cover
Contact Name
Ruri Siti Resmisari, M.Si
Contact Email
elhayah@uin-malang.ac.id
Phone
+62341558933
Journal Mail Official
elhayah@uin-malang.ac.id
Editorial Address
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Jl. Gajayana No. 50 Malang 65144
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
El-Hayah : Jurnal Biologi
ISSN : 20860064     EISSN : 26570726     DOI : https://doi.org/10.18860/elha
El-Hayah : Jurnal Biologi, publishes peer-reviewed research and review articles of special importance and broad interest in any area of biology (such as botany, zoology, ecology, microbiology, physiology, nanobiology, marine biology, hydrobiology, neurobiology, genetics, developmental biology, biochemistry, molecular biology, biophysics, and biomedical sciences), as well as covers the special topic on the relationship between science and religion.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 2 (2010): EL-HAYAH (VOL 1, NO 2, Maret 2010)" : 7 Documents clear
DISTRIBUSI DAN KERAPATAN EDELWEIS (Anaphalis javanica) DIGUNUNG BATOK TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU Wahyudi, Didik
El-Hayah : Jurnal Biologi Vol 1, No 2 (2010): EL-HAYAH (VOL 1, NO 2, Maret 2010)
Publisher : Department of Biology Science and Technology Faculty UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/elha.v1i2.1694

Abstract

Gunung Batok merupakan satu diantara gunung-gunung di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang merupakan habitat edelweis (Anaphalis Javanica). Keberadaan edelweis di gunung batok pada beberapa tahun terakhir mulai terancam kelestariannya karena kebakaran dan perambahan oleh warga sekitar dan wisatawan. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang distribusi dan kepadatan edelweis (A. javanica) di Gunung Batok Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dengan tujuan untuk mengetahui pola penyebaran dan kerapatan edelweis (A. javanica) di Gunung Batok Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerapatan edelweis (A.javanica) dan distribusinya serta faktor lingkungan apa yang paling mempengaruhi terhadap kelimpahan edelweis (A. javanica). Penelitian ini dilaksanakan di Gunung Batok Taman Nasional Bromo Tengger semeru pada bulan April sampai dengan September 2010. Penelitian bersifat deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan membagi Gunung Batok menjadi 4 stasiun berdasarkan arah mata angin. Setiap stasiun dipasang transek dengan panjang 50 m sebanyak 10 transek. Faktor lingkungan yang diamati meliputi kelembaban, suhu, dan kecepatan angin. Data kerapatan dianalisis dengan rumus jumlah edelweis/luasarea, pola distribusi edelweis dianalisis dengan menggunakan Indeks Morisita dengan uji Chi-square dan hubungan factor lingkungan dan kelimpahan edelweis (A. javanica) dianalisis dengan regresi ganda. Setiap edelweis (A. javanica) yang ditemui ditandai titik koordinatnya dengan GPS, kemudian untuk mengetahui posisi edelweis di Gunung BatokTaman Nasional Bromo tengger Semeru data diolah menggunakan google earth. Hasil penelitian menemukan 115, edelweis/ha. Berdasarkan analisis Indeks Morisita menunjukkan bahwa pola penyebaran edelweis (A. javanica) cenderung mengelompok dan setelah di uji lanjut dengan uji chi-squere diketahui bahwa distribusinya seragam. Semua variabel independen (suhu, kelembaban dan kecepatan angin) tidak mempunyai korelasi yang erat terhadap variabel bebas (kepadatan Edelweis (A. javanica)) di Gunung Batok Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
PENGUJIAN IN VITRO BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merr) TOLERAN KEKERINGAN MENGGUNAKAN Polyethylene Glikol (PEG) 6000 PADA MEDIA PADAT DAN CAIR Savitri, Evika Sandi
El-Hayah : Jurnal Biologi Vol 1, No 2 (2010): EL-HAYAH (VOL 1, NO 2, Maret 2010)
Publisher : Department of Biology Science and Technology Faculty UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/elha.v1i2.1687

