cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Journal of Nutrition College
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 23376236     EISSN : 2622884X     DOI : -
Core Subject : Health, Social,
Journal of Nutrition College (P-ISSN : 2337-6236; E-ISSN : 2622-884X) diterbitkan oleh Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro sebagai media publikasi artikel-artikel ilmiah dalam biang Ilmu Gizi dengan skala terbit 4 kali dalam setahun, yaitu pada Januari, April, Juli, dan Oktober.
Arjuna Subject : -
Articles 69 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014" : 69 Documents clear
HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI GLUTEN, KASEIN, DAN ASUPAN SERAT DENGAN POLA DEFEKASI ANAK AUTIS Hertanti, Alsha Listyobudi; Wirawanni, Yekti
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.392 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6880

Abstract

Latar Belakang : Gangguan pencernaan dan abnormal konsistensi feses dilaporkan semakin meningkat oleh para orang tua dari anak autis. Makanan yang mengandung gluten dan kasein dapat memicu pengaktifan respon sistem imun mukosa usus dan menyebabkan timbulnya abnormal mikroflora usus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara frekuensi konsumsi gluten, kasein, dan asupan serat, dengan pola defekasi pada anak autis. Metode : Penelitian observasional dengan design cross-sectional yang dilakukan di SLB Negeri dan SLB Kasih Bahagia Tarakan. Jumlah sampel sebanyak 30 dan dipilih dengan metode consecutive sampling. Hasil :  Penderita autis lebih banyak ditemukan pada laki-laki (83,3%) dibandingkan perempuan. Sebagian besar frekuensi konsumsi gluten termasuk dalam kategori kadang (33,3%), dan kasein dalam kategori tidak pernah (33,3%). Rata-rata asupan serat 19,9 gram/hari dan sebagian besar asupan serat subjek kurang (63,3%). Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar subjek (63,3%) memiliki frekuensi defekasi yang tidak normal dan konsistensi feses yang keras (73,3%). Hasil uji korelasi menunjukkan tidak ada hubungan antara frekuensi konsumsi gluten dan kasein dengan frekuensi defekasi dan konsistensi feses (p>0.05). Ada hubungan antara asupan serat dengan frekuensi defekasi (r=0.468, p=0.009). Terdapat hubungan yang signifikan antara asupan serat dengan konsistensi feses (r=0.837, p=0.000). Simpulan : Tidak terdapat hubungan antara frekuensi konsumsi gluten dan kasein dengan frekuensi defekasi dan konsistensi feses. Terdapat hubungan antara asupan serat dengan frekuensi defekasi dan sangat signifikan dengan konsistensi feses.
ASUPAN PROTEIN YANG KURANG SEBAGAI FAKTOR RISIKO KEPADATAN TULANG RENDAH PADA WANITA PASCAMENOPAUSE Pradipta, Dea Rizky; Dieny, Fillah Fithra
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.213 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6861

