cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Paradigma
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 48 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)" : 48 Documents clear
ETOS KERJA PENJUAL JAMU KELILING MIGRAN SOLO DI SURABAYA JASMIYANTO, DAVID
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PENDISIPLINAN TUBUH (STUDI BASIC ENGLISH COURSE DI KAMPUNG INGGRIS, PARE, KEDIRI) YUSUF AFANDI, MUHAMMAD
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Permasalahan yang telah dikaji di dalam skripsi ini adalah bagaimana proses pendisiplinan tubuh yang ada di dalam lembaga Basic English Course berjalan dengan baik dan sempurna. Untuk mengungkap permasalahan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis wacana yang berguna untuk membongkar maksud dan makna tertentu.Hasil penelitian ini ditemukan bahwa Basic English Course menjadi lembaga kursus yang besar dan paling diminati di kampung inggris pare. Semua murid yang menimba ilmu disana telah patuh terhadap lembaga. Proses pendisiplinan tubuh di dalam lembaga sangat berjalan dengan sempurna. Karena dalam proses tersebut direktur BEC telah terbantu nama besar yang disandang olehnya, yaitu pendiri kampung inggris Pare, Kediri. Relasi kuasa yang dimilikinya sangat menunjang sekali, dengan memilih guru yang ada di dalamnya dari alumni lembaga sendiri. Ditambah lagi dengan prespektif seluruh masyarakat sekitar yang sangat positif terhadap BEC. Munculnya kampung inggris karena ada BEC, besarnya BEC dikarenakan munculnya kampung inggris. BEC satu-satunya lembaga yang memberikan metode belajar ala pondok pesantren. Dengan mendidik tidak hanya kepada hard skill, melainkan pula soft skill nya. Maindset berpikir murid didekonstruksi dengan tujuan agar tidak hanya belajar bahasa inggris, namun harus mendapatkan barokah ilmunya. Hal ini membuat murid semakin tidak berdaya menghadapi wacana yang ditancapkan di dirinya. Kata Kunci : Pendisiplinan Tubuh, Wacana, Basic English Course     Abstract This research about problems have studied in the thesis is how the disciplining of the body process in Basic English Course running well and perfect. To reveal these problems with thoroughly and deeply, in this study using qualitative research methods with a discourse analysis to break in specific purpose and meaning. From the results of this study found that the Basic English Course into an institution great course and the most popular in the English village Pare. All of the students who studied there have been obedient to the institution. The process of disciplining of the body in the institution is running perfectly. Because in the process of the director of BEC has helped big names that carried him, the founder of the English village of Pare, Kediri. Power relations that had very supportive, with selecting the teachers from the alumni of that institution. And perspectives all of society very positive to BEC. BEC is a pioneer institution courses in the English village. The rise of English village because there is BEC, The Biggest of BEC because there is English village. BEC is the only institution that provides a method of learning-style boarding school. With educators not only to hard skills, but also soft skills. Mindset think students are constructed with the purpose of not only learning English, but must get the blessing of science. This make the body of  students are weak to face the discource in theirselves. Keywords: Disciplining Of The Body, Discourse, Basic English Course
KEKERASAN SIMBOLIK PADA PEREMPUAN JANDA DI KABUPATEN SIDOARJO KANTATA TAQWA, GALANG
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Dalam status pernikahan, perempuan terkategori dalam tiga macam status yaitu, yaitu perempuan belum menikah, perempuan menikah dan perempuan janda (cerai hidup serta cerai mati). Pada budaya patriarki, posisi perempuan dalam sebuah keluarga memang berada di bawah kekuasaan laki-laki. Lalu, bagaimanakah posisi perempuan tatkala dia telah menjadi janda (cerai hidup atau cerai mati). Penelitian ini akan berusaha mengkaji serta membuka tabir kekerasan simbolik yang terjadi pada perempuan sepeninggal suami (laki-laki) baik dengan cara cerai hidup maupun cerai mati. Dengan menggunakan pisau analisis dominasi dan kekerasan simbolik Pierre Bourdieu, serta metode Strukturalisme Generatif, penelitian ini akan menganalisis secara lebih lanjut tentang dominasi dan kekerasan simbolik yang dialami oleh perempuan janda di Sidoarjo. Perempuan janda dalam