cover
Contact Name
Ardhi Prabowo
Contact Email
ardhiprabowo@mail.unnes.ac.id
Phone
+62818240132
Journal Mail Official
kreano@mail.unnes.ac.id
Editorial Address
Mathematics Department, D7 Building, 1st Floor. Mathematics and Science Faculty, Universitas Negeri Semarang. Taman Siswa Street, Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, 50229.
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
ISSN : 20862334     EISSN : 24424218     DOI : https://doi.org/10.15294/kreano.v13i2
Core Subject : Education,
Kreano is a place to share and communicate research results from researchers or invited authors. Kreano publishes original, novel, and empirical works in the field of mathematics education. Researchers can come from Lecturers, Teachers, Researchers, and students who need broad access to the publication of your research results. The Journal invites original research articles and not simultaneously submitted to another journal or conference. Jurnal Kreano invites authors to conduct empirical research according to the classification in the Mathematics Education Database.
Articles 42 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 2 (2016): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif" : 42 Documents clear
Representasi Matematis Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Persamaan Kuadrat Ditinjau dari Perbedaan Gender Fuad, Moh. Nasrul
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 7, No 2 (2016): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v7i2.5854

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara lengkap representasi matematis siswa SMA dalam memecahkan masalah persamaan kuadrat ditinjau dari perbedaan gender. Subjek penelitian terdiri dari dua siswa SMA Negeri 3 Kediri kelas 10 pada tahun pelajaran 2015/2016, yaitu satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan. Tahap penelitian dimulai dengan pemilihan subjek penelitian yang ditentukan berdasarkan gender dan hasil tes kemampuan matematika yang setara. Setelah terpilih subjek kemudian dilanjutkan dengan pemberian tugas pemecahan masalah persamaan kuadrat dan wawancara. Keabsahan data dilakukan dengan menggunakan triangulasi waktu yaitu pemberian tugas pemecahan masalah persamaan kuadrat yang setara pada waktu yang berbeda. Hasil penelitian ini berupa deskripsi matematis dari siswa SMA laki-laki dan perempuan dalam memecahkan masalah persamaan kuadrat untuk setiap tahap pemecahan masalah menurut tahapan Polya. Representasi matematis dari siswa SMA laki-laki yaitu : Pada tahap memahami masalah, dari apa yang diketahui representasi matematis yang dihasilkan siswa berupa kombinasi antara teks tertulis dan simbol. Sedangkan dari apa yang ditanyakan, representasi matematis yang dihasilkan siswa yaitu berupa simbol dan juga teks tertulis. Pada tahap menyusun rencana pemecahan masalah, representasi matematis yang dihasilkan siswa berupa persamaan matematik dan juga kata-kata secara lisan. Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah, langkah – langkah pemecahan masalah direpresentasikan oleh siswa kedalam bentuk persamaan matematik dan simbol aljabar. Siswa menginterpretasi hasil penyelesaian masalah dengan menggunakan representasi berupa teks tertulis. Pada tahap memeriksa kembali penyelesaian masalah siswa tidak memiliki representasi.  Sedangkan representasi matematis dari siswa SMA perempuan yaitu : Pada tahap memahami masalah dari apa yang diketahui representasi matematis yang dihasilkan siswa berupa kombinasi antara teks tertulis dan simbol. Sedangkan dari apa yang ditanyakan, representasi matematis yang dihasilkan siswa berupa teks tertulis. Pada tahap menyusun rencana pemecahan masalah representasi matematis yang dihasilkan siswa berupa persamaan matematik dan kata-kata lisan. Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah, langkah – langkah pemecahan masalah direpresentasikan oleh siswa kedalam bentuk persamaan matematik dan simbol – simbol  aljabar. Siswa menginterpretasi hasil penyelesaian masalah berupa teks tertulis. Pada tahap memeriksa kembali representasi matematis siswa berupa kata-kata lisan.This research is descriptive with qualitative approach that aimed to describe the complete mathematical representation of high school students in solving a quadratic equation in terms of gender differences. Subject of the study consisted of two students SMA Negeri 3 Kediri 10 classes in the school year 2015/2016, ie the male students and one female student. The research phase begins with the selection of research subjects were determined by gender and math skills test results were similar. Having chosen the subject and the continuation of the problem solving quadratic equations and interviews. The validity of the data using a triangulation that is giving the task of solving a quadratic equation are equal at different times. The results of this study show high school students the mathematical representation of men and women in problem solving quadratic equations for each stage by stage Polya problem solving. Mathematical representations of male high school students, namely: At this stage of understanding the issue of what is known mathematically generated representation of students is a combination of written text and symbols. While the questions asked, the resulting mathematical representation of students in the form of symbols and written text. At this stage of problem-solving plan, the resulting mathematical representation of students in the form of mathematical equations and words orally. At the stage of implementing a plan troubleshooting, step - step troubleshooting represented by students in the form of mathematical equations and algebraic symbols. Students interpret the results of the settlement of the problem by using a representation in the form of a written text. At the stage of checking back in solving students do not have representation. While the mathematical representation of female high school students, namely: At this stage of understanding the problem of what is known mathematically generated representation of students is a combination of written text and symbols. While the questions asked, the resulting mathematical representation of students in the form of a written text. At this stage of problem-solving plan resulting mathematical representation of students in the form of mathematical equations and words spoken. At the stage of implementing a plan troubleshooting, step - step troubleshooting represented by students in the form of mathematical equations and symbols - symbols of algebra. Students interpret the results of the settlement of problems in the form of a written text. At this stage re-examine the mathematical representation of students in the form of spoken words.
Representasi Eksternal Siswa dalam Pemecahan Masalah SPLDV Ditinjau dari Kemampuan Matematika Andhani, Rista Ayu
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 7, No 2 (2016): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v7i2.6615

