cover
Contact Name
Farida Ariyani
Contact Email
pbl@fkip.unila.ac.id
Phone
+6282289034670
Journal Mail Official
pbl@fkip.unila.ac.id
Editorial Address
Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro, Gedong Meneng, Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung, Lampung 35141
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan
Published by Universitas Lampung
ISSN : -     EISSN : 29871255     DOI : https://doi.org/10.23960/tiyuhlampung
Jurnal Tiyuh Lampung merupakan jurnal pendidikan bahasa dan sastra daerah yang terbit dua kali dalam satu tahun, yaitu pada bulan Juni dan November. Jurnal Tiyuh Lampung mengangkat topik seputar Bahasa, Kebudayaan, dan Pembelajarannya. Ruang Lingkup penulis dari lingkungan Dosen/Guru, Mahasasiswa, maupun para akademisi.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan" : 5 Documents clear
NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL BUDAYA LAMPUNG DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI BUDAYA SISWA DI ABAD-21 Nurzafira, Istiqomah; Pratama, Aditya; Astriawan, Deris; Aji, Jaya
Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article discusses the role of Lampung's local cultural wisdom values ​​in developing students' cultural literacy in the 21st century. By integrating local wisdom into the education curriculum, students not only learn about the richness of their culture, but also develop the literacy skills necessary to face the challenges of globalization. Through a multidisciplinary approach, such as economic, artistic, language and digital literacy, Tapis Lampung is used as a tool to increase students' understanding of symbolism, design and marketing in the local cultural context. In addition, this article highlights the importance of local wisdom-based literacy movements in improving the quality of human resources in Lampung Province, which aims to create an intelligent, innovative and independent society. Thus, cultural literacy not only functions as a means of education, but also as a bridge to maintain cultural identity and foster tolerance in a diverse society. It is hoped that this article will provide insight for educators and policy makers in designing educational programs that are more relevant and responsive to the needs of the times.   Artikel ini membahas tentang peran nilai-nilai kearifan lokal budaya Lampung dalam mengembangkan literasi budaya peserta didik di abad ke-21. Dengan mengintegrasikan kearifan lokal ke dalam kurikulum pendidikan, peserta didik tidak hanya belajar tentang kekayaan budayanya, tetapi juga mengembangkan keterampilan literasi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan globalisasi. Melalui pendekatan multidisiplin, seperti ekonomi, seni, bahasa, dan literasi digital, Tapis Lampung digunakan sebagai alat untuk meningkatkan pemahaman peserta didik tentang simbolisme, desain, dan pemasaran dalam konteks budaya lokal. Selain itu, artikel ini menyoroti pentingnya gerakan literasi berbasis kearifan lokal dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Provinsi Lampung, yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, inovatif, dan mandiri. Dengan demikian, literasi budaya tidak hanya berfungsi sebagai sarana pendidikan, tetapi juga sebagai jembatan untuk menjaga identitas budaya dan menumbuhkan toleransi dalam masyarakat yang beragam. Diharapkan artikel ini akan memberikan wawasan bagi para pendidik dan pembuat kebijakan dalam merancang program pendidikan yang lebih relevan dan responsif terhadap kebutuhan zaman.
ANALISIS MAKNA PUISI “TIRAM” DAN “TIRAMKU JAMA NIKU” PADA BUKU SAMPIAN Riskika, Septia; Ratu, Puja Bidi
Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/tiyuhlampung.v8i2.804

