cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Journal of Nutrition College
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 23376236     EISSN : 2622884X     DOI : -
Core Subject : Health, Social,
Journal of Nutrition College (P-ISSN : 2337-6236; E-ISSN : 2622-884X) diterbitkan oleh Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro sebagai media publikasi artikel-artikel ilmiah dalam biang Ilmu Gizi dengan skala terbit 4 kali dalam setahun, yaitu pada Januari, April, Juli, dan Oktober.
Arjuna Subject : -
Articles 69 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014" : 69 Documents clear
PENGARUH PEMBERIAN JUS BUAH NAGA MERAH (Hylrocereus polyrhizus) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PRIA HIPERKOLESTEROLEMIA Budiatmaja, Argan Caesar; Noer, Etika Ratna
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.747 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6865

Abstract

Latar belakang : Penyakit jantung dan pembuluh darah dapat disebabkan karena suatu kondisi yang disebut hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia merupakan suatu kondisi dimana kadar kolesterol total dalam darah lebih dari batas normal. Kadar kolesterol total dalam darah dipengaruhi oleh asupan lemak dan kolesterol. Konsumsi bahan makanan yang yang mengandung tokotrienol, niasin, serat, dan vitamin C dapat menurunkan kadar kolesterol total dalam darah, salah satunya adalah buah naga merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus buah naga merah (Hylrocereus polyrhizus) terhadap kadar kolesterol total pria hiperkolesterolemia.Metode : Penelitian ini merupakan quasi-experimental dengan rancangan control group pre-post test. Subjek penelitian adalah pria berusia 35-50 tahun sebanyak 30 orang memiliki kadar kolesterol total 200-239 mg/dl. Pemberian intervensi dilakukan selama 21 hari. Kelompok perlakuan diberikan jus buah naga merah dengan dosis 2,86g/kgBB/hari, dan kelompok kontrol diberikan plasebo berupa sirup nol kalori. Kadar kolesterol total darah diambil setelah subjek berpuasa selama 10 jam dan dianalisis menggunakan metode CHOD-PAP. Uji normalitas menggunakan Shapiro Wilk. Analisis statistik menggunakan uji dependent t, independent t-test, Mann Whitney, dan Wilcoxon.Hasil : Kadar kolesterol total sebelum intervensi kelompok perlakuan yaitu 226,00 mg/dl dan setelah  intervensi 212,47 mg/dl. Terdapat perbedaan yang bermakna kadar kolesterol total pada kelompok perlakuan (p=0,043). Kadar kolesterol total sebelum intervensi kelompok kontrol yaitu 218,73mg/dl dan setelah intervensi 227,53 mg/dl. Tidak terdapat perbedaan bermakna kadar kolesterol total pada kelompok kontrol (p=0,102). Terdapat perbedaan pada perubahan kadar kolesterol total antara kedua kelompok setelah perlakuan (p=0,008)Simpulan : Terdapat perbedaan bermakna kadar kolesterol total sebelum dan setelah pemberian jus buah naga merah pada kelompok perlakuan. Terdapat perbedaan bermakna perubahan kadar kolesterol total antara kelompok kontrol dan perlakuan.
ASUPAN ISOFLAVON KEDELAI KURANG SEBAGAI FAKTOR RISIKO KEPADATAN TULANG RENDAH PADA WANITA PASCAMENOPAUSE Prabaningrum, Nimas; Dieny, Fillah Fithra
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.635 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6884

