cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. garut,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Konstruksi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 32 Documents
Search results for , issue "Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi" : 32 Documents clear
KAJIAN PENGARUH TINGGI BUKAAN PINTU AIR TEGAK (SCLUICEGATE) TERHADAP BILANGAN FROUDE Jani Albas; Sulwan Permana
Jurnal Konstruksi Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/konstruksi/v.14-1.366

Abstract

Dalam mengoptimalisasikan peranan bangunan pintu air sebagai pengatur debit dan pengatur tinggi muka air dihulu bangunan pintu air, sering dihadapkan pada masalah gerusan local (Local Scouring) di sebelah hilir bangunan pintu air. Berbagai penanganan masalah tersebut telah dilakukan, diantaranya dengan pembuatan landasan kolam olak atau dikombinasikan dengan pemasangan ambang peredam energi (End Sill). Bilangan Froude adalah sebuah parameter non-dimensional yang menunjukkan efek relative dari efek inersia terhadap efek gravitasi. Aliran subkritis kadang-kadang disebut aliran tenang, sedang aliran cepat juga digunakan untuk menyatakan aliran super kritis. Faktor-faktor yang mempengaruhi bertambahnya ketinggian aliran pada energi spesifik adalah  ketinggian muka air dan harga kecepatan masing-masing keadaan debit.Dari percobaan perhitungan yang dilakukan didapat hasil sebagai berikut: Percobaan pertama, A = (Yg 0,25 Fr 2,72), B = (Yg 0,50 Fr 0,96), C = (Yg 1,00 Fr 0,35). Percobaan kedua, A = (Yg 0,25 Fr 2,72), B = (Yg 0,50 Fr 0,96), C = (Yg 0,75 Fr 0,52.  Percobaan ketiga, A = (Yg 0,25 Fr 2,72), B = (Yg 0,50 Fr 0,96), C = (Yg 0,75 Fr 0,52. Hasil Perhitungan bahwa bilangan Froude ada hubungannya dengan tinggi bukaan pintu air, semakin tinggi bukaan pintu air maka semakin kecil bilangan Froude yang dihasilkan.
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN CEMPAKA – WANARAJA KECAMATAN GARUT KOTA Aceng Badrujaman
Jurnal Konstruksi Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/konstruksi/v.14-1.384

Abstract

Jalan merupakan sarana transportasi darat yang memegang peranan penting dalam pengembangan suatu wilayah. Perkembangan suatu wilayah akan meningkatkan kebutuhan sarana dan prasarana transportasi. Kondisi tersebut apabila tidak diantisipasi sedini mungkin, dikhawatirkan akan terjadinya permasalahan transportasi seperti, kemacetan, kerusakan jalan, dan sebagainya. Pada perencanaan geometrik jalan untuk wilayah Cempaka – Sucinaraja – Wanaraja ini memliki panjang rencana yaitu 11,41 km, pembangunan jalan ini merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi kemacetan yang sering terjadi di depan pasar wanaraja dan untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan lalu lintas, serta sebagai alternatif untuk menghindari permasalahan yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang. Pembangunan geometrik jalan merupakan pekerjaan yang kompleks dan perlu mempertimbangkan berbagai aspek dan membutuhkan kajian yang mendalam agar mampu menghasilkan produk perencanaan sesuai dengan kriteria-kriteria teknis di bidang jalan yang berlaku dan merujuk kepada standar peraturan perundangan yang berlaku. Untuk mengawali rencana perencanaannya maka perlu dilakukan studi kelayakan yang meliputi: kelayakan teknis operasional, kelayakan sosial dan ekonomi, kelayakan finansial, serta kelayakan lingkungan. Berdasarkan kajian tersebut baru dapat ditetapkan lokasi untuk perencanaan fisik jalan. Pada perencanaan galian dan timbunan pada pembangunan jalan ini mempunyai panjang rencana 11,041 km dan kelandaian rata-rata datar, terdapat volume galian dan timbunan tanah yang cukup besar. Dari hasil perhitungan didapat total volume untuk galian yaitu: 188.035,6175 m3 dan total volume untuk timbunan yaitu: 83.507,4050 m3, dengan total biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan galian dan timbunan tanah adalah Rp. 14.132.590.852,75.
EVALUASI KONDISI STRUKTURAL PADA JALAN BERDASARKAN HUBUNGAN ANTARA KETIDAKRATAAN PERMUKAAN JALAN (IRI) DAN INDEKS KONDISI JALAN (RCI) (Studi Kasus Ruas Jalan Selajambe-Cibogo-Cibeet, Cianjur) Rangga Mandala Utama; Ida Farida
Jurnal Konstruksi Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/konstruksi/v.14-1.386

