cover
Contact Name
Alfons Tampenawas
Contact Email
alfonsreenz@gmail.com
Phone
+6285256475233
Journal Mail Official
oudysepang@stt-indonesia.ac.id
Editorial Address
Jalan Tololiu Supit no. 54, Manado - 95119
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
AMBASSADORS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani
ISSN : -     EISSN : 27234290     DOI : https://doi.org/10.54369/ajtpk
Core Subject : Religion,
AMBASSADORS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani adalah forum publikasi ilmiah yang memuat hasil penelitian dalam bidang Teologi dan Pendidikan Kristiani. Jurnal ini diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Indonesia Manado dan ditujukan bagi para dosen, peneliti, serta akademisi dari berbagai institusi yang memiliki minat dalam pengembangan kajian teologi dan pendidikan Kristiani. Jurnal AMBASSADORS terbit dua kali dalam setahun, pada bulan Juni dan Desember, serta menerapkan sistem double-blind peer review untuk menjamin kualitas publikasi. Jurnal AMBASSADORS berfokus pada kajian teologi yang mengintegrasikan berbagai perspektif kontemporer dan interdisipliner guna mengupas makna serta relevansi teologi dalam konteks modern. Selain itu, jurnal ini juga mengeksplorasi dinamika dan tantangan dalam Pendidikan Kristiani, termasuk isu-isu yang muncul dalam era digital serta dalam masyarakat yang semakin multikultural. Melalui pendekatan yang berbasis penelitian ilmiah, Jurnal AMBASSADORS bertujuan untuk menjadi wadah refleksi teologis yang dapat memperkaya wawasan akademik dan memberikan kontribusi nyata bagi dunia teologi dan pendidikan Kristiani.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 3 No 2 (2024): Teologi dan Pendidikan Kristiani" : 5 Documents clear
Perspektif Teologi Paulus Tentang Pemberitaan Salib Kristus Dalam 1 Korintus 1:18-25 Manuputty, Mozes; Setiawan, Tjutjun; Agus Indratno, Yohanes Twintarto
Ambassadors: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 3 No 2 (2024): Teologi dan Pendidikan Kristiani
Publisher : STT INDONESIA MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54369/ajtpk.v3i2.53

Abstract

Abstract: The words about the cross of Christ and its preaching are an urgent part of biblical theology. The words about the cross emphasize the status of Jesus who incarnated (John 1:14) or the humble status of Jesus in the ‘likeness’ (Gk. MORPHE), of a servant (Gk. DOULOS), and being equal to humans (Phil. 2:7). Without Jesus being incarnated, there would be no teaching about the cross of Jesus in the Bible, either in descriptive, prophetic and type forms in the Old Testament and then executed through the incarnation of Jesus with the most important work in the history of human life, which is the Cross of Christ. This research examines Paul’s theological perspective regarding the preaching of the cross of Christ in 1 Corinthians 1:18-25. The method used is a qualitative literature study with an exegetical description orientation. The research findings show that the cross of Christ redeems because it is based on God’s wisdom. The important thing and prominent thing that is emphasized is that the cross of Christ that Paul preaches is very exclusive, unique, and anti-thetical because it is Gospel-centered, which is the only good news, which will not be the same as any preaching of any other religion, and any philosophy.   Abstrak: Berita tentang salib Kristus dan pemberitaannya merupakan bagian urgen di dalam teologi biblikal. Berita tentang salib mengedepankan status Yesus yang berinkarnasi (Yoh. 1:14) atau status kerendahan Yesus di dalam ‘rupa’ (Yun. MORPHE), seorang hamba (Yun. DOULOS), dan menjadi sama dengan manusia (Fil. 2:7). Tanpa Yesus berinkarnasi, maka tidak ada ajaran tentang salib Yesus di dalam Alkitab, baik dalam bentuk deskriptif, nubuatan, dan tipe di dalam Perjanjian Lama dan kemudian dieksekusi melalui inkarnasi Yesus dengan karya terpenting di dalam sejarah kehidupan manusia, yakni Salib Kristus. Penelitian ini bertujuan mengkaji bagaimana perspektif teologi Paulus tentang pemberitaan salib Kristus dalam 1 Korintus 1:18-25. Metode yang dipakai adalah kualitatif studi pustaka dengan orientasi mendeskripsikan secara eksegetikal. Adapun temuan penelitian yang didapat adalah bahwa salib Kristus itu menyelamatkan karena berbasiskan hikmat Allah. Hal penting dan menonjol yang sangat ditekankan adalah bahwa salib Kristus yang Paulus beritakan sangat bersifat atau bercirikan eksklusivitas, unik, dan anti-tesis, oleh karena berpusat pada Injil, yang merupakan kabar baik satu-satunya, yang tidak akan sama dengan pemberitaan agama manapun dan filsafat apa pun.
Konsep Pendidikan Ibrani dalam Perjanjian Lama dan Implikasinya bagi Pelayanan Sekolah Minggu yosia, yosia; Rembang, Gabriel Nuhk
Ambassadors: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 3 No 2 (2024): Teologi dan Pendidikan Kristiani
Publisher : STT INDONESIA MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54369/ajtpk.v3i2.54