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan representasi eksternal siswa yang berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah dalam pemecahan masalah SPLDV. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Menganti dengan banyak subjek penelitian 3 siswa perempuan, yaitu seorang siswa berkemampuan matematika tinggi, seorang siswa berkemampuan matematika sedang, dan seorang siswa berkemampuan matematika rendah dengan jenis kelamin sama. Data representasi eksternal siswa diperoleh dari hasil TPM yang dilengkapi dengan hasil wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahap memahami masalah, siswa yang berkemampuan matematika tinggi merepresentasikan secara eksternal informasi yang diketahui dan apa yang ditanya pada permasalahan melalui teks tertulis, sedangkan siswa berkemampuan matematika sedang dan rendah merepresentasikan secara eksternal informasi yang diketahui dan apa yang ditanya pada permasalahan melalui simbol dan teks tertulis. Pada tahap merancang rencana, siswa berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah merepresentasikan secara eksternal rencana penyelesaian melalui kata-kata lisan dan membuat model matematika namun siswa berkemampuan matematika rendah tidak dapat membuat model matematika. Pada tahap melaksanakan rencana, siswa berkemampuan matematika tinggi menyatakan secara tertulis tentang penggunaan konsep SPLDV dengan metode substitusi, sedangkan siswa berkemampuan matematika sedang menyatakan penggunaan konsep SPLDV dengan metode eliminasi secara lisan dan siswa berkemampuan matematika rendah menyatakan secara tertulis tentang penggunaan metode eliminasi dan substitusi sedangkan penggunaan konsep SPLDV dinyatakan secara lisan. Selain itu, siswa berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah merepresentasikan secara eksternal pelaksanaan rencana dengan memanipulasi model matematika dan menginterpretasi hasil penyelesaian dengan teks tertulis namun siswa berkemampuan matematika rendah tidak dapat memanipulasi model matematika dengan benar. Pada tahap memeriksa kembali, siswa berkemampuan matematika tinggi memeriksa kembali langkah-langkah penyelesaian yang direpresentasikan secara eksternal dengan coretan-coretan pada lembar permasalahan, sedangkan siswa berkemampuan matematika sedang dan rendah merepresentasikannya secara eksternal melalui kata-kata lisan. Selain itu, siswa berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah juga membuat kesimpulan yang direpresentasikannya secara eksternal melalui teks tertulis.This research describing external representation of students who have high, middle, and low mathematics ability in SLETV problem solving. This research is a qualitative descriptive research that has been done in SMPN 2 Menganti. Three female students have been selected as subject in this research represent high, middle, and low mathematics ability. Student’s external representation data obtain from TPM result including interview result. The result of this research shown that at the stage of understanding the problem, student with high mathematics ability represents externally the information that already known and problem that asked through written text, while students with middle and low mathematics ability represent externally the information that already known and issue that asked through symbols and written text. At the stage of devising the plan, students with high, middle, and low mathematics ability represent externally the finishing plan by speak and make mathematical model but student with low mathematics ability can not create a mathematical model. At the stage of carrying out the plan, student with high mathematics ability stated in writing to use SLETV concept by substitution method, while student with middle mathematics ability stated use of the concept SPLDV with elimination method orally and student with low mathematics ability stated in writing about the use of elimination and substitution methods, while use of the concept SPLDV stated orally. Other than that students with high, middle, and low mathematics ability represent externally the implementation of the plan by manipulating mathematical model and interpret of the problem-solving result by written text but student with low mathematics ability can not manipulate the mathematical model correctly. At the stage of looking back, student with high mathematics ability look back the finishing steps that represented externally by scribbles in problem sheet and make conclusion that represent externally by written text, while students with middle and low mathematics ability represent it externally via word-said orally. Other than that students with high, middle, and low mathematics ability also make a conclusion that it represent externally through written text.
Meningkatkan Pemahaman dan Mengembangkan Karakter Mahasiswa Melalui Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Proyek Hendikawati, Putriaji; Sunarmi, Sunarmi; Mubarok, David
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 7, No 2 (2016): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v7i2.4730