Abstract

Latar Belakang : Osteoporosis pascamenopause merupakan osteoporosis yang paling sering terjadi, disebabkan oleh penurunan kadar estrogen dan faktor – faktor lain antara lain asupan kalsium, vitamin (A, D, C, K) ,konsumsi kafein, riwayat penyakit diabetes melitus (DM) dan lama menopause pada wanita. Isoflavon kedelai dapat berfungsi sebagai hormone replacement therapy karena memiliki kemiripan struktur kimia dan fungsi dengan hormon estrogen. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis asupan isoflavon kedelai, vitamin (A, D, C, K), kalsium, konsumsi kafein, riwayat DM dan lama menopause sebagai faktor risiko kepadatan tulang rendah wanita pascamenopause.Metode : Penelitian observasional dengan desain kasus kontrol pada wanita pascamenopause di Kelurahan Ngemplak Simongan, Bongsari dan Barusari Kota Semarang. Kelompok kasus (50 orang) didapatkan dengan cara random sampling, lalu dicari kelompok kontrol (50 orang) dengan melakukan matching status gizi berdasarkan persen lemak tubuh. Data kepadatan tulang diperoleh menggunakan densitometer quantitative ultrasound, data persen lemak tubuh diperoleh menggunakan BIA (Bioelectrical Impedance Analyzer), data riwayat asupan zat gizi diperoleh melalui wawancara menggunakan semi-quantitatives food frequency questionnaire. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square dan Fisher Exact, analisis multivariat menggunakan uji Regresi Logistik.Hasil : Rerata kepadatan tulang (T-Score) kelompok kasus -1,9±0,49 SD sedangkan kelompok kontrol -0,4±0,47 SD. Rerata variabel asupan zat gizi (isoflavon kedelai, kalsium, vitamin A, vitamin D, vitamin C, vitamin K) kelompok kontrol lebih besar dibandingkan kelompok kasus. Asupan isoflavon kedelai, vitamin A, vitamin K, riwayat DM dan lama menopause merupakan faktor risiko kepadatan tulang rendah pada wanita pascamenopause yang bermakna. Faktor risiko paling berpengaruh pada kepadatan tulang rendah pada wanita pascamenopause yaitu asupan isoflavon kedelai kurang (p=0,000;OR=7,9), riwayat penyakit diabetes melitus (p=0,004;OR=13,682) dan lama menopause > 10 tahun (p=0,037;OR=3,364).Kesimpulan : Asupan isoflavon kedelai kurang, riwayat penyakit diabetes melitus (DM) dan lama menopause > 10 tahun merupakan faktor risiko yang paling berpengaruh pada kepadatan tulang rendah wanita pascamenopause. Asupan isoflavon kedelai < 35 mg/hari meningkatkan risiko kepadatan tulang rendah sebesar 7,9 kali, riwayat DM meningkatkan risiko kepadatan tulang rendah sebesar 13,7 kali dan lama menopause > 10 tahun meningkatkan risiko kepadatan tulang rendah sebesar 3,4 kali.
PENGARUH VITAMIN C TERHADAP KADAR HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) LANJUT USIA SETELAH PEMBERIAN JUS LIDAH BUAYA (Aloe barbadensis Miller) Utami, Rintis Widya; Kusumastuti, Aryu Candra
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (411.249 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6875

