cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Majalah Geografi Indonesia
ISSN : 02151790     EISSN : 2540945X     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 23, No 1 (2009): Majalah Geografi Indonesia" : 5 Documents clear
PERBANDINGAN PREFERENSI PELAYANAN EKONOMI PENDUDUK RURAL DAN URBAN DI KABUPATEN SLEMAN Iis Herliany; R. Rijanta; Rini Rachmawati
Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 1 (2009): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1359.881 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13327

Abstract

ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk membandingkan karakteristik fasilitas ritel, demografi, sosial ekonomi, dan preferensi fasilitas ritel antara rumah tangga di daerah pedesaan dan perkotaan, serta faktor-faktor yang berhubungan dengan preferensi mereka. Penelitian yang dilakukan di Cangkringan dan Kecamatan Depok sebagai daerah pedesaan dan perkotaan di Kabupaten Sleman. Penelitian ini mengungkapkan bahwa karakteristik fasilitas ritel, sosial-ekonomi rumah tangga dan perilaku dalam pemanfaatan pasar tradisional dan supermarket antara daerah-daerah yang berbeda. Preferensi pasar tradisional berbeda berdasarkan orientasi lokasi pemanfaatan. Preferensi mereka terhadap supermarket juga berbeda berdasarkan tingkat frekuensi pemanfaatan, orientasi lokasi pemanfaatan, dan preferensi faktor daya tarik. Perbedaan-perbedaan terkait dengan karakteristik perilaku sosial-ekonomi, demografi, dan belanja rumah tangga.ABSTRACT This paper is aimed at comparing the characteristic of retail facilities, demographic, socio-economic, and the preference of retail facilities between the households in the rural and urban areas, as well as the factors that correlate with those preferences. The research carried out in Cangkringan and Depok District as the rural and urban area in Sleman Regency. The research reveals thatthe characteristic of retail facilities, household’s socio-economics and behavior in the utilization of traditional market and supermarket between those areas are different. The preference of traditional market is different based on the orientation of the utilization location. Their preferences towards supermarket are also different based on the level of the utilization frequency, the orientation of utilization location, and the preference of attractiveness factors. Those differences are related with the socio-economic, demographic, and shopping behavior characteristic of the households.ABSTRACT This paper is aimed at comparing the characteristic of retail facilities, demographic, socio-economic, and the preference of retail facilities between the households in the rural and urban areas, as well as the factors that correlate with those preferences. The research carried out in Cangkringan and Depok District as the rural and urban area in Sleman Regency. The research reveals thatthe characteristic of retail facilities, household’s socio-economics and behavior in the utilization of traditional market and supermarket between those areas are different. The preference of traditional market is different based on the orientation of the utilization location. Their preferences towards supermarket are also different based on the level of the utilization frequency, the orientation of utilization location, and the preference of attractiveness factors. Those differences are related with the socio-economic, demographic, and shopping behavior characteristic of the households.
