cover
Contact Name
Nehru Millat Ahmad
Contact Email
nehrumillatahmad@gmail.com
Phone
+628112578882
Journal Mail Official
jurnalhalaqah2024@gmail.com
Editorial Address
Jl. Raya Soekarno-Hatta Jambearum Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal Jawa Tengah 51319
Location
Kab. kendal,
Jawa tengah
INDONESIA
Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies
ISSN : -     EISSN : 30905567     DOI : https://doi.org/10.62509/hjis.v1i1.96
Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies terbit dua kali setahun: yaitu pada bulan Juni dan Desember. Jurnal ini adalah jurnal yang bertemakan Studi Islam dengan manfaat dan tujuan bagi perkembangan Studi Islam, dengan mengedepankan sifat orisinalitas, kekhususan dan kemutakhiran artikel pada setiap terbitannya. Tujuan dari publikasi Jurnal ini adalah untuk memberikan ruang mempublikasikan pemikiran kritis hasil penelitian asli, maupun gagasan konseptual dari para akademisi, peneliti, maupun praktisi yang belum pernah dipublikasikan pada media lainnya. Fokus dan lingkup pada penulisan Jurnal ini meliputi: Studi Islam, Hukum Islam, Ekonomi Islam, Komunikasi dan Dakwah Islam, Sejarah Islam, Tradisi Islam, Tasawuf, Teologi dan Tafsir.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 1 No 2 (2024): Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies" : 8 Documents clear
KONSEP PENCIPTAAN MANUSIA DALAM AL-QUR’AN DAN ALKITAB: STUDI INTERTEKSTUALITAS JULIA KRISTEVA Harrie A. Fernando Zen
Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies Vol 1 No 2 (2024): Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies
Publisher : LP2M STIK KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/hjis.v1i2.133

Abstract

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pencarian untuk menemukan asal mula penciptaan manusia telah menghasilkan kesimpulan bahwa, bertentangan dengan narasi agama; manusia tidak berasal dari Bumi. Kesimpulan ini didasarkan pada teori evolusi. Semua kitab suci dalam agama monoteistik sepakat bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Tuhan, dengan bumi sebagai bentuk hakikatnya. Meskipun semua agama mengakui kisah asal usul yang sama, gagasan dan metode penciptaan itu sendiri dijelaskan secara berbeda dalam setiap kitab suci. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ulang hubungan antara kisah-kisah tentang asal usul manusia dalam teks-teks suci kedua agama, berdasarkan perbedaan konseptual yang dijelaskan, misalnya, dalam Alkitab dan Al-Qur'an. Penelitian ini menyimpang dari dua definisi masalah: Pertama, seberapa baik Al-Qur'an dan Alkitab menjelaskan proses penciptaan manusia? Kedua, apakah ada hubungan antara kisah-kisah tentang penciptaan manusia yang ditemukan dalam Al-Qur'an dan Alkitab? Dengan menggunakan metode kualitatif melalui studi pustaka berupa buku, jurnal, artikel, dan catatan penelitian terdahulu, serta menggunakan teori intertekstualitas Julia Kristeva sebagai alat analisis, ditemukan bahwa dalam mengisahkan proses penciptaan manusia, ayat Alkitab Kejadian 2:4-7 mengalami proses transposisi, modifikasi, ekspansi, dan paralelisme ke dalam Al-Qur'an, Surah Shaad, ayat 71-72, dan Al-Mu'minun, ayat 12-14. Pandangan Kristeva bahwa sebuah teks tidak dapat mengisolasi dirinya dari teks-teks lainnya semakin diperkuat oleh hal ini. Kata Kunci: Al-Qur’an, Alkitab, Manusia.
PERTIMBANGAN MORAL DALAM EPISTEMOLOGI ISLAMISASI ILMU SYED NAQUIB AL-ATTAS Mustofa, Faiz Wildan; Fatkhurrohman, Abdul Azis
Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies Vol 1 No 2 (2024): Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies
Publisher : LP2M STIK KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/hjis.v1i2.135

