cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Paradigma
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 48 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)" : 48 Documents clear
PERAN DINAS SOSIAL KABUPATEN BLITAR DALAM MENGATASI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL ATAU PMKS (STUDI KASUS KORBAN NARKOTIKA/NAPZA) FARID ASYHARI, M
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran yang dilakukan oleh Dinas Sosial Kabupaten Blitar dalam mengatasi penyandang masalah kesejahteraan sosial atau PMKS dengan mengambil studi kasus korban narkotika/NAPZA. Penelitian ini menggunakan metode penelitian fenomenologi. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan kualitatif, penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis deduktif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan pengumpulan dokumen. Hasil analisis data dari peran Dinas Sosial Kabupaten Blitar dalam mengatasi korban narkotika atau NAPZA adalah sebagai fasilitator yaitu bekerja sama dengan Tenaga Kerja Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) untuk mengidentifikasi masyarakat yang menghadapi masalah kesejahteraan sosial, khususnya korban narkotika/NAPZA dengan cara penyuluhan sosial di wilayah kecamatan masing-masing. Untuk rehabilitasi selanjutnya Dinas Sosial Kabupaten Blitar menyerahkan kepada BLK Surabaya sebagai eksekutor seperti diberikannya keterampilan otomotif, bengkel, dan keterampilan las. Selain sebagai fasilitator, Dinas Sosial Kabupaten Blitar juga memberikan pembinaan mental dan spiritual, juga pemberian alat kerja atau modal usaha. Kata kunci: Peran, Sosial, PMKS, Narkotika, NAPZA Abstract The purpose of this reseach is to know how Social Department of Blitar Regency has role in overcoming social prosperity among sociaty or PMKS by concerining on the victims of drugs or NAPZA. This reseach used fenomenology method, also used qualitative approach. qualitative research is showing descriptic and tends to se deductive analysis. Data collection technique which is used are observation, interview, and documentation. The result is knowing the role of Social Department of Blitar Regency in overcoming drugs problem is as facilitator namely in collusion with TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan) to identify community that face the social welfare problem, especially narcotic victim/NAPZA with social counseling way in respectiv subdistric area. For rehabilitation, next Social Departement of Blitar Regency submits to BLK Surabaya as executioner like given automotive skill, workshop, and welding skill. Apart from as facilitator, Social Departemen of Blitar Regency also gives mental and spiritual cultivation, also giving job tool or capital employed. Key words: Roles, Social, PMKS, Drugs, NAPZA
IDENTITAS VIRTUAL MAHASISWA UNESA PENGGUNA BLACKBERRY MESSENGGER (BBM) ULUM MIA, FUTIKHATUL
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Di zaman modern seperti sekarang kebutuhan akan teknologi menjadikan masyarakat modern sangat individual, karena daya konsumsi teknologi pada masyarakat modern sendiri sangat tinggi, hal ini terbukti teknologi digunakan oleh orang dewasa hingga anak kecil. Penggunaan teknologi saat ini dapat digolongkan dengan berbagai macam bentuk, dimana media sosial yang menjadi bagian dari kemajuan teknologi, memiliki beberapa macam media sosial yang ada, salah satunya adalah media sosial Blackberry Messenger (BBM), yang digunakan untuk melakukan interaksi dan komunikasi dengan sesama pengguna media sosial (BBM) lainnya. Pada saat ini media sosial Blackberry Messenger (BBM),digunakan oleh 100 juta pengguna diseluruh dunia. Sifat pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dimana menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, maupun bahasa yang disampaikan oleh (subyek penelitian), dan pengamatan yang dilakukan untuk dapat memaknai serta mengkaji segala teks-teks dan gambar yang ada didalam komunitas virtual Blackberry Messenger (BBM). Pendekatan yang dipilih adalah dramaturgi Erving Goffman dimana untuk mengetahui panggung depan dan panggung belakang yang digunakan oleh mahasiswa Unesa saat menciptakan identitas virtual di (BBM), selain itujuga untuk mengetahui bentuk-bentuk identitas virtual apa saja yang dapat diciptakan dalam media sosial tersebut. