cover
Contact Name
Sutrisno Adi Prayitno
Contact Email
sutrisnoadi2007@umg.ac.id
Phone
+6281213105322
Journal Mail Official
ningrumsugiyati@umg.ac.id
Editorial Address
http://journal.umg.ac.id/index.php/jfspt/edit
Location
Kab. gresik,
Jawa timur
INDONESIA
Journal of Food Safety and Processing Technology
ISSN : -     EISSN : 30257344     DOI : https://doi.org/10.30587/jfspt.v3i1
Journal of Food Safety and Processing Technology (JFSPT) merupakan salah satu jurnal keilmuan pada Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Gresik dengan memiliki fokus dan ruang lingkup sebagai berikut: Ilmu dan teknologi pengolahan makanan dan minuman Higiene dan keamanan pangan Bioteknologi pangan Mikrobiologi Pengembangan produk pangan Gizi dan sensori makanan Pangan fungsional Kimia dan biokimia pangan Rekayasa Pangan Lain – lain yang relevan dengan bidang pangan
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 2 (2025): April 2025" : 5 Documents clear
ARTIKEL REVIEW: PENGARUH VARIASI SUHU DAN LAMA PENYANGRAIAN TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA, DAN ORGANOLEPTIK PADA BIJI KOPI ARABIKA Nurfadhilah, Laila; Widyawati, Luluk; Fadilah, Niken Ayu; Puspita, Syifa Dyah; Assidiqi, Ilham Lutfi
Journal of Food Safety and Processing Technology (JFSPT) Vol. 2 No. 2 (2025): April 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/jfspt.v2i2.8996

Abstract

Suhu dan waktu merupakan faktor penting dalam proses penyangraian kopi yang memengaruhi karakteristik fisik dan kimia dari kopi Arabika. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa semakin rendah kadar air dalam biji kopi, semakin panjang masa simpannya. Selain itu, proses penyangraian juga menurunkan kandungan kafein dalam kopi. Suhu yang lebih tinggi serta durasi penyangraian yang lebih lama mampu memecah lebih banyak senyawa aktif, yang pada akhirnya memengaruhi aroma, rasa, dan warna kopi. Kombinasi suhu dan waktu penyangraian yang bervariasi menghasilkan karakteristik organoleptik yang berbeda pada kopi Arabika.
Karakteristik Organoleptik Cookies Umbi Ungu Menggunakan Metode Uji Ranking Nurbaya, Syarifa Ramadhani; Indahsari, Fitriyah Nur; Nasrullah, Fadinia Hariati; Wibowo, Tarisya Rhahma; Achmad, Azam Alhaqani; Budiandari, Rahmah Utami
Journal of Food Safety and Processing Technology (JFSPT) Vol. 2 No. 2 (2025): April 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/jfspt.v2i2.9320

Abstract

Cookies juga merupakan salah satu produk bakery yang disukai masyarakat Indonesia sebagai makanan ringan. Formulasi yang digunakan adalah 30%, 50%, dan 70% tepung umbi ungu, dengan bahan tambahan tepung terigu, margarin, gula halus, dan kuning telur. Uji organoleptik melibatkan 30 panelis yang menilai aroma, rasa, dan tekstur. Hasil menunjukkan bahwa formulasi dengan 30% tepung umbi ungu lebih disukai secara keseluruhan dibanding formulasi lainnya. Parameter aroma dan rasa tidak menunjukkan perbedaan signifikan berdasarkan analisis ANOVA, namun parameter tekstur menunjukkan perbedaan nyata, di mana formulasi 30% menghasilkan tekstur paling renyah. Cookies dengan tepung umbi ungu berpotensi menjadi alternatif makanan ringan yang rendah gluten dengan kandungan serat tinggi.
ANALISIS KADAR KUERSETIN DAN MUTU SENSORI PADA FORMULASI MINUMAN SEDUHAN BERBAHAN DASAR DAUN KELOR DAN BUAH BELIMBING WULUH Aisyah, Putri Nur; Rahma, Amalia; Prayitno, Sutrisno Adi
Journal of Food Safety and Processing Technology (JFSPT) Vol. 2 No. 2 (2025): April 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/jfspt.v2i2.9402