penelitian ini mengalami dominasi maskulin dan kekerasan simbolik, walaupun sebelum menjadi janda atau lebih tepatnya sejak lahir seorang perempuan telah mengalami dominasi maskulin dan kekerasan simbolik sejak berada dalam keluarga, sekolah, agama dan legitimasi negara. Terdapat perbandingan antara perempuan janda dengan perempuan menikah dan belum menikah pada pendominasi dan pemberi kekerasan simbolik. Tidak hanya kaum maskulin (laki-laki) saja yang mendominasi, tetapi perempuan yang menikah dan belum menikah juga memberikan dominasi serta kekerasan simbolik pada perempuan janda. Kata Kunci: Perempuan, Janda, Dominasi Maskulin, Kekerasan Simbolik ABSTRACT Women, divided by marriage status on three status they are the women yet marriage, the marriage women, widow (and divorce by dead). widow (and divorce by dead) are call “Janda” in Bahasa.Masculine domination and symbolic violence are masterpiece from Pierre Bourdieu and from Structuralism Generative, inside of them are habitus, capital, arena and practice for understanding how practice of society formed. Emphasize on agent who can structuring structure and structure structured. Results from this scheme are masculine domination and symbolic violence, from this results had doxa.This research held in Sidoarjo district, took the widow with range of age by 20-30 years old, 31-40 years old, 41-50 years old. The widow on this research got masculine domination and symbolic violence, although before be the widow or exactly since they are born, the widow experienced by masculine domination and symbolic violence, then since being in family, school, religion, and legitimacy of country. There are comparison between the widow, the women yet marriage and the marriage women on their masculine domination and symbolic violence. But not only the men who dominating the widow by masculine domination and symbolic violence, but also the marriage women and the women yet marriage too. Keywords : Women, Widow, Masculine Domination, Symbolic Violence  
KEKERASAN DALAM PENDIDIKAN (STUDI FENOMENOLOGI PERILAKU KEKERASAN DI PANTI REHABILITASI SOSIAL ANAK) CHOLIFA MAULUT DIYAH, NUR
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kekerasan dalam pendidikan yang berdalih untuk menumbuhkan kedisiplinan pada anak, sering terjadi di panti rehabilitasi sosial anak Wonorejo Surabaya. Kekerasan yang terjadi kerap dilakukan baik oleh seorang pendidik kepada anak, ataupun kekerasan antar teman. Tidak saja kekerasan fisik (dipukul dan dianiaya), tapi juga kekerasan psikis, yaitu kekerasan secara emosional yang dilakukan dengan cara menghina, melecehkan atau melontarkan perkataan yang menyakiti perasaan, melukai harga diri dan menurunkan rasa percaya diri sehingga anak merasa terhina tak berdaya. Kekerasan ini merupakan strategi untuk kontroling dan diskursus terhadap siswa dan orang lain, serta untuk menunjukkan bahwa cara yang tepat untuk menghindari kekerasan atau hukuman adalah bertindak patuh, tunduk dan menaati peraturan yang ada. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan dua cara yaitu indepth interview dan participant observer. Teori yang digunakan dalam menganalisis data adalah pendekatan kekerasan simbolik. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh bermacam-macam bentuk kekerasan yang dialami oleh anak panti. Padahal, mendidik anak membutuhkan cara sosialisasi yang tepat dalam rangka membantu perkembangan anak. Mekanisme sosialisasi membangun sebuah internalisasi. Anak yang baru lahir selalu mengalami sosialisasi dengan memperhatikan bagaimana significant other, yaitu orangtua dan orang lain menjalani peran sosialnya. Interaksi diperankan antara para significant others ini untuk mengenalkan pada anak akan definisi-definisi paling mendasar dari sebuah situasi sosial tertentu. Anak akan melalui tiga tahapan dalam sosialisasi, yaknipreparatory stage, play stage dan game stage yang menunjukkan bahwa anak tersebut mengalami sosialisasi dan membangun pemahaman tentang dirinya dan dunianya. Kata Kunci: Anak Panti, Kekerasan simbolik, Sosialisasi, Pendidikan Abstract Violence on education who equivocate for growing child discipline, there often in the social rehabilitation of children in Wonorejo, Surabaya. Violence often done by edocator to the students, violence between students. Kind of violence that appear, including physical violence who causes wound on that children (victim), in addition there is emotional violent by insulting, harassing or saying word that hurt