cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. garut,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Konstruksi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 32 Documents
Search results for , issue "Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi" : 32 Documents clear
PENATAAN DAN PENANGANAN PARKIR PADA BADAN JALAN SEPANJANG RUAS JALAN CIMANUK KABUPATEN GARUT Angga Jurista; Ida Farida
Jurnal Konstruksi Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1129.1 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.14-1.392

Abstract

Dalam upaya peningkatan kinerja lalu lintas di Kabupaten Garut, khususnya di Jalan Cimanuk, dimana di jalan ini adalah salah satu pusat perdagangan di Kabupaten Garut sehingga seringkali terjadi kemacetan lalu lintas dan kesemrawutan parkir kendaraan. Maka dari itu perlu pengkajian kembali dengan sistem lalu lintas dan perparkiran di Jalan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk penataan parkir serta mengetahui kebutuhan ruang parkir untuk menampung volume kendaraan yang parkir disepanjang ruas Jalan Cimanuk. Data yang diperlukan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan pengamatan langsung dilapangan, meliputi: data volume lalu lintas dan volume kendaraan parkir,  metode pengumpulan data untuk mengetahui jumlah volume kendaraan parkir dengan cara pencatatan langsung nomor polisi kendaraan yang parkir di badan jalan sepanjang ruas Jalan Cimanuk yang di bagi kedalam dua Blok pengamatan yaitu Blok-1 dari batas Bunderan Simpang lima sampai dengan bunderan Leuwidaun dengan panjang jalan yaitu ±2,46 Km, dan Blok-2 dari Bunderan Leuwidaun sampai dengan Perempatan Maktal dengan panjang Jalan ±1,79 Km. Survei dilakukan pada 3 interval waktu, jam 08.00-09.00, 12.00-13.00, 14.00-17.00 dalam jangka waktu 3 hari yaitu, Senin, Kamis dan Sabtu. Hasil kajian menjelaskan bahwa, selama penelitian total volume parkir kendaraan di badan jalan sepanjang Jalan Cimanuk menunjukan puncak kendaraan parkir terjadi di hari Sabtu pada waktu sore hari yaitu antara pukul 16:00 – 17:00 WIB, dengan total kendaraan parkir berjumlah 424 kendaraan. Volume puncak lalu lintas  tertinggi yaitu pada hari Senin dengan interval waktu pada sore hari yaitu pukul 16:15-16:30 WIB dengan jumlah kendaraan 6066/ 15 Menit atau 3089,65 SMP/15 Menit. Berdasarkan survei dilapangan untuk kriteria yang layak dijadikan lahan parkir di badan Jalan sepanjang Jalan Cimanuk yaitu 8 titik lokasi. Adapun alternatif pola parkir yang dipakai adalah pola parkir paralel. Sedangkan Lokasi yang dapat di jadikan alternatif area parkir diluar badan jalan pada kawasan Jalan Cimanuk adalah pada ex- Gedung Pelayanan Pajak. Kebutuhan ruang parkir kendaraan ringan untuk kondisi saat ini sebanyak 228 petak, sedangkan untuk sepeda motor sebanyak 246 petak. Dan dari analisa secara ekonomi untuk pendapatan dalam 1 bulan/30 hari untuk kendaraan ringan adalah Rp.14.340.000/bulan, dan untuk sepeda motor adalah Rp. 14.670.000/bulan.
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN BATUKARAS – MADASARI Asep Saepurrahman Iskandar
Jurnal Konstruksi Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (836.375 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.14-1.396