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman serta mengembangkan karakter mahasiswa melalui pembelajaran berbasis proyek. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus pada mahasiswa Program Studi Matematika peserta perkuliahan Analisis Runtun Waktu di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang tahun akademik 2014/2015 sejumlah 43  mahasiswa. Prosedur penelitian tindakan mencakup 4 tahap, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) evaluasi-refleksi. Instrumen penilaian berupa tes, lembar observasi serta kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan pemahaman mahasiswa yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar baik pada hasil proyek kelompok yaitu 72,2 pada siklus I dan meningkat menjadi 86,09 pada siklus II, maupun rata-rata hasil tes individu, yaitu 78,77 pada siklus I menjadi 83,56 pada siklus II. Serta peningkatan presentase jumlah mahasiswa yang memperoleh hasil belajar lebih dari 80 yaitu terdapat 20 mahasiswa (46,5%) pada siklus I menjadi 37 mahasiswa (86%) pada siklus II. Disamping itu, penelitian ini menumbuhkan karakter disiplin, rasa ingin tahu, kerjasama (toleran dan demokratis), tanggung jawab, jujur, peduli, serta cinta tanah air pada mahasiswa.The purpose of this study is to improve and developed the students abillity and character through project-based learning. This research was an action research performed in 2 cycles on 43 students in Analisis Runtun Waktu subject in Mathematics Department, Semarang State University. Action research procedure includes four stages: (1) planning, (2) implementation of the action, (3) observation, and (4) evaluation-reflection. Instrument used are tests, observation sheet and questionnaire. The results showed there are increase in student understanding shown by the increase in the average value of learning outcomes either on the results of the project groups: 72,2 in the first cycle and increased to 86,09 in the second cycle, and the average results of the individual tests, that is 78,77 in the first cycle to 83,56 in the second cycle. And increasing the percentage of the number of students who gained more than 80 learning outcomes which there are 20 students (46,5%) in the first cycle to 37 students (86%) in the second cycle. In addition, this study raise the character of discipline, curiosity, cooperation (tolerant and democratic), responsibility, honesty, caring, and love of the homeland to the student.
Bayangan Konsep (Concept Image) Mahasiswa pada Konsep Kombinasi Ditinjau dari Perbedaan Gender dan Kemampuan Matematika Nurwahyu, Budi; Tatag, Y.E.S; Suwarsono, St.
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 7, No 2 (2016): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v7i2.5901

Abstract

Bayangan konsep seseorang merupakan kumpulan gambar mental yang disertasi dengan sifat-sifat dan proses-proses yang terkait dengan konsep tersebut yang ada dalam pikiran. Oleh karenanya bayangan konsep berbentuk konsepsi-konsepsi nonverbal terhadap suatu konsep formal. Paper ini mengungkapkan tentang profil bayangan konsep mahasiswa program studi matematika tentang konsep kombinasi, khususnya untuk mahasiswa laki-laki dengan kemampuan rendah  Matematika Dasar dan mahasiswa perempuan dengan kemampuan tinggi Matematika Dasar.  Penelitian ini menggunakan  penelitian pendekatan deskriptif kualitatif. Di dalam penelitian ini diungkapkan pula adanya miskonsepsi mahasiswa dan konflik kognitif serta respon intuitif terhadap konsep kombinasi dan pemecahan masalah yang terkait dengan kombinasi.  Selain itu, adanya kategori bayangan konsep instrumental dan bayangan konsep relasional yang dimiliki mahasiswa terhadap konsep kombinasi serta dalam melakukan pemecahan masalah yang terkait kombinasi.Someone’s concept image to a concept be a collection of all  mental pictures together with properties and processes associated to the concept in his/her mind. Therefore, concept image as a non-verbal perceptions of a formal concept. This paper is to show the profile of  concept image about concept of combination of the mathematics students who have high ability in basic mathematic. This study used qualitative descriptive approach. In this study was shown students’ concept image and thinking process of concept combination k objekt of n objek as a reciprocal  connection between concept images and formal concepts and also shown category of concept image including instrumental concept image  and relational concept image that belonged the students about concept of combination k object of n object.
Representasi Matematis Siswa SMA dalam Memecahkan Masalah Persamaan Kuadrat Ditinjau dari Perbedaan Gender Fuad, Moh. Nasrul
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 7, No 2 (2016): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v7i2.5854