the feeling, hurt the pride, and losing confidence that’s all make the children feel insulted. This violence are controlling strategy and discourse againts students and the other people, also showing the right way for avoid violence or punishment that submissive, dominated and obey the rules. Violence is on the ruler power.This research using two ways, indepth interview and participant observer on collecting data. Symbolic violence is the theory on this research. In this research, researcher got various violent form that experienced by the childrens in the social rehabilitation of children. Educating children need the right way of socialization with communication that help developing the children. The mecanisms of socialization build a internalitation. The newborn always had socialization with significant other, that is parents and the other people on a social role. Interaction played by this significant other for introducing the basic definitions from certain social situation to children. The children through three stages in socialization, prepartory stage, play stage and game stage who show that children had experienced the socializarion and build understanding about itself and world. Keywords: Child Rehab, Symbolic Violence, Socialization, Education 
RASIONALITAS OJEK KONVENSIONAL DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI DI TENGAH ADANYA GOJEK DI KOTA SURABAYA DONI P, HENDITA
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi rasionalitas yang digunakan maupun alasan yang melatarbelakangi ojek konvensionl dalam upaya mempertahankan eksistensi di tengah adanya layanan transportasi Gojek di Kota Surabaya. Penelitian ini bersifat kualitatif, menggunakan pendekatan fenomenologi dari Alfred Schutzs. Teori yang dipakai adalah teori pilihan rasionalitas (James Coleman) dan tindakan sosial (Max Weber). Hasil penelitian ini menunjukan ojek konvensional dalam melakukan tindakan mempertahankan eksistensi di tengah adanya Gojek memiliki preferensi nilai. Terdapat tiga klasifikasi nilai yang menjadi motif ojek konvensional dalam mempertahankan eksistensi di tengah adanya Gojek, diantaranya adalah : nilai ekonomi (pendapatan menjadi ojek konvensional lebih menjanjikan daripada menjadi Gojek), nilai solidaritas (Ojek konvensional lebih mengutamakan kerukunan dan gotong royong), dan nilai tradisi (tradisi negosiasi tarif antara penumpang dan ojek, sehingga lebih memberikan kebesan penumpang untuk menawar sesuai yang diinginkan). Kata Kunci : Rasionalitas, Ojek Pangkalan, Gojek, Eksitensi Ojek   Abstract This research aims to determine and identify the rationality used and the reasons behind conventional Ojek in order to maintain their existence in the middle of the transport service company in Surabaya. This research  used qualitative method and used the phenomenolgical approach of Alfred Schutz. This research used the theory of rationality choice (James Coleman) and social action (Max Weber). The result of this research shows that conventional Ojek took action to maintain the existence in the middle of development of Gojek that have preference value. There were three classifications of values ??which had been the motive of Ojek conventional to maintain the existence in the middle of development of Gojek, which were economic value (revenue into Ojek conventional were more promising than being Gojek), solidarity (Ojek conventional prefered harmony and mutual assistance), and traditional values (tradition of negotiations between passengers and Ojek riders, let the passengers the freedom to bargain as desired). Keywords: Rationality, Conventional Ojek, Gojek, Ojek  Existence    
PERAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI WAJIB BELAJAR 9 TAHUN BAGI ANAK RUMAH TANGGA SANGAT MISKIN (RTSM) DI KECAMATAN SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO CAROLINA BANGUN, DEYLIA