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa Unesa pengguna media sosial Blackberry Messenger (BBM) menciptakan identitas virtualnya, dengan berbagai bentuk identitas yang diciptakan, selain itu juga mereka menggunakan pesan status personal messege (PM) dan foto profile display picture (DP), untuk sarana mengungkapkan identitasnya. Bentuk-bentuk identitas virtual yang diciptakan mahasiswa Unesa diantaranya sebagai seorang pencinta olahraga bulu tangkis, sebagai seorang gemar melakukan aktivitas berenang, sebagai seorang warga dari Madura (melalui nama akun yang dipakai berupa plat nomer kendaraan), sebagai seorang aktif diorganisasi kampus, seorang gemar travelling, seorang penjual pakaian online, seorang penjual kue, dan juga sebagai agen traveller ditempat wisata di wilayah Madura. Mereka mengungkapkan identitas virtual yang dimilikinya melalui postingan yang sering dilakukan, dan postingan tersebut merupakan bentuk panggung depan dan panggung belakang yang dimiliki mahasiswa Unesa di komunitas online Blackberry Messenger (BBM), selain itu juga mereka semua memiliki identitas tetap yakni sebagai mahasiswa Unesa yang aktif dikampus, dan identitas tersebut merupakan jati diri yang dimilikinya di dunia nyata.  Kata kunci : Identitas virtual, Mahasiswa Unesa, Blackberry Messenger (BBM)   ABSTRACT In modern times like now need for technology made modern society very individual, because of the consumption of technology on modern society own very high, it is proven technology used by adults and children.The use of technology current can be classed with a great variety of, where social media that are part of technological progress, have some kind of existing social media, one of which is social media blackberry messenger (BBM ) fuel, used to perform interaction and communication with other users social media (BBM) other fuel.Today social media blackberry messenger (BBM) fuel, used by 100 million users around the world.The nature of on research is descriptive qualitative where produce numbers of kata-kata written or spoken of orang-orang and behavior observable, or language delivered by ( subject ) research, and the observation made to perceive and examine all teks-teks and the picture in a community of virtual blackberry messenger (BBM ) fuel.Approach were dramaturgy Erving Goffman where to know the stage front and the stage back used by students unesa when created identity virtual in (BBM), it is also determine forms identity virtual whatever created in the social media.Results in the research indicated that college students are unesa users social media blackberry messenger (BBM) create identity virtualnya, by various forms identity created, it is also they use status message personal messege ( pm ) and a photograph of profile display picture ( dp ), to a means of expressing his identity.Forms identity virtual created students unesa among others as a lover sports badminton , as a substance activity swimming , as a citizen of madura ( through account names used plate number of vehicles ) , as a active organized campus , a is traveling , a seller of clothing online , a seller of cake , and also as agent traveller in tourism in the madura .They reveal the identity of virtual available through post often held by , and the post is a form of the stage front and the stage back owned students unesa of the community online blackberry messenger ( bbm ) , it is also they all have identity fixed namely as a student unesa active dikampus , and on that identity is identity the guy had in the real world . Keywords: Virtual Identity, Student Unesa, Blackberry Messenger (BBM).  