Abstract

Latar Belakang : Wanita pascamenopause mengalami peningkatan resorpsi tulang karena berkurangnya hormon estrogen. Asupan protein yang tidak adekuat berisiko terhadap kepadatan tulang yang rendah. Namun, asupan protein yang berlebihan, terutama protein hewani juga berisiko terhadap kepadatan tulang yang rendah. Tujuan penelitian untuk menganalisis besar risiko asupan protein dan faktor lain (asupan kalsium, fosfor, magnesium, zink, usia, riwayat merokok, konsumsi alkohol dan kebiasaan olahraga) yang berpengaruh terhadap kepadatan tulang wanita pascamenopause.Metode : Desain penelitian case-control pada wanita pascamenopause, dengan jumlah subjek 50 orang kelompok kasus dan 50 orang kelompok kontrol. Pengambilan sampel kelompok kasus dilakukan secara random sampling, dan kelompok control dengan cara matching status gizi berdasarkan kategori persen lemak tubuh. Data yang dikumpulkan meliputi kepadatan tulang yang diukur dengan densitometer Quantitative Ultrasound, persen lemak tubuh yang diukur dengan Bioelectrical Impedance Analyzer (BIA), asupan zat gizi menggunakan Food Frequency Questionnaire, riwayat merokok, konsumsi alkohol, serta kebiasaan olahraga. Analisis bivariat menggunakan Chi-square dan Fisher, analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik. Hasil : Rerata nilai T-score pada kelompok kasus sebesar -1,94±0,49SD dan rerata nilai T-score pada kelompok kontrol sebesar -0,45±0,48SD. Rerata usia pada kelompok kasus (59,34±6,88SD) lebih tinggi daripada kelompok kontrol (54,30±6,12SD). Asupan protein total, protein hewani, protein nabati, kalsium, fosfor, magnesium dan zink pada kelompok kontrol mempunyai rerata yang lebih tinggi daripada kelompok kasus. Asupan protein total, protein nabati, zink dan usia merupakan faktor risiko kepadatan tulang pada wanita pascamenopause dengan nilai OR masing-masing sebesar 3,551; 2,681; 3,431 dan 4,205. Asupan protein hewani merupakan faktor protektif terhadap kepadatan tulang wanita pascamenopause (OR=0,306). Faktor risiko yang paling berpengaruh pada kepadatan tulang wanita pascamenopause adalah usia (OR=4,223; 95%CI=1,627-10,960) dan asupan protein total (OR=3,566 ; 95%CI=1,476-8,613).    Simpulan : Asupan protein total <66 gr/hari berisiko 3,566 kali lebih besar untuk mengalami kepadatan tulang rendah. Usia ≥60 tahun berisiko 4,223 kali lebih besar untuk mengalami kepadatan tulang rendah.
PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI GULA TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TINGKAT PENERIMAAN SARI BUAH BUNI (Antidesma bunius) Octaviani, Liem Felicia; Rahayuni, Arintina
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.081 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6916

Abstract

Latar Belakang : Buni mengandung antioksidan yang tinggi antosianin, namun jarang dimanfaatkan. Buni ingin dimanfaatkan menjadi suatu produk yang disukai dan dapat menjadi alternatif produk kaya antioksidan, dengan cara pembuatan sari buah. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang pengaruh konsentrasi gula terhadap aktivitas antioksidan dan tingkat penerimaan pada sari buah buni.Tujuan : Mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi gula terhadap kadar antosianin, vitamin C, aktivitas antioksidan, dan tingkat penerimaan sari buah buni (Antidesma bunius).Metode : Penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap dengan 3 variasi penambahan gula sebesar 16, 18, dan 20%, serta 1 kontrol. Analisis statistik kadar antosianin, vitamin C, dan aktivitas antioksidan menggunakan uji One Way ANOVACI 95% dengan uji lanjut Tukey. Tingkat penerimaan menggunakan uji Friedman dengan uji lanjut Wilcoxon.Hasil : Sari buah buni dengan penambahan gula 16% memiliki kadar antosianin, kadar vitamin C, aktivitas antioksidanpaling tinggi, masing – masing 479.22 mg; 60.72 mg; 73.07%. Saribuah buni dengan penambahan gula 20% memiliki nilai rata – rata paling tinggi untuk warna(3.36) dan aroma(3.40) dengan kriteria “netral” dan rasa (4.04) dengan kriteria “suka”.Simpulan : Ada pengaruh penambahan gula terhadap kadar antosianin, vitamin C dan aktivitas antioksidan sari buah buni. Ada pengaruh penambahan gula terhadap tingkat penerimaan aroma dan rasa, kecuali warna.
PENGARUH PEMBERIAN SERBUK BIJI LABU KUNING (Cucurbita moschata) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL LDL PADA TIKUS WISTAR HIPERKOLESTEROLEMIA Mayasari, Devi Ratna; Rahayuni, Arintina
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.431 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6823