Abstract

Perkembangan suatu wilayah, akan meningkatkan mobilitas orang dan barang, baik di dalam maupun keluar wilayah yang nantinya akan meningkatkan kebutuhan sarana dan prasarana transportasi. Kondisi tersebut apabila tidak diantisipasi sedini mungkin, dikhawatirkan akan terjadinya permasalahan transportasi seperti, kemacetan, kerusakan jalan, dan sebagainya. Pada perencanaan geometrik jalan untuk wilayah Batukaras – Madasari ini memliki panjang rencana yaitu 3,7 km, pembangunan jalan ini merupakan salah satu alat Transportasi yang bertujuan untuk membangun wilayah wisata Madasari. Perencanaan meliputi sebagian besar langkah kerja dari proses analisa. Perencanaan dititik beratkan pada perencanaan geometrik dan perkerasan jalan. Peroses Perencanaan jalan raya di awali dengan pengumpulan data –data yang diperlukan. Data – data didapat dari lapangan berupa data CBR tanah, data ukur dan data – data lainnya yang dibutuhkan. Data – data ini nantinya akan menghasilkan penampang untuk jalan berupa geometrik jalan dan akan menghasilkan perkerasaan jalan berupa pengikat aspal. Pada perencanaan geometrik hanya direncanakan untuk penampang jalannya maka dibutuhkan perencanaan perkerasan jalan supaya jalan dapat dipakai semaksimal mungkin oleh pengguna. Dalam perencanaan batukaras – Madasari terdapat 14 tikungan, 7 lengkung cembung , 7 lengkung cekung Dengan Kecepatan rata – rata 60 – 90 dan lebar perkerasan adalah 2 x 3 m. untuk perkerasaannya menghasilkan perkerasan dengan umur 5 – 10 tahun dengan CBRtanah dasar 5,32. Perkerasan yang dihasilkan yaitu: untuk umur 5 tahun dihasilkan perkerasan laston untuk lapis permukaan tebal 5cm, Batu pecah kelas B untuk lapis antara 20 cm, sirtu kelas A untuk lapis pondasi/ bawah 10 cm. Sedangkan untuk umur 10 tahun dihasilkan perkerasan laston untuk lapis permukaan 9 cm, Batu pecah kelas A untuk lapis antara 15 cm dan perkerasan sirtu/ pitrun Kelas B untuk lapis pondasi/ bawah 10 cm.
EVALUASI JALUR PEJALAN KAKI DENGAN RTH PADA RUAS JALAN AHMAD YANI KEC. GARUT KOTA Irsan Permana; Adi Susetyaningsih; Ida Farida
Jurnal Konstruksi Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2650.672 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.14-1.398

Abstract

Jalan Ahmad Yani merupakan pusat kota Garut yang dimana disepanjang jalan tersebut dipadati oleh pertokoan. Pada ruas jalan Ahmad Yani dipasang jalur pejalan kaki pada tepi sisi jalan kiri dan kanan. Berdasarkan survey di lapangan kondisi jalur pejalan kaki ada beberapa trotoir yang rusak sehingga menyebabkan ketidak nyamanan terhadap pejalan kaki dan beberapa fasilitas pejalan kaki yang masih kurang. Jalan Ahmad Yani memiliki luas 2062 m² dari persimpangan Asia sampai Bunderan Suci (PT. Danbi Bulu Mata Palsu). Pada jalan tersebut ada beberapa yang ditanami RTH tetapi kondisi RTH tidak terawat dengan baik sehingga RTH di jalan Ahmad Yani masih kurang. Pada jalan Ahmad Yani ada beberapa yang menggunakan Zebra Cross yang diperuntukan untuk menyebrang tidak sembarangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi jalur pejalan kaki secara realita di lapangan kemudian disesuaikan dengan peraturan – peraturan yang ada. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif dan kualitatif. Kemudian pengumpulan data primer didapat dari hasil Observasi di lapangan dan data Sekunder didapat dari instansi yang terkait. Berdasarkan penelitian dilapangan ketersediaan jalur pejalan kaki sudah memenuhi tetapi jika ditambah dengan pelengkap jalan seperti tiang lampu, tempat sampah, kursi roda, tanaman peneduh RTH trotoir di kiri dan kanan tidak memenuhi persyaratan. Sedangkan untuk RTH di jalan Ahmad Yani memiliki luas sebesar 409,564 m² atau 20%. Jumlah ini cukup memenuhi RTH jalur hijau jalan tetapi masih perlu ditambah menjadi 30% sehingga perlu penambahan sebesar 209,2 m² atau 10% karena arus lalu lintas di kawasan tersebut setiap tahunnya meningkat. Tanaman ditanami rapat dengan jenis tanaman yang memiliki fungsi penyerap polusi udara dan dipasang antar blumbak 10 meter. Pada jalan Ahmad Yani ada beberapa yang menggunakan Zebra Cross tetapi garis Zebra Cross Sudah tidak terlihat dengan jelas sedangkan marka jalan yang berfungsi untuk pembatas lajur kendaraan di jalan Ahmad Yani tidak ada.
PENGARUH SEDIMENTASI TERHADAP PENYALURAN DEBIT PADA DAERAH IRIGASI CIMANUK Adi Susetyaningsih; Sulwan Permana
Jurnal Konstruksi Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.892 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.14-1.402