Abstract

Kerusakan-kerusakan pada perkerasan jalan atau lapisan penutup aspal harus diprioritaskan perbaikannya, karena di daerah dengan curah hujan yang tinggi seperti di Indonesia, perkerasan dapat lebih cepat rusak apabila pekerjaan struktur jalan tidak sesuai dengan ketentuan. Tingkat kerataan jalan (International Roughness Index, IRI) merupakan salah satu faktor/fungsi pelayanan (functional performance) dari suatu perkerasan jalan yang sangat berpengaruh pada kenyamanan pengemudi (riding quality). Kualitas jalan yang ada maupun yang akan dibangun harus sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku. Syarat utama jalan yang baik adalah kuat, rata, kedap air, tahan lama dan ekonomis sepanjang umur yang direncanakan. Pengukuran tingkat kerataan permukaan jalan belum banyak dilakukan di Indonesia mengingat kendala terbatasnya peralatan sehingga persyaratan kerataan dalam monitoring dan evaluation terhadap konstruksi jalan yang ada tidak dapat dilakukan secara baik menurut standar nasional bidang jalan. Untuk mengetahui tingkat kerataan permukaan jalan dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan berbagai cara/metode yang telah direkomendasikan oleh Bina Marga maupun AASHTO. Salah satu cara pengukuran tingkat kerataan jalan yang direkomendasikan oleh Bina Marga yaitu dengan cara form survei kerusakan jalan sesuai pedoman pelaporan nilai kondisi jalan tahun 2015.Tingkat kerusakan jalan rata-rata Ruas Jalan Selajambe-Cibogo-Cibeet sebesar 5,130 %. Lokasi Km.Bdg. 63+000-64+000 memiliki nilai IRI yang paling tinggi yaitu 12, didominasi oleh kerusakan berupa lubang dangkal sebanyak 8.916,56 m2 yang penanganannya direncanakan dengan tambal sulam dengan hotmix, oleh karena itu pengamat Jalan harus sigap dan rutin melaporkan kerusakan-kerusakan jalan tiap bulannya sehingga kemantapan dan kondisi jalan tetap terjaga dengan baik, guna memperlancar menunjang arus/laju perekonomian. Penanganan yang tepat dan sesuai akan membuat jalan berada pada kondisi yang baik berdasarkan kemantapan jalan yang direncanakan.
ANALISIS HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS JALAN GUNTUR GARUT) Iman Hilmanudin; Ida Farida
Jurnal Konstruksi Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/konstruksi/v.14-1.387

Abstract

Ruas Jalan Guntur merupakan salah satu ruas  jalan yang cukup padat. Hal ini disebabkan karena ruas jalan tersebut berada dikawasan petokoan yang dimana banyak masyarakat yang bertransaksi jual beli di sekitar ruas Jalan Guntur ini, dengan wilayah seperti ini banyak aktivitas masyarakat yang terjadi di samping jalan, seperti pejalan kaki, kendaraan parkir, kendaraan lambat dan kendaraan keluar masuk dari atau ke Jalan Guntur. Penelitian ini dilakukan di ruas Jalan Guntur dengan mengambil batas dari Bundaran Guntur sampai Pertigaan Ciwalen. Data yang diambil dilapangan adalah data primer seperti kondisi geometrik jalan, volume lalu lintas, kecepatan dan kepadatan kendaraan, dan faktor-faktor hambatan samping di sekitar lokasi penelitian. Sedangkan data sekunder adalah jumlah penduduk dan peta lokasi. Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan, hambatan samping tertinggi pada ruas Jalan Guntur ini adalah dengan frekwensi bobot kejadian 553,63, nilai tersebut masuk ke dalam kelas hambatan samping tinggi (High). Hambatan samping tersebut berpengaruh terhadap arus lalu lintas, kecepatan menjadi berkurang, volume berkurang dan kepadatan tinggi. Pengaruh hambatan terhadap kapasitas bisa dilihat dari penurunan kapasitas sebelum adanya hambatan samping sebesar 3107,64 smp/jam dan dengan hambatan samping menjadi 2865,20 smp/jam. Tingkat pelayanan Jalan Guntur dalam kondisi B yaitu arus stabil, volume sedang dan kepadatan rendah, berdasarkan nilai DS = 0,48. Sedangkan nilai DS dengan hambatan samping dalam kondisi C yaitu arus stabil, volume sesuai untuk jalan kota tetapi kecepatan dipengaruhi oleh lalu lintas, berdasarkan nilai DS = 0,50.
PENGARUH PARKIR PADA BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN (STUDI KASUS: RUAS JALAN CILEDUG KOTA GARUT) Ricky Muhammad Yany; Ida Farida; Eko Walujodjati
Jurnal Konstruksi Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/konstruksi/v.14-1.388

