cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
E-Jurnal Medika Udayana
Published by Universitas Udayana
ISSN : 23031395     EISSN : 25978012     DOI : -
Core Subject : Health,
Majalah ilmiah E-Jurnal Medika Udayana menerima naskah dari mahasiswa PSPD FK UNUD, baik berupa karangan asli atau laporan penelitian, ikhtisar pustaka, laporan kasus, maupun surat-surat untuk redaksi. Naskah yang dikirimkan untuk majalah ilmiah E-Jurnal Medika Udayana adalah naskah belum pernah atau tidak akan dikirim ke majalah lain. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia
Arjuna Subject : -
Articles 18 Documents
Search results for , issue "Vol 10 No 4 (2021): Vol 10 No 04(2021): E-Jurnal Medika Udayana" : 18 Documents clear
KARAKTERISTIK ABLASIO RETINA RHEGMATOGENOSA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT (RSUP) SANGLAH DENPASAR PADA TAHUN 2018 Marcell Dion Wibowo; I Putu Budhiastra; I Wayan Jayanegara; Anak Agung Mas Putrawati Triningrat
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 4 (2021): Vol 10 No 04(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i4.P18

Abstract

ABSTRAK Ablasio Retina adalah suatu keajadian di mana sel batang serta sel kerucut retina terpisah dengan sel epitel pigmen retina. Ablasio retina rhegmatogenosa dibandingkan ablasio retina yang lain cukup sering terjadi. Sekitar 1 dari 10.000 populasi yang normal memiliki risiko untuk mengalami ablasio retina rhegmatogenosa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif retrospektif dengan rancangan cross-sectional. Pengumpulan data diperoleh dari rekan medik (data sekunder) penderita ablasio retina rhematogenous di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar periode 2018. Pada akhir penelitian ini diperoleh 13 sampel data penderita ablasio retina dengan kasus yang paling banyak terjadi pada kelompok usia 41-50 tahun (53,85%). Proporsi jenis kelamin wanita sebanyak 7 orang (53,85%) dan pria 6 orang (46,15%). Morfologi break sebanyak 4 orang (30,77%) dan hole 9 orang (69,23%). Penderita ablasio retina rhegmatogenosa berlokasi di superior dan medial adalah 1 orang, lateral sebanyak 2 (15,38%) dan inferior 9 orang (69,23%). Penderita unilateral pada mata kiri sebanyak 4 orang (30,77%) dan mata kanan sebanyak 9 orang (69,23%). Penatalaksanaan dengan pas plana vitrectomy sebanyak 9 orang (76,93%) , pneumatic retinopexy sebanyak 3 orang (23,07%) dan dilanjutkan dengan laser. Kata Kunci: Ablasio Retina Rhegmatogenosa, Karakteristik, Epidemiologi, Pars Plana Vitrectomy
KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DENGAN MULTIDRUG RESISTANCE DI RSUP SANGLAH, BALI TAHUN 2017 – 2018 I Gede Bayu Adi Pratama; Agus Eka Darwinata; Made Agus Hendrayana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 4 (2021): Vol 10 No 04(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i4.P10

Abstract

ABSTRAK TB MDR merupakan kasus TB yang disebabkan oleh resistensi bakteri Mycobacterium tuberculosis terhadap isonizaid dan rifampisin dengan atau tanpa resisten OAT lainnya. Kejadian TB MDR diperkirakan meningkat 2% setiap tahunnya dan secara keseluruhan angka kejadian TB MDR di dunia berkisar sebanyak 4,3%. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui karakteristik pasien tuberkulosis paru dengan multidrugs resistance di RSUP Sanglah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross-sectional. Teknik pengambilan sampel berupa total sampling yang berasal dari rekam medis pasien penderita TB MDR di RSUP Sanglah tahun 2017 - 2018 yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel yang terkumpul sejumlah 21 pasien. Tercatat pasien kelompok usia manula sejumlah 7 orang (29,2%). Pasien berjenis kelamin laki-laki sebanyak 12 orang (54,2%). Pasien berpendidikan SMA sejumlah 11 (45,8%). Pasien tanpa adanya riwayat merokok sejumlah 11 orang (54,2%). Pasien bekerja sebagai wiraswasta sebesar 6 orang (29,2%). Pasien dengan status gizi rendah berjumlah 13 orang (62,5%). Pasien TB dengan immunokompeten sebanyak 19 orang (91,7%) dan pasien tanpa penyakit penyerta sebanyak 18 orang (87,5%). Pasien penderita TB-MDR di RSUP Sanglah sebagian besar merupakan kelompok usia manula dengan didominasi oleh pasien laki-laki, berpendidikan SMA, tanpa adanya riwayat merokok, bekerja sebagai wiraswasta dengan status gizi rendah, pasien TB dengan immunokompeten serta sebagian besar tidak memiliki penyakit penyerta. Kata kunci: Karakteristik pasien, TB MDR, RSUP Sanglah
KARAKTERISTIK KLINIKOPATOLOGI PASIEN FIBROADENOMA MAMMAE DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2017-2018 I Gusti Bagus Lulut Premana Mulia; I G A Sri Mahendra Dewi; I Wayan Juli Sumadi
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 4 (2021): Vol 10 No 04(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i4.P12