Abstract

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang banyak manfaatnya untuk kehidupan mahluk hidup. Dengan kemampuan berpikir, manusia mencoba bagaimana caranya supaya air yang ada tidak langsung terbuang ke laut tetapi bisa diambil manfaatnya. Kebijakan pengembangan ekonomi Kabupaten Garut memberikan perhatian khusus kepada pengembangan ekonomi kerakyatan terutama pertanian. Salah satu daerah irigasi (DI) yang ada di Kabupaten Garut adalah DI Cimanuk yang mengairi areal persawahan seluas 874 ha. Pengaruh sedimentasi akan berimbas pada dangkalnya saluran pembawa sehingga banyaknya debit yang keluar dari saluran tersebut tidak terkontrol dengan baik. Seperti di saluran sekunder Bayongbong (BBYB) yang mengairi areal pesawahan seluas 165 ha di Daerah Irigasi Cimanuk. Pengukuran sedimentasi pada penelitian ini menggunakan cara Meyer-Peter. Hasil pengujian di laboratorium adalah sebagai berikut:berat isi sedimen (γs) = 1,316 gr/cm3 =1316 kg/m3. Debit sedimen untuk lebar saluran 1 m adalah: Qsb = 0,00088 m3/det dan D50 = 0,185 mm.
ANALISIS ALIRAN AIR MELALUI BANGUNAN TALANG PADA DAERAH IRIGASI WALAHIR KECAMATAN BAYONGBONG KABUPATEN GARUT Indra Lukman Nul Hakim; Sulwan Permana; Ida Farida
Jurnal Konstruksi Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (840.051 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.14-1.406

Abstract

Irigasi adalah kegiatan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan air untuk sawah, ladang, perkebunan dan usaha-usaha pertanian lainnya. Oleh sebab itu perlu adanya keseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan air untuk  memenuhi  kebutuhan  air  Irigasi, maka debit  yang  tersedia  harus cukup untuk di salurkan ke setiap saluran sampai kepetakan sawah. Oleh karena itu perlu di lakukan pengukuran debit air, kebutuhan air Irigasi, agar penyaluran air efektif dan efisien. Penelitian ini di lakukan di Daerah Irigasi Walahir, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, penelitian ini di lakukan dengan cara mengambil data sekunder, data tersebut di kompilasikan dengan metode Hamon untuk menentukan evapotranspirasi, penyiapan lahan, penggunaan konsumtif, perlokasi, penggantian lapisan air, dan curah hujan efektif, dan menentukan pola tanamnya. Dengan menggunakan sistem pola tanam Padi-Padi-Palawij, dalam jangka waktu penyiapan lahan satu setengah bulan. Dari hasil analisis di dapatkan  besarnya  nilai  debit  kebutuhan  air  Irigasi maksimum untuk penyaluran air secara keseluruhan untuk Daerah Irigasi Walahir yang di ambil dari Sungai Cipandai melalui bangunan intake sebesar 181,35 lt/dtk, dengan luas area persawahan 60 Ha. Maka dari itu debit air yang mengalir di saat musim penghujan dari Bulan November sampai Bulan Mei sangat mencukupi untuk mengairi sampai ke petakan sawah terakhir, sedangkan hasil analisis terutama pada musim kemarau dari bulan Juni sampai bulan Oktober jumlah kebutuhan air lebih besar dari ketersediaan air. Maka dari itu antisipasinya dengan menggunakan sistem golongan atau sistem gilir pemberian air dengan jangka waktu satu minggu dua kali, supaya debit air yang tersedia di saat musim kemarau bisa mencukupi untuk kebutuhanya. Dengan kebutuhan air Irigasi untuk per hektarnya dari hasil analisis di dapat, kebutuhan air Irigasi 9 Ha dengan debit air 17,682 lt/dtk, kebutuhan air Irigasi 9 Ha dengan debit air 17,682 lt/dtk, kebutuhan air Irigasi 6 Ha dengan debit air 11,788 lt/dtk, kebutuhan air Irigasi 30 Ha dengan debit air 58,939 lt/dtk, dan kebutuhan air Irigasi 6 Ha dengan debit air 11,788l lt/dtk. Dan dari hasil analisis dimensi bangunan talang dengan debit rencana Q = 0,020135m3/dtk, dengan kecepatan standar aliran air V = 0,25 m/dtk, luas penampang basah A = 0,08054 m2, tinggi jagaan fb = 0,30 m, dan tinggi muka air yang baru 0,268 m, maka dimensi bangunan talang baru hasil analisis dengan debit rencana di dapat, lebar dasar saluran B = 0,30 m, dan tinggi total saluran H = 0,60 m.
EVALUASI SISTEM DRAINASE DI KELURAHAN PAMINGGIR GARUT Andri Setiawan; Sulwan Permana
Jurnal Konstruksi Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.788 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.14-1.408