Abstract

Latar Belakang : Hiperkolesterolemia merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler yang menjadi penyebab utama kematian di dunia. Pengendalian hiperkolesterolemia dapat dilakukan melalui modifikasi diet. Biji labu kuning mengandung fitosterol, serat, polyunsaturated fatty acids (PUFA), dan antioksidan yang mampu menurunkan kadar kolesterol LDL.Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh pemberian serbuk biji labu kuning terhadap penurunan kolesterol LDL pada tikus Wistarhiperkolesterolemia.Metode : Jenis penelitian ini adalah true-experimental dengan pre and post test with randomized control group design. Subjek penelitian yaitu 24 ekor tikus Wistarjantan yang diinduksi hiperkolesterolemia selama 2 minggu dan diberi serbuk biji labu kuning dengan dosis 0,54 g; 0,72 g; dan 0,90 g per ekor per hari selama 2 minggu. Kolesterol LDL diperiksa dengan metode CHOD-PAP. Data dianalisis menggunakan paired t-test, Wilcoxon, dan Anova.Hasil : Kolesterol LDL menurun pada semua kelompok perlakuan setelah pemberian serbuk biji labu kuning secara signifikan dengan p < 0,05. Tidak ada pengaruh pemberian serbuk biji labu kuning antarkelompok perlakuan dengan p > 0,05. Kolesterol LDL pada P2, P1, P3 dan kelompok kontrol mengalami penurunan kolesterol LDL masing-masing yaitu 20,91 %;15,22 %; 13,09 % dan 10,54 %. Simpulan : Pemberian serbuk biji labu kuning selama 2 minggumampu menurunkan kolesterol LDL pada semua kelompok perlakuan secara signifikan p < 0,05. Pada dosis 0,72 g (P2)paling efektif menurunkan kolesterol LDL sebesar 20,91 % pada tikus Wistarhiperkolesterolemia.
PENGARUH PEMBERIAN BROKOLI KUKUS (BRASSICA OLERACEA) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA WANITA PREDIABETES Wulandari, Nirmaya Esthi; Wirawanni, Yekti
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.043 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6849

Abstract

LatarBelakang : Prediabetes merupakan kondisi dimana kadar glukosa darah seseorang berada di antara kadar normal dan diabetes. Cara pencegahan untuk menurunkan risiko diabetes melitus adalah melalui pengaturan diet. Brokoli merupakan salah satu sayuran yang dihubungkan dengan penurunan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pemberian brokoli kukus terhadap kadar glukosa darah pada wanita prediabetes.      Metode : Jenis penelitian adalah pra eksperimen dengan rancangan one group pre test-post test design. Subjek adalah 11 wanita prediabetes dengan status gizi overweight dan obesitas serta kadar glukosa darah puasa antara 100-125 mg/dl. Tiap sampel diberi brokoli kukus sebanyak 140 gr selama 4 minggu. Kadar glukosa darah puasa diukur satu hari sebelum dan satu hari sesudah intervensi melalui hasil pemeriksaan laboratorium. Selama intervensi, asupan makan subjek diukur dengan metode recall 3x24 jam. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Shapiro Wilk dan paired t-test.Hasil : Setelah intervensi selama 4 minggu terjadi penurunan kadar glukosa darah puasa yang signifikan (p=0,001) yaitu sebanyak 11,73 mg/dl (10,88%).Kesimpulan : Pemberian brokoli kukus selama 4 minggu dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa secara signifikan.
PERBEDAAN KADAR TRIGLISERIDA SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN JUS KACANG HIJAU (Phaseolus Radiatus Linn) PADA PRIA HIPERTRIGLISERIDEMIA Cahyanti, Ria Indra; Syauqy, Ahmad
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.817 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6895