BULLYING PADA POLA INTERAKSI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH INKLUSIF TIKA RIBBANY, ERAYA
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Dalam dunia pendidikan pastinya tedapat beberapa macam permasalahan yang terjadi di dalamnya, salah satunya yaitu adanya bullying. Maraknya aksi kekerasan atau bullying yang dilakukan oleh siswa terutama di sekolah semakin banyak saja adanya berita tentang kasus kekerasan atau bullying tersebut baik itu di media cetak maupun media elektronik. Dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana terjadinya tindakan bullying pada pola interaksi yang terjadi khusunya pada anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi serta bagaimana bentuk tindakan bullying tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan interaksionisme simbolik. Pengambilan data di lapangan dengan melakukan observasi berpartisipasi dan proses wawancara. Subjek penelitian ini yaitu anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusif.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwasanya adanya tindakan bullying yang terjadi pada anak berkebutuhan khusus dimana tindakan bullying tersebut terjadi ketika berada di sekolah baik di dalam kelas ataupun diluar kelas serta ketika pada saat jam pelajaran maupun pada saat jam istirahat berlangsung. Bentuk-bentuk bullying tersebut berupa ejekan, godaan, pengucilan, intimidasi dan lain sebagainya. Perlunya usaha dari semua pihak agar tindakan bullying tersebut tidak lagi terjadi khusunya di dalam dunia pendidikan. Kata Kunci : Bullying, Anak Berkebutuhan Khusus, Sekolah Inklusi   Abstract In education world, there are certainly some problems, one of which is bullying. There is an increasing number of bullying cases done by students, mainly at school. There are also many news on the bullying cases, both in printed media and electronic media. This research is done to know the bullying in interaction pattern, especially in children with special needs at inclusion schools and also to know the form of bullying done. This research uses qualitative method using symbolic interaction approach. The field data collection is done by participated observation and interview. The research subjects are the children with special needs at inclusion school. The research results show that there is a bullying action in children with special needs. This bullying action happens at school, both in the class and outside the class, at learning hours and at break time. The forms of bullying are ridicule, temptation, isolation, intimidation and others. It is necessary for some efforts from all parties so that there will be no any bullying, especially in educational world. Keywords: Bullying, Children with special needs, inclusion school
KECINTAAN SKATERS TERHADAP SKATEBOARD (STUDI FENOMENOLOGI KECINTAAN SKATERS TAMAN BUNGKUL TERHADAP SKATEBOARD) WESTORO, PANDU
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

KONSTRUKSI IDENTITAS INDONESIA TIMUR DALAM TAYANGAN KOMEDI TELEVISI TRIMULYA PUTRA, ASRIL
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Banyaknya kondisi wilayah Indonesia Timur yang masih tertinggal, salah satunya adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kurangnya informasi yang diketahui oleh masyarakat Indonesia secara luas, membuat kurangnya perhatian terhadap kondisi di Indonesia wilayah timur. Saat ini, program Stand Up Comedy menjadi sebuah cara bagaimana seseorang menyampaikan keresahannya terkait dengan fenomena sosial, masalah kebijakan, hingga masalah pembangunan. Salah satu comic yang menyuarakan tentang kegelisahannya adalah Abdurrahim Arsyad yang selalu menyelipkan materi tentang ketertinggalan yang ia rasakan dengan cara merepresentasikan Nusa Tenggara Timur pada setiap penampilannya, khususnya kota Larantuka, yakni tempat asal Abdurrahim. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi konten (isi) materi stand up comedy serta menjelaskan representasi Nusa Tenggara Timur melalui stand up comedy yang dibawakan oleh Abdurrahim. Metode penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian Kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan AWK atau Analisis Wacana Kritis. Hasil dari penelitian ini adalah dalam setiap penampilannya, Abdur menyampaikan makna dalam setiap materi stand up comedynya yang merepresentasikan kondisi di Nusa Tenggara Timur. Dalam penyampaiannya, Abdur menggambarkan bagaimana kondisi yang ada pada masyarakat Nusa Tenggara Timur. Penggambaran yang ada pun dapat diklasifikasikan menjadi enam bagian, yakni gambaran dari segi daerah yang tertinggal, daerah yang mengalami ketertinggalan pembangunan, budaya yang ada disana, dikriminasi dari pemerintah, kondisi lingkungan yang ada, dan kondisi sosial ekonomi masyarakat Nusa Tenggara Timur. Pada panggung stand up comedy, bagi Abdur tidak hanya merupakan panggung untuk menghibur dengan mengeluarkan lelucon saja, akan tetapi sebagai sarana untuk menyampaikan kegelisahan dan bagaimana kondisi masyarakat di Nusa Tenggara Timur yang jauh dari layak dan sejahtera. Kata kunci : Stand Up Comedy, Nusa Tenggara Timur, Representasi. Abstract A lot of the condition of the region Indonesia East that is still lagging, one of them is the Province East Nusa Tenggara. Lack of information that is known by the public Indonesia widely, make lack of attention to the conditions Indonesia the East. Currently, the program Stand Up Comedy be a way how someone convey restless associated with social phenomena, a matter of policy, until the problem of development. One of the comic that voiced about sense of restlessness is Abdurrahim Arsyad that always tucked material about of dropping he felt by the representation of the Southeast East Nusa on every appearance, especially the City Larantuka, the place of origin Abdurrahim. The purpose of this research is to identify the contents Stand Up Comedy material and explained the representation of the East Nusa Tenggara through Stand Up Comedy performed by Abdurrahim. This research method using qualitative research method. The approach used is the approach Critical Discourse AnalysisThe result of this research in every appearance, Abdur convey meaning in every material Stand Up Comedy that representation conditions in East Nusa Tenggara. Abdur describe how the people conditions in East Nusa Tenggara. The depiction can be classified into six parts, the picture in terms of lagging regions, which are lagging development, culture in there, discrimination from the government, the existing environmental conditions, and socio-economic conditions of society East Nusa Tenggara. On Stand Up Comedy stage, for Abdur a stage just not for entertain by issuing a joke, but as a means to convey the anxiety and the condition of the people in East Nusa Tenggara are far from decent and prosperous Keywords: Stand Up Comedy, East Nusa Tenggara, Representation
SEKS BEBAS DIKALANGAN SALES PROMOTION GIRL ROYAL PLAZA SURABAYA MAHMUDAH, SITI
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

REPRESENTASI KECANTIKAN PEREMPUAN DALAM MEDIA SOSIAL INSTAGRAM (ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES PADA AKUN @MOSTBEAUTYINDO, @BIDADARISURGA, DAN @PAPUAN_GIRL) APRILITA, DINI
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kecantikan pada perempuan bukan lagi menjadi hal yang relatif, melainkan sudah menjadi hal yang universal. Hal ini disebabkan adanya standar-standar tertentu yang diciptakan sebagian besar oleh media, baik media cetak, elektronik, maupun media online. Salah satu media online yang ikut mengkonstruksi kecantikan perempuan adalah Instagram, yakni melalui akun-akun yang berisi sekumpulan foto perempuan, yang mana akun tersebut menggunakan kata “cantik” sebagai username. Penelitian ini bertujuan untuk membongkar representasi kecantikan yang ditampilkan oleh akun @mostbeautyindo, @Bidadarisurga, dan @papuan_girl. Teori yang digunakan adalah semiotika dari Roland Barthes dan konsep tubuh dan kecantikan. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga akun tersebut merepresentasi kecantikan secara berbeda-beda. Mitos kecantikan yang ditampilkan akun @mostbeautyindo adalah cantik modern dan cantik sensual. Akun @bidadarisurga_ menujukkan mitos kecantikan islami. Akun @papuan_girl menciptakan mitos kecantikan berupa cantik lokalitas. Kata Kunci: Representasi, Mitos Kecantikan, Instagram.   