Abstract

Perencanaan dan pelaksanaan pembuatan jalan telah lama menyadari bahwa kehadiran air di dalam dan sekitar badan perkerasan jalan akan mempercepat teurunnya kekuatan/kehancuan jalan, setiap alur drainase baik drainase jalan maupun drainase perumahan hendaknya terdapat canal/saluran pembuangan yang mengarahakan aliran ke sungai yang lebih besar.Pengembangan sistem drainase ini dilakukan terhadap data existing dilapangan dengan memperhitungkan rumus-rumus perhitungan yang ada. Adapun langkah-langkah pengembangan sistem drainase ini dilakukan dengan cara menganalisis data curah hujan dan intensitas curah hujan. Untuk perhitungan perencanaan dimensi saluran rumus yang digunakan adalah Q = A . V dimana kesimpulan dari hasil perhitungan tersebut sebagai berikut : Debit rencana Q = 0,18 m/det, kecepatan air saluran V = 0,67 m/det, lebar saluran  b = 1 m tinggi saluran  h =  0,8 m. Hasil dari perhitungan pengembangan sistem drainase ynag telah dianalisis merupakan bagian yang tak terpisahkan dari prinsif-prinsif dalam pengembangan sistem drainase. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tejadinya genangan/banjir bukan karena faktor alamiah saja tetapi sangat dipengaruhi oleh faktor manusia,sehingga dapat disimpulkan juga bahwa keadaan alam dan keadaan manusia dalam pengembangan sistem drainase dari masalah genangan/banjir saling berkaitan.
ANALISIS BIDANG KERN PADA PROFIL BAJA RINGAN Eko Walujodjati
Jurnal Konstruksi Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/konstruksi/v.14-1.293

Abstract

Material Baja Ringan sudah banyak diaplikasikan terutama untuk rangka atap bangunan. Sambungan antar batang baja ringan menyalurkan gaya normal yang terjadi akibat beban beban yang ada berupa gaya tarik dan gaya tekan sebagai gaya gaya yang terjadi pada sistem rangka batang (Truss). Analisis Tegangan dalam Bidang Kern pada penampang profil Baja Ringan yang tidak simetris ini perlu dilakukan untuk melihat kekuatan dari pada material Baja Ringan. Profil Baja Ringan adalah material baja tipis dengan kekuatan tarik yang tinggi memungkinkan dimanfaatkan sebagai elemen struktur dengan kebutuhan melayani beban tarik dan beban tekan. Bidang Kern adalah suatu daerah dengan titik titik gaya normal berada dimana tegangan yang terjadi pada penampang tersebut adalah sejenis. Beban Normal Eksentris adalah beban normal yang bekerja diluar titik berat penampang. Analisis tegangan yang dilakukan sama dengan analisis tegangan pada beban sentris dan momen lentur yaitu σ = P / A ± Me . y / Ix. Momen tahanan Wax = Ix / y, Wbx = Ix / y, momen inersia Ix = 1/12. b.h3 + b.h.y2 Wkr y = Ix / c, Wkn y = Ix / y, batas atas sumbu x Ka x = Wbx / A, batas bawah sumbu x Kb x = Wax / A, batas kiri sumbu y Kkr y = Wkn y / A, batas kanan sumbu y Kkn y = Wkr y /A. Dari analisis yang sudah dilakukan diperoleh bidang kern yang tidak jauh berbeda dengan profil penampang bentuk C pada umumnya, yaitu Ka x = 25,29 mm Kb x = 25,29 mm Kkr y =18,775 mm Kkn y = 7,559 mm. Perbedaan mencolok diperoleh nilai Kkr y atau batas sebelah kiri dari sumbu y yang lebih jauh dibanding pada bentuk C. Hal ini dikarenakan adanya luasan tambahan dari bentuk kait pada profil tersebut.
PENGENDALIAN BANJIR PADA SISTEM DRAINASE SUB DAS CIOJAR CIMANUK KIRI Erwin Nadinoor; Sulwan Permana
Jurnal Konstruksi Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/konstruksi/v.14-1.304