KONTRIBUSI PENGINDERAAN JAUH UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PEMANTAUAN PEMANFAATAN RUANG PADA RENCANA TATA RUANG WILAYAH Panji Agung; Mohammad Pramono Hadi; Sigit Heru Mukti
Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 1 (2009): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.374 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13328

Abstract

ABSTRAK Dampak nyata dari gema Undang-Undang otonomi daerah adalah meningkatnya aktifitas ekonomi di sektor konstruksi yang turut mendorong terjadinya pelanggaran terhadap rencana pemanfaatan ruang pada rencana umum tata ruang di daerah, untuk itu sudah saatnya dilakukan upaya pengendalian dan pengawasan secara terus menerus dan terintegrasi terhadap pelaksanaan rencana pemanfaatan ruang pada RTRW Kabupaten, agar tidak terjadinya dampak-dampak yang tidak diinginkan. Langkah kongkrit mewujudkan hal tersebut perlu dibangun suatu sistem pemantauan yang sederhana cepat dan murah yang merupakan bagian upaya pengendalian dan pengawasan sehingga dapat digunakan oleh pihak yang berkecimpung dalam perencanaan dan pengendalian RTRW setiap saat. Pelaksanaan pengembangan sistem pemantauan pemanfaatan ruang ini menjadikan Kabupaten Sleman sebagai lokasi penelitian. Penelitian dilakukan dengan menggunakan citra TERRA/ASTER rekaman tahun 2007 untuk memperoleh data primer  penggunaan lahan hasil interpretasi langsung dari citra satelit. Sedangkan data sekunder berupa peta pemanfaatan ruang diperoleh dari hasil digitasi peta pemanfaatan ruang RTRW Kabup aten Sleman. Kedua data tersebut selanjutnya dioverlay yaitu proses yang merupakan perwujudan dari proses pemantauan pemanfaat ruang dalam suatu RTRW kabupaten, dalam proses tersebut peta penggunaan lahan hasil dari interpretasi citra Aster berfungsi sebagai parameter pemantau dan peta pemanfaatan ruang berfungsi sebagai obyek yang dipantau. Sistem yang terbangun dalam penelitian ini terdiri dari beberapa subsistem langkah­langkah pengelolaan data citra ASTER dan peta rencana pemanfaatan ruang pada RTRW Kabupaten. Sistem tersebut terdiri dari subsistem persiapan, input, proses, analisis, dan output. Hasil pemantauan pemanfaatan ruang pada lokasi dengan menggunakan sistem pemantauan pemanfaatan ruang, memberi gambaran bahwa di Kabupaten Sleman terjadi pelanggaran terhadap rencana pemanfaatan ruang untuk kawasan pertanian lahan basah sebesar 34%, untuk pertanian lahan kering sebesar 17%, untuk hutan perkebunan sebesar 12%. Kontribusi dari penginderaan jauh adalah memberikan kelebihan pada sistem pemantauan yang dikembangkan berupa dapat digunakan oleh aparat pemerintah setiap saat baik terjadi ataupun tidak terjadi pelanggaran pemanfaatan ruang, disamping peghematan waktu, keakuratan data dan jalur birokrasi yang tidak panjang serta biaya yang relatif murah. ABSTRACT The real effect from sound of regional autonomy is the increasing of economic activities, especially in contruction sector in which follow pushing infringement space utilization plan on Local Spatial Arrangement Plans. For the reason, it is necessary required a continous and integrated development control to the plan implementation at local level, in order to prevent of undesirable impacts. A concrete effort to realize aforementioned purpose is to develop a simple and  cost-effective controlling and monitoring system as part of control and observation effort to Local Spatial Arrangement Plans enforcement, so that it can be used at any time by institution with planning and controlling authority. Execution the development of controlling and monitoring space utilization plan system became the Regency Sleman as research location. This research was conducted by using TERRA/ASTER imagery which recorded at 2007 to obtain primary data of land use as a result form satelite imagery interpretation. While secondary data is space utilization plan  map which obtained from Sleman space utilization plan map digitations. Both of data were  compiled with others through overlay procces as an implementation from development control of space utilization plan on local  spatial plans. On that process, existing land use map as a result from satelite imagery interpretation owning function as a monitoring parameter, while the land use map was stipulated as a watched object. As a result, this research  have yielded a controlling and monitoring system that consist of some subsystems which is step by step on ASTER imagery data management and space utilization plan map. Such subsystem are including preparation, input, processes, analysis and output. The observation result  of implementation in Regency Sleman by using the controlling and monitoring space utilization plan system which have been made by compiling of ASTER imagery processes and Space Utilization Plan map, prove that in Regency Sleman was happened infringement on space utilization plan for agriculture areas are equal to 34%, for dry agriculture areas equal 17%, and equal 12% for plantation areas. Contribution of remote sensing can be used at any time by implementation, beside another benefit like : cost-effective, time economizing, and cutting off bureaucracy path.
