cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Attoriolong
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Attoriolong diterbitkan oleh Jurusan Pendidikan Sejarah FIS UNM. Jurnal Attoriolong memuat tulisan yang terkait dengan Pemikiran, Pendidikan dan Penelitian Kesejarahan. dipublikasikan dua kali dalam setahun, pada bulan Januari dan Agustus
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 21, No 2 (2023): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah" : 11 Documents clear
Perdagangan Rotan di Makassar 2011-2022 Liana, Lastri; Jumadi, Jumadi; Ahmadin, Ahmadin
Attoriolong Vol 21, No 2 (2023): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang muncul kembalinya perdagangan rotan di Makassar, dinamika, dan dampak perdagangan rotan di Makassar. Makassar sudah lama dikenal sebagai pintu gerbang perdagangan dan pusat kekuatan ekonomi regional di Indonesia Bagian Timur. Adapun pemasok komoditas rotan di Makassar yaitu Mamuju, Palopo, Enrekang, Palu, Kendari, bahkan dari Kalimantan. Adapun jenis-jenis rotan yang dijadikan mebel yaitu rotan lambang, batang, tohiti, datu dan umbulu. Sekitar tahun 2005 pengangkutan bahan baku rotan yang di peroleh selama ini oleh pengrajin rotan dengan melalui mobil truk dan kapal melalui pelabuhan Makassar. Rotan yang ada di Makassar hanya diproduksi setengah jadi itu dikirim ke Surabaya dan dari sana di ekspor ke Negara tujuan. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, dengan 4 tahapan kerja yakni heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa perdagangan rotan di Makassar ini dari tahun 2011 sampai tahun 2020 mengalami pasang surut dari waktu ke waktu. Adanya perdagangan rotan di Makassar memberikan dampak terhadap masyarakat maupun pemerintah, dengan tersedianya lapangan pekerjaan bagi masyarakat serta menambah pemasukan devisa Negara dengan adanya kegiatan ekspor rotan yang dilakukan baik di Indonesia maupun di Makassar khususnya.
Perkembangan Tari Tradisional Pabbitte Passapu di Kalangan Masyarakat Kajang Kabupaten Bulukumba, 2000-2020. Sari, Febrianti Wahyunita; Jumadi, Jumadi; Bustan, Bustan
Attoriolong Vol 21, No 2 (2023): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses munculnya tari Pabbitte Passapu di desa Tanah Towa Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba, perkembangan tari Pabitte Passapu di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba, dan implikasi tari Pabbitte Passapu terhadap masyarakat Kajang. Untuk mencapai tujuan tersebut maka peneliti menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari atas empat tahapan yaitu: heuristik (mengumpulkan data), kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah kebudayaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perkembangan Tari Pabbitte Passapu adalah sebagai berikut: (1) Sejarah awal munculnya tari tradisional Pabbitte Passapu yakni kegemaran para leluhur masyarakat Kajang dalam kegiatan persabungan ayam, tidak adanya data tertulis terkait sejarah awal kemunculan tarian ini dan hanya terdapat data secara lisan yang ada dalam cerita masyarakat yang berkembang secara turun temurun bahwa tarian ini telah ada sejak awal berdirinya kawasan adat. Namun, setelah persebaran agama Islam di awal abad ke-17 telah sampai ke Bulukumba kegiatan persabungan ayam telah dianggap membawa dampak negatif dikalangan masyarakat sehingga dibuatlah tari Pabbitte Passapu sebagai kesenian penghibur bagi masyarakat Kajang. (2) Seiring perkembangan zaman, tari Pabbitte Passapu mengalami beberapa perubahan dari segi jumlah penari, gerakan, dan alat musik yang digunakan (3) Implikasi tari tradisional Pabbitte Passapu terhadap masyarakat Kajang membawa dampak positif bagi sebagian generasi muda dan juga pada bidang sosial-budaya, ekonomi dan pendidikan. Tarian ini mengajak masyarakat Kajang untuk lebih berpartisipasi dalam event tari dan juga mengajarkan pada usia dini tentang tari Pabbitte Passapu. Penelitian ini menunjukkan tari Pabbitte Passapu merupakan tarian tradisional masyarakat Kajang yang masih dijaga kelestariannya sampai sekarang, seiring dengan perkembangan zaman membawa pengaruh terhadap tarian ini yang mulai dikreasikan oleh anak muda di  daerah Kajang.