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara lengkap representasi matematis siswa SMA dalam memecahkan masalah persamaan kuadrat ditinjau dari perbedaan gender. Subjek penelitian terdiri dari dua siswa SMA Negeri 3 Kediri kelas 10 pada tahun pelajaran 2015/2016, yaitu satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan. Tahap penelitian dimulai dengan pemilihan subjek penelitian yang ditentukan berdasarkan gender dan hasil tes kemampuan matematika yang setara. Setelah terpilih subjek kemudian dilanjutkan dengan pemberian tugas pemecahan masalah persamaan kuadrat dan wawancara. Keabsahan data dilakukan dengan menggunakan triangulasi waktu yaitu pemberian tugas pemecahan masalah persamaan kuadrat yang setara pada waktu yang berbeda. Hasil penelitian ini berupa deskripsi matematis dari siswa SMA laki-laki dan perempuan dalam memecahkan masalah persamaan kuadrat untuk setiap tahap pemecahan masalah menurut tahapan Polya. Representasi matematis dari siswa SMA laki-laki yaitu : Pada tahap memahami masalah, dari apa yang diketahui representasi matematis yang dihasilkan siswa berupa kombinasi antara teks tertulis dan simbol. Sedangkan dari apa yang ditanyakan, representasi matematis yang dihasilkan siswa yaitu berupa simbol dan juga teks tertulis. Pada tahap menyusun rencana pemecahan masalah, representasi matematis yang dihasilkan siswa berupa persamaan matematik dan juga kata-kata secara lisan. Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah, langkah – langkah pemecahan masalah direpresentasikan oleh siswa kedalam bentuk persamaan matematik dan simbol aljabar. Siswa menginterpretasi hasil penyelesaian masalah dengan menggunakan representasi berupa teks tertulis. Pada tahap memeriksa kembali penyelesaian masalah siswa tidak memiliki representasi.  Sedangkan representasi matematis dari siswa SMA perempuan yaitu : Pada tahap memahami masalah dari apa yang diketahui representasi matematis yang dihasilkan siswa berupa kombinasi antara teks tertulis dan simbol. Sedangkan dari apa yang ditanyakan, representasi matematis yang dihasilkan siswa berupa teks tertulis. Pada tahap menyusun rencana pemecahan masalah representasi matematis yang dihasilkan siswa berupa persamaan matematik dan kata-kata lisan. Pada tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah, langkah – langkah pemecahan masalah direpresentasikan oleh siswa kedalam bentuk persamaan matematik dan simbol – simbol  aljabar. Siswa menginterpretasi hasil penyelesaian masalah berupa teks tertulis. Pada tahap memeriksa kembali representasi matematis siswa berupa kata-kata lisan.This research is descriptive with qualitative approach that aimed to describe the complete mathematical representation of high school students in solving a quadratic equation in terms of gender differences. Subject of the study consisted of two students SMA Negeri 3 Kediri 10 classes in the school year 2015/2016, ie the male students and one female student. The research phase begins with the selection of research subjects were determined by gender and math skills test results were similar. Having chosen the subject and the continuation of the problem solving quadratic equations and interviews. The validity of the data using a triangulation that is giving the task of solving a quadratic equation are equal at different times. The results of this study show high school students the mathematical representation of men and women in problem solving quadratic equations for each stage by stage Polya problem solving. Mathematical representations of male high school students, namely: At this stage of understanding the issue of what is known mathematically generated representation of students is a combination of written text and symbols. While the questions asked, the resulting mathematical representation of students in the form of symbols and written text. At this stage of problem-solving plan, the resulting mathematical representation of students in the form of mathematical equations and words orally. At the stage of implementing a plan troubleshooting, step - step troubleshooting represented by students in the form of mathematical equations and algebraic symbols. Students interpret the results of the settlement of the problem by using a representation in the form of a written text. At the stage of checking back in solving students do not have representation. While the mathematical representation of female high school students, namely: At this stage of understanding the problem of what is known mathematically generated representation of students is a combination of written text and symbols. While the questions asked, the resulting mathematical representation of students in the form of a written text. At this stage of problem-solving plan resulting mathematical representation of students in the form of mathematical equations and words spoken. At the stage of implementing a plan troubleshooting, step - step troubleshooting represented by students in the form of mathematical equations and symbols - symbols of algebra. Students interpret the results of the settlement of problems in the form of a written text. At this stage re-examine the mathematical representation of students in the form of spoken words.
Representasi Eksternal Siswa dalam Pemecahan Masalah SPLDV Ditinjau dari Kemampuan Matematika Andhani, Rista Ayu
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 7, No 2 (2016): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v7i2.6615