Abstract

Latar belakang : Hipertrigliseridemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Kandungan zat gizi pada jus kacang hijau berupa serat larut air, protein, dan isoflavon diketahui dapat menurunkan kadar trigliserida.Tujuan : Mengetahui perbedaan kadar trigliserida pada pria hipertrigliseridemia setelah pemberian jus kacang hijau.Metode : Penelitian ini adalah pre test – post test with control group design. Subyek penelitian adalah 28 pria dengan kadar trigliserida 150-250 mg/dl, yang dibagi dalam  kelompok perlakuan yang mendapat jus kacang hijau 400 ml/hari selama 21 hari dan kelompok kontrol mendapat air minum kemasan. Sebelum penelitian kedua kelompok diberikan konseling mengenai diet yang dianjurkan untuk penderita hipertrigliseridemia. Kadar trigliserida dianalisis dengan metode GPO-PAP. Analisis statistik menggunakan uji dependent t-test, independent t-test dan  mann whitney.Hasil : Karakteristik subjek yang meliputi umur, IMT, kadar trigliserida awal dan asupan makan kedua kelompok tidak menunjukkan perbedaan (p>0.05) sehingga subyek dikatakan homogen. Pemberian jus kacang hijau 400 ml selama 21 hari pada kelompok  perlakuan dapat menurunkan kadar trigliserida secara bermakna (p<0.05). Rerata penurunan kadar trigliserida kelompok perlakuan yaitu -32.90±47.67. Kadar trigliserida pada kelompok kontrol juga mengalami penurunan namun tidak signifikan (p= 0.587). Secara statistik tidak terdapat perbedaan perubahan kadar trigliserida (p=0.662) antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Simpulan : Pemberian jus kacang hijau 400 ml/hari selama 21 hari tidak menurunkan kadar trigliserida secara bermakna pada pria hipertrigliseridemia
HUBUNGAN LINGKAR LEHER DAN LINGKAR PINGGANG DENGAN KADAR TRIGLISERIDA ORANG DEWASA (STUDI KASUS DI SMA NEGERI 2 SEMARANG DAN SMP NEGERI 9 SEMARANG) Amelinda, Rahma Teta; Wirawanni, Yekti
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.184 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6864

Abstract

Latar Belakang : Hipertrigliseridemia menjadi salah satu faktor risiko terjadinya sindrom metabolik dan penyakit kardiovaskuler. Oleh karena itu, pencegahan dini sangat diperlukan. Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan cara skrining. Metode skrining yang mudah dan murah serta tidak invasif adalah metode antropometri. Pengukuran antropometri tersebut antara lain lingkar leher dan lingkar pinggang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lingkar leher dan lingkar pinggang dengan kadar trigliserida orang dewasa.Metode : Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian ini sebanyak 51 orang yang terdiri dari 33 wanita dan 18 pria pegawai sekolah SMA Negeri 2 Semarang dan SMP Negeri 9 Semarang yang berusia ≥45 tahun. Pengambilan data karakteristik subjek dilakukan dengan wawancara sedangkan lingkar leher dan lingkar pinggang menggunakan metline. Selain itu, dilakukan pengambilan sampel darah untuk pengukuran kadar trigliserida. Hasil : Penelitian ini terdapat 25,5% subjek mempunyai lingkar leher besar, 31,4% mempunyai lingkar pinggang besar, dan 33,3% mempunyai kadar trigliserida tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkar leher memiliki hubungan yang positif dengan kadar trigliserida (r=0,540, p=0,000). Korelasi yang positif juga terlihat pada lingkar leher dengan kadar trigliserida (r=0,367, p=0,008). Keduanya menujukkan korelasi yang bermakna dengan kadar trigliserida (p<0,05). Simpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara lingkar leher dan lingkar pinggang dengan kadar trigliserida. Semakin besar lingkar leher dan lingkar pinggang maka semakin tinggi kadar trigliserida.
PENGARUH PEMBERIAN JUS MENTIMUN (Cucumis sativus l) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI WANITA USIA 40-60 TAHUN Aisyah, Aisyah; Probosari, Enny
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.932 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6885