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak           Program Keluarga Harapan (PKH) adalah Program yang dicanangkan oleh Pemerintah KEMENSOS dalam menanggulangi masalah kemiskinan yang ada di Indonesia, salah satunya dengan melalui Program Pendidikan dan Kesehatan. Rendahnya kemampuan ekonomi sebuah keluarga rumah tangga sangat miskin (RTSM) membawa dampak pada buruknya gizi, serta menyebabkan banyak anak yang tidak dapat melanjutkan pelajarannya di sekolah. Sebagian diantaranya harus bekerja keras membantu mencari nafkah untuk keluarganya dan ada yang terpaksa menjadi anak jalanan. Semakin besarnya jumlah anak usia sekolah yang tidak mampu memperoleh pendidikan yang layak akan memperburuk kondisi sosial, ekonomi, dan politik pada masa yang akan datang dan mengakibatkan beban sosial yang sangat tinggi terhadap negara. Kebanyakan dari mereka harus bekerja dari pagi hingga sore hari, mereka tidak mempedulikan panas atau hujan yang terpenting bagi mereka adalah dapat membawa pulang uang untuk membantu perekonomian keluarga mereka. Kebanyakan dari mereka adalah anak yang masih membutuhkan pendidikan, dan wajib untuk mengikuti program 9 tahun wajib belajar yang sudah dibuat oleh Pemerintah.           Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana peran Program Keluarga Harapan (PKH) yang dicanangkan oleh KEMENSOS dapat meningkatkan Partisipasi Wajib Belajar 9 Tahun khususnya bagi Anak Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto.           Sifat penelitian ini bersifat deskriptif yang dilakukan untuk memperoleh gambaran jelas mengenai bagaimana peran Program Keluarga Harapan (PKH) yang dicanangkan oleh KEMENSOS dapat meningkatkan Partisipasi Wajib Belajar 9 Tahun khususnya bagi Anak Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto. Sedangkan Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif, metode kualitatif adalah berusaha menggali, memahami, dan mencari fenomena sosial. Fokus studi penelitian ini adalah Peran dari Program Keluarga Harapan (PKH) dalam meningkatkan partisipasi wajib belajar 9 tahun khusunya bagi anak rumah tangga sangat miskin (RTSM).           Hasil penelitian ini menemukan bahwa program ini belum berjalan dengan baik, karena masih banyak ditemukan permasalahan yang belum diselesaikan secara baik sehingga program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun di Kecamatan Sooko belum terlaksana sesuai dengan harapan program ini. Jika di analisis menggunakan teori fungsionalisme struktural Meron yaitu tentang disfungsi, fungsi manifest, dan fungsi laten maka PKH adalah sebuah organisasi yang bekerja sesuai dengan sistem yang berlaku, dimana PKH dapat diartikan sebagai alat menyalurkan dana bantuan terutama di bidang pendidikan. Menurut merton sendiri fungsi didefinisikan sebagai fungsi “konsekuensi yang diamati yang dibuat untuk adaptasi atau penyesuaian sistem tertentu”. Akan tetapi ada satu bias (simpangan) ideologi yang jelas ketika orang hanya berfokus pada adaptasi atau penyesuaian karena mereka merupakan konsekuensi negatif untuk fakta sosial. Penganut teori fungsional ini memang memandang segala pranata sosial yang ada dalam suatu masyarakat  tertentu serba fungsional dalam artian positif dan negatif. Kata Kunci : PKH, Pendidikan, Wajib Belajar, RTSM Abstract The family of hope program (PKH) is an effort by the government KEMENSOS in reducing poverty issues in indonesia, one of them is through the education and health. Their low economic ability a family extremely poor households (RTSM) bring impact on bad nutrition, as well as result in lots of children not be able to continue classes at school. Which included among others must work hard help make money for his family and some forced to be street children. Greater the number of children age schools that do not able to obtain the education deserving to be worsening the condition social, economic, and political in the future and resulting in social problem very high evaluation the state. Most of them have to work from morning to afternoon, they do not concern the heat or rain most important for them is could have taken home money to help the their families. Many of them are children who are still need education, and must to contribute to the schemes nine years compulsory already made by the government. The purpose of this research is how the role of family of hope program formulated by KEMENSOS can increase the participation of compulsory nine years especially for children of very poor households (RTSM) in Sooko district Mojokerto areas. Of the nature of this research are descriptive which is being undertaken to obtain clear image about how the role of family of hope program (PKH) which issued by KEMENSOS can increase the participation of compulsory nine years old especially for children of very poor households ( RTSM ) in Sooko district Mojokerto areas. While methods used in research is qualitative, the qualitative method is trying to dig, understand, and find social phenomena. Focus study research is the role of family of hope program (PKH) in improving the participation of compulsory nine years