DINAMIKA KEMISKINAN DI JAWA-MADURA MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2002-2007 Ade Ermasari; Sukamdi Sukamdi; Tukiran Tukiran
Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 1 (2009): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.733 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13324

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pada variasi dan pengembangan kemiskinan (angka kemiskinan) di Jawa-Madura berbasis pada kabupaten / kota tahun 2002 hingga 2007, dan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menjelaskan perubahan kemiskinan. Penelitian ini makro, dengan skala analisis adalah pulau Jawa-Madura secara keseluruhan.  Metode penelitian yang digunakan adalah analisis data sekunder. Sumber data utama diambil dari Data Dan Informasi Kemiskinan, Tahun 2002 2005/2006, dan 2007  Buku 2: Kabupaten / Kota diterbitkan oleh BPS. Analisis data dalam penelitian ini adalah berbagai seperti tabulasi silang, Chi Square, grafik, peta, dan analisis regresi linier ganda disediakan oleh analisis kuadran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kabupaten / kota di Jawa-Madura dari tahun 2002 hingga 2007 tingkat kemiskinan berfluktuasi terutama di pusat dan timur Jawa. Selain itu, ada perbedaan nyata antara tingkat kemiskinan di kabupaten dan kotamadya. Kabupaten cenderung dominan dalam kemiskinan kelas menengah dan kotamadya yang dominan dalam kemiskinan kelas rendah. Walaupun PDRB per kapita secara signifikan faktor berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Jawa-Madura khususnya di kabupaten tahun 2002-2007, mempengaruhi relatif tidak signifikan (R2 selalu di bawah 20 persen). Faktor yang paling berpengaruh adalah persentase orang yang bekerja di sektor informal dengan nilai R2 yang selalu di atas 40 persen pada tahun 2002-2007. Untuk alasan bahwa tingkat pengangguran masalah di Jawa-Madura cukup tinggi, faktor tenaga kerja lebih berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Jawa-Madura pada tahun 2002-2007 (R2 selalu di atas 35 persen) dibandingkan faktor-faktor sosio-ekonomi lainnya , terutama di kabupaten. Sementara itu di kota, faktor ekonomi secara signifikan berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan pada tahun 2007 saja dan memiliki pengaruh yang paling dalam periode 2005 sampai dengan 2007 (nilai R2 adalah sebesar 7,5 Dan 11,6 persen).  Implikasi kebijakan yang dapat diambil adalah memiliki program program penanganan kemiskinan di Jawa-Madura yang lebih dari tenaga kerja dan bidang ekonomi, terutama dalam mengatasi masalah pengangguran. Selain itu, juga perlu ada peningkatan anggaran untuk pendidikan, kesehatan, dan tenaga kerja karena persentase pengeluaran pembangunan di tiga bidang ini masih tidak signifikan.  ABSTRACT The research is aimed at obtaining a description on the variation and the development of poverty (the poverty rate) in Java-Madura based on regencies/municipalities year 2002 to 2007, and to find out the factors that may explain the change of the poverty. The research is macro, with the analysis scale is the entire Java-Madura island. The research method used is secondary data analysis. The main data source is taken from Data dan Informasi Kemiskinan Tahun 2002, 2005/2006, and 2007 Buku 2: Kabupaten/Kota published by BPS. The data analysis in the research is various such as cross tabulations, Chi Square, graphics, maps, linier and double regression analysis provided by quadrant analysis. The result of the research shows that the majority of regencies/municipalities in Java-Madura from year 2002 to 2007 has the fluctuated poverty rate especially in the central and the east of Java. Besides, there is a tangible difference between the poverty rate in regencies and in municipalities. Regencies tend to be dominant in the middle class poverty and municipalities are dominant in the low class poverty. Although GDRP per capita is significantly the influential factor to the poverty rate in Java-Madura especially in regencies year 2002-2007, the influence is relatively insignificant (R2  is always below 20 percent). The most influential factor is the percentage of people working in the informal sector with the R2  value is always above 40 percent in year 2002-2007. For the reason that the unemployment rate problem in Java-Madura is quite high, the manpower factor is more influential to the poverty rate in Java-Madura in year 2002-2007 (R2 is always above 35 percent) than the other socio-economic factors, especially in regencies. Meanwhile in municipalities, the economic factor significantly influences to the poverty rate in 2007 only and has the most influence in the period of 2005 to 2007 (R2 value are 7.5 dan 11.6 percent). The  implication  of  the  policy  that  can  be  taken  is  having  programs  on poverty handling in Java-Madura which is more of manpower and economic field, especially  in  coping  with  unemployment  problem.  Aside  from  that,  it  is also necessary to have the budget increase on education, health, and manpower because the percentage on developmental expenditure in the three fields is still insignificant.