Abstract

Permasalahan transportasi didaerah perkotaan seringkali disebabkan tingginya kebutuhan pergerakan yang tidak bisa diimbangi dengan ketersediaan jaringan jalan yang ada. Akibat dari adanya kegiatan on-street parking adalah menimbulkan kemacetan, oleh karena itu penanganan parkir di badan jalan sudah barang tentu menjadi sangat penting dan mempunyai dampak positif terhadap pemecahan masalah kemacetan, permintaan akan parkir akibat adanya pertokoan dan pasar juga terjadi di  Jalan Ciledug Kabupaten Garut. Masalah parkir ini sangat berhubungan dengan pola pergerakan arus lalu lintas kota dan apabila pengoperasian parkir tidak efektif akan mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Oleh karena itu, fasilitas parkir harus cukup memadai sehingga semua pengoperasian arus lalu lintas dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan penelitian pada ruas Jalan Ciledug, tingkat pelayanan jalan pada hari Senin berada pada nilai C, D dan E pada jam puncak pagi, siang dan sore. Sedangkan kinerja pada hari Kamis sedikit lebih baik dimana tingkat pelayanan jalan pada jam-jam puncak pagi, siang dan sore berada pada tingkat C, C dan D. Pada hari Sabtu tingkat pelayanan jalan sampai pada titik terburuknya, dimana pada jam puncak pagi, siang dan sore tingkat pelayanan jalan berada pada tingkat E, E dan E, hal ini diakibatkan Kota Garut yang banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik untuk berakhir pekan.
ANALISIS ALIRAN PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI CIMANUK HULU (STUDI KASUS CIMANUK-BOJONGLOA GARUT) Ali Rahman
Jurnal Konstruksi Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/konstruksi/v.14-1.391

Abstract

Secara umum wilayah daerah aliran Sungai Cimanuk-Bojongloa terletak di Kabupaten Garut, adapun luas DAS 292 km² yang berlokasi di kampung Bojongloa, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat. Adapun Sungai Cimanuk berhulu dikaki Gunung Papandayan di Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut pada ketinggian + 1350 diatas permukaan laut, yang mengalir kearah timur laut sepanjang 180 km dan bermuara di Laut Jawa di Kabupaten Indramayu. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan rata-rata tahun 2006-2007 dengan tahun 2012-2013. Serta cara peningkatan ketersediaan data dan informasi sumber daya air, dan mengendalikan kondisi DAS yang rusak. Dalam penelitian ini pada tahun 2006 didapat debit 4,515 m3/det, dan 2013 didapat debit 15,27 m3/det. Berdasarkan penelitian perbandingan rata-rata debit pada tahun 2006 dan 2013 ada peningkatan yang lumayan signifikan dikarenakan di tahun 2013 sungai sudah mulai rusak banyaknya penebangan hutan, berubahnya saluran drainase dan sebagainya. Dari DAS Cimanuk-Bojongloa hutan di kawasan tersebut sudah mulai rusak karena banyak penebangan hutan liar dan intensitas curah hujan yang tinggi sehingga debit air setiap tahunnya meningkat.
PENATAAN DAN PENANGANAN PARKIR PADA BADAN JALAN SEPANJANG RUAS JALAN CIMANUK KABUPATEN GARUT Angga Jurista; Ida Farida
Jurnal Konstruksi Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/konstruksi/v.14-1.392