Abstract Women’s beauty is no longer a relative concept, but it turns out to be a universal concept. It was caused by the beauty standard which is created mostly by the mass media, wether it is printed, electronic, or even online media. One of many online medias that participate in creating the beauty standard is Instagram. It constructs the beauty concept trough accounts which contain women’s pictures and also use the “beauty” word for their usernames. This research aims to expose the beauty representations that were shown by three Instagram accounts; @mostbeautyindo, @bidadarisurga_, and @papuan_girl. The theory that were used in this research were semiotics by Roland Barthes and also body and beauty concept. The method used for this research was qualitative descriptive. The result shows that those three Instagram accounts show different beauty myths. The beauty myth shown by @mostbeautyindo account is the modern beauty and also sensual beauty. While @bidadarisurga_ shows religious beauty myth. @papuan_girl account creates the beauty myth of locality beauty. Keywords: Representation, Beauty Myth, Instagram
FENOMENOLOGI RITUAL MALAM JUMAT LEGI WARGA NAHDLATUL ULAMA DESA KEMLAGI, KECAMATAN KEMLAGI, KABUPATEN MOJOKERTO MOCH.SHOFIYUDDIN,
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Di Desa Kemlagi, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto ada budaya Jawa yang masih terjaga eksistensinya. Budaya Jawa tersebut ialah tradisi ritual malam jumat legi. Menariknya, tradisi Jawa ini mengalami perubahan menjadi salah satu ritus ibadah warga yang menganut kepercayaan islam berfaham NU. Pada penelitian ini ingin diketahui bagaimana warga NU memaknai ritual malam jumat legi sebagai budaya yang berubah menjadi bentuk ritus yang bernilai ibadah, selain itu ingin diketahui pula bagaiamana warga NU melaksanakan ritual, terrmasuk bagaimana bentuknya, esensi nilai dari ritual yang dijalankannya serta proses interaksi sosialnya yang akankah mengarah pada bentuk asosiatif atau disosiatif dalam lingkungan masyarakat. Digunakan teori akulturasi budaya untuk mengetahui bagaimana berubahnya ritual malam jumat legi yang akhirnya melebur dan menjadi budaya Islam. Selain itu juga dengan menggunakan teori interaksi simbolik George Herbert Mead dan Herbert Blummer yaitu konsep “Self” yaitu “I”, “Me” yang akan menunjukkan simbol-simbol interaksi yang dilakukan oleh Warga NU Desa Kemlagi dalam menjalani aktivitas kegiatan keagamaannya. Agar semakin memperkuat analisis makna tersebut digunakan pula fenomenologi Alfred Schutz sebagai pendekatan yang berfungsi untuk membongkar makna warga NU melakukan ritual malam jumat legi melalui motif dan tindakan aktor-aktor atau subyek yang melakoni ritual tersebut. Metode yang digunakan ialah merode penelitian kualitatif dengan mendeskripsikan fenomena sosial yang terjadi pada subyek warga NU Desa Kemlagi yang melaksanakan ritual malam jumat legi. Digunakan pula pendekatan fenomenologi untuk membedah makna-makna dari warga NU yang melakukan tradisi malam jumat legi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa ritual malam jumat legi memiliki makna tersendiri bagi masing-masing subyek yang terkategori dari warga NU garis lurus dan warga NU garis lucu. Makna itu diketahui dari maksud dan tujuan mereka melakukan proses ritual malam jumat legi seperti wasilah, tahlilan, yasinan, ziarah kubur, sholawatan, khotmil Qur’an, sema’an Qur’an dan shodaqohan. Bagi warga NU garis lurus, mereka adalah warga NU yang boleh disebut NU asli. Mereka bersikap asosiatif, atau istilahnya sangat mendukung dilaksanakannya ritual tersebut oleh sebab menganggap malam jumat legi ialah malam yang sakral, keramat, momen untuk mencari berkah, dan mengirim pahala untuk keluarga yang sudah meninggal dunia. Bagi warga NU garis lucu, mereka cenderung disosiatif dengan tindakan cenderung mengacuhkan dan membiarkan, tanpa mengikuti secara langsung oleh sebab mereka menganggap malam jumat legi ialah malam yang sama seperti biasanya, bukan malam yang mempunyai keistimewaan dan keberkahan tertentu.      