Abstract

Latar Belakang : Sifat antiaterogenik pada HDL dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner. Kandungan zat gizi pada jus lidah buaya dan antioksidan dari vitamin C dapat meningkatkan kadar HDL. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh vitamin C terhadap kadar HDL lansia setelah pemberian jus lidah buaya.Metode : Penelitian quasi experimental dengan rancangan pre-post test control design diterapkan pada pria dan wanita usia 60-75 tahun di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading. Subyek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kontrol yang masing-masing terdiri dari 10 subyek. Kedua kelompok mendapatkan jus lidah buaya sebanyak 200 ml/hari selama 14 hari. Pada hari ke 15 dilanjutkan pemberian intevensi selama 3 hari berupa suplementasi vitamin C dengan dosis 750 mg/hari untuk kelompok perlakuan sedangkan kelompok kontrol diberikan placebo. Metode enzimatik digunakan untuk menganalisis kadar kolesterol HDL. Data diuji normalitas menggunakan Shapiro Wilk kemudian dianalisis menggunakan paired t-test dan Wilcoxon.Hasil : Peningkatan HDL setelah pemberian jus lidah buaya pada kelompok perlakuan dan kontrol masing-masing 4,35 mg/dl (9,56%) dan 2,15 (4,39%). Rerata kadar HDL setelah intervensi vitamin C menurun sebesar 3,87 mg/dl (7,77%) pada kelompok perlakuan dan 1,27 mg/dl (2,49%) pada kelompok kontrol. Secara statistik suplementasi vitamin C tidak berpengaruh terhadap kadar HDL (p=0,241). Tidak terdapat perbedaan kadar HDL yang bermakna (p>0,05) antara kedua kelompok setelah pemberian vitamin C.Kesimpulan : Konsumsi jus lidah buaya meningkatkan kadar HDL secara bermakna. Suplementasi vitamin C tidak terbukti mempertahankan peningkatan kadar HDL setelah pemberian jus lidah buaya. 
PERBEDAAN ASUPAN ENERGI, AKTIVITAS FISIK, DAN STATUS GIZI ANTARA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TAMAN KANAK-KANAK DAERAH URBAN DAN SUBURBAN Falasifah, Usydatul; Noer, Etika Ratna
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.302 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6925

Abstract

Latar belakang : Masalah kesehatan yang sering dijumpai dikalangan anak usia 4-5 tahun  disebabkan oleh faktor gizi. Asupan energi dan aktivitas fisik merupakan faktor yang dapat mempengaruhi status gizi. Adanya perbedaan wilayah tempat tinggal dapat menyebabkan adanya perbedaan status gizi pada anak usia 4-5 tahun. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbadaan asupan energi, aktivitas fisik, dan status gizi antara anak usia 4-5 tahun di taman kanak-kanak daerah urban dan suburban.Metode : Subyek penelitian dengan desain cross-sectional ini terdiri dari 34 anak berada di daerah urban dan 34 anak berada di daerah suburban yang dipilih secara purposive sampling. Data yang diteliti meliputi asupan energi yang diperoleh dari formulir food recall, aktivitas fisik diperoleh dari formulir recall aktivitas  fisik, dan status gizi diukur dengan nilai Z-skor berdasarkan IMT/U. Analisis data menggunakan uji Mann-Whitney.Hasil : Rerata asupan energi dan aktivitas  fisik antara kedua kelompok tidak ada beda, sedangkaan rerata status gizi antara kedua kelompok terdapaat beda. Tidak terdapat perbedaan asupan energi (p=0,080) dan aktivitas fisik (p=0.272) antara kedua kelompok. Terdapat perbadaan status gizi antara kedua kelompok (p=0,050).Simpulan : Tidak terdapat perbedaan asupan energi dan aktivitas fisik antara anak usia 4-5 tahun di taman kanak-kanak daerah urban dan suburban. Terdapat perbedaan status gizi antara anak usia 4-5 tahun di taman kanak-kanak daerah urban dan suburban.
PENGARUH PEMBERIAN SUP JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus Ostreatus) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL SUBJEK OBESITAS Afiah, Afiah; Rahayuningsih, Hesti Murwani
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.941 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6828