Abstract

ABSTRAK Fibroadenoma mammae (FAM) yaitu tumor jinakGpadaXpayudaraGyangXberbatasGjelas danXberbentukGbenjolanXyangGdapatXdigerakkan. Penyebab fibroadenomaXyaitu adanya pathogenesis yang berhubungan dengan hipersensitivitas jaringan payudara local terhadap estrogen, factor makanan dan factor riwayat keluarga atau keturunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik klinikopatologi pasien FAM di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2017 – 2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metodeGpenelitian potong lintang. Sebanyak 94 sampel diambil dengan teknik total sampling dan dianalisis univariat. Hasil penelitian karakteristik penderita FAM dengan kelompok usia 12 – 16 tahun 7 orang (7,4%); 17 – 25 tahun 27 orang (28,7%); 26 – 35 tahun 17 orang (18,1%); 36 – 45 tahun 25 orang (26,6%); 46 – 55 tahun 13 orang (13,8%); 56 – 65 tahun 4 orang (4,3%); dan >65 tahun 1 orang (1,1%). Ukuran FAM 1,1 – 2 cm 29 orang (30,9%); 2,1 – 3 cm 27 orang (28,7%); 3,1 – 4cm 22 orang (23,4%); >4cm 16 orang (17,0%). Lateralisasi FAM dibagian sinistra 50 orang (53,2%); dextra 36 orang (38,3%); dan bilateral 8 orang (8,5%). Subtipe histopatologi Common Fibroadenoma 73 orang (77,0%); Complex FibroadenomaX5 orang (5,3%); dan Giant Fibroadenoma 16 orang (17,0%). Peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian analitik lebih lanjut guna mencari factor yang berhubungan dengan fibroadenoma mammae. Kata kunci : Fibroadenoma Mammae, Karakteristik Klinikopatologi, Tumor Payudara, Bali
PROFIL DERMATOFITOSIS DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE 2017 -2018 Kadek Ena Septiani Surya Puspita Sari
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 4 (2021): Vol 10 No 04(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i4.P17

Abstract

Abstract: Dermatophytosis is skin infection caused by dermatophytes colonization in keratinized tissue, such as stratum corneum of epidermis, nails and hair. The aims of study are to evaluate the characteristic of patients and species causing dermatophytosis in Mycology division Outpatient Clinic Sanglah General Hospital Bali in 2017 and 2018 periods. This descriptive retrospective study done by taking consecutive sampling in order to evaluate dermatophytosis characteristic according to diagnosis, age, sex, and organisms isolate from culture examination. Dermatophytosis new cases decreasing from 9,5% in 2017 to 7,9% in 2018. The most common diagnosis are tinea unguium (45,3%) and tinea cruris (25,7%) with Trichophyton rubrum (34,8%) and Trichophyton mentagrophytes (20,2%) species mostly isolated from culture examination. Male (59%) and 45-64 years old age group (35,8%) are the most common groups diagnose with dermatophytosis. Keywords: Dermatophytosis, tinea, descriptive retrospective study
IDENTIFIKASI BAKTERI Streptococcus suis SEROTIPE 2 DENGAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION PADA DARAH BABI DI RUMAH POTONG HEWAN KOTA DENPASAR I Gede Pradnya Wisnu Murthi; Made Agus Hendrayana; Ni Nengah Dwi Fatmawati; Ni Nyoman Sri Budayanti
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 4 (2021): Vol 10 No 04(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i4.P11