especially for the extremely poor households (RTSM). The result of this research found that the program has not been going well, because there are still many found the problems not yet settled in good that the compulsory education program education of nine years in Sooko district not been undertaken in conformity with expectation this program. If analyzed use the theory of functionalism structural Meron which was about dysfunction, function manifest, and functions latent so PKH are an organization that work in accordance with a system prevailing, where PKH can be defined as an instrument channel funds assistance especially in the education sector. According to Merton own function is defined as a function  “consequence observed made to the adaptation or adjustment particular system”. But there is one biased ( byway ) that ideology obvious when people only focusing on the adaptation or adjustment because they were negative consequences for social fact. An adherent of a theory functional this is indeed pranata looked all existing social in a particular society convenience functional in terms of negative and positive.   Keywords: PKH, Education, Compulsory Education, RTSM
PILIHAN RASIONAL SALES PT SINAR MITRA SENTOSA MANDIRI FINANCE DALAM MENDAPATKAN GAJI TAMBAHAN DI SIDOARJO ARGANINGRAT, YESSI
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Gaji tambahan merupakan hasil yang ingin didapatkan untuk mencukupi kebutuhan hidup yang melampaui batas pendapatan. Penelitian ini dilakukan di Sidoarjo yaitu di PT Sinar Mitra Sepadan Finance karena kegiatan mendapatkan gaji tambahan banyak dilakukan oleh sales perusahaan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pilihan rasional sales dalam mendapatkan gaji tambahan di perusahaan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi Alfred Schutz. Metode yang digunakan untuk mengambil subjek adalah snowball serta teknik dalam mengambil data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah pilihan rasional sales untuk mendapatkan gaji tambahan dipengaruhi oleh kebiasaan di lingkungan kerja dengan tujuan mendapatkan gaji untuk memenuhi kebutuhan hidup. Aktor dan sumber daya merupakan yang mempengaruhi pilihan rasional sales. Aktor memilih pilihan berdasarkan tindakan rasional yang dilakukan antara lain tindakan rasional tradisional, afektif, instrumental dan nilai. Tujuan dari aktor melakukan pilihan rasional adalah untuk mendapatkan sumber daya yaitu ekonomi yang lebih baik untuk mencukupi kebutuhan hidup. Kata Kunci: Gaji tambahan, sales, pilihan rasional.   Abstract Additional salary is a result to be obtained for a living that exceeds the income limit. This research was conducted in Sidoarjo, namely PT Sinar Mitra Worth Finance for a salary many additional activities undertaken by the company sales. This study was conducted to determine the sales rational choice in getting additional salary in the enterprise. This study is a qualitative study using phenomenology approach of Alfred Schutz. The method used to take the subject is the snowball and techniques in retrieving data through interviews and observations. The results obtained from this study is the rational choice to earn additional sales are influenced by the customs in the workplace with the aim of getting a salary to make ends meet. Actors and resources is affecting sales of rational choice. Actors choose a rational choice based on the actions undertaken include traditional rational action, affective, instrumental and value. The purpose of the actor doing the rational choice is to get the resources that a better economy for a living.   Keywords: Additional salary, sales, rational choice.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPEGARUH TERHADAP SUNAT ANAK PEREMPUAN USIA 0-11 TAHUN DI PROVINSI JAWA TIMUR (ANALISIS DATA RISET KESEHATAN DASAR TAHUN 2013) KARTIKA, FEMMILIA
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

JARINGAN SOSIAL BARISTA FOLKS COFFEE TEA DI SURABAYA RAPHOKSI, RIZKY