Abstract

LatarBelakang : Obesitas terutama obesitas sentral berhubungan dengan meningkatnya kolesterol LDL (low density lipoprotein), VLDL (very low density lipoprotein) dan trigliserida; dan penurunan kolesterol HDL (high density lipoprotein). Hiperkolesterolemia merupakan gangguan metabolik lipoprotein yang ditandai dengan tingginya kadar LDL dan kolesterol merupakan faktor yang mendorong terjadinya jantung koroner dan sindroma metabolik. Jamur tiram putih mengandung serat pangan beta glukan yang memiliki sifat hipokolesterolemik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian sup jamur tiram putih (Pleurotus Ostreatus) terhadap kadar kolesterol total pada subjek obesitas.Metode :Jenis penelitian adalah pre experiment dengan rancangan one group pre test – post test. Subjek adalah 15 pria dan wanita obesitas dengan kadar kolesterol total 200-239 mg/dl. Subjek mendapat 1,21 g/kgbb/hari jamur tiram putih dalam bentuk sup jamur tiram putih selama 21 hari. Analisis kadar kolesterol total menggunakan metode CHOD-PAP, darah diambil setelah subjek berpuasa selama 10 jam. Uji normalitas menggunakan Shapiro Wilk. Analisis statistic menggunakan uji wilcoxon.Hasil : Nilai tengah kadar kolesterol total subjek sebelum intervensi yaitu 226 mg/dl. Nilai tengah kadar kolesterol total setelah intervensi yaitu 189 mg/dl. Konsumsi sup jamur tiram putih dengan dosis1,21 g/kgbb/hari selama 21 hari secara signifikan berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol total  (p=0,001). Kesimpulan : Konsumsi sup jamur tiram putih berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol total pada subjek obesitas.
HUBUNGAN ASUPAN KALIUM, KALSIUM DAN MAGNESIUM DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA WANITA MENOPAUSE DI KELURAHAN BOJONGSALAMAN, SEMARANG Putri, Etika Hasna Dina; Kartini, Apoina
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.189 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6853

Abstract

Latar Belakang : Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang dapat ditemukan baik pada laki–laki maupun perempuan. Wanita menopause lebih beresiko terhadap kejadian hipertensi. Asupan kalium, kalsium dan magnesium berhubungan dengan terjadinya hipertensi.Tujuan : Mengetahui hubungan asupan kalium, kalsium dan magnesium dengan kejadian hipertensiMetode : Penelitian case control ini bersubjek 68  wanita menopause di Kelurahan Bojongsalaman yang diperoleh dengan metode consecutive sampling. Asupan kalium, kalsium dan magnesium diperoleh melalui Food Frequency Questionairesemi kuantitatif. Data tekanan darah didapatkan dengan menggunakan sphygmomanometer digital. Analisis data bivariat menggunakan uji chi squareHasil : Subyek pada kelompok kasus yang memiliki asupan kalsium dan kalium kurang masing – masing sebesar 97,1% dan  91,2%.  Kelompok kasus maupun kontrol memiliki asupan magnesium yang cukup. Hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan yang signifikan antara asupan magnesium dengan kejadian hipertensipada wanita menopause. (p = 0,02, OR=4,27, 95%Cl=1,135-16,137) Simpulan: Asupan zat gizi yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada wanita menopause adalah magnesium. Sedangkan asupan kalsium dan kalium dalam penelitian ini tidak berhasil membuktikan adanya hubungan dengan kejadian hipertensi
PENGARUH EDUKASI GIZI MENGGUNAKAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR TERHADAP PERUBAHAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR ANAK DI PAUD CEMARA, SEMARANG Bestari, Gisi Sari; Pramono, Adriyan
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.609 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6910