Abstract

ABSTRAK Kebiasaan masyarakat Bali yang mengkonsumsi olahan daging babi mentah seperti lawar merah dan komoh dapat meningkatkan resiko infeksi bakteri Streptococcus suis. Pada tahun 2017 di Bali, ditemukan kasus meningitis dengan 7 kasus dan sudah diambil sampel darahnya serta didapatkan 2 sampel darah yang positif terkena MSS (Meningitis Streptococcus suis). Strain yang paling umum menyebabkan meningitis dan paling ganas yaitu Streptococcus suis serotipe 2. Kasus infeksi bakteri Streptococcus suis banyak ditemukan pada pasien yang pekerjaannya kontak langsung dengan babi, seperti peternak babi dan pekerja rumah potong hewan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah darah babi di tempat pemotongan babi di kota Denpasar terkontaminasi bakteri Streptococcus suis, berapa persentase darah babi yang terkontaminasi Streptococcus suis, dan berapa persentase kontaminasi bakteri Streptococcus suis serotipe 2 dari sampel darah yang sudah positif terkontaminasi bakteri Streptococcus suis. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional deskriptif dengan rancangan penelitian potong lintang (cross sectional) yang variabel nya diukur pada waktu tertentu dalam penelitian dan diambil dalam jangka waktu sekali penelitian. Penelitian ini menggunakan metode polymerase chain reaction ( PCR) untuk mengidentifikasi bakteri. Hasil dari penelitin ini yaitu tidak ditemukan adanya kontaminasi bakteri Streptococcus suis pada 24 sampel darah babi yang diambil di rumah potong hewan Kota Denpasar, atau persentasenya 0 %. Kontaminasi bakteri Streptococcus suis serotipe 2 juga ditemui hasil yang sama yaitu 0 %. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tidak ada kontaminasi bakteri Streptococcus suis dan Streptococcus suis serotipe 2 pada sampel darah babi yang di ambil di rumah potong hewan Kota Denpasar. Hasil ini didapatkan karena faktor tingginya tingkat higenitas di rumah potong hewan tersebut, dan sedikitnya persentase bakteri ini di darah babi sehat. Kata kunci: Streptococcus suis, Streptococcus suis serotipe 2, polymerase chain reaction.
PENGARUH PENYULUHAN MENGENAI KESEHATAN ORGAN REPRODUKSI WANITA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI SMKN 3 DENPASAR Jason Jonathan; Made Swastika Adiguna; Nyoman Suryawati; Luh Made Mas Rusyati
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 4 (2021): Vol 10 No 04(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i4.P13