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Eksistensi kafe di Surabaya kini telah menjadi pemandangan yang sehari-hari, termasuk sebagai media interaksi sosial. Interaksi sosial ini juga terjadi pada para pekerja café, yang nantinya akan melahirkan proses interaksi yang hanya dimengerti oleh pekerja café itu sendiri. Dari sinilah, munculah sebuah fenomena mengenai interaksi yakni pola atau bentuk interaksi simbolik antar pekerja café, yaitu simbol yang dikembangkan secara bersama oleh  para pekerja dan supervisor ketika berada pada satu konteks ruang. Dari interaksi sosial inilah nantinya yang lama kelamaan membentuk sebuah jaringan yang dinamakan jaringan sosial. Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena terbentuknya jaringan sosial barista di Folks Coffee Tea Surabaya. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan dua cara, yaitu pengamatan berpartisipasi dan wawancara mendalam. Subjek dalam pnelitian ini adalah barista yang bekerja di Folks Coffee Tea Surabaya. Teori yang digunakan dalam menganalisis data adalah pendekatan jaringan sosial David Coleman. Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar individu dalam suatu kelompok ataupun antara suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubungan-hubungan yang terjadi bisa dalam bentuk yang formal maupun bentuk informal. Hal yang diperoleh dari jaringan sosial barista tersebut, pertama, orientasi. Orientasi adalah dasar barista terjun ke pekerjaan yang diharuskan memiliki interaksi sosial yang baik. Berbagai macam orientasi yang dikemukakan oleh subyek, yaitu orientasi motivasional yang berarti ada kepuasan batin ketika menjadi barista, hal ini cenderung pada barista yang memang memiliki skill dan passion di bidangnya. Berikutnya orientasi nilai, bahwa subyek menilai pekerjaan sebagai seorang barista adalah keputusan yang harus diambil untuk mencapai tujuan tertentu. Kedua, trust. Pada jaringan sosial barista, manfaat yang didapat oelh barista adalah munculnya teman baru, rekan baru, dan interaksi yang baru dan sering dihadapkan oleh pola dan perilaku interaksi didalamnya, sehingga dapat mengetahui karakter masing-masing barista, sehingga kepercayaan muncul antar barista. Ketiga, terbentuknya kelompok sosial baru. Terciptanya visi yang sama mengakibatkan para barista membuat suatu kelompok kecil dengan tujuan eksistensi bagi kelompok yang memiliki nama sebagai barista serta memiliki tujuan kelompok jaringan sosial tersebut bisa memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan sekitarnya. Bagi Folks Coffe and Tea yang menaungi mereka, ini diuntungkan dari segi ekonomi, bagi masyarakat kelompok remaja, ini sangat diuntungkan karena selalu mengetahui berita terbaru untuk kalangan remaja dengan melakukan pola perilaku yang telah barista lakukan.   Kata Kunci: jaringan sosial, barista, folks coffee tea   Abstract The existence of a cafe in Surabaya has now become a daily scene, including a social media interaction. Social interaction is also reflected in the workers café, which will give birth to the process of interaction that is only understood by the workers themselves café. From this, there arose a phenomenon of the interaction of patterns or shapes symbolic interaction among workers café, which is a symbol that was developed jointly by workers and supervisors while at the context of space. Of social interaction that over time this will then form a network called social networks. Social networks are the relationships that are created among many individuals within a group or between one group against another. This study aims to determine the phenomenon of the formation of social networks Folks barista at Coffee Tea Surabaya. This study uses data collection techniques in two ways, namely participating observation and interview. Subjects in this pnelitian is a barista who works at Folks Coffee Tea Surabaya. The theory used in analyzing the data is the social network approach David Coleman. Social networks are the relationships created between individuals within a group or between one group against another. Relationships that can occur in the form of formal and informal forms. It is obtained from the barista social networks, first, orientation. Orientation is a basic barista plunge into the work required to have good social interaction. A wide variety of orientations expressed by the subjects, the motivational orientation which means no inner satisfaction when it becomes barista, this tends to the barista who does have the skill and passion in the field. Next value orientation, that subjects rate the job as a barista is a decision that must be taken to achieve specific objectives. Second, trust. On social networks barista, the benefits enumerated by the barista is the emergence of new friends, new partners, and new interaction and often confronted by behavior patterns and interactions therein, so as to know the character of each barista, so trust emerged between barista. Third, the formation of a new social group. The creation of a common vision led to the baristas make a small group with the goal of existence for the group that owns the name as a barista and purposeful social networking groups that can provide a good influence for the surrounding environment. For Folks Coffee and Tea were overshadowed them, have benefited economically, for the community youth groups, have greatly benefited because they always know the latest news for teenagers to do a pattern of behavior that has been barista did.   Keywords: social networks, barista, folks coffee tea 