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan representasi eksternal siswa yang berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah dalam pemecahan masalah SPLDV. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Menganti dengan banyak subjek penelitian 3 siswa perempuan, yaitu seorang siswa berkemampuan matematika tinggi, seorang siswa berkemampuan matematika sedang, dan seorang siswa berkemampuan matematika rendah dengan jenis kelamin sama. Data representasi eksternal siswa diperoleh dari hasil TPM yang dilengkapi dengan hasil wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahap memahami masalah, siswa yang berkemampuan matematika tinggi merepresentasikan secara eksternal informasi yang diketahui dan apa yang ditanya pada permasalahan melalui teks tertulis, sedangkan siswa berkemampuan matematika sedang dan rendah merepresentasikan secara eksternal informasi yang diketahui dan apa yang ditanya pada permasalahan melalui simbol dan teks tertulis. Pada tahap merancang rencana, siswa berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah merepresentasikan secara eksternal rencana penyelesaian melalui kata-kata lisan dan membuat model matematika namun siswa berkemampuan matematika rendah tidak dapat membuat model matematika. Pada tahap melaksanakan rencana, siswa berkemampuan matematika tinggi menyatakan secara tertulis tentang penggunaan konsep SPLDV dengan metode substitusi, sedangkan siswa berkemampuan matematika sedang menyatakan penggunaan konsep SPLDV dengan metode eliminasi secara lisan dan siswa berkemampuan matematika rendah menyatakan secara tertulis tentang penggunaan metode eliminasi dan substitusi sedangkan penggunaan konsep SPLDV dinyatakan secara lisan. Selain itu, siswa berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah merepresentasikan secara eksternal pelaksanaan rencana dengan memanipulasi model matematika dan menginterpretasi hasil penyelesaian dengan teks tertulis namun siswa berkemampuan matematika rendah tidak dapat memanipulasi model matematika dengan benar. Pada tahap memeriksa kembali, siswa berkemampuan matematika tinggi memeriksa kembali langkah-langkah penyelesaian yang direpresentasikan secara eksternal dengan coretan-coretan pada lembar permasalahan, sedangkan siswa berkemampuan matematika sedang dan rendah merepresentasikannya secara eksternal melalui kata-kata lisan. Selain itu, siswa berkemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah juga membuat kesimpulan yang direpresentasikannya secara eksternal melalui teks tertulis.This research describing external representation of students who have high, middle, and low mathematics ability in SLETV problem solving. This research is a qualitative descriptive research that has been done in SMPN 2 Menganti. Three female students have been selected as subject in this research represent high, middle, and low mathematics ability. Student’s external representation data obtain from TPM result including interview result. The result of this research shown that at the stage of understanding the problem, student with high mathematics ability represents externally the information that already known and problem that asked through written text, while students with middle and low mathematics ability represent externally the information that already known and issue that asked through symbols and written text. At the stage of devising the plan, students with high, middle, and low mathematics ability represent externally the finishing plan by speak and make mathematical model but student with low mathematics ability can not create a mathematical model. At the stage of carrying out the plan, student with high mathematics ability stated in writing to use SLETV concept by substitution method, while student with middle mathematics ability stated use of the concept SPLDV with elimination method orally and student with low mathematics ability stated in writing about the use of elimination and substitution methods, while use of the concept SPLDV stated orally. Other than that students with high, middle, and low mathematics ability represent externally the implementation of the plan by manipulating mathematical model and interpret of the problem-solving result by written text but student with low mathematics ability can not manipulate the mathematical model correctly. At the stage of looking back, student with high mathematics ability look back the finishing steps that represented externally by scribbles in problem sheet and make conclusion that represent externally by written text, while students with middle and low mathematics ability represent it externally via word-said orally. Other than that students with high, middle, and low mathematics ability also make a conclusion that it represent externally through written text.
Meningkatkan Pemahaman dan Mengembangkan Karakter Mahasiswa Melalui Pembelajaran Kolaboratif Berbasis Proyek Hendikawati, Putriaji; Sunarmi, Sunarmi; Mubarok, David
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 7, No 2 (2016): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v7i2.4730