Abstract

Perencanaan dan pelaksanaan pembuatan jalan telah lama menyadari bahwa kehadiran air di dalam dan disekitar badan perkerasan jalan akan mempercepat turunnya kekuatan/kehancuran jalan, setiap alur drainase baik darainase jalan maupun drainse perumahan hendaknya terdapat canal/saluran pembuangan yang mengarahkan aliran ke sungai yang lebih besar. Pengendalian banjir ini dilakukan peninjauan terhadap data existing dilapangan dengan memperhitungkan rumus-rumus perhitungan yang ada. Adapun langkah langkah pengendalian banjir ini dilakukan dengan cara menganalisis data curah hujan dan data penduduk kabupaten garut. Untuk perencanaan hidraulis saluran rumus yang digunakan adalah rumus Strickler  yaitu Q  = K . R 2/3 .I 1/2 . F  dimana kesimpulan dari hasil perhitungan tersebut sebagai berikut : Debit Rencana Q = 0,214 m³ / det, Kecepatan Air Disaluran V = 0,54 m / det, Lebar Saluran = 2 m, Tinggi Air Disaluran h = 0,2 m, Kemiringan Saluran I = 0.0018, Kekasaran Saluran K = 42.50, Kemiringan Talud Saluran m = 0 (Tegak). Hasil dari perhitungan pengendalian banjir yang telah dianalisis merupakan bagian yang tak terpisahkan dari penerapan prinsif-prinsif dalam pengendalian banjir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadinya banjir bukan karena faktor alamiah saja tetapi sangat dipengaruhi oleh faktor manusia, sehingga dapat disimpulkan bahwa keadaan alam dan keadaan manusia dalam mengendalikan banjir saling berkaitan.
ANALISIS OPERASIONAL WADUK IR.H.DJUANDA Tintin Kartini; Sulwan Permana
Jurnal Konstruksi Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/konstruksi/v.14-1.330

Abstract

Waduk serbaguna Jatiluhur dengan kapasitas penampungan sebesar 3.000 juta m3, yang diselesaikan dalam tahun 1967, memberikan berbagai manfaat sebagai berikut: (1) Penyediaan air minum, (2) Penyediaan air irigasi (3) Pembangkitan tenaga listrik (4) Pengendali terjadinya banjir. Permasalahan seringkali terjadi muncul, sehingga tata kelola dan pengaturan distribusi air perlu dianalisis.Dalam studi ini, analisis hanya mencakup menganalisis fungsi operasional waduk sebagai penyedia air irigasi, air baku, PLTA dan kondisi hidrologi waduk. Kapasitas tampungan Waduk Ir.H.Djuanda pada TMA normal 2448 juta m3. Tingkat laju sedimen rata-rata dari tahun 1995-2000 sebesar 0,43 m/tahun. Ketersediaan air rata-rata tahunan Waduk Ir.H.Djuanda 6144 juta m3/tahun. Limpasan air Tahun 2014 hanya terjadi di bulan April-Juli 2014, dan limpasan terbesar terjadi pada tanggal 25 bulan April 2014 dan ada pada ketinggian TMA 108,05 mdpl. Kebutuhan air rata-rata bulanan di hilir Waduk Ir.H.Djuanda adalah 373,445 juta m3/bulan, dan untuk kebutuhan air rata-rata tahunan adalah sebesar 6026,308 juta m3/tahun. Semakin besar air keluar melalui Turbin maka semakin besar pula Produksi Listrik yang dihasilkan. Air yang keluar dimaksimalkan keluar melalui turbin agar dapat menghasilkan energi listrik. Tidak ada skala prioritas dalam pembagian air terutama pada musim kemarau.
ANALISA UJI KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAHAN BATU BATA MERAH Ahmad Syarif; Chandra Setyawan; Ida Farida
Jurnal Konstruksi Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/konstruksi/v.14-1.349

Abstract

Bata merah merupakan material umum yang dipakai pada bangunan. Bata merah dalam penelitian ini di tujukan untuk pemanfaatan limbah. Limbah batu bata merah dalampenelitian pembuatan beton untuk menghasilkan beton bermutu tinggi.Metode penelitian yang dipakai adalah metode percobaan yang dilakukan di laboratorium STT-Garut, yaitu denganmelakukan pemeriksaan atau percoban secara fisik pada uji beton, yang menggunakan bahan tambahan limbah batu bata merahsebanyak 27 benda uji (10%, 25%, 50%) dankuat tekan beton normal K-200 sebanyak 9 benda uji (200kg/cm 2). Tujuannya untuk mengetahui kuat tekan beton dengan menggunakan bahan tambahan limbah batu bata merah sebanyak 27 benda uji (10%, 25%, 50%) dan kuat tekanbeton normal K-200 sebanyak 9 benda uji (200kg/cm 2 ) sebagai acuan pembanding.Dari hasil penelitian, diketahui beton dengan menggunakan campuran 10%, 25% dan 50% hasil rata-rata sesuai dengan acuan beton pembanding (K-200). Hasil uji kuat tekan limbah batu bata merah 50% campurannya tidak lebih dari 10% dan 25%. Sehingga beton untuk campuran 10% dan 25% menjadi acuan kedepannya sebagai campuran limbah tambahan yang baik untuk pembuatan beton.

Page 2 of 4 | Total Record : 32