Abstract

Latar Belakang : Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan karena angka prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkannya. Kejadian hipertensi meningkat pada usia 40-60 tahun dan lebih banyak terjadi pada wanita. Mentimun (Cucumis sativus l) mengandung kalium, kalsium, dan magnesium yang bekerja berkebalikan dengan natrium yang mempunyai efek terhadap penurunan tekanan darah.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh jus mentimun (Cucumis sativus l) terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi wanita usia 40-60 tahun.Metode : Penelitian ini menggunakan 30 subjek dengan metode Pre and Post Test Control Groups Design dengan subjek  wanita yang berusia 40-60 tahun yang tinggal di pemukiman Kelurahan Jomblang Semarang dan menderita hipertensi. Pengambilan subjek menggunakan metode kuota sampling. Tekanan darah sistolik dan diastolik diukur menggunakan sphygmomanometer. Data asupan natrium, kalium, kalsium dan magnesium diperoleh melalui kuesioner food recall. Data IMT diperoleh dari pengkuran berat badan dibandingkan dengan tinggi badan yang diukur menggunakan timbangan digital dan microtoise. Data dianalisis menggunakan uji Paired t test pada data yang berdistribusi normal dan uji Wilcoxon pada data yang berdistribusi tidak normal Hasil : terdapat penurunan  yang bermakna pada tekanan darah sistolik (p = 0,000) dan tekanan darah diastolik (p = 0,002) kelompok perlakuan. Setelah konsumsi jus mentimun, tekanan darah sistolik kelompok perlakuan mengalami penurunan 16,00 + 8,062 SD mmHg dan diastolik menurun 6,67 + 6,726 SD mmHg. Simpulan : Pemberian jus mentimun mampu menurunkan  tekanan darah sitolik dan diastolik pada penderita hipertensi.
HUBUNGAN LINGKAR LEHER DAN LINGKAR PINGGANG DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA ORANG DEWASA : Studi Kasus di SMA Negeri 2 Semarang dan SMP Negeri 9 Semarang Mayasari, Nurlina; Wirawanni, Yekti
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.425 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6829

Abstract

Latar Belakang : Pencegahan penyakit DM tipe 2 dapat dilakukan dengan metode antropometri, diantaranya pengukuran lingkar pinggang dan lingkar leher. Lingkar pinggang merupakan metode antropometri obesitas abdominal atau obesitas sentral yang berhubungan dengan diabetes melitus tipe 2. Selain itu, lingkar leher merupakan metode antropometri lain yang telah dikaji dan direkomendasikan sebagai metodeyang mudah digunakan, lebih inovatif, menghemat waktu, serta berhubungan dengan risiko DM tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara lingkar leher dan lingkar pinggang dengan kadar glukosa darah puasa orang dewasa.Metode : Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan consecutive sampling dan didapatkan sampel 51 subjek dengan usia ≥ 45 tahun. Semua subjek mengisi informed concent. Pengukuran lingkar leher dan lingkar pinggang dengan pita ukur, dilakukan tiga kali, dan diambil rata-ratanya. Data tinggi badan dan berat badan menggunakan mikrotoa dan timbangan digital. Subjek berpuasa selama 8-12 jam sebelum pengambilan sampel darah untuk pengukuran kadar glukosa darah puasa. Analisis data dilakukan dengan SPSS versi 17.Hasil : Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 76,5% subjek obesitas berdasarkan IMT. Subjek yang memiliki kadar glukosa darah puasa tinggi (≥ 100mg/dl) sebesar 21,4%. Lingkar leher  ≥ 38,2 cm pada laki-laki dan ≥ 35 cm pada perempuan memiliki risiko kadar glukosa darah puasa yang tinggi. Lingkar pinggang ≥ 100 cm pada laki-laki dan ≥ 106 cm pada perempuan juga memiliki risiko kadar glukosa darah puasa yang tinggi. Terdapat hubungan antara lingkar leher dengan kadar glukosa darah puasa (r = 0,342 ; p = 0,014) dan ada  hubungan antara lingkar pinggang dengan kadar glukosa darah puasa (r = 0,375 ; p =  0,007).Simpulan: Semakin besar lingkar leher dan lingkar pinggang, maka semakin tinggi kadar glukosa darah puasa
PENGARUH PEMBERIAN PUDING KACANG MERAH (Vigna angularis) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA, TEKANAN DARAH, DAN LINGKAR PINGGANG OBESITAS HIPERTENSI NON-HIPERTENSI PADA REMAJA PUTRI Nuryanti, Rita; Rahayuningsih, Hesti Murwani
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.225 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6876