Abstract

Gerakan westernisasi ilmu pengetahuan menggugah pemikiran Syed Naquib Al Attas untuk membuat sebuah konsep tandingan, maka muncullah gerakan pemikiran Islamisasi Ilmu. Gerakan ini sebagai respon akan kemerosotan masyarakat muslim dan kosongnya nilai-nilai moral Islam dalam ilmu-ilmu pengetahuan. Hal ini terjadi tidak lain karena pengaruh westernisasi yang dibawa dari Barat. Tulisan ini bertujuan melihat konsep pemikiran Naquib al-Attas terhadap Islamisasi Ilmu. Pengumpulan data dilakukan dengan meneliti karya-karya tulis Syed Naquib al-Attas khususnya berhubungan dengan tema Islamisasi Ilmu. Penelitian ini bersifat kepustakaan (library research) yakni menelusuri informasi melalui buku-buku, artikel, makalah, dan jurnal ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analisis. Penulis mendeskripsikan pemikiran Syed Naquib Al-Attas dalam menggagas konsep Islamisasi Ilmu dengan mengumpulkan data baik dari buku atau tulisan lainnya yang berhubungan dengan pokok permasalahan penelitian. Maka dari itu, hasil penelitian ini ialah konsep Islamisasi Ilmu Syed Naquib Al-Attas bahwa beliau selalu mendasarkan filsafat pendidikannya dengan Al-Qur’an. Tidak semata-mata mengislamkan sesuatu saja tetapi beliau mencoba mendudukkan perkara tersebut dengan Al-Qur’an. Selain itu, pengaruh pemikiran Syed Naquib Al-Attas dalam Islamisasi Ilmu sangat berpengaruh dalam hal ilmu pengetahuan serta Syed Naquib Al-Attas sendiri mencuplik istilah Islamisasi ilmu dari istilah pendahulu sebelumnya.
HEGEMONI PERADABAN BARAT DALAM GLOBALISASI DAN RESPONS ISLAM Marjuki, Mochamad
Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies Vol 1 No 2 (2024): Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies
Publisher : LP2M STIK KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/hjis.v1i2.147

Abstract

Pada realitasnya masyarakat modern di Barat secara kualitatif memiliki bentuk kekuasaan yang lebih berkualitas dengan menghadirkan 2 (dua) hal, yakni; pertama kemajuan tehnologi yang di dukung dengan; kedua kemajuan ilmu pengetahuan. Berbekal dua hal tersebut cukup memungkinkan negara-negara yang secara fisik kecil seperti Inggris, Prancis dapat mendominasi sebagian besar negara-negara di belahan dunia manapun ketika itu. Walhasil, dalam waktu singkat Barat pun mampu menguasai hampir di seluruh negara-negara Islam, bahkan hampir dibelahan negara-negara dunia. Gelombang ekspedisi peradaban Barat yang hampir tidak bisa terbendung, menyadarkan dunia Islam akan kelemahan dan ketidak berdayaannya. Disatu sisi Umat Muslim ada responsibilitas untuk mengembalikan kejayaan masa lalu, namun disisi lain mereka tidak bisa lepas dari pengaruh dan ketergantungannya pada peradaban bangsa Barat yang mulai mengurita.
PERAN KYAI DESA DALAM PERGESERAN PESANTREN KE PENDIDIKAN FORMAL Yusuf, Achmad
Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies Vol 1 No 2 (2024): Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies
Publisher : LP2M STIK KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/hjis.v1i2.149

Abstract

Kyai merupakan tokoh sentral dalam dunia pendidikan Islam di Indonesia, terutama dalam dunia pesantren. Dalam sejarah perjalanannya, Kyai yang lekat dengan dunia pendidikan Islam berbasis pesantren, juga sebagai guru spiritual di lingkungan masyarakat sekitarnya. Kyai dalam batasan ini hanya sebagai ‘’tokoh agama’’ karena memang runag lingkupnya hanya sebatas ada pada dunia pesantren. Pesantren yang menjadi simbol keberadaan, kedudukan dan ‘’kekuasaan’’ Kyai serta menjadi basis pendidikan agama masyarakat Indonesia kini mengalami pergeseran paradigma dan orientasi seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman. Tuntutan zaman dengan maraknya pendidikan formal khsusunya swasta kemudian menjadi keresahan tersendiri dikalangan Kyai-kyai pesantren. Mereka (Kyai) harus tetap bertahan dengan pesantren yang model saat itu, atau harus berdamai dengan keadaan dengan mendirikan pendidikan formal sebagai jawaban atas keresahan terebut. Kyai, dalam mengelola pesantren pada akhirnya mengalami pergeseran paradigma dengan mendirikan pendidikan formal sebagai jawaban akan kebutuhan zaman bagi para santri selepas mereka ‘’boyong’’ dari pesantren dan kembali ke masyarakat. Pda akhirnya para santri terebut lebih siap menghadapi dunia yang sesungguhnya ketika terjun di masyarakat.
HERMENEUTIKA KONTEKSTUAL ABDULLAH SAEED DAN APLIKASINYA DALAM RELASI GENDER Muhamad Nur
Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies Vol 1 No 2 (2024): Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies
Publisher : LP2M STIK KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/hjis.v1i2.150