Abstract

Kondisi stres kekeringan secara in vitro dapat disimulasi dengan menurunkan potensial air media, yaitu dengan penambahan PEG (polietilena glikol). Penapisan secara in vitro dilakukan dengan memanfaatkan komponen penyeleksi yang dapat mensimulasikan cekaman lingkungan. Pada penapisan in vitro, penambahan komponen seleksi harus dipilih, sehingga pada konsentrasi yang tepat dapat mengelompokkan verietas kedelai yang peka, moderat dan toleran. Salah satu respon tanaman terhadap cekaman kekeringan yaitu terjadi perkecambahan yang abnormal. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui respon perkecambahan varietas kedelai yang ditanam pada media in vitro dengan penambahan PEG 6000 dan untuk mengetahui konsentrasi PEG yang mampu menyeleksi varietas kedelai peka dan toleran kekeringan pada media padat dan media cair.Penelitian ini terdiri dari 2 tahap yang pertama pengujian pada media padat, menggunakan  Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 faktor.  Faktor pertama adalah konsentrasi PEG 6000 yang terdiri dari 4 taraf perlakuan (0 gr/l; 20 gr/l; 40 gr/l dan 60 r/l), dan faktor kedua adalah varietas kedelai (Wilis, Tanggamus, Grobogan, Argomulyo, Kaba dan Panderman). Penelitian ini menggunakan 24 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan.  Penelitian kedua pengujian pada media cair, menggunakan  Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 faktor.  Faktor pertama adalah varietas kedelai yang terdiri dari 3 taraf yaitu: Wilis, Tanggamus dan Grobogan. Faktor kedua adalah konsentrasi PEG 6000 yang terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu: 0%, 5%, 10% dan 15%, yang masing-masing setara dengan potensial air 0; -0,13; -0,19; -0,41 MPa. Pada penelitian media padat, berdasarkan hasil indeks sensivitas kekeringan, varietas Grobogan, Argomulyo dan Kaba menunjukkan respon peka kekeringan, sedangkan varietas Wilis dan Argomulyo menunjukkan respon toleran kekeringan dan varietas Tanggamus menunjukkan respon medium toleran. Konsentrasi PEG 60 gr/l  mampu mensimulasi kekeringan pada media padat.  Pada media cair, berdasarkan indeks sensivitas menunjukkan varietas Tanggamus dan Wilis bersifat medium toleran dan Grobogan peka terhadap kekeringan.  Konsentrasi PEG 5% pada media MS cair in vitro mampu mensimulasikan cekaman kekeringan.Kata kunci :  Pengujian in vitro, varietas kedelai, media padat, media cair
POTENSI TAMAN NASIONAL BOGANI NANI WARTABONE, PERMASALAHAN DAN KONSERVASI PADA TINGKAT PENGEMBANGAN DAN PENGAWASAN Kawuwung, Femmy Roosje
El-Hayah : Jurnal Biologi Vol 1, No 2 (2010): EL-HAYAH (VOL 1, NO 2, Maret 2010)
Publisher : Department of Biology Science and Technology Faculty UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/elha.v1i2.1689