Abstract

Dalam upaya peningkatan kinerja lalu lintas di Kabupaten Garut, khususnya di Jalan Cimanuk, dimana di jalan ini adalah salah satu pusat perdagangan di Kabupaten Garut sehingga seringkali terjadi kemacetan lalu lintas dan kesemrawutan parkir kendaraan. Maka dari itu perlu pengkajian kembali dengan sistem lalu lintas dan perparkiran di Jalan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk penataan parkir serta mengetahui kebutuhan ruang parkir untuk menampung volume kendaraan yang parkir disepanjang ruas Jalan Cimanuk. Data yang diperlukan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan pengamatan langsung dilapangan, meliputi: data volume lalu lintas dan volume kendaraan parkir,  metode pengumpulan data untuk mengetahui jumlah volume kendaraan parkir dengan cara pencatatan langsung nomor polisi kendaraan yang parkir di badan jalan sepanjang ruas Jalan Cimanuk yang di bagi kedalam dua Blok pengamatan yaitu Blok-1 dari batas Bunderan Simpang lima sampai dengan bunderan Leuwidaun dengan panjang jalan yaitu ±2,46 Km, dan Blok-2 dari Bunderan Leuwidaun sampai dengan Perempatan Maktal dengan panjang Jalan ±1,79 Km. Survei dilakukan pada 3 interval waktu, jam 08.00-09.00, 12.00-13.00, 14.00-17.00 dalam jangka waktu 3 hari yaitu, Senin, Kamis dan Sabtu. Hasil kajian menjelaskan bahwa, selama penelitian total volume parkir kendaraan di badan jalan sepanjang Jalan Cimanuk menunjukan puncak kendaraan parkir terjadi di hari Sabtu pada waktu sore hari yaitu antara pukul 16:00 – 17:00 WIB, dengan total kendaraan parkir berjumlah 424 kendaraan. Volume puncak lalu lintas  tertinggi yaitu pada hari Senin dengan interval waktu pada sore hari yaitu pukul 16:15-16:30 WIB dengan jumlah kendaraan 6066/ 15 Menit atau 3089,65 SMP/15 Menit. Berdasarkan survei dilapangan untuk kriteria yang layak dijadikan lahan parkir di badan Jalan sepanjang Jalan Cimanuk yaitu 8 titik lokasi. Adapun alternatif pola parkir yang dipakai adalah pola parkir paralel. Sedangkan Lokasi yang dapat di jadikan alternatif area parkir diluar badan jalan pada kawasan Jalan Cimanuk adalah pada ex- Gedung Pelayanan Pajak. Kebutuhan ruang parkir kendaraan ringan untuk kondisi saat ini sebanyak 228 petak, sedangkan untuk sepeda motor sebanyak 246 petak. Dan dari analisa secara ekonomi untuk pendapatan dalam 1 bulan/30 hari untuk kendaraan ringan adalah Rp.14.340.000/bulan, dan untuk sepeda motor adalah Rp. 14.670.000/bulan.
PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN BATUKARAS – MADASARI Asep Saepurrahman Iskandar
Jurnal Konstruksi Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/konstruksi/v.14-1.396

Abstract

Perkembangan suatu wilayah, akan meningkatkan mobilitas orang dan barang, baik di dalam maupun keluar wilayah yang nantinya akan meningkatkan kebutuhan sarana dan prasarana transportasi. Kondisi tersebut apabila tidak diantisipasi sedini mungkin, dikhawatirkan akan terjadinya permasalahan transportasi seperti, kemacetan, kerusakan jalan, dan sebagainya. Pada perencanaan geometrik jalan untuk wilayah Batukaras – Madasari ini memliki panjang rencana yaitu 3,7 km, pembangunan jalan ini merupakan salah satu alat Transportasi yang bertujuan untuk membangun wilayah wisata Madasari. Perencanaan meliputi sebagian besar langkah kerja dari proses analisa. Perencanaan dititik beratkan pada perencanaan geometrik dan perkerasan jalan. Peroses Perencanaan jalan raya di awali dengan pengumpulan data –data yang diperlukan. Data – data didapat dari lapangan berupa data CBR tanah, data ukur dan data – data lainnya yang dibutuhkan. Data – data ini nantinya akan menghasilkan penampang untuk jalan berupa geometrik jalan dan akan menghasilkan perkerasaan jalan berupa pengikat aspal. Pada perencanaan geometrik hanya direncanakan untuk penampang jalannya maka dibutuhkan perencanaan perkerasan jalan supaya jalan dapat dipakai semaksimal mungkin oleh pengguna. Dalam perencanaan batukaras – Madasari terdapat 14 tikungan, 7 lengkung cembung , 7 lengkung cekung Dengan Kecepatan rata – rata 60 – 90 dan lebar perkerasan adalah 2 x 3 m. untuk perkerasaannya menghasilkan perkerasan dengan umur 5 – 10 tahun dengan CBRtanah dasar 5,32. Perkerasan yang dihasilkan yaitu: untuk umur 5 tahun dihasilkan perkerasan laston untuk lapis permukaan tebal 5cm, Batu pecah kelas B untuk lapis antara 20 cm, sirtu kelas A untuk lapis pondasi/ bawah 10 cm. Sedangkan untuk umur 10 tahun dihasilkan perkerasan laston untuk lapis permukaan 9 cm, Batu pecah kelas A untuk lapis antara 15 cm dan perkerasan sirtu/ pitrun Kelas B untuk lapis pondasi/ bawah 10 cm.
EVALUASI JALUR PEJALAN KAKI DENGAN RTH PADA RUAS JALAN AHMAD YANI KEC. GARUT KOTA Irsan Permana; Adi Susetyaningsih; Ida Farida
Jurnal Konstruksi Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/konstruksi/v.14-1.398