Abstract

ABSTRAK Potensi wanita mengalami keputihan di Indonesia mencapai 90% yang disebabkan oleh iklim Indonesia. Indonesia yang beriklim tropis menyebabkan jamur berkembang dengan mudah sehingga banyak terjadi kasus keputihan. Hal ini mendukung pentingnya kebutuhan edukasi kesehatan reproduksi untuk lebih ditingkatkan. Informasi dan edukasi kesehatan reproduksi yang masih kurang dan sulitnya menjangkau pelayanan kesehatan reproduksi juga turut mendukung pentingnya kebutuhan remaja terhadap peningkatan pelayanan kesehatan reproduksi. Tujuan dari penelitiani inii adalahi untuki mencarii adanyai pengaruhi penyuluhani kesehatani mengenaii organi reproduksii wanitai terhadapi tingkati pengetahuani mengenaii keputihani padai remajai putrii SMKNi 3i Denpasar.i Jenisi penelitiani inii adalahi penelitiani prei–ieksperimentali dani menggunakani onei groupi pretesti –i postesti designi dani pemberiani intervensii penyuluhani kepadai siswii kelasi XIIi SMKNi 3i Denpasari padai Oktoberi 2019.i Tekniki pengumpulani sampeli dengani metodei Stratifiedi Proportionalei Randomi Samplingi dengani sampeli sebanyaki 74i siswi.i Analisisi datai dilakukani dengani programi SPSSi dani ujii Wilcoxon.i Karakteristiki respondeni padai penelitiani inii berdasarkani umuri adalahi padai rentangi umuri 16i sampaii 19i tahun.i Kejadiani terjadinyai penurunani hasili pretesti dani postesti sebanyaki 8i kejadiani darii totali 74i kejadiani dengani meani ranki 23,5.i Sedangkani terjadinyai kenaikani hasili pretesti dani postesti sebanyaki 57i kejadiani darii totali 74i kejadiani dengani nilai reratai 34,33.i Kejadiani tidaki mengalamii penuruani maupuni kenaikani hasili terjadii sebanyaki 9i kejadiani darii totali 74i kejadian.i Setelahi datai dianalisisi dengani membandingkani tingkati pengetahuani sebelumi dani setelahi diberikani penyuluhani mengenaii kesehatani reproduksii dani menggunakani tingkati kesalahani (?)i =i 0,05,i didapatkani nilaii signifikansii 0,000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 sehingga Ha dapat diterima dan didapatkan hasil bahwa ada pengaruh penyuluhan mengenai kesehatan organ reproduksi wanita terhadap tingkat pengetahuan remaja putri SMKN 3 Denpasar. Kata kunci: Keputihan, Remaja, Kesehatan Reproduksi
GAMBARAN KARAKTERISTIK GLAUKOMA PRIMER DI RUMAH SAKIT MATA BALI MANDARA PERIODE 1 JANUARI 2018 – 31 DESEMBER 2018 Nyoman Astri Dewi Sanjiwani; Anak Agung Mas Putrawati Triningrat; I Wayan Gede Jayanegara; I Gusti Ayu Made Juliari
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 4 (2021): Vol 10 No 04(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i4.P07

Abstract

Background: Glaucoma is a group of optic neuropathies characterized by progressive degeneration of ganglion cells in the retina irreversibly causing cupping of the optic disc and causing vision loss. Considering glaucoma as the second cause of blindness after cataracts in the world and its irreversible nature, so this study was conducted to find out the characteristics of glaucoma, especially primary glaucoma at Bali Mandara Eye Hospital period January 1, 2018- December 31, 2018. Methods: This research is a retrospective descriptive study using medical record data. The sampling technique of this research is total sampling. The data obtained according to the inclusion and exclusion criteria were 41 data which were then analyzed using SPSS version 25. Results: This study showed that 38.1% of patients were in the 51-60 years age group. Most of the patients were male (54.8%). The majority live in the Denpasar area (21.4%). POAG was the most common type of primary glaucoma (78.6%). As many as 54.8% of patients experienced an increase in IOP. The majority of patients experienced thinning of the RNFL both in the right eye (61.0%) and the left eye (58.5%). The patient's CDR in the left (35.1%) and right (48.8%) eyes were in a severe state (?0.8). A total of 18 patients (43.9%) suggested to perform central 10-2 treshold test both in right and left eyes. Conclusion: most of the characteristics of primary glaucoma at Bali Mandara Eye Hospital were between 51-60 years old, male, residing in Denpasar, POAG type, and came in advanced clinical appearance. Keywords : characteristics, primary glaucoma, Bali Mandara Eye Hospital.
PROFIL GULA DARAH PARA ORANG DENGAN DIET VEGETARIAN DI KOTA DENPASAR Ni Made Ayu Adnyani; Desak Made Wihandani; Ida Ayu Dewi Wiryanthini
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 4 (2021): Vol 10 No 04(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i4.P14