Abstract

Taman Nasional Bogani Nani Wartabone sebelumnya bernama Dumoga Bone. Nani Wartabone seorang pahlawan yang terkenal di daerah Gorontalo, untuk mengenang pahlawan tersebut maka namanya diabadikan pada nama Taman Nasional. Pada tahun 1982 luas 300.000 hektar dinyatakan Menteri Pertanian. Ditunjuk Menteri Kehutanan, SK No. 731/Kpts-II/1992 luas 287.115 hektar. Propinsi Gorontalo dengan  ketinggian tempat 50 – 2.000 meter dpl. Posisi 1o– 4o LS, 120o – 124o  BT. Permasalahan; terjadinya fragmentasi, perladangan berpindah, pertanian, illegal logging, pemukiman, pertambangan, dan pencurian spesies flora dan fauna. Tujuan mengetahui potensi Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, permasalahan dan upaya konservasi.Potensi Taman Nasional Bogani Nani Wartabone adalah; Flora terdiri dari 400 jenis pohon, 241 jenis tumbuhan tinggi, 120 jenis efifit dan terdapat 24 jenis anggrek. Tumbuhan endemik yaitu; palem matayangan, kayu hitam dan bunga bangkai(Amophaphallus compamulatus). Tumbuhan yang umum adalah cempaka, kenanga, agates, dan tanaman hias.Taman Nasional Bogani Nani Wartabone memiliki 24 jenis mamalia, 64 jenis aves, 11 jenis reptile. Mamalia (satwa endemik) : monyet hitam/yaki (Macaca nigra),  Monyet Dumoga Bone, babirusa, kelelawar bone, kus-kus besar (Palanger ursinus), anoa kecil (B.quarlesi). Di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone tercatat 200 – 225 jenis burung. Reptil : ular kobra, king kobra (N. hammah), ular belang, katak pohon (Rhacophorus monticola), ikan : ikan mas (Cyprinus carpio), bekicot (Achatina fulica). Upaya konservasi adalah pada tingkat pengembangan dan pengawasan. Dalam upaya konservasi harus ada kerja sama dari pemerintah dan masyarakat sekitar kawasan.Kata kunci: Potensi Bogani Nani Wartabone, Permasalahan, Konservasi.
VARIASI CIRI MORFOLOGI DAN POTENSI MAKROALGA JENIS CAULERPA DI PANTAI KONDANG MERAK KABUPATEN MALANG Saptasari, Murni
El-Hayah : Jurnal Biologi Vol 1, No 2 (2010): EL-HAYAH (VOL 1, NO 2, Maret 2010)
Publisher : Department of Biology Science and Technology Faculty UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/elha.v1i2.1695

Abstract

Indonesia memiliki keanekaragaman makroalga jenis baik yang bersifat “will crop” maupun beberapa yang telah dibudidayakan Salah satu makroalga dari kelas Chlorophyceae yaitu Caulerpa merupakan sumber daya hayati kelautanPenelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi jenis-jenis Caulerpa yang ditemukan di Pantai Kondang Merak.  Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif-eksplorasi. Lokasi penelitian berada di kawasan wana wisata Pantai Kondang Merak  yang secara administrasi berada di wilayah Kabupaten Malang. Bahan amatan atau spesimen adalah jenis Caulerpa yang ditemukan di plot pengamatan atau petak cuplikan pada batu karang, pasir serta intensitas cahaya yang cukup Jenis Caulerpa yang ditemukan di Pantai Kondang Merak  ada enam jenis termasuk suku Caulerpaceae dan bangsa Siphonales.Ciri secara umum dari Caulerpa adalah keseluruhan tubuhnya terdiri dari satu sel dengan bagian bawah yang menjalar menyerupai stolon yang mempunyai rhizoid sebagai alat pelekat pada subtrat serta bagian yang tegak disebut asimilator.Bentuk asimilator bervariasi tergantung jenisnya.Caulerpa merupakan salah satu jenis alga hijau yang belum banyak dimanfaatkan dan termasuk dalam Feather Seaweed. Feather Seaweed dilaporkan sebagai makroalga yang dapat dimakan, mempunyai zat bioaktif seperti anti bakteri, anti jamur, anti tumor dan bisa digunakan untuk terapi tekanan darah tinggi dan gondok.Penelitian mengenai eksplorasi dan pengolahan Caulerpa perlu dikembangkan mengingat Caulerpa memiliki potensi sebagai bahan obat, pangan dan gizi.Kata Kunci;Caulerpa,variasi morfologi,potensi, pantai Kondang Merak
OPTIMASI KONSENTRASI INOKULUM, RASIO C:N:P DAN pH PADA PROSES BIOREMEDIASI LIMBAH PENGILANGAN MINYAK BUMI MENGGUNAKAN KULTUR CAMPURAN Zam, Syukria Ikhsan
El-Hayah : Jurnal Biologi Vol 1, No 2 (2010): EL-HAYAH (VOL 1, NO 2, Maret 2010)
Publisher : Department of Biology Science and Technology Faculty UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/elha.v1i2.1691