Abstract

Jalan Ahmad Yani merupakan pusat kota Garut yang dimana disepanjang jalan tersebut dipadati oleh pertokoan. Pada ruas jalan Ahmad Yani dipasang jalur pejalan kaki pada tepi sisi jalan kiri dan kanan. Berdasarkan survey di lapangan kondisi jalur pejalan kaki ada beberapa trotoir yang rusak sehingga menyebabkan ketidak nyamanan terhadap pejalan kaki dan beberapa fasilitas pejalan kaki yang masih kurang. Jalan Ahmad Yani memiliki luas 2062 m² dari persimpangan Asia sampai Bunderan Suci (PT. Danbi Bulu Mata Palsu). Pada jalan tersebut ada beberapa yang ditanami RTH tetapi kondisi RTH tidak terawat dengan baik sehingga RTH di jalan Ahmad Yani masih kurang. Pada jalan Ahmad Yani ada beberapa yang menggunakan Zebra Cross yang diperuntukan untuk menyebrang tidak sembarangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi jalur pejalan kaki secara realita di lapangan kemudian disesuaikan dengan peraturan – peraturan yang ada. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif dan kualitatif. Kemudian pengumpulan data primer didapat dari hasil Observasi di lapangan dan data Sekunder didapat dari instansi yang terkait. Berdasarkan penelitian dilapangan ketersediaan jalur pejalan kaki sudah memenuhi tetapi jika ditambah dengan pelengkap jalan seperti tiang lampu, tempat sampah, kursi roda, tanaman peneduh RTH trotoir di kiri dan kanan tidak memenuhi persyaratan. Sedangkan untuk RTH di jalan Ahmad Yani memiliki luas sebesar 409,564 m² atau 20%. Jumlah ini cukup memenuhi RTH jalur hijau jalan tetapi masih perlu ditambah menjadi 30% sehingga perlu penambahan sebesar 209,2 m² atau 10% karena arus lalu lintas di kawasan tersebut setiap tahunnya meningkat. Tanaman ditanami rapat dengan jenis tanaman yang memiliki fungsi penyerap polusi udara dan dipasang antar blumbak 10 meter. Pada jalan Ahmad Yani ada beberapa yang menggunakan Zebra Cross tetapi garis Zebra Cross Sudah tidak terlihat dengan jelas sedangkan marka jalan yang berfungsi untuk pembatas lajur kendaraan di jalan Ahmad Yani tidak ada.
PENGARUH SEDIMENTASI TERHADAP PENYALURAN DEBIT PADA DAERAH IRIGASI CIMANUK Adi Susetyaningsih; Sulwan Permana
Jurnal Konstruksi Vol 14 No 1 (2016): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/konstruksi/v.14-1.402

Abstract

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang banyak manfaatnya untuk kehidupan mahluk hidup. Dengan kemampuan berpikir, manusia mencoba bagaimana caranya supaya air yang ada tidak langsung terbuang ke laut tetapi bisa diambil manfaatnya. Kebijakan pengembangan ekonomi Kabupaten Garut memberikan perhatian khusus kepada pengembangan ekonomi kerakyatan terutama pertanian. Salah satu daerah irigasi (DI) yang ada di Kabupaten Garut adalah DI Cimanuk yang mengairi areal persawahan seluas 874 ha. Pengaruh sedimentasi akan berimbas pada dangkalnya saluran pembawa sehingga banyaknya debit yang keluar dari saluran tersebut tidak terkontrol dengan baik. Seperti di saluran sekunder Bayongbong (BBYB) yang mengairi areal pesawahan seluas 165 ha di Daerah Irigasi Cimanuk. Pengukuran sedimentasi pada penelitian ini menggunakan cara Meyer-Peter. Hasil pengujian di laboratorium adalah sebagai berikut:berat isi sedimen (γs) = 1,316 gr/cm3 =1316 kg/m3. Debit sedimen untuk lebar saluran 1 m adalah: Qsb = 0,00088 m3/det dan D50 = 0,185 mm.

Page 3 of 4 | Total Record : 32