Abstract

Al-Quran merupakan sumber otoritas utama dan pertama ajaran Islam, berfungsi sebagai petunjuk ideal dan universal bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan Allah SWT dan menjalin relasi dengan sesama manusia. Para cendekiawan muslim berusaha menggali petunjuk dari al-Quran melalui berbagai metode penafsiran, salah satunya hermeneutika al-Quran. Salah satu cendekiawan muslim yang gigih dan konsisten mengembangkan metode hermeneutika al-Quran ialah Abdullah Saeed. Dipilihnya Abdullah Saeed disebabkan pemikiran hermeneutiknya dalam mengkaji kasus relasi gender sangat relevan dan kontekstual dengan dinamika pemikiran yang berkembang saat ini. Atas dasar pemikiran tersebut tema utama yang dikaji makalah ini difokuskan pada: Metode hermenutika kontekstual Abdullah Saeed dan aplikasi metode tersebut dalam relasi gender. Makalah dengan pendekatan studi tokoh Abdullah Saeed sebagai figur sentral ini digali dari sumber data primer buku-buku Abdullah Saeed yang mengkaji hermeneutika al-Quran, sedangkan sumber data skunder digali dari buku/jurnal dengan tema yang relevan. Analisis data menggunakan teknik analisis isi dan analisis kritis. Hasil pembahasan menunjukkan metode heurmeneutika Abdullah Saeed menggunakan pendekatan kontekstual. Aplikasi metode hermeneutik Abdullah Saeed dalam mengkaji relasi gender sangat relevan dengan dinamika pemikiran yang berkembang di era kontemporer.
RELEVANSI TAFSIR DALAM MENGHADAPI ISU SOSIAL DAN BUDAYA KONTEMPORER: PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM Imam Ma’arif Hidayat; Mahfud Alfaozi
Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies Vol 1 No 2 (2024): Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies
Publisher : LP2M STIK KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/hjis.v1i2.151

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis relevansi tafsir dalam menghadapi isu sosial dan budaya kontemporer dari perspektif pendidikan Islam. Dalam dunia yang terus berkembang, umat Islam dihadapkan pada berbagai tantangan globalisasi, ketidakadilan, kesetaraan gender, pluralisme, dan perdamaian dalam masyarakat yang memengaruhi pemahaman terhadap praktik agama. Tafsir, sebagai metode penafsiran dan pemahaman terhadap teks-teks Al-Qur'an, memiliki potensi besar untuk memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut dengan menyesuaikan ajaran Islam dengan konteks zaman sekarang. Namun, pengajaran tafsir dalam pendidikan Islam seringkali terkesan tradisional dan kurang relevan dengan dinamika sosial dan budaya masa kini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber data utama yang digunakan adalah kitab-kitab tafsir klasik, artikel-artikel akademik, serta literatur yang membahas tentang pendidikan Islam dan tantangan sosial kontemporer. Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis isi untuk menggali relevansi tafsir dalam menjawab isu-isu sosial dan budaya yang berkembang saat ini, serta peran pendidikan Islam dalam mengintegrasikan tafsir dengan realitas modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Relevansi tafsir Al-Qur'an dalam menghadapi isu sosial dan budaya kontemporer menjadi sangat penting dalam perspektif pendidikan Islam. Tafsir tidak hanya berfungsi sebagai interpretasi tekstual, tetapi juga sebagai alat untuk memberikan solusi bagi masalah-masalah sosial dan budaya yang ada. Pendidikan Islam yang berbasis tafsir yang responsif terhadap isu kontemporer seperti halnya isu ketidakadilan, kesetaraan gender, pluralisme, perdamaian dalam masyarakat, diharapkan dapat menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas dalam memahami agama, tetapi juga bijaksana dalam menghadapi tantangan zaman.
PERLINDUNGAN HUKUM ANAK YANG LAHIR DI LUAR NIKAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM Rifatul Muna; Hithna Rohadatul Aisyi
Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies Vol 1 No 2 (2024): Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies
Publisher : LP2M STIK KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/hjis.v1i2.156