Abstract

The purposes of this research were to obtain the best inoculum concentration, C:N:P ratio, and pH, and also to identify the ability of mixed culture of hydrocarbonoclastic bacteria in  oil waste degradation. The isolats were used are Acinetobacter baumanni, Alcaligenes eutrophus, Bacillus sp1., Methylococcus capsulatus, Bacillus sp2., Morococcus sp., Pseudomonas diminuta, Xanthomonas albilineans, Bacillus cereus and Flavobacterium branchiophiia. Variation of inoculum concentrations were 10%, 15%, and 20% (v/v), C:N:P ratios were 100:10:1, 100:10:0,5, 100:5:1, and 100:5:0,5, and pH were 6,5, 7,0, 7,5. Observed parameters in optimization were Total Plate Count (TPC) the culture every 24 hours, Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) and Chemical Oxygen Demand (COD) examined at the end of the bioremediation period. Best optimization result then analyzed with GC/MS. Optimization result indicated the best inoculum concentration was 10% with TPH degradation 61,79% and COD slope 61,75%. It is assumed that the low value of TPH degradation and COD slope at 15% and 20% inoculum concentration were caused by competition inside the bacterial population at that high inoculum concentration. The competition result in low growth and degradation. C:N:P ratio was 100:5:1 with TPH degradation 66,55% and COD slope 85,18%. It is assumed that the C:N:P ratio is equal, so it can enhance the bioremediation procces. The best pH was 7,5 with TPH degradation 73,24% and COD slope 86,28%. The process at the optimum conditions using inoculum as a mixed culture enhanced the bioremediation process with the result as follows, TPH degradation 93,06%, COD 90,73% for treatment. The chromatogram indicated that total hydrocarbon compound from nC9 – nC32 have been degraded by 43,413% – 63,117%. A good result of bioremediation was obtained from mixed culture inoculum at 10% concentration, C:N:P ratio of 100:5:1, and pH 7,5.Keywords:    Bioremediation, hydrocarbonoclastic bacteria, inoculum concentration, C:N:P ratio, pH
MORTALITAS HAMA WERENG PUNGGUNG PUTIH SETELAH DIMANGSA OLEH SERANGGA PREDATOR (PENGAMATAN VISUALISASI DI GREEN HOUSE) Sjakoer, Nour Athiroh Abdoes
El-Hayah : Jurnal Biologi Vol 1, No 2 (2010): EL-HAYAH (VOL 1, NO 2, Maret 2010)
Publisher : Department of Biology Science and Technology Faculty UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/elha.v1i2.1692

Abstract

The usage of pesticide to eradicate pest cause resurgence, resistance, explosion of secondary pest and the destroyed of the natural enemy. One of pest that attack paddy is white back pest (Sogatella furcifera  Horvath). By using the natural enemy of predatory insect able to decrease the pesticide usage. The research aimed at knowing the predation of Synharmonia conglobata Linnaeus predator toward white back pest (Sogatella furcifera  Horvath) as the prey and the influence of dark and light time. The research is experimental research by using random design with two treatments and  4 replications. The treatment with predator given symbol (P)  used 2 predators and 25 pests. And the without predators given symbol as (K). The data collection was done in 14 days, at 07.00 WIB and 15.00 WIB with 2 days interval. The research parameter is the preyed pest by predator. Data analysis by using unpaired t test with significance level of 1%    The results showed that Synharmonia conglobata  Linnaeus has predation toward white back pest (Sogatella furcifera Horvath). From data, the predator prey pest in the light time 1.18 pest per day and in dark time 0.94 pest per day. Based on t test (0.01) showed the significant differences between treatment and control wither in light or dark time.Keywords: Mortality, predatory insect, white back pest, and visualisation.
PERLUNYA REFORMASI PENDIDIKAN, PEMBELAJARAN, DAN TEKNOLOGI DI ERA PENGETAHUAN Nuraida, Dede
El-Hayah : Jurnal Biologi Vol 1, No 2 (2010): EL-HAYAH (VOL 1, NO 2, Maret 2010)
Publisher : Department of Biology Science and Technology Faculty UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/elha.v1i2.1688