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman serta mengembangkan karakter mahasiswa melalui pembelajaran berbasis proyek. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus pada mahasiswa Program Studi Matematika peserta perkuliahan Analisis Runtun Waktu di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang tahun akademik 2014/2015 sejumlah 43  mahasiswa. Prosedur penelitian tindakan mencakup 4 tahap, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) evaluasi-refleksi. Instrumen penilaian berupa tes, lembar observasi serta kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan pemahaman mahasiswa yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar baik pada hasil proyek kelompok yaitu 72,2 pada siklus I dan meningkat menjadi 86,09 pada siklus II, maupun rata-rata hasil tes individu, yaitu 78,77 pada siklus I menjadi 83,56 pada siklus II. Serta peningkatan presentase jumlah mahasiswa yang memperoleh hasil belajar lebih dari 80 yaitu terdapat 20 mahasiswa (46,5%) pada siklus I menjadi 37 mahasiswa (86%) pada siklus II. Disamping itu, penelitian ini menumbuhkan karakter disiplin, rasa ingin tahu, kerjasama (toleran dan demokratis), tanggung jawab, jujur, peduli, serta cinta tanah air pada mahasiswa.The purpose of this study is to improve and developed the students abillity and character through project-based learning. This research was an action research performed in 2 cycles on 43 students in Analisis Runtun Waktu subject in Mathematics Department, Semarang State University. Action research procedure includes four stages: (1) planning, (2) implementation of the action, (3) observation, and (4) evaluation-reflection. Instrument used are tests, observation sheet and questionnaire. The results showed there are increase in student understanding shown by the increase in the average value of learning outcomes either on the results of the project groups: 72,2 in the first cycle and increased to 86,09 in the second cycle, and the average results of the individual tests, that is 78,77 in the first cycle to 83,56 in the second cycle. And increasing the percentage of the number of students who gained more than 80 learning outcomes which there are 20 students (46,5%) in the first cycle to 37 students (86%) in the second cycle. In addition, this study raise the character of discipline, curiosity, cooperation (tolerant and democratic), responsibility, honesty, caring, and love of the homeland to the student.
Bayangan Konsep (Concept Image) Mahasiswa pada Konsep Kombinasi Ditinjau dari Perbedaan Gender dan Kemampuan Matematika Nurwahyu, Budi; Tatag, Y.E.S; Suwarsono, St.
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 7, No 2 (2016): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v7i2.5901

Abstract

Bayangan konsep seseorang merupakan kumpulan gambar mental yang disertasi dengan sifat-sifat dan proses-proses yang terkait dengan konsep tersebut yang ada dalam pikiran. Oleh karenanya bayangan konsep berbentuk konsepsi-konsepsi nonverbal terhadap suatu konsep formal. Paper ini mengungkapkan tentang profil bayangan konsep mahasiswa program studi matematika tentang konsep kombinasi, khususnya untuk mahasiswa laki-laki dengan kemampuan rendah  Matematika Dasar dan mahasiswa perempuan dengan kemampuan tinggi Matematika Dasar.  Penelitian ini menggunakan  penelitian pendekatan deskriptif kualitatif. Di dalam penelitian ini diungkapkan pula adanya miskonsepsi mahasiswa dan konflik kognitif serta respon intuitif terhadap konsep kombinasi dan pemecahan masalah yang terkait dengan kombinasi.  Selain itu, adanya kategori bayangan konsep instrumental dan bayangan konsep relasional yang dimiliki mahasiswa terhadap konsep kombinasi serta dalam melakukan pemecahan masalah yang terkait kombinasi.Someone’s concept image to a concept be a collection of all  mental pictures together with properties and processes associated to the concept in his/her mind. Therefore, concept image as a non-verbal perceptions of a formal concept. This paper is to show the profile of  concept image about concept of combination of the mathematics students who have high ability in basic mathematic. This study used qualitative descriptive approach. In this study was shown students’ concept image and thinking process of concept combination k objekt of n objek as a reciprocal  connection between concept images and formal concepts and also shown category of concept image including instrumental concept image  and relational concept image that belonged the students about concept of combination k object of n object.
Profil Berpikir Metaforis (Metaphorical Thinking) Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Pengukuran Ditinjau dari Gaya Kognitif Setiawan, Windi
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 7, No 2 (2016): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v7i2.7127