Abstract

ABSTRAK Radikal bebas dapat dinetralisir oleh antioksidan seperti kuersetin, yang terkandung dalam kelor dan belimbing wuluh. Penelitian ini bertujuan mengembangkan minuman herbal dari keduanya untuk meningkatkan penerimaan masyarakat dan mempertahankan kuersetin sebagai antioksidan alami. Metode yang digunakan adalah teknik infusa dengan lima formulasi, F163 (100% daun kelor), F927 (100% buah belimbing wuluh), F385 (75% daun kelor + 25% belimbing wuluh), F749 (25% daun kelor + 75% belimbing wuluh), dan F501 (50% daun kelor + 50% belimbing wuluh). Kadar kuersetin dianalisis dengan HPLC, dan penerimaan masyarakat diuji melalui uji organoleptik menggunakan metode Kruskal Wallis. Hasil kadar kuersetin bervariasi menunjukkan antara 0,011 – 0,902 ppm. Untuk uji organoleptik menunjukkan warna tidak berpengaruh signifikan, sedangkan aroma dan rasa berpengaruh signifikan, sehingga dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Perlakuan terbaik ditemukan pada formulasi F495, yang menggabungkan 25% daun kelor dan 75% buah belimbing wuluh, dengan kadar kuersetin tertinggi yaitu 0,902 ppm dan penilaian rasa tertinggi dengan nilai hedonik rata-rata 2,60, yang masih tergolong kurang disukai. Dapat dilakukan ekstraksi cair (infusa) dengan penguapan menggunakan rotary vakum evaporator, serta penambahan aroma dan rasa lain pada minuman daun kelor dan belimbing wuluh, sambil tetap mempertahankan kadar kuersetin dan melakukan analisis ulang kadar kuersetin.
Pengaruh Suhu Penyeduhan Minuman Herbal Kombinasi Daun Kelor Dengan Buah Belimbing Wuluh Terhadap Kadar Total Fenol Safrila, Vidya Rahmatil; Rahma, Amalia; Prayitno, Sutrisno Adi
Journal of Food Safety and Processing Technology (JFSPT) Vol. 2 No. 2 (2025): April 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/jfspt.v2i2.9434

Abstract

Senyawa fenolik sebagai senyawa biologik aktif sangat penting bagi manusia. Senyawa ini berperan sebagai aktivitas antioksidan yang membantu melawan penyakit akibat radikal bebas, mencegah penumpukan lemak, mengatasi obesitas serta penyakit degeneratif yang lain. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh suhu penyeduhan dan variasi formulasi minuman herbal daun kelor dan buah belimbing wuluh terhadap kadar total fenol. Penelitian ini menggunakan design Acak Faktorial, data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji ANOVA dan dilakukan uji lanjut Duncan apabila terdapat perbedaan dengan software SPSS. Berdasarkan hasil uji, pengaruh suhu penyeduhan padda setiap variasi formulasi memberikan hasil berbeda signifikan dengan Pvalue < 0,05. Akan tetapi pada rasio 25:75 menunjukkan hasil yang tidak berbeda signifikan dengan Pvalue>0,05. Begitu juga dengan pengaruh variasi formulasi pada setiap suhu penyeduhan yang juga menunjukkan hasil yang berbeda signifikan, akan tetapi pada suhu penyeduhan 700C mununjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Kadar fenol tertinggi terdapat pada formulasi (F190) 100% daun kelor (18,655 mg GAE/100g) dan kadar total fenol paling rendah terdapat pada formulasi (F570) 100% buah belimbing wuluh (6,265 mg GAE/100g). Untuk mengurangi rasa dan aroma langu dari daun kelor, dapat ditambahkan buah belimbing wuluh dengan kombinasi 25% dari berat total (0,5 gr/2 gr) dan diseduh dengan suhu 900C. Kesimpulannya, Terdapat pengaruh antara perbedaan suhu penyeduhan dan perbedaan variasi formulasi terhadap kadar total fenol.
Profil Warna dan Karakterisik Organoleptik Tepung Daun Kelor (Moringa oleifera) Variabel Suhu dan Lama Pengeringan Budiandari, Rahmah Utami; Nurbaya, Syarifa Ramadhani; Hudi, Lukman; Agustini, Ida
Journal of Food Safety and Processing Technology (JFSPT) Vol. 2 No. 2 (2025): April 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/jfspt.v2i2.9439

Abstract

Kelor (Moringa oleifera) dikenal dengan superfood karena kandungan nutrisi yang sangat kaya dan bermanfaat bagi tubuh. Daun kelor mudah rusak setelah dipanen sehingga perlu dilakukan pengolahan untuk memperpanjang umur simpannya salah satunya dengan tepung daun kelor. Penelitian ini bertujuan mengetahuan pengaruh variabel suhu dan lama pengeringan terhadap karakteristik tepung daun kelor. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dua faktor, faktor pertama suhu pengeringan (40°C, 43°C, 46°C) dan lama pengeringan (4,5,6) Jam. Pengamatan yang dilakukan karakteristik fisik dan organoleptik. Data dianalisis dengan analisis ragam dan uji BNJ. Hasil Perlakuan terbaik pada suhu 40°C lama pengeringan 5 jam, Warna lightness 55,51, redness (-0,77) dan yellowness 13,18, dan karakteristik organoleptik aroma 3,53, organoleptik warna 3,63.

Page 1 of 1 | Total Record : 5