Kata kunci: Malam Jumat Legi, Ritual, Nahdlatul Ulama Abstract The existence of Java culture in Kemlagi, Mojokerto is still kept away. Malam Jum’at legi is one of tradition or ritual that still exist. Interestingly, this tradition becomes one of worship rituals of NU’s community believe. In this study, the researcher tried to find out how does NU’s community interpret about Malam Jum’at legi  as a tradition that changed become one of worship rituals. In addition, the researcher also tried to discover how does the way of this ritual implemented included the configuration of this ritual, the essential value of this worship ritual and the process of social interaction, which aim of this ritual will be directed. This ritual probably leads to associative or dissociative for human society. This study used culture acculturation theorists to know how does Malam Jum’at legi  ritual is finally changing and marge become Islamic Java culture. So, this study uses symbolic interaction theorists George Herbert Mead and Herbert Blummer. This theory is about the concept of “Self” is“I”, “Me”which shows the interaction symbols that have been implemented by the NU Kemlagi community in doing the worship activities. In addition, to give stronger evidence the meaning of this analysis, it also used Alfred Schutz’s phenomenology as an approach to know the meaning of NU’s Kemlagi in doing Malam Jum’at legi  through the motive and the subject in doing this ritual. The method that can be used for this study is a qualitative descriptive method of describing the social phenomena which are NU’s Kemlagi community activity in Malam Jum’at legi . To know the meaning of Malam Jum’at legi  ritual which is NU’s Kemlagi activity can be used phenomenology approach. The result of this study explains that Malam Jum’at legi  ritual have its own meaning for every NU’s community, straight faction and strange faction. This meaning can be based on the purposes and the objectives of them in doing malam Jum’at legi ritual such as wasilah, tahlilan, yasinan ziarah kubur, sholawatan, khatmil Qur’an, sema’an Qur’an dan shodaqohan. Based on NU straight faction, they can be called as the pure NU faction. They behave to be an associative, they agreed and very supportive in implementing this ritual because they assume that Malam Jum’at legi  is sacred night, mystics, hieratic, a moment to find blessings and to send the rewards for their dead family. Based on NU strange faction, they almost dissociative, ignorant and do not care, without following the ritual or the tradition. Therefore, they assume that Malam Jum’at legi  just a night, no meaning of that night. A night that has no idiosyncrasy and no blessing. Keywords              : Malam Jumat Legi, Ritual, Nahdlatul Ulama, 
IDENTIFIKASI DIRI MELALUI PENGGUNAAN JILBAB MODIS KARTIKA SARI, EKA
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini mengenai identifikasi diri yang coba dimunculkan mahasiswi Muslim Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri Surbaya melalui jilbab modis yang dikenakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan identifikasi diri mahasiswi Muslim FISH UNESA melalui jilbab modis yang mereka kenakan. Penelitian ini menggunakan konsep gender serta pemikiran Simone De Beauvoir dalam pendefinisian posisi perempuan, kemudian teori identitas Peter L. Berger dan juga teori fenomenologi Edmund Husserl untuk mendeskripsikan proses pembentukan identitas dan kesadaran mahasiswi Muslim FISH UNESA. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode observasi langsung dan wawancara dalam penggalian data serta pendekatan fenomenologi Edmund Husserl. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif Miles & Huberman dengan mengkategorikan dan menentukan pola temuan data yang kemudian dianalisis dengan teori yang digunakan. Kesimpulan yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah, terdapat dua kategori identifikasi diri yang coba ditunjukkan subjek melalui penggunaan jilbab modis, yang pertama adalah perempuan Muslimah yang moderen, dan yang kedua adalah perempuan dewasa yang bebas dan mandiri. Hal tersebut ditunjukkan berdasarkan model jilbab serta tahapan penggunaan jilbab modis dan beberapa faktor lainnya yang mendasari kesadaran subjek mengenai gender dan emansipasi yang kemudian dihubungkan dengan identifikasi diri yang ingin ditampilkan dengan jilbab modis. Style yang dipilih lewat corak warna, model, hingga brand pun menunjukkan identitas subjek dari sudut pandang kelas sosial, kepribadian dan juga keahlian yang coba mereka tunjukkan. Kata Kunci: Mahasiswi Muslim, Identifikasi diri, Studi Fenomenologi, Jilbab modis.   