Abstract

Saat ini kita sudah memasuki abad 21 yang juga disebut sebagai era pengetahuan, era ini ditandai dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian pesatnya. Perkembangan yang terjadi di era ini membawa konsekuensi kepada tuntutan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, untuk itu maka reformasi pendidikan nampaknya tidak bisa ditawar lagi, karena hanya pendidkanlah yang bisa mempersiapkan manusia untuk kehidupan di masa depan. Reformasi pendidikan yang dikehendaki untuk menyiapkan manusia di era pengetahuan ini meliputi reformasi dalam aspek-aspek: Tujuan, jenis-jenis keterampilan cara mendapatkannya, proses pembelajaran dan teknologinya, serta strategi reformasi yang efektif. Dengan adanya reformasi pendidikan ini diharapkan dihasilkannya generasi-generasi muda yang siap menghadapi tantangan jaman.Kata Kunci: Reformasi pendidikan, era pengetahuan, strategi reformasi

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2010 2010


Filter By Issues
All Issue Vol 10, No 3 (2025): EL-HAYAH (VOL 10, NO 3 September 2025) Vol 10, No 2 (2025): EL-HAYAH (VOL 10, NO 2 Maret 2025) Vol 10, No 1 (2024): EL-HAYAH (VOL 10, NO 1 September 2024) Vol 9, No 4 (2024): EL-HAYAH (VOL 9, NO 4 Maret 2024) Vol 9, No 3 (2023): EL-HAYAH (VOL 9, NO 3 September 2023) Vol 9, No 2 (2023): EL-HAYAH (VOL 9, NO 2 Maret 2023) Vol 9, No 1 (2022): EL-HAYAH (VOL 9, NO 1 SEPTEMBER 2022) Vol 8, No 4 (2022): EL-HAYAH (VOL 8 NO.4 MARET 2022) Vol 8, No 3 (2021): EL-HAYAH (VOL 8, NO 3 SEPTEMBER 2021) Vol 8, No 2 (2021): EL-HAYAH (VOL 8, NO 2 MARET 2021) Vol 8, No 1 (2020): EL-HAYAH (VOL 8, NO 1 SEPTEMBER 2020) Vol 7, No 4 (2020): EL-HAYAH (VOL 7, NO 4 MARET 2020) Vol 7, No 3 (2019): EL-HAYAH (VOL 7, NO 3 SEPTEMBER 2019) Vol 7, No 2 (2019): EL-HAYAH (VOL 7, NO 2 Maret 2019) Vol 7, No 1 (2018): EL-HAYAH (VOL 7, NO 1 September 2018) Vol 6, No 4 (2018): EL-HAYAH (VOL 6, NO 4,March 2018) Vol 6, No 3 (2017): EL-HAYAH (VOL 6, NO 3,September 2017) Vol 6, No 2 (2017): EL-HAYAH (VOL 6, NO 2,March 2017) Vol 6, No 1 (2016): EL-HAYAH (VOL 6, NO 1,September 2016) Vol 5, No 4 (2016): EL-HAYAH (VOL 5, NO 4,Maret 2016) Vol 5, No 3 (2015): EL-HAYAH (VOL 5, NO 3,September 2015) Vol 5, No 2 (2015): EL-HAYAH (VOL 5, NO 2, Maret 2015) Vol 5, No 1 (2014): EL-HAYAH (VOL 5, NO 1, September 2014) Vol 4, No 2 (2014): EL-HAYAH (Vol 4, No 2, Maret 2014) Vol 4, No 1 (2013): EL-HAYAH (VOL 4, NO 1, September 2013) Vol 3, No 2 (2013): EL-HAYAH (VOL 3, NO 2, Maret 2013) Vol 3, No 1 (2012): EL-Hayah (Vol 3, No 1, September 2012) Vol 2, No 2 (2012): EL-Hayah (Vol 2, No 2, Maret 2012) Vol 2, No 1 (2011): EL-HAYAH (VOL 2, NO 1, September 2011) Vol 1, No 4 (2011): EL-HAYAH (VOL 1, NO 4, Maret 2011) Vol 1, No 2 (2010): EL-HAYAH (VOL 1, NO 2, Maret 2010) Vol 1, No 1 (2009): EL-HAYAH (VOL 1, NO 1,September 2009) More Issue