Abstract

Latar belakang: Konsumsi buah dan sayur yang rendah masih merupakan masalah perilaku makan anak yang paling sering ditemukan. Salah satu faktor dominan dalam meningkatkan konsumsi buah dan sayur anak adalah adanya paparan buah dan sayur yang berulang. Dibutuhkan dukungan dan motivasi orang tua dan guru yang sangat kuat agar peningkatan asupan buah dan sayur anak dapat bertahan hingga dewasa. Edukasi gizi menggunakan media buku cerita bergambar merupakan salah satu bentuk Entertainment Education (EE) yang dapat digunakan sebagai salah satu cara peningkatan asupan buah dan sayur anak sekaligus memungkinkan interaksi langsung anak dan orang tua. Pengembangan metode EE di Indonesia diharapkan dapat mengatasi permasalahan rendahnya konsumsi buah dan sayur anak.Metode: Desain pra eksperimen satu kelompok perlakuan dengan tes sebelum dan sesudah perlakuan dilakukan  pada subyek 18 siswa PAUD Cemara yang ditentukan berdasarkan kriteria inklusi. Perlakuan berupa edukasi gizi menggunakan buku cerita bergambar oleh guru PAUD Cemara selama 8 kali pertemuan. Sejumlah 8 kali snack buah dan sayur diberikan untuk mengontrol variabel ketersediaan buah dan sayur. Catatan konsumsi makanan selama 7 hari dan kuesioner perilaku makan anak diambil untuk menilai perubahan konsumsi buah dan sayur anak sebelum dan sesudah perlakuan.Hasil: Tidak ditemukan beda yang bermakna antara variabel jumlah energi, serat, jenis dan jumlah sayur, serta jenis dan jumlah buah yang dikonsumsi sebelum dan setelah perlakuan (p³0.05). Tidak ada perbedaan perilaku konsumsi buah dan sayur anak sebelum dan setelah perlakuan (p³0.05).Simpulan: Edukasi gizi menggunakan media buku cerita bergambar menyebabkan peningkatan konsumsi buah dan sayur anak, namun tidak signifikan.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PENERIMAAN ORGANOLEPTIK YOGHURT SARI WORTEL (DAUCUS CARROTA L) Samichah, Samichah; Syauqy, Ahmad
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.045 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6843

Abstract

Latar Belakang: Aktivitas antioksidan dapat menetralisir radikal bebas dalam tubuh dan mencegah penyakit kronik degeneratif. Yoghurt merupakan pangan fungsional yang memiliki berbagai manfaat kesehatan. Untuk meningkatkan aktivitas antioksidan pada yoghurt, ditambahkan sari wortel sebagai sumber pangan tinggi aktivitas antioksidan.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh penambahan sari wortel terhadap aktivitas antioksidan dan penerimaan organoleptik yoghurt.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian true eksperimental dengan randomisasi dan tiga perlakuan, yaitu penambahan sari wortel 0% (kontrol), 15%, dan 20% pada yoghurt dengan probiotik Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Data yang dikumpulkan adalah aktivitas antioksidan, β-karoten, MPN, pH, dan penerimaan organoleptik yoghurt. Analisis statistik menggunakan uji One-way ANOVA/Kruskal-Wallis dan uji post-hoc LSD/Mann-Whitney.Hasil: Penambahan sari wortel terbukti meningkatkan aktivitas antioksidan, β-karoten, dan MPN, serta menurunkan pH yoghurt. Penerimaan warna oleh panelis semakin meningkat dengan penambahan sari wortel, sedangkan penerimaan rasa sebaliknya. Penerimaan tekstur terbaik adalah yoghurt dengan penambahan sari wortel 15%. Penerimaan aroma tidak dipengaruhi oleh penambahan sari wortel.Simpulan: Yoghurt yang memiliki aktivitas antioksidan, kadar β-karoten, dan MPN tertinggi adalah yoghurt dengan penambahan sari wortel 20%. Sedangkan yoghurt yang paling disukai panelis secara keseluruhan adalah yoghurt dengan penambahan sari wortel 15%.
HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, PROTEIN, ZAT BESI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR HEMOGLOBIN TENAGA KERJA WANITA DI PABRIK PENGOLAHAN RAMBUT PT. WON JIN INDONESIA Mantika, Anggi Irna; Mulyati, Tatik
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.31 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6890