Abstract

Abstract: Sunday school education is often ignored and considered inferior to formal education. Even though the role of Sunday school is very important for the growth of Christian children’s faith, this article will examine the concept of Hebrew education from the Old Testament which then has an impact on today’s Sunday school services. The concept of Hebrew education is used as a model whose principles can be emulated so that Sunday school services can be carried out more optimally. Using descriptive qualitative methods through literature study, researchers found that Hebrew education is comprehensive, collaborative and theocentric. Therefore, several of these principles can be applied in Sunday school, namely first, Sunday school material must be comprehensive. Second, parental involvement is very important in children’s education at Sunday school. Third, the goal of education is to know God, carry out His commandments and live ethically. Abstrak: Pendidikan sekolah minggu seringkali diabaikan dan dianggap lebih rendah daripada pendidikan formal. Padahal peranan sekolah minggu sangat penting untuk pertumbuhan iman anak-anak Kristen. Artikel ini hendak mengkaji konsep pendidikan Ibrani dari Perjanjian Lama yang kemudian berdampak untuk pelayanan sekolah minggu masa kini. Konsep pendidikan Ibrani dipakai sebagai model yang dapat dicontoh prinsip-prinsipnya sehingga pelayanan sekolah minggu dapat dijalankan lebih maksimal. Dengan metode kualitatif deskriptif melalui studi pustaka, peneliti menemukan hasil penelitian bahwa pendidikan Ibrani bersifat komprehensif, kolaboratif dan teosentris. Karena itu, beberapa prinsip ini dapat diterapkan di sekolah minggu yakni pertama, materi sekolah minggu harus komprehensif. Kedua, keterlibatan orang tua sangat penting dalam pendidikan anak di sekolah minggu. Ketiga, tujuan pendidikan yakni mengenal Allah, menjalankan perintah-Nya dan hidup beretika.
Teokrasi Pelayanan Yesus yang Menghadirkan Kesetaraan Kemanusiaan bagi Orang-orang Miskin dalam Injil Matius dan Lukas Masinambow, Yornan; Watulingas, Fandry
Ambassadors: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 3 No 2 (2024): Teologi dan Pendidikan Kristiani
Publisher : STT INDONESIA MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54369/ajtpk.v3i2.55

Abstract

Abstract: The discourse on Jesus is not just about His incarnation or His movement from top to bottom, but the praxis of His life, His ministry while He was in the world, interacting with many people. This article traces and discusses analytically the ministry of Jesus within the framework of Theocracy or the proclamation of the Kingdom of God that presents human values for the poor as described in the Gospel of Matthew and the Gospel of Luke. A qualitative research approach using the content analysis method becomes my 'scalpel’ to explain Jesus as a driver of humanitarian equality, especially for the poor. The results of this study show that Jesus preached the Kingdom of God as part of God’s Theocracy for humanity to embrace, assist, and promote the values of humanitarian equality, especially for those who are oppressed both politically, economically and socially as described in the Gospel of Matthew and the Gospel of Luke. The wisdom and wisdom of Jesus prove that Jesus is not limited to the dogmatic realm but the real praxis of life that wants to embrace others. Applying love to others is the work of God’s Theocracy that must be emulated by Jesus’ followers, including Christians today. Abstrak: Dikursus tentang Yesus tidak hanya berbicara tentang inkarnasi-Nya atau gerak-Nya dari atas ke bawah, melainkan praksis kehidupan-Nya, pelayanan-Nya di saat Ia di dunia, berinteraksi dengan banyak orang. Artikel ini menelusuri serta membahas secara analitis pelayanan Yesus dalam kerangka Teokrasi atau pewartaan Kerajaan Allah yang menghadirkan nilai-nilai kemanusiaan bagi orang-orang Miskin sebagaimana yang dijelaskan dalam Injil Matius dan Injil Lukas. Pendekatan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis isi konten menjadi ‘pisau bedah’ peneliti untuk memaparkan tentang Yesus sebagai Penggerak kesetaraan kemanusiaan khususnya bagi kaum miskin. Hasil penelitian ini menunjukkan, pertama bahwa Yesus memberitakan Kerajaan Allah sebagai bagian dari Teokrasi Allah bagi umat manusia untuk merangkul, mendampingi, serta mengangkat nilai-nilai kesetaraan kemanusiaan khususnya bagi mereka yang tertindas baik secara politis, maupun ekonomi, sosial sebagaimana yang dijelaskan dalam Injil Matius dan Injil Lukas. Kedua, hikmat dan kebijaksanaan Yesus adalah bukti bahwa Yesus tidak terbatas pada ranah dogmatis tetapi pada praksis nyata kehidupan yang mau merangkul sesama. Ketiga, dengan menerapkan cinta kasih terhadap sesama merupakan karya Teokrasi Allah yang harus diteladani oleh para pengikut Yesus termasuk kekristenan di zaman sekarang.
PENERIMAAN TERHADAP KAUM DIFABEL: KAJIAN ALKITAB TERHADAP MATIUS 25:40 Aihery, Joni
Ambassadors: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 3 No 2 (2024): Teologi dan Pendidikan Kristiani
Publisher : STT INDONESIA MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54369/ajtpk.v3i2.58