KERUSAKAN EKOSISTEM MANGROVE AKIBAT KONVERSI LAHAN DI KAMPUNG TOBATI DAN KAMPUNG NAFRI, JAYAPURA Meivy Arizona; Sunarto Sunarto; Djalal Tandjung
Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 1 (2009): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.198 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13325

Abstract

ABSTRAK Daerah penelitian adalah desa Tobati dan Nafri di Jayapura-Papua. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mengetahui jenis-jenis mangrove yang telah diubah oleh aktivitas manusia, 2) untuk mengetahui kondisi air dan tanah di daerah yang telah diubah oleh konversi lahan, 3) untuk mengetahui tanggapan masyarakat tentang ekosistem mangrove rusak dan mereka memberikan kontribusi dalam pengelolaan ekosistem mangrove. Metode yang digunakan adalah garis transek plot kuadrat di zona mangrove dan daerah distribusi dengan tiga kali pengulangan. Ukuran plot kuadrat adalah 10m x 20m untuk pohon, 1m x 1m untuk tumbuh-tumbuhan, bibit dan rerumputan. Parameter adalah ukuran kerapatan, frekuensi, daerah basal dan nilai-nilai penting mangrove. Langkah-langkah parameter fisika adalah air yang meliputi pH suhu, salinitas, dan kualitas tanah seperti bahan organik, Savailable Pavailable, Caavailable, Mgavailable, Naavailable, Ntotal, pH, suhu dan tekstur tanah. Analisis parameter fisika menggunakan analisis varian. Sosial parameter yang diukur adalah jumlah populasi, pekerjaan, pendidikan, dan pengetahuan tentang ekosistem mangrove. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi budaya masyarakat desa Tobati adalah survied dan diwawancarai dengan 50 responden. Para responden telah dipisahkan dalam 2 kelompok dari 40 repondents yang diambil dari desa Tobati dan sisanya diambil dari desa Nafri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya tujuh jenis mangrove (Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Rhizophora sfylosa, tagal Csriops, Snnneratia alba, Xylocarpus dan hydrophyllacea mollucensis Scyphiphora) di desa Tobati. Spesies mangrove yang menunjukkan di desa Nafri yang sembilan jenis, tujuh spesies yang mirip dengan Tobati kecuali Bruguiera gymnorrhiza dan Aegiceras comiculatum tidak menunjukkan di desa Tobati. Keberadaan vegetasi mangrove yang telah diubah oleh konversi lahan di desa Tobati didominasi oleh Rhizophora spp. Di desa Nafri sebagai daerah kontrol menunjukkan bahwa pembentukan mangrove masih dalam kondisi baik.  ABSTRACT The research area are Tobati and Nafri villages in Jayapura-Papua. The aim of this research is 1) to study the kinds of mangrove that had been changed by human activities, 2) to study the condition of water and soil in the area which had been changed by land conversion, 3) to know the society responses about the mangrove ecosystems damaged and their contributes in mangrove ecosystems management.The methods used are transect line quadrate plots across the mangrove zones and distribution area with three times repeating. The quadrate plot sizes were 10m x 20m for trees, 1m x 1m for herbs, seedling and grasses. The parameter measures were densities, frequencies, basal areas and important values of mangrove. The physic parameter measures were water that included temperature pH, salinity, and soil qualities such as organic matters, Savailable Pavailable, Caavailable, Mgavailable, Naavailable,  Ntotal, pH, temperature and the soil textures. The analysis of the physic parameter was using variant analysis. Social parameter that been measured were numbers of population, occupation, education, and knowledge about mangrove ecosystems. The methods that used for identifying the culture of the society of Tobati villagers were survied and interviewed with 50 respondents. The respondents have been separated in 2 groups of 40 repondents that were taken from Tobati village and the rest of it were taken from Nafri village.The results showed that mere are seven species of mangrove (Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Rhizophora sfylosa, Csriops tagal, Snnneratia alba, Xylocarpus mollucensis and Scyphiphora hydrophyllacea) in Tobati village. Species mangrove that showed in Nafri village were nine species, seven species which similar with Tobati except for Bruguiera gymnorrhiza and Aegiceras comiculatum were not showed in Tobati village. The existence of mangrove vegetation that been changed by land conversion in Tobati village were dominated by Rhizophora spp. In Nafri village as the control area showed that the formation of mangrove is still in the good condition.
PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MONITORING PERKEMBANGAN MORFOLOGI DELTA SUNGAI JENEBERANG MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT MULTI TEMPORAL Nursyamsi Junus; Hartono Hartono; Sukwardjono Sukwardjono
Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 1 (2009): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.836 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13326

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah memanfaatkan citra Landsat TM dan ETM+ untuk memantau perkembangan morfologi dan perubahan bentuk lahan kepesisiran yang terjadi pada delta Sungai Jeneberang selama rentang waktu 1989-2006 serta mengkaji kemampuan citra penginderaan jauh terutama citra Landsat dalam mendeteksi perubahan geomorfologi yang terjadi pada daerah delta Sungai Jeneberang. Daerah penelitian meliputi kawasan delta Sungai Jeneberang Kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan. Metode perolehan data primer adalah dengan menggunakan citra penginderaan jauh time series dan diolah dengan Sistem Informasi Geografis (SIG), pengukuran di lapangan (gelombang, arus, pasang surut) dan analisis sampel sedimen tersuspensi di laboratorium.  Data sekunder dikumpulkan dari Badan Meteorologi dan Geofisika berupa peta, gambar, data statistik, data meteorologi serta laporan tertulis. Analisis data dilakukan dengan integrasi antara analisis kuantitatif dan analisis deskriptif dimana data-data hasil pengukuran lapangan digunakan untuk mendukung analisis deskriptif yang didapatkan melalui interpretasi citra penginderan jauh. Pengolahan SIG akan menghasilkan peta-peta perubahan garis pantai yang terjadi pada delta Sungai Jeneberang selama rentang waktu 1989-2006. Hasil penelitian diperoleh adanya fluktuasi panjang garis pantai dan luasan delta, bentuk daratan delta secara umum tidak mengalami perubahan yakni dari tahun 1989 ke tahun 2006 yakni berbentuk multi lobate kemudian berbentuk lobate. Delta mengalami perluasan rata-rata sebesar 8,84 ha/tahun namun pada tahun 2001-2005 mengalami pengurangan luas sebesar 2,38 ha/tahun. Panjang garis pantai bertambah rata-rata 23,10 km/tahun, namun pada tahun 1999-2001 garis pantai berkurang karena abrasi sebesar 37,02 km/tahun. Pengaruh fluvial dan pengaruh marin memainkan peranan yang hampir sama pada muara sungai Jeneberang sehingga proses abrasi dan sedimentasi terjadi bergantian pada beberapa bagian delta. Perubahan musim juga sangat dominan dalam pembentukan delta Sungai Jeneberang dimana pada musim barat debit sungai yang tinggi membawa sejumah sedimen dan diendapkan pada bagian muara. Luas areal permukiman di kawasan delta dari tahun 1989-2006 bertambah sebesar 1392 ha.  ABSTRACT Objective of this research was exploit the image of Landsat TM and ETM+ to monitor geomorphology of Jeneberang river delta, change of coastline during 1989-2006 and also to study the ability of satellite image especially Landsat image for detecting geomorphology changes on Jeneberang River delta. Research area covers the area of Jeneberang River delta, Makassar Regency, South Sulawesi Province. Primary data obtained by using time series satellite images afterwards it processed with the Geographical Information System (GIS);. field surveys to measure wave, tide, current, suspended sediment.  