Abstract

Berpikir metaforis adalah aktivitas mental dengan menggunakan metafora-metafora yang sesuai dengan situasi yang dihadapi. Metafora adalah suatu ide untuk mengaitkan masalah yang dihadapi dengan pengalaman sehari-hari dan materi matematika yang dikenalnya. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan profil berpikir metaforis siswa SMP dalam memecahkan masalah pengukuran ditinjau dari gaya kognitif. Subjek penelitian ini adalah dua siswa yang terdiri atas siswa bergaya kogntif reflektif  (SR) dan siswa bergaya konitif impulsif (SI). Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tugas pemecahan masalah dan wawancara semi terstruktur. Triangulasi waktu digunakan untuk menguji kredibilitas data. Hasil penelitian ini adalah deskripsi berpikir metaforis yang terdiri atas connect, relate, explore, analyze, transform dan experience. Secara umum, deskripsi berpikir metaforis kedua sebjek ialah sebagai berikut. Pada tahap connect, SR menghubungkan dua ide yang berbeda. Ide pertama adalah menentukan selisih keliling kedua persegipanjang dengan cara memisalkan pergeseran titik pada salah satu sisi persegipanjang sesuai keinginannya, perubahan keliling persegipanjang dengan memisalkan penambahan ukuran panjang dan lebar persegipanjang tersebut, dan jumlah panjang semua rusuk balok setelah panjang, lebar, dan tinggi balok diperpanjang sepertipada umumnya. Sedangkan ide yang kedua, ketiga hal tersebut dinyatakan dalam bentuk persamaan. Pada tahap relate, SR menghubungkan ide yang berbeda dengan pengetahuan yang dia miliki. SR menghubungkan dengan beberapa materi di matematika. Pada tahap explore, SR membuat model yang sesuai dengan permasalahan yang ia hadapi dan mendeskripsikan kesamaan kedua ide yang ia temukan. Pada tahap analyze, SR menjelaskan kembali langkah-langkah yang ia lakukan dalam menemukan selisih keliling kedua persegipanjang, perubahan keliling persegipanjang, dan jumlah panjang semua rusuk balok yang dinyatakan dalam bentuk persamaan serta mendeskripsikan kembali kesamaan kedua ide yang ia temukan. Pada tahap transform, SR menyimpulkan besarnya selisih keliling kedua persegipanjang setelah titik pada salah satu sisi persegipanjang digeser ke kiri atau kanan, perubahan keliling persegipanjang, dan jumlah panjang semua rusuk balok dengan tepat. Pada tahap experience, SR dapat menerapkan hasil yang didapat untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Pada tahap connect, SI menghubungkan dua ide yang berbeda. SI memiliki dua ide yang berbeda. Ide pertama adalah menghitung selisih keliling kedua persegipanjang sebelum titik pada salah satu sisi persegipanjang digeser, perubahan keliling persegipanjang dengan memisalkan penambahan ukuran panjang dan lebar persegipanjang tersebut, dan jumlah panjang semua rusuk balok sebelum ukuran panjang, lebar, dan tinggi balok berubah. Sedangkan ide yang kedua, ketiga hal itu dinyatakan dalam bentuk persamaan. Pada tahap relate, SI mengaitkan ide yang berbeda dengan pengetahuan yang dia miliki. SI menghubungkan dengan beberapa materi yang ia pelajari di matematika. Pada tahap explore, SI membuat model yang sesuai dengan permasalahan yang ia hadapi namun, ia tidak dapat mendeskripsikan kesamaan kedua ide yang ia temukan. Pada tahap analyze, SI menjelaskan kembali langkah-langkah yang ia lakukan sebelumnya dan tidak dapat mendeskripsikan kesamaan kedua ide yang ia temukan. Pada tahap transform, SI menyimpulkan besarnya selisih keliling kedua persegipanjang setelah titik pada salah satu sisi persegipanjang digeser digeser ke kiri atau kanan, perubahan keliling persegipanjang, dan jumlah panjang semua rusuk balok dengan tepat. Pada tahap experience, SI dapat menerapkan hasil yang didapat untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.Metaphorical thinking is the mental activity by using metaphors that fit the situation. Metaphor is an idea to link the problems faced by everyday experience and the familiar mathematical material. This research is descriptive research with qualitative approach that aimed to describe the metaphorical think profile of junior high school students for solving measurement problem based on cognitive style. The subjects of this research are two students consist of a student with cognitive style (SR) and a student with cognitive impulsive style (SI). The data collecting technique that used in this research is by giving the assignment of problem solving and semi-structured interviews. Triangulation of time used to test the credibility of the data out of this research. The result of this study is description of metaphorical thinking consists of connect, relate, explore, analyze, transform and experience. In general, description of metaphorical thinking of the two subjects is as follows. At connect stage, SR connected two different ideas. The first idea is to determine the difference between the two rectangular perimeter by supposing the friction of point in one of the rectangular’s side as SR wanted, the change of rectangle perimeter by supposing the extension of the length and width of the rectangle, and the total length of all the sides of the square after length, width, and height of the square that is extended just like in general. While the second idea is three of it is assumed using equation. At relate stage, SR connected the ideas that contrast with the knowledge SR had that related to some material in mathematics. At explore stage, SR created a model that appropriate to the problems SR faced and describes the similarities of two ideas that SR found. At analyze stage, SR reexplained the steps SR did in finding the difference between two rectangular perimeter, the changing of rectangle perimeter, and the total length of all sides of the square that is assumed using some equation and redescribe the similarities of two ideas that he found. At transform stage, SR concluded the difference magnitude between two rectangles after point in one of the rectangular’s side is shifted to the left or right, the perimeter changing of rectangle, and the total length of all the sides of the square appropriately. At this stage of experience, SR could apply the results obtained to resolve the problems faced. At connect stage, SI connected two different ideas. SI had two different ideas. The first idea is to calculate the difference between the two rectangular perimeter before point in one of the rectangular’s side is shifted, the changes of rectangle perimeter  by letting addition of the length and width of the rectangle, and the total length of all sides of square before the length, width, and height of the square was changed. While the second idea is to assume them as x equation. At relate stage, SI associated different ideas with the knowledge that SI had. SI connected with some materials that SI had learned in mathematics. At explore stage, SI made the model appropriate to the problems SI faced, but SI could not describe the similarity of the two ideas that SI found. At analyze stage, SI reexplained the steps which SI had done before and can not describe the similarities of the two ideas that SI found. At transform stage, SI summed up the magnitude both of rectangles perimeter after point in one of the rectangular’s side is shifted to the left or right, the perimeter changing of rectangle, and the total length of all the sides square appropriately. At experience stage, SI could apply the results obtained to resolve the problems faced. 
Analisis Time-Line dan Berpikir Kritis Dalam Pemecahan Masalah Matematika Pada Pembelajaran Kooperatif Resiprokal Rochmad, Rochmad; Agoestanto, Arief; Kurniasih, Ary Woro
Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 7, No 2 (2016): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
Publisher : Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Sema