Abstract

Latar Belakang : Sindrom metabolik adalah kumpulan kelainan metabolik yang dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Kacang merah merupakan bahan makanan sumber serat dan berindeks glikemik rendah. Arginin merupakan asam amino semiessential dalam kacang merah sebagai substrat untuk pembentukan NO dapat mengontrol tekanan darah dan memicu pelepasan insulin dari pankreas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh puding  kacang merah (Vigna angularis) terhadap kadar glukosa darah puasa, tekanan darah dan lingkar pinggang obesitas hipertensi non-hipertensi pada remaja putriMetode : Jenis penelitian adalah pra-eksperimental (the one group pretest-posttest design). Subjek penelitian adalah siswi kelas X dan XI SMA Negeri 2 Semarang dengan IMT ≥ persentil ke-95 grafik persentil IMT untuk perempuan umur 2-20 tahun, kadar glukosa puasa ≥100 mg/dl, tekanan darah sistolik 120-130 mm Hg dan diastolik 80-89 mm Hg, lingkar pinggang  ≥80 cm. Kelompok obesitas hipertensi dan obesitas non-hipertensi mendapat puding kacang merah sebanyak 50 gram/hari selama 14 hari. Metode enzymatic colorimetric digunakan untuk menganalisis kadar glukosa darah puasa setelah subjek berpuasa ± 10-12 jam. Tekanan darah diperiksa menggunakan Sphygmomanometer air raksa. Lingkar pinggang diukur menggunakan pita ukur/metlin. Uji normalitas menggunakan Shapiro Wilk. Analisis statistik menggunakan dependent t-test, Wilcoxon, independent t-test dan Mann Whitney.Hasil :  Kelompok obesitas hipertensi tidak mengalami penurunan kadar GDP (p=0.210) dan  tekanan darah sistolik (p=0.157). Kelompok obesitas non-hipertensi mengalami penurunan kadar GDP (p=0.021) sebesar 6.33 ± 4.67 mg/dl dan tekanan darah sistolik (p=0.046) sebesar 6.67 ± 5.16 mmHg. Kelompok obesitas hipertensi dan non-hipertensi tidak mengalami penurunan lingkar pinggang (p=0.165;p=0.073).  Secara statistik, tidak terdapat perbedaan perubahan kadar GDP  (p=0.147), tekanan darah sistolik (p=0.096), tekanan darah diastolik (p=0.866) dan lingkar pinggang (p=0.924) antara kelompok obesitas hipertensi dan non-hipertensi.Kesimpulan :Ada pengaruh  puding kacang merah terhadap kadar GDP dan tekanan darah sistolik pada kelompok obesitas non-hipertensi. Tidak ada pengaruh puding kacang merah terhadap kadar GDP dan tekanan darah sistolik pada kelompok obesitas hipertensi. Tidak ada pengaruh puding kacang merah terhadap tekanan darah diastolik dan lingkar pinggang pada kelompok obesitas hipertensi dan obesitas non-hipertensi. Tidak ada perbedaan kadar GDP, tekanan darah sistolik tekanan darah diastolik dan lingkar pinggang antara kelompok obesitas hipertensi dan kelompok obesitas non-hipertensi.Â