Secondary data collected from Chamber of Meteorology and Geophysics and also another source such as topographic maps, pictures, statistic data, from research reports. Data analysis conducted with the integration of quantitative analysis and descriptive analysis where data from field measurement used to support the descriptive analysis by interpretation satellite image. Processing data using GIS obtain geomorphology change map at the Jeneberang River delta during 1989-2006. The result of research is obtained fluctuation of coastline and area of delta. Landform of delta continent have changed from multi lobate shape become lobate shape. Area of delta increasing about 8.84 ha/year but in 2001 to 2005, area of delta experiencing of reduction about 2,38 ha/year. Length of coastline increasingabout 23.10 km/year, but in 1999 to 2001 coastline decrease about 37.02 km/year because abrasion. Fluvial and marine influence play important role on the landform of Jeneberang River delta. Abrasion and sedimentation process happened at some part of delta. Season change also very dominant in forming of Jeneberang River delta where in the rainy season it charge sediment load to the current river and accumulated on the river mouth.  Settlement area of delta from 1989 to 2006 increasing about 1392 ha.

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2009 2009


Filter By Issues
All Issue Vol 39, No 2 (2025): Majalah Geografi Indonesia Vol 39, No 1 (2025): Majalah Geografi Indonesia Vol 38, No 2 (2024): Majalah Geografi Indonesia Vol 38, No 1 (2024): Majalah Geografi Indonesia Vol 37, No 2 (2023): Majalah Geografi Indoenesia Vol 37, No 1 (2023): Majalah Geografi Indonesia Vol 36, No 2 (2022): Majalah Geografi Indonesia Vol 36, No 1 (2022): Majalah Geografi Indonesia Vol 35, No 2 (2021): Majalah Geografi Indonesia Vol 35, No 1 (2021): Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 2 (2020): Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 1 (2020): Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 2 (2019): Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 1 (2019): Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 2 (2018): Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 1 (2018): Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 1 (2017): Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 2 (2016): Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 1 (2016): Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 2 (2015): Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 1 (2015): Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 2 (2014): Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 1 (2014): Majalah Geografi Indonesia Vol 27, No 2 (2013): Majalah Geografi Indonesia Vol 27, No 1 (2013): Majalah Geografi Indonesia Vol 26, No 2 (2012): Majalah Geografi Indonesia Vol 26, No 1 (2012): Majalah Geografi Indonesia Vol 25, No 2 (2011): Majalah Geografi Indonesia Vol 25, No 1 (2011): Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 2 (2010): Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 1 (2010): Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 2 (2009): Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 1 (2009): Majalah Geografi Indonesia Vol 22, No 2 (2008): Majalah Geografi Indonesia Vol 22, No 1 (2008): Majalah Geografi Indonesia Vol 20, No 2 (2006): Majalah Geografi Indonesia Vol 20, No 1 (2006): Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 2 (2005): Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 1 (2005): Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 2 (2004): Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 1 (2004): Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 2 (2003): Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 1 (2003): Majalah Geografi Indonesia Vol 16, No 2 (2002): Majalah Geografi Indonesia Vol 16, No 1 (2002): Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 2 (2001): Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 1 (2001): Majalah Geografi Indonesia Vol 14, No 1 (2000) Vol 14, No 1 (2000): Majalah Geografi Indonesia Vol 10, No 17 (1996): Majalah Geografi Indonesia Vol 6, No 9 (1992) Vol 6, No 9 (1992): Majalah Geografi Indonesia Vol 2, No 3 (1989) Vol 2, No 3 (1989): Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 2 (1988) Vol 1, No 2 (1988): Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 1 (1988) Vol 1, No 1 (1988): Majalah Geografi Indonesia More Issue