Pembangunan dan Pemakmuran Masjid Besar Raudhatusshalihin Bontonompo, 1961-2021 Kajian Sejarah Kebudayaan Islam Fitriani A, Nur; Bosra, Mustari; Najamuddin, Najamuddin
Attoriolong Vol 21, No 2 (2023): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dan Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang pembangunan Masjid Besar Raudhatusshalihin Bontonompo, perkembangan dan fungsi Masjid Besar Raudhatusshalihin Bontonompo serta dampak keberadaan Masjid besar raudhatusshalihin Bontonompo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas empat tahapan yakni : heuristik yakni pengumpulan data dan sumber, kritik sumber terdiri dari kritik intern dan ekstern, interpretasi atau penafsiran dan tahapan terakhir yakni hsitriografi atau penulisan sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Masjid tua di bangun pada tahun 1301 H/1884 M atas kerja sama seorang ulama H. Abdul Rahman dengan Anrong Guru Poli selaku pemerintah adat saat itu yang didukung oleh Karaengta Tukajannangngang sebagai Karaeng Bontonompo (Wakil Pemerintah Kerajaan Gowa Bontonompo). Pembangunan Masjid Besar ini menggunakan waktu selama 10 tahun lebih. Awal pembangunannya dilakukan pada tahun 1961 dan penyelesaiannya pada tahun 1974. Status masjid jamik ini dipakai kurang 21 tahun, yakni 1974 sampai lewat pertengahan tahun 1995. Pada tahun 1995 status Masjid Jamik berubah menjadi Masjid Besar Raudhatusshalihin Bontonompo. 
Eksistensi Gua Leang-Leang 2000-2020, Suatu Kajian Sejarah Pariwisata Radiatul, Radiatul; Ridha, M. Rasyid; Ahmadin, Ahmadin
Attoriolong Vol 21, No 2 (2023): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lukisan di Gua Leang-Leang atau di kenal dengan sebutan Goa Leang-Leang. Goa ini merupakan situs bersejarah goa purba di Leang-Leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Propinsi Sulawesi Selatan. Taman prasejarah Leang-Leang memberikan gambaran kehidupan manusia masa lampau. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui eksistensi dan menganalisis factor pendukung pengembangan Taman Prasejarah Leang-Leang Kabupaten Maros sebagai destinasi wisata sejarah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: heuristik (pengumpulan data/sumber), kritik sumber, interpretasi atau penafsiran sumber, dan historiografi (penulisan sejarah). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta analisis terhadap data yang diperoleh maka dapat dikatakan bahwa, letak Taman Prasejarah Leang-Leangsangat strategis dengan lingkungan alam yang masih asli kekhawatiran ancaman dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab serta ingin mengeksploitasi bebatuan yang usianya sudah ribuan tahun hanya untuk kepentingan diri sendiri dengan memanfaatkan situasi yang ada menjadi perhatian khusus. Selain itu masih terdapat fasilitas yang perlu adanya pembenahan maupun pemeliharaan demi kenyamanan pengunjung. 