Abstract

Latar Belakang: Anemia merupakan masalah kesehatan utama berkaitan dengan gizi yang terjadi pada tenaga kerja wanita. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya anemia pada tenaga kerja wanita adalah asupan gizi (energi, protein dan zat besi) yang kurang, menstruasi setiap bulan, dan aktifitas fisik yang berat.Dinas Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Purbalingga pada tahun 2014 menyatakan dari 43.628 tenaga kerja 72,5% merupakan wanita. PT. Won Jin Indonesia merupakan pabrik yang berada di Kabupaten Purbalingga dengan jumlah tenaga kerja 260 orang,  89% merupakan tenaga kerja wanita. Data tenaga kerja yang tidak masuk karena sakit pada tiga bulan terahir yaitu bulanApril, Mei dan Juni 2014 sebanyak 405 tenaga kerja. Metode: Jenis penelitian observasional dengan desain cross sectional. Besar subjek yang digunakan adalah 74 orang yang diambil secara consecutive sampling. Kadar hemoglobin diukur dengan metode cyanmethemoglobin dengan alat spektofotometer dan secara semi otomatik menggunakan alat flawcytometri Asupan energi dan protein diperoleh melalui metode recall 24 jam yang dilakukan selama 3 hari, sedangkan asupan zat besi diperoleh melalui Food Frequency Semi Quantitative. Aktivitas fisik diperoleh melalui pengisian form aktivitas fisik. Analisis kenormalan data menggunakan uji Kolmogorov smirnov dan analisis hubungan menggunakan uji Spearman.Hasil: Asupan energi 85,1% terkategori baik, 50% memiliki asupan protein baik dan 62,2%  asupan zat besi baik. 52,7% aktivitas fisik aktif. Kadar hemoglobin pada subjek penelitian 87,8% terkategori normal (12-14gr/dl). Ada hubungan antara asupan energi (r=0,418), protein (r=0,611), dan zat besi (r=0,547) dengan kadar hemoglobin tenaga kerja wanita.Simpulan: Ada hubungan antara asupan energi, protein dan besi dengan kadar hemoglobin dan tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar hemoglobin.
KONSUMSI CAIRAN PERIODE LATIHAN DAN STATUS HIDRASI SETELAH LATIHAN PADA ATLET SEPAK BOLA REMAJA Putriana, Dittasari; Dieny, Fillah Fithra
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.487 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6869

Abstract

Latar Belakang : Atlet sepak bola merupakan atlet yang melakukan olahraga dengan intensitas tinggi. Atlet sepak bola berpotensi untuk mengalami dehidrasi apabila kehilangan cairan karena peningkatan pengeluaran air melalui keringat dan pernafasan tidak diimbangi dengan konsumsi cairan yang cukup. Atlet remaja memiliki risiko dehidrasi lebih tinggi daripada atlet dewasa. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan konsumsi cairan pada periode latihan dengan status hidrasi setelah latihan pada atlet sepak bola remaja.Metode :  Penelitian observasional dengan desain cross-sectional yang melibatkan 47 atlet sepak bola remaja laki-laki (usia 13-16 tahun) di Sekolah Sepak Bola Universitas Diponegoro Semarang. Subjek dipilih dengan simple random sampling. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik subjek, konsumsi cairan, kehilangan berat badan, volume urin, keringat yang hilang selama latihan dan status hidrasi setelah latihan. Latihan pertandingan sepak bola dilakukan selama 70 menit. Konsumsi cairan pada periode latihan diukur dengan menggunakan food recall, keringat yang hilang selama latihan dihitung menggunakan rumus dan status hidrasi setelah latihan diketahui dengan pemeriksaan berat jenis urin. Hasil : Rerata konsumsi cairan pada periode latihan (1678,77±457,99 ml) masih kurang dari kebutuhan (2400-3400 ml). Rerata keringat yang hilang adalah 1364,19±448,68 ml. Semua atlet sepak bola remaja mengalami dehidrasi, sebagian besar mengalami significant dehydration (89,4%) dan yang lain mengalami minimal dehydration (10,6%). Terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi cairan pada periode latihan dan status hidrasi setelah latihan (p<0,05), tetapi tidak terdapat hubungan antara keringat yang hilang selama latihan dan status hidrasi setelah latihan pada atlet sepak bola remaja (p>0,05).Simpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi cairan pada periode latihan dan status hidrasi setelah latihan pada atlet sepak bola remaja.