Abstract

This research analyzes the meaning contained in the poems "Tiram" and "Tiramku Jama Niku" contained in the Sampian book. The research method uses the library study method. Poetry taken from the book Sampian (Lampung-Indonesian Bilingual Poetry Anthology) Print 1, ISBN 978-623-53150-5-8 Published by LABRAK library. In researching the poems "Tiram" and "Tiramku Jama Niku" in the accompanying book, there are differences and similarities between the poems "Tiram" and "Tiramku Jama Niku". The poems "Tiram" and "Tiramku Jama Niku" both have meanings aimed at the lover of the heart, reminding of the journey of life with loved ones, the difficulties and joys that are always passed together, memories in every corner in the form of fantasies flash and become remembered again by the lover heart, as well as memories of times of heartbreak that resulted in the end of the love relationship with your lover. While the differences include, the poem "Oysters" explains the longing for a lover during school days with several places that make you remember your lover again. Meanwhile, the poem "Tiramku Jama Niku" explains longing, but the longing referred to in it is not a reminder of longing for beautiful things, but rather longing because of remembering dark times and being heartbroken because of them, the many regrets and the black fog that hangs over them. So, the difference only lies in how the meaning of longing itself is conveyed differently Penelitian ini menganalisis tentang makna yang terkandung dalam puisi “Tiram” dan “Tiramku Jama Niku” yang terdapat dalam buku sampian. Metode penelitian menggunakan metode studi pustaka. Puisi yang diambil dari buku Sampian (Antologi Puisi Dwibahasa Lampung-Indonesia) Cetakan 1, ISBN 978-623-53150-5-8 Diterbitkan oleh pustaka LABRAK. Dalam penelitian puisi “Tiram” dan “Tiramku Jama Niku” pada buku sampian memiliki perbedaan dan persamaan antara puisi “Tiram” dan “Tiramku Jama Niku”. Puisi “Tiram” dan “Tiramku Jama Niku” sama-sama memiliki makna yang tertuju untuk kekasih hati, mengingatkan tentang perjalanan hidup bersama orang tersayang, Susah dan senang yang selalu dilewati bersama, kenangan disetiap sudut dalam bentuk khayalan terlintas dan menjadi teringat kembali kepada kekasih hati, Serta ingatan masa-masa patah hati yang dialami yang mengakibatkan harusnya diakhiri hubungan kasih bersama kekasih hati. Sedangkan perbedaannya yaitu yang meliputi, Pada puisi “Tiram” menjelaskan tentang kerinduan terhadap kekasih pada masa-masa sekolah dengan beberapa tempat yang membuat kembali mengingat sang kekasih hati. Sedangkan pada puisi “Tiramku Jama Niku” menjelaskan tentang kerinduan, namun kerinduan yang dimaksud didalamnya bukan mengingatkan tentang kerinduan akan hal indah, namun lebih kepada rindu karena teringat masa-masa kelam dan patah hati karenanya, banyaknya penyesalan dan kabut hitam yang memebayanginya. Jadi, perbedaannya hanya terletak pada bagaimana arti rindu itu sendiri tersampaikan secara berbeda.
ANALISIS KONTRASTIF KATA SAPAAN/PANGGILAN DALAM KELUARGA PADA MASYARAKAT LAMPUNG DIALEK A/O Saputra, Dira; Firnanda, M. Evan; Prayogi, Rahmat; Riadi, Bambang
Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/tiyuhlampung.v8i2.815

Abstract

This study aims to analyze and explain the function of various greeting words or calls in kinship relations, especially in families in the Lampung community, both in the A/O dialect. This study uses a quantitative approach method. Data analysis used contrastive analysis, namely comparing the similarities and differences of the two languages. The data were obtained from the results of filling out a questionnaire conducted by students of the Lampung Language Education study program at the University of Lampung. The results of the study show that there is a great diversity of greeting words in the midst of the people of Lampung from various regions. This variation of greeting words experiences a balance in the Lampung language, both from dialect A and dialect O.   Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menjelaskan fungsi ragam kata sapaan atau panggilan dalam hubungan kekerabatan terutama dalam keluarga yang ada di masyarakat Lampung baik dialek A/O. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Analisis data menggunakan analisis kontrastif yaitu membandingkan persamaan dan perbedaan dua bahasa yang sama. Data diperoleh dari hasil pengisian kuisioner yang dilakukan oleh mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Lampung di Universitas Lampung. Hasil penelitian menunjukkan banyaknya keberagaman kata sapaan yang ada ditengah masyarakat Lampung dari berbagai daerah. Variasi kata sapaan ini mengalami keseimbangan dalam Bahasa Lampung baik dari dialek A maupun dialek O.
ANALISIS MAKNA PADA PEPACCUR ADEK ANJAK LEBEU DALAM BUKU SASTRA LISAN LAMPUNG DIALEK PUBIAN Fauzi , Irfan; Budiman , Ahmad Arif; Prayogi , Rahmat; Riadi , Bambang
Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/tiyuhlampung.v8i2.1126