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Untuk memperoleh data-data yang dipaparkan dalam penelitan ini, penulis menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah UU No. 1 Tahun 1974, KUH Perdata dan Hukum Islam. Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku-buku atau literature-literature yang lain yang ada relevansinya dengan permasalahan ini. Setelah data-data tersebut terkumpul lalu disusun, dijelaskan kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analisis dan komparatif yaitu membandingkan antara hukum positif dan hukum islam. Sehingga pada akhirnya mendapatkan hasil yang diharapkan, untuk kemudian diambil suatu kesimpulan sebagai hasil akhir dari penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status anak luar kawin menurut UU No. 1 Tahun 1974 adalah anak tidak sah, perlindungannya hanya mengikuti nasab ibunya,menurut KUH Perdata status anak luar kawin merupakan anak tidak sah tetapi diakui, sehingga perlindungannya dapat bernasab pada keluarga ibunya dan ayah yang mengakuinya.Sedangkan dalam KHI status serta kedudukan anak luar kawin disandarkan sepenuhnya kepada ibu dan keluarga ibunya,karena terputusnya hubungan nasab pada bapakya Kata Kunci : Perlindungan Anak,perspektif, hukum positif, hukum islam Abstract This research is a library research. To obtain the data presented in this research, the author uses primary data and secondary data. Primary data in this research are Law No. 1 of 1974, Civil Code and Islamic Law. While secondary data is obtained from books or other literature that has relevance to this problem. After the data is collected, it is arranged, explained and then analyzed using descriptive and comparative analysis methods, namely comparing positive law and Islamic law. So that in the end it gets the expected results, then a conclusion is drawn as the final result of this research. The results of the study indicate that the status of extra-marital children according to Law No. 1 of 1974 is illegitimate, their protection only follows the mother's lineage, according to the Civil Code the status of extra-marital children is illegitimate but recognized, so that their protection can be attributed to the mother's family and the father who recognizes them. Meanwhile, in KHI the status and position of extra-marital children is fully relied on the mother and her mother's family, because of the severance of the nasab relationship with the father.Keywords: Child Protection, perspective, positive law, Islamic law
KONSEP BIMBINGAN PERKAWINAN UNTUK MEMBANGUN KELUARGA MUSLIM YANG IDEAL DI KABUPATEN KENDAL Misbahun Nidhom; Dini Anjani
Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies Vol 1 No 2 (2024): Halaqah: Journal of Multidisciplinary Islamic Studies
Publisher : LP2M STIK KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62509/hjis.v1i2.177

Abstract

Lahirnya peraturan tentang bimbingan perkawinan dilandasi adanya tingginya angka perceraian di masyarakat, faktor yang memicu salah-satunya adalah kurangnya pengetahuan dan rasa tanggung jawab suami dan isteri sehingga memicu konflik diantara mereka, namun dalam ajaran islam terdapat konsep ashulh yaitu upaya mendamaikan. Bahwa penelitian ini adalah penelitian normatif atau doctrinal research. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa pelaksanaan bimbingan perkawinan (bimwin) yang selama ini dilaksanakan hanya sekedar formalitas saja, dan hanya sebagai pemenuhan ketentuan undang-undang, faktanya nilai angka perceraian masih tinggi, maka pemerinta melalui program yang baru yaitu Bimbingan Perkawinan (bimwin) sekaligus dijadikan program nasional penanggulangan angka perceraian dan pembentukan keluarga sakinah dalam rangka membangun SDM unggul dan berkualitassesuai dengan nilai-nilai Nawa Cita. Namun demikian patut kita apresiasi niat dan tujuan pemerintah yang ingin mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah serta harmonis dan ideal, degan harapan mampu melahirkan generasi yang kompeten, unggul dan berkualitas sesuai harapan bangsa.  

Page 1 of 1 | Total Record : 8