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kreano.v7i2.4980

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui grafik time-line dalam diskusi untuk pemecahan masalah opened-ended dalam pembelajaran kooperatif resiprokal, mendeskripsikan langkah-langkah kegiatan pemecahan masalah open-ended dalam diskusi kelompok pada  pembelajaran kooperatif  resiprokal, dan mendeskripsikan  karakteristik berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah open-ended. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Kegiatan pada penelitian ini adalah pembelajaran resiprokal 2 kali untuk mendapatkan data time-line tahap berpikir kritis dan time-line aktivitas pemecahan masalah matematika, tes berpikir kritis 2 kali, analisis karakteristik berpikir kritis berdasarkan tes 1 dan 2. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di  SMP Negeri 1 Ngadirejo Temanggung. Hasil penelitian ini adalah 4 kelompok diskusi melakukan tahap strategi pada berpikir kritis lebih lama dibandingkan tahap berpikir kritis lainnya (klarifikasi, simpulan, dan strategi. Untuk memecahkan masalah matematika, pada langkah pertama yaitu memahami masalah. Pada langkah ini siswa dominan melakukan aktivitas bertanya dan memprediksi. Pada langkah kedua yaitu merencanakan penyelesaian, siswa dominan melakukan kegiatan bertanya dan menjelaskan. Pada langkah ketiga yaitu melaksanakan penyelesaian, siswa dominan melakukan kegiatan menjelaskan dan bertanya. Sedangkan pada langkah keempat yaitu mengecek kembali, siswa dominan melakukan kegiatan menjelaskan.The purpose of this research is to know the time-line graph in the discussion for the solving of opened-ended problem in cooperative reciprocal learning, to describe the steps of open-ended problem solving activity in group discussion on reciprocal cooperative learning, and to describe the critical thinking characteristics of students in solving the open problem -ended. This research is a qualitative research. Activity in this research is reciprocal learning 2 times to get time-line data of critical thinking stage and time-line activity of problem solving of mathematics, critical thinking test 2 times, analysis of critical thinking characteristic based on test 1 and 2. Source of data in this research is student Class VIII in SMP Negeri 1 Ngadirejo Temanggung. The result of this research is 4 group discussion to do strategy phase on critical thinking longer than other critical thinking stage (clarification, conclusion, and strategy To solve mathematical problem, in step one that is understanding problem In this step student dominant doing activity of ask and predict In the second step is to plan the settlement, the dominant students do the activities of asking and explaining.In the third step is to carry out the settlement, the dominant students do activities explain and ask.While in the fourth step is to check again, the dominant students do explaining activities.

Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol 14, No 2 (2023): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 14, No 1 (2023): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 13, No 2 (2022): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 13, No 1 (2022): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 12, No 2 (2021): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 12, No 1 (2021): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 11, No 2 (2020): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 11, No 1 (2020): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 10, No 2 (2019): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 10, No 1 (2019): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 9, No 1 (2018): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif 9(1) Vol 9, No 2 (2018): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 8, No 2 (2017): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 8, No 1 (2017): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 8, No 1 (2017): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 7, No 2 (2016): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 7, No 2 (2016): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 7, No 1 (2016): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 7, No 1 (2016): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 6, No 2 (2015): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 6, No 2 (2015): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 6, No 1 (2015): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 6, No 1 (2015): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 5, No 2 (2014): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 5, No 2 (2014): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 5, No 1 (2014): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 5, No 1 (2014): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 4, No 2 (2013): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 4, No 2 (2013): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 4, No 1 (2013): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 4, No 1 (2013): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 3, No 2 (2012): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 3, No 2 (2012): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 3, No 1 (2012): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 3, No 1 (2012): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 2, No 2 (2011): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 2, No 2 (2011): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 2, No 1 (2011): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 2, No 1 (2011): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 1, No 2 (2010): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 1, No 2 (2010): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 1, No 1 (2010): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif Vol 1, No 1 (2010): Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif More Issue