Abstract

This research describes the analysis of the meaning of Pepaccur Adek Anjak Lebeu in the book Lampung Oral Literature Pubian Dialect. The problem formulation was found about "How is the analysis of the meaning of Pepaccur Adek Anjak Lebeu in the book of Lampung Oral Literature in Pubian Dialect". The purpose of this research is to deepen the analysis of the meaning of Pepaccur Adek Anjak Lebeu in the book Lampung Oral Literature Pubian Dialect. Lampung pepaccur oral literature is a traditional form of poetry or narrative often used in traditional ceremonies and important gatherings to convey advice, history, and cultural values. The meaning of the pepaccur reflects moral messages and life advice passed down from generation to generation. In this pepaccur, the importance of knowing one's origins and family pride is emphasized as the basis for building a strong self-identity. This message reminds descendants not to hesitate in recognizing and appreciating the heritage of their ancestors. The advice given is also very relevant to everyday life. Children and grandchildren are reminded to work diligently and with discipline, and to make the most of their time. This is a warning not to waste opportunities, given the rapid development of science and technology in this day and age. Those who are careless and do not try hard will be left behind and regret it later on. Overall, the pepaccur conveys the importance of work ethic, discipline, and respect for time and cultural heritage. Penelitian ini menjelaskan tentang analisis makna Pepaccur Adek Anjak Lebeu dalam buku Sastra Lisan Lampung Dialek Pubian. Ditemukan rumusan masalah tentang “Bagaimana analisis makna Pepaccur Adek Anjak Lebeu dalam buku Sastra Lisan Lampung Dialek Pubian”. Tujuan penelitian ini untuk memperdalam analisis makna Pepaccur Adek Anjak Lebeu dalam buku Sastra Lisan Lampung Dialek Pubian. Sastra lisan pepaccur Lampung adalah bentuk tradisional puisi atau narasi yang sering digunakan dalam upacara adat dan pertemuan penting untuk menyampaikan nasihat, sejarah, dan nilai-nilai budaya. Makna dari pepaccur ini mencerminkan pesan moral dan nasihat kehidupan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Dalam pepaccur ini, ditekankan pentingnya mengenal asal-usul dan kebanggaan keluarga sebagai dasar untuk membangun identitas diri yang kuat. Pesan ini mengingatkan keturunan untuk tidak ragu dalam mengenali dan menghargai warisan nenek moyang mereka. Nasihat yang diberikan juga sangat relevan untuk kehidupan sehari-hari. Anak cucu diingatkan untuk bekerja dengan tekun dan disiplin, serta memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Ini adalah peringatan untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan, mengingat perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat di zaman sekarang. Mereka yang lengah dan tidak berusaha keras akan tertinggal dan menyesal di kemudian hari. Secara keseluruhan, pepaccur ini menyampaikan pentingnya etos kerja, disiplin, dan penghargaan terhadap waktu serta warisan budaya. Ini adalah pelajaran berharga bagi generasi muda untuk menghadapi tantangan masa kini dengan fondasi yang kuat dari nilai-nilai tradisional.
PEMBELAJARAN SASTRA LISAN LAMPUNG BERBASIS TEKA-TEKI SEBAGAI BAGIAN DARI WARISAN MASYARAKAT LAMPUNG Kinanti, Arinda Darma; Fikri, Khaerul; Anantama, Muharsyam Dwi; Putri, Dola Azkani
Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan Vol 8 No 2 (2024): Jurnal Tiyuh Lampung: Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan
Publisher : FKIP Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/tiyuhlampung.v8i2.1277

Abstract

Literature is a form of art that expresses human thoughts and emotions through the beauty of language, the uniqueness of ideas, and the depth of messages (Najid, 2003: -7). Meanwhile, Lampung oral literature is Lampung language literature which is conveyed orally and disseminated in unwritten form (currently mostly cataloged and written) (Sanusi, 2010: 7). Oral traditions are an important part of local community wisdom. According to Koentjaraningrat (Nesi et al, 2019: 71), local wisdom includes three types. specifically (1) ideas, perceptions, values and norms; (2) complex patterns of behavior and activity; (3) Artifacts, culture, documents and cultural objects. The purpose of this article is to explain the mysteries of Lampung within the framework of the oral traditions of the Lampung people. The method used in this research is library research using data collection, reading and note-taking methods. The result of this article is to increase insight into Lampung oral literature, including puzzles. Sastra merupakan suatu bentuk seni yang mengungkapkan pikiran dan emosi manusia melalui keindahan bahasa, keunikan gagasan, dan kedalaman pesan (Najid, 2003: -7). Sedangkan sastra lisan Lampung adalah sastra berbahasa Lampung yang disampaikan secara lisan dan disebarluaskan dalam bentuk tidak tertulis (saat ini sebagian besar dikatalogkan dan ditulis) (Sanusi, 2010: 7). Tradisi lisan merupakan bagian penting dari kearifan masyarakat lokal. Menurut Koentjaraningrat (Nesi dkk, 2019: 71), kearifan lokal mencakup tiga jenis. secara spesifik (1) gagasan, persepsi, nilai dan norma; (2) pola perilaku dan aktivitas yang kompleks; (3) Artefak, kebudayaan, dokumen, dan benda kebudayaan. Tujuan artikel ini adalah untuk menjelaskan misteri Lampung dalam kerangka tradisi lisan masyarakat Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan menggunakan metode pengumpulan data, membaca, dan mencatat. Hasil dari artikel ini adalah untuk menambah wawasan tentang sastra lisan Lampung, termasuk teka-teki.

Page 1 of 1 | Total Record : 5