Pembelajaran Sejarah di Era New Normal di SMAN 6 Toraja Utara Tahun Ajaran 2021/2022 Lestari, Fuji Ema; Bustan, Bustan; Subair, Ahmad
Attoriolong Vol 21, No 2 (2023): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran Sejarah di Era New Normal di SMAN 6 Toraja Utara Tahun Ajaran 2021/2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika Pembelajaran Sejarah di Era New Normal di SMAN 6 Toraja Utara pada Tahun Ajaran 2021/2022. Dengan mengkaji seluruh proses pembelajaran Sejarah serta faktor pendukung dan penghambat pembelajaran Sejarah memasuki era New Normal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan proses pembelajaran Sejarah di SMAN 6 Toraja Utara dilaksanakan dengan menggunakan metode blended learning pada semester ganjil dan pembelajaran secara tatap muka penuh pada semester genap. Metode blended learning membuat pembelajaran masih kurang optimal. Hal ini disebabkan dengan situasi dan kondisi yang kurang mendukung. Yakni peserta didik terkendala dengan kuota internet sehingga sulit mengakses pembelajaran secara online. Peserta didik tidak mendapatkan penjelasan materi dari guru dan tidak adanya interaksi baik dengan guru maupun peserta didik sehingga guru juga sulit memantau peserta didik secara langsung. Sedangkan pada pembelajaran tatap muka terbatas lebih banyak mendapat penjelasan materi di PTMT namun waktunya dibatasi. Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran Sejarah di SMAN 6 Toraja Utara tahun ajaran 2021/2022 yaitu adanya kebijakan pemerintah yang dikeluarkan melalui SKB 4 Menteri, faktor kesehatan, izin orangtua, sarana dan prasarana yang memadai, vaksinasi Covid 19, serta protokol kesehatan. Adapun faktor penghambat PTMT di SMAN 6 Toraja Utara yakni pandemi Covid 19, batasan waktu, faktor kesehatan, keraguan dan kekhawatiran orangtua peserta didik serta keterbatasan fasilitas penunjang pembelajaran daring.
Masyarakat Polongbangkeng dalam Upaya Penolakan NIT di Polongbangkeng, 1945-1950 Risal, Muhammad; Ridha, M. Rasyid; Malihu, La
Attoriolong Vol 21, No 2 (2023): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui latar belakang munculnya penolakan NIT di Polongbangkeng, reaksi masyarakat Polongbangkeng dalam menolak kehadiran NIT, serta untuk mengetahui dampak penolakan NIT di Polongbangkeng. Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian Kualitatif dengan menggunakan pendekatan metode Sejarah yang terdiri dari atas empat tahap yakni: heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi.Hasil penelitian ini menunjukkan: Reaksi masyrakat Polongbangkeng pada saat mengetahui keberadaan NICA di wilayah Polongbangkeng tentunya menolak hal tersebut termasuk pembentukan NIT karena menganggap bahwa NIT ini dapat mengancam kemerdekaan Indonesia. Dalam rangka untuk menolak NIT maka dibentuklah LAPRIS yang berkedudukan di Borongkaramasa di Polongbangkeng, yang diketuai oleh Kelaskaran Lipan Bajeng dan pada saat itu di wakili oleh Ranggong Dg. Romo dari Polongbangkeng. Dalam rangka penoalakan NIT perjuangan dilakukan kurang lebih 5 tahun (1945-1950) terdapat dua bentuk yaitu perjuangan fisik dan perjuangan non fisik perjuangan ini diperiodesasikan menjadi masa Gerakan Muda Bajeng dan Lipan Bajeng bersama LAPRIS. Adapun Dampak dari penolakan masyarakat Polongbangkeng terhadap NIT dari sisi politik ialah terbentuknya LAPRIS yang merupakan persatuan ke-19 laskar di Sulawesi Selatan yang berfokus pada penolakan pembentukan NIT. Adapun dampak dari sisi ekonomi ialah ditandai dengan besarnya jumlah ekspor beras di Suawesi Selatan terkhusus didaerah Polongbangkeng. 
