga bayi lebih rentan mengalami gangguan tidur seperti sulit tidur, sering terbangun di malam hari, atau tidur yang tidak nyenyak. Ketidaktahuan ini menunjukkan perlunya edukasi yang tepat dan praktis bagi ibu agar mampu menerapkan pijat bayi secara mandiri sebagai upaya sederhana namun efektif untuk mendukung tidur yang berkualitas dan perkembangan optimal pada bayi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan menggunakan metode edukasi. Materi disampaikan kepada peserta kegiatan melalui kegiatan ceramah, diskusi dan tanya jawab. Evaluasi kegiatan dilakukan secara sumatif. Dari hasil sumatif yang dilakukan didapatkan pengetahuan peserta pengabdian kepada masyarakat tentang pijat bayi sebelum dilakukan kegiatan edukasi sebagian besar peserta memiliki pengetahuan kurang tentang pijat bayi yaitu sebanyak 11 peserta (73,3%), dan setelah dilakukan kegiatan edukasi didapatkan lebih dari separuh peserta kegiatan memiliki pengetahuan cukup tentang pijat bayi yaitu sebanyak 8 peserta (53,3%). Kegiatan transfer Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang pijat bayi, karena memberikan akses langsung kepada informasi yang akurat, terstruktur, dan mudah dipahami mengenai manfaat serta teknik pijat yang aman bagi bayi. Melalui kegiatan ini, ibu tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan dalam perawatan sehari-hari. Dengan meningkatnya pengetahuan ibu, diharapkan pijat bayi dapat menjadi bagian dari rutinitas yang mendukung kesehatan fisik dan emosional bayi, termasuk dalam membantu bayi tidur lebih nyenyak dan tumbuh optimal

Page 1 of 1 | Total Record : 5