PERHITUNGAN HARI BAIK DALAM PERNIKAHAN (STUDI FENOMENOLOGI PADA KELUARGA MUHAMMADIYAH PEDESAAN DI KECAMATAN KERTOSONO KABUPATEN NGANJUK) WALIDAINI OKTIASASI, ATIEK
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Skripsi ini merupakan hasil penelitian tentang Fenomenologi Perhitungan hari baik dalam pernikahan pada keluarga Muhammadiyah pedesaan di Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini menjelaskan motif sebab dan motif tujuan yang mendasari keluarga Muhammadiyah pedesaan menggunakan perhitungan hari baik sebelum menyelenggarakan hajatan pernikahan. Berbeda halnya dengan anggota Muhammadiyah yang menolak tradisi, sebagian keluarga Muhammadiyah pedesaan justru masih meyakini perhitungan hari baik sebagai warisan turun-temurun. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan sosialisasi mengenai perhitungan hari baik, mendiskripsikan motif sebab keluarga Muhammadiyah pedesaan menggunakan perhitungan hari baik, mendiskripsikan motif tujuan keluarga Muhammadiyah pedesaan menggunakan perhitungan hari baik. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori tindakan rasional yang  digagas oleh Max Weber. Teori tersebut digunakan sebagai analisis dalam menjawab rumusan masalah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang dikemukakan oleh Alferd Schutz. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi, wawancra, dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sosialisasi mengenai perhitungan hari baik dilakukan oleh agen sosialisasi primer dan sekunder yakni keluarga dan lingkungan sekitar. Motif sebab yang mendasari keluarga Muhammadiyah pedesaan menggunakan perhitungan hari baik adalah rasa menghormati terhadap nilai tradisi yang diwariskan leluhur, meyakini atas kebenaran perhitungan hari baik, serta berada pada lingkungan masyarakat jawa. Sedangkan motif tujuan keluarga Muhammadiyah pedesaan menggunakan perhitungan hari baik adalah ingin mendapat kelancaran dan keselamatan dalam hidup, serta enggan dianggap melupakan tradisi leluhur oleh lingkungan sekitar. Kata Kunci: Keluarga Muhammadiyah, Perhitungan Hari Baik, Sosialisasi, fenomenologi   Abstract Skripsi it was a result of research on Phenomenology good day calculation in marriage For the Muhammadiyah rural in Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk . Research this explains because motive and in order to motives the purpose underlying Muhammadiyah rural families using good day calculation Prior to marriage. In different to Muhammadiyah members who refuse the traditions, Some Muhammadiyah rural family was still believe good day calculation as an hereditary inherentance. The purpose of this research is to discription socialization regarding good day calculation, discripe because motive and in order to motivefor the family Muhammadiyah rural used good day calculation. A theory that used in this research that is the theory rational action is held by Max Weber. The theory used as the analysis in answer to formulation problems. This research using qualitative methods, by approach phenomenology presented by Alferd Schutz. Data collection in this research is done to technique observation, interview, and the literature study. The result of this research showed that socialization about good day calculation done by an agent socialization the primary and secondary namely the family and surrounding environment. Because motive for the underlying rural Muhammadiyah family used calculation good day is respect feeling to the value of tradition that is inherited an ancestor , certain for the truth of the good day calculation, And is at the community Java. While in order motive the purpose of family Muhammadiyah rural used calculation good day is want to get the smooth and safety in life, As well as reluctant considered forget ancestral tradition by the surrounding community. Keyword: Muhammadiyah Family, good day calculation, socialization, phenomenology