Petani Kebun Karet di Desa Tellu Limpoe Kecamatan Tellu Limpoe Kab. Sinjai pada Masa Covid 19 Muslimin, Nurul Fadilah; Amirullah, Amirullah; Bahri, Bahri
Attoriolong Vol 21, No 2 (2023): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian dan penulisan ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang terbentuknya kebun karet, sistem pengelolaan kebun karet pada masa pandemi covid-19, dan dampak covid-19 terhadap petani kebun karet di Desa Tellu Limpoe Kecamatan Tellu Limpoe Kabupaten Sinjai. Penelitian ini bersifat Deskriptif Analitik menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas empat tahapan yakni: heuristik (Pengepulan data dan sumber), kritik sumber yang terdiri dari (kritik intern dan kritik ekstern), interpretasi atau penafsiran dan historiografi atau penulisan sejarah. Tanaman karet diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1864. Pada tahun 1897, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan pengumuman untuk taman berharga yaitu tanaman karet. Indonesia memberikan kotribusi sebesar 26% dari total produksi karet alam dunia. Diproyeksikan hingga tahun 2020 konsumsi karet alam dunia akan terus mengalami peningkatan rata-rata sebesar 2,6% per tahun. Di Bulukumba telah didirikan perusahaan yang bergerak di sector perkebunan karet,yaitu PT Lonsum (London Sumatera) yang didirikan pada tahun 1906. Puncak pertanian karet di Bulukumba pada tahun 2007 banyaknya pedagang pedagang karet yang masuk yang membuat pilihan bagi petani untuk menjual hasil usahanya makin luas tidak hanya pada PT. Lonsum saja,namun dengan adanya kebun karet di Bulukumba membuat masyarakat Sinjai tertarik dengan usaha kebun karet dan meminta izin untuk memberikan bibit karet untuk ditanam dilahan kosong petani yang berada di Desa Tellu Limpoe. Penyadapan merupakan salah satu kegiatan pokok dari pengusahaan tanaman karet. selama pandemic Covid-19 produksi  karet mengalami penurunan karena penyadapan tidak dapat dilakukan seperti hari biasanya akibat adanya pembatasan kegiatan diluar rumah dan waktu penghujan turun juga mempengaruhi getah karet mengalami kerusakan. Komoditi karet dapat dikatakan sebagai komoditi yang dapat memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat Kabupaten Sinjai pada umumnya dan Desa Tellu Limpoe secara khususnya. Namun Di tengah wabah pandemi covid-19  kini hasil panen getah karet semakin kurang. Petani getah karet di Desa Tellu Limpoe kala itu pernah merasakan harga pasar yang tinggi. Merosotnya pendapatan petani karet di sebabkan oleh biaya produksi dan harga jual tidak sebanding. Pertanian kebun karet juga membantu pemenuhan kehidupan pengepul getah karet di Desa Tellu Limpoe. Pemerintah Desa tidak menganjurkan petani karet untuk menjual langsung semua getah karet dari hasil panen petani ke pedagang pengepul besar yang ada di kota.
Komunitas Toraja di Desa Lompoloang Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Kabupaten Wajo, 1967-2021 (Kajian Sejarah Lokal) Randan, Gracela Hera; Najamuddin, Najamuddin; Amirullah, Amirullah
Attoriolong Vol 21, No 2 (2023): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang latar belakang masuknya orang Toraja di Desa Lompoloang, Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, dinamika kehidupan sosial-budaya dan ekonomi orang Toraja di Desa Lompoloang tahun 1967-2021 serta eksistensi budaya penduduk Kampung Toraja yang tinggal di tengah-tengah orang Bugis di Desa Lompoloang. Penelitian ini adalah penelitian sejarah dengan menggunakan metode sejarah, yaitu a) Heuristik artinya mengumpulkan data, b) Kritik yang dilakukan untuk mengetahui keaslian sumber, c) Interprestasi artinya menafsirkan data-data penelitian, d) Historiografi artinya penulisan sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa awal mula Komunitas orang Toraja masuk di Desa Lompoloang karena tawaran dari bapak Drs.G.Kamisi selaku pemerintah di Kabupaten Wajo pada tahun 1967. Setelah itu orang Toraja yang tinggal di Bottodongga Kabupaten Wajo menerima tawaran tersebut untuk mebuka lahan pertanian di Desa Lompoloang dan pada tahun 1970 barulah orang Toraja masuk ke Desa Lompoloang untuk membuka lahan pertanian, bahasa yang digunakan orang Toraja dalam kehidupan sehari-harinya yaitu bahasa Toraja, namun jika ingin berinteraksi dengan masyarakat bugis di Desa Lompoloang, maka mereka menggunakan bahasa Bugis dan bahasa Indonesia. Agama yang dianut oleh mereka yaitu Kristen Protestan dan Kristen Katolik. Selain itu eksistensi adat aluk todolo sebagai suku Toraja yang ada di Desa Lompoloang masih sangat dijaga dari dulu hingga sekarang.
Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Dusun Taipa Kabupaten Takalar, 2009-2020. Mustari, Ulul Azmi; Ahmadin, Ahmadin; Patahuddin, Patahuddin
Attoriolong Vol 21, No 2 (2023): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan masyarakat pesisir di Dusun Taipa memilih pekerjaan di sektor perikanan, dan menggambarkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat pesisir di Dusun Taipa. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah sosial ekonomi dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode penelitian sejarah yang mencakup beberapa tahapan, yakni Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa ada beberapa alasan yang melatar belakangi masyarakat pesisir di Dusun Taipa memilih pekerjaan sebagai nelayan, yakni letak geografis, bangga akan kampung halaman, dan memiliki keahlian mumpuni. Kondisi Sosial-Ekonomi masyarakat pesisir di Dusun Taipa yakni stratifikasi sosial yang ada terbagi dalam 3 tingkatan, yakni nelayan juragan, pekerja dan pemilik. Memiliki pola hubungan kekeluargaan dan Patron-Klien, memiliki beberapa kepercayaan dalam melakukan pekerjaan sebagai nelayan, mengenyam pendidikan dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, serta  Dalam hal ekonomi, nelayan juragan lebih kaya dibanding nelayan pekerja dan pemilik. Selain itu, sistem barter juga masih didapati pada masyarakat pesisir di Dusun Taipa. Dapat disimpulkan bahwa berlimpahnya sumber daya alam, serta besarnya rasa cinta masyarakat atas laut menjadikan mereka sebagai nelayan yang ahli dibidangnya sehingga memilih berkerja sebagai Nelayan. Untuk kehidupan sosial-ekonomi masyarakat pesisir di Dusun Taipa memiliki keunikan tersendiri dibanding daerah lainnya, yakni terdapat sekolah dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Selain itu, masih terdapat sistem barter yang berlaku ditengah masyarakat pesisir di Dusun Taipa.
Kabupaten Bantaeng Pada Masa Pemerintahan Nurdin Abdullah, 2013-2018. Nursak, Andi Irmawanti; Patahuddin, Patahuddin; Khaeruddin, Khaeruddin
Attoriolong Vol 21, No 2 (2023): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi Kabupaten Bantaeng menjelang pemerintahan Nurdin Abdullah pada periode pertama, serta perkembangan dan akhir dari pemerintahan Nurdin Abdullah di Kabupaten Bantaeng pada periode kedua. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode penelitian sejarah yang mencakup beberapa tahapa, yakni heoristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa pemerintahan Nurdin Abdullah di Kabupaten Bantaeng sangat berkembang, diantaranya dibidang infrastuktur, pariwisata, ekonomi, pertanian, politik, sosial, kesehatan. Nurdin Abdullah mampu merubah Kabupaten Bantaeng menjadi Kabupaten maju yang dulunya sangat tertinggal. Peran yang paling utama Nurdin Abdullah yaitu mengubah Kabupaten Bantaeng dalam bidang infrastruktur dikarenakan banyak jalanan dan pembangunan yang dilakukan Nurdin Abdullah agar Kabupaten Bantaeng berkembang. Nurdin Abdullah memerintah dengan cara mendengarkan semua pendapat dari berbagai elemen lalu beliau memberikan solusi. 

Page 1 of 2 | Total Record : 11