Abstract

Abstract: People with disabilities is a term used to describe people who have different levels of physical and spiritual functioning or who experience disabilities. People with disabilities have different abilities as a result of the deficiencies or disabilities they suffer from. The condition of a person with a disability can be improved with assistive devices that make him able to carry out his activities as before. When Jesus comes a second time, He will judge people who do not care about people with disabilities. This research uses a qualitative literature approach, namely a literature review study by using the interpretation method, namely the reader’s critical interpretation (reader response). The research results show that people with disabilities really need attention and empathy from family, community, government and church in their respective capacities. Families need to provide sincere attention and affection to family members who experience disabilities. Society needs to accept people with disabilities in social groups regardless of physical appearance, ethnicity, nation, race, language and so on. The government can provide support through regulations that protect the rights of people with disabilities, as well as providing various services that can be accessed by them. Furthermore, the Church accepts people with disabilities as part of His creation. Abstrak: Penyandang disabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan orang yang memiliki perbedaan level fungsi jasmani dan rohani, atau yang mengalami disabilitas. Penyandang disabilitas memiliki kemampuan yang berbeda sebagai dampak dari kekurangan atau kecacatan yang diidapnya. Kondisi seorang penyandang disabilitas bisa diperbaiki dengan alat bantu yang membuatnya menjadi mampu melakukan aktivitasnya seperti semula. Ketika Yesus datang untuk yang kedua kalinya, Ia akan menghakimi orang-orang yang tidak mempedulikan kaum penyandang disabilitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan secara kualitatif literatur, yaitu studi kajian pustaka. Dengan menggunakan metode tafsir, yakni tafsir kritik pembaca (reader respons). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyandang disabilitas sangat membutuhkan perhatian dan empaty dari keluarga, masyarakat, pemerintah dan gereja dalam kapasitasnya masing-masing. Keluarga perlu memberikan perhatian dan kasih sayang yang tulus pada anggota keluarga yang mengalami disabilitas. Masyarakat perlu menerima penyandang disabilitas dalam kelompok sosial tanpa melihat fisik, suku, bangsa, ras, bahasa dan lain sebagainya. Pemerintah dapat memberikan dukungannya melalui regulasi yang melindungi hak-hak penyandang disabilitas, juga menyediakan berbagai layanan yang dapat diakses oleh mereka. Selanjutnya, Gereja menerima penyandang disabilitas sebagai bagian dari ciptaan-Nya
Kepemimpinan Gereja dan Politik : Menggerakkan Suara-suara Kristen untuk Transformasi Politik Kontemporer Sanjaya, Yudhy; Huatama, Victor Angsono; Tafonao, Talizaro
Ambassadors: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 3 No 2 (2024): Teologi dan Pendidikan Kristiani
Publisher : STT INDONESIA MANADO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54369/ajtpk.v3i2.60

Abstract

Abstract: The integration of Christian values with technological advances in Christian leadership practice is a relevant challenge in today's digital era. This research aims to explore this combination and identify practical strategies and implications in the context of Christian leadership theory and practice. The research method used is literature analysis and qualitative data collection through literature study. The research results show that, although there is conflict between Christian values and technological advances, there are also opportunities to utilize technology as a tool for strengthening community and spiritual growth. The implications of this research are the need for further research on practical strategies for overcoming these conflicts, longitudinal studies to understand the development of Christian leadership practices in adopting new technology, as well as research on how transformative Christian leadership can influence spiritual and community growth in the long term. Thus, this research makes a significant contribution to the development of Christian leadership theory and practice in the digital era. Abstrak: Keterlibatan agama dalam politik telah menjadi topik yang semakin relevan di tengah dinamika politik kontemporer. Dalam konteks ini, penelitian ini bertujuan untuk memahami peran keterlibatan Kristen dalam transformasi politik saat ini. Latar belakangnya terkait dengan pergeseran pandangan terhadap agama dalam politik dan kompleksitas isu-isu politik global yang terus berkembang. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana keterlibatan Kristen memengaruhi pembentukan kebijakan publik, serta tanggapan mereka terhadap tantangan-tantangan politik kontemporer. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pola perilaku politik Kristen, dampaknya dalam dinamika politik sosial, dan implikasinya terhadap stabilitas demokrasi. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi partisipan, dan analisis dokumen. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang kompleksitas keterlibatan umat Kristen dalam politik serta menawarkan wawasan tentang langkah-langkah yang dapat diambil untuk memperkuat kontribusi positifnya dalam membangun masyarakat yang inklusif dan demokratis.

Page 1 of 1 | Total Record : 5