Abstract This research is about Muslim women students Faculty of Social and Legal State University of Surabaya who trying to identification her self through the fashionable veil. The purpose of this research is to find out identification of a Muslim women students FlSH UNESA through the fashionable veil that they were wearing. This research using the concept of gender as well as thinking Simone de Beauvoir in describe the position of women, then the theory of the identity of Peter L. Berger and also of the phenomenology Edmund Husserl to describe the process of formation of the identity and awareness of Muslim women students FISH UNESA. Qualitative research with the method of observation and direct interview in extracting data and the approach of the phenomenology Edmund Husserl that researchers were able to directly involved and can explore the data that is found with the subject.The analysis of data using the model of interactive Miles & Huberman to categorise and determine the pattern of the findings of the data which is then analyzed with the theory be used.The conclusion came out of this research is, there are two categories of identification of trying to show the subject through the use of the fashionable, the first is Muslim women that modern, and seconds women who are free and independent. It was shown based on the model a veil and the use of the fashionable and some other factors that led to the awareness of the subject of the concept of gender and emancipation which is then connected with the identification of want to be featured with a veil of fashion. By style their choosen, color,  model , until brands that later showed the identify of the subject from the point of view of social class, personality and also expertise that they showed through the use of the fashionable. Keywords: Muslim Women Student, Self-identification, Phenomenology Study, Fashionable Veil.
FUNGSI PENDIDIKAN BAGI PENGURUS YAYASAN SMA PESANTREN TERPADU ROUDLOTUL HUDA DI DESA BLIMBINGSARI KECAMATAN SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO WAHYU NENGSEH, EKA
Paradigma Vol 4, No 3 (2016): Vol 4 Nomer 3 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Masalah pendidikan masih menyita perhatian publik, salah satunya adalah fenomena ketidak disiplinan yang terjadi di sekolah. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimanakah fungsi manifest dan laten pendidikan bagi pengurus yayasan di SMA Pesantren Terpadu Roudlotul Huda. Berangkat dari masalah ketidaksesuaian kompetensi yang harus dipenuhi oleh guru, dan berbagai ketidaksiplinan lainnya.  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 4 orang, terdiri dari 4 pengurus aktif yayasan. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara terhadap informan serta dengan melakukan observasi partisipan. Hasil penelitian ini adalah terdapat fungsi manifest dan laten pendidikan bagi pengurus yayasan. Fungsi manifest pendidikan bagi pengurus yayasan adalah bahwasannya pendidikan untuk mentransformasikan nilai agama dan moral di dukung dengan pondok pesantren yang dimiliki oleh yayasan, kemudian yang kedua adalah mengurangi angka putus sekolah, dan untuk membuat kehidupan peserta didik lebih baik. Fungsi laten  yang pertama adalah untuk menciptakan solidaritas sosial, karena banyak dijumpai alumni yayasan yang mengajar di yayasan tersebut, kemudian yang kedua pendidikan berfungsi sebagai cara untuk mengabdi kepada yayasan karena banyak pengurus yayasan merupakan alumni dari yayasan tersebut. Kata Kunci: fungsi, pendidikan, pengurus yayasan   Abstract Education problems have still drew public attention. One of it is the phenomena of indisclipine happening in the school. The issues raised in this research is how manifest function and latent education for trustee. This research is descriptive qualitative. The data was collected through interview to the informant by using participant observation. The results of the research show that there are manifest function and latent ducation for trustee. Manifest function of education for trustee is that education is used to transform religion value and morality supported by Islamic boarding school owned by the trustee. Moreover education is also used to reduce the number of dropouts and make the students life better. Then, the first latent education function is to create social solidarity because many graduates teaching in that institute. The second function of latent education is that education is used as a way to serve the institute because many trustee are the graduates from that institute. Keywords : function, education, trustee.