Abstract

ABSTRAKz Gaya hidupzvegetarian telah berkembang pesatzselama bertahun-tahun yang berawalzdari suatuzkebutuhan seseorang baikzkarena agama maupun alasan kesehatan. Diet vegetarian disinyalir dapatzmempertahankan kadar gula (glukosa) zdarah dalam batas normal dan menurunkan beberapa komponenzsindrom metabolik karena polazkonsumsi jangka panjang pada penganut vegetarian biasanyaztinggi serat dan rendahzenergi. Penelitianzini bertujuan untuk mengetahuizkadar gula (glukosa) darahzpada orang dengan dietzvegetarian di KotazDenpasar. Penelitian ini dilakukan dengan metodezdeskriptif menggunakan studizcross-sectional, dengan sampel penelitian berjumlah 43 orang telah menjalani diet vegetarian lebih dari 1 tahun dari populasi terjangkau berdasarkan kriteriazinklusi danzeksklusi. Pengukuran kadar gulaz (glukosa) darah menggunakan alat glucometer, danzdilakukan sekali pengukuran. Pengolahan data dilakukan dengan program perangkat lunak komputer dan dianalisis secarazunivariat. Kadar gula (glukosa) darah puasa maksimum dari sampel adalah 145 mg/dl dan minimum 78 mg/dl. Rata-rata kadar gula (glukosa) darah puasa adalah 100,21±14,93 mg/dl. Sebanyak 25 orang (58,2%) sampel memiliki kadar gula (glukosa) darah puasa normal <100 mg/dl; 14 orang (32,5%) memiliki kadar gula (glukosa) darah pre-diabetes 100–125mg/dl dan 4 orang (9,3%) dengan kadar gula (glukosa) darah tinggi ?126 mg/dl. Asupan karbohidratzdengan rata-rata 1070,36±282,2 g. Padazpenelitian ini disimpulkan kadar gulaz (glukosa) darah puasa pada 58,2% dengan diet vegetarianzdi KotazDenpasar adalah normal. Kata Kunci: Diet Vegetarian, Glukosa Darah, Kadar Glukosa Darah Puasa

Page 2 of 2 | Total Record : 18


Filter by Year

2021 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 13 No 07 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 9 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 8 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 6 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 5 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 4 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 3 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 2 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 13 No 1 (2024): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 12 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 11 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 10 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 9 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 8 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 7 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 6 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 5 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 4 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 3 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 2 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 1 (2023): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 6 (2022): Vol 11 No 06(2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 12 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 11 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 10 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 9 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 8 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 7 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 6 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 5 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 4 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 3 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 2 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 1 (2022): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 12 (2021): Vol 10 No 12(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 11 (2021): Vol 10 No 11(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 10 (2021): Vol 10 No 10(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 9 (2021): Vol 10 No 09(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 8 (2021): Vol 10 No 08(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 7 (2021): Vol 10 No 07(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 6 (2021): Vol 10 No 06(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 5 (2021): Vol 10 No 05(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 4 (2021): Vol 10 No 04(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 3 (2021): Vol 10 No 03(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 2 (2021): Vol 10 No 02(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 1 (2021): Vol 10 No 01(2021): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 12 (2020): Vol 9 No 12(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 11 (2020): Vol 9 No 11(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 10 (2020): Vol 9 No 10(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 9 (2020): Vol 9 No 09(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 8 (2020): Vol 9 No 08(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 7 (2020): Vol 9 No 07(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 6 (2020): Vol 9 No 06(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 5 (2020): Vol 9 No 05(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 4 (2020): Vol 9 No 04(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 3 (2020): Vol 9 No 03(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 2 (2020): Vol 9 No 02(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 9 No 1 (2020): Vol 9 No 01(2020): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 5 (2019): Vol 8 No 5 (2019): Vol 8 No 5 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): Vol 8 No 4 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 12 (2019): Vol 8 No 12 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 11 (2019): Vol 8 No 11 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 10 (2019): Vol 8 No 10 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 9 (2019): Vol 8 No 9 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 8 (2019): Vol 8 No 8 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 7 (2019): Vol 8 No 7 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 6 (2019): Vol 8 No 6 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 3 (2019): Vol 8 No 3 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 2 (2019): Vol 8 No 2 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 1 (2019): Vol 8 No 1 (2019): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 12 (2018): Vol 7 No 12 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 11 (2018): vol 7 no11 2018 E-jurnal medika udayana Vol 7 No 10 (2018): Vol 7 No 10 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 9 (2018): Vol 7 No 9 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 8 (2018): Vol 7 No 8 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 7 (2018): Vol 7 No 7 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 6 (2018): Vol 7 No 6 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 5 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 4 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 3 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 2 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 1 (2018): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 12 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 11 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 10 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 9 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 8 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 7 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 6 (2017): E-Jurnal Medika Udayana Vol 6 No 5 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 4 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 3 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 2 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 6 No 1 (2017): E-jurnal medika udayana Vol 5, No 12 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5, No 11 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 10 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 9 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 8 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 7 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 6 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 5 (2016): E-jurnal medika udayana Vol 5 No 4 (2016): E-jurnal medika udayana vol 5 no 3(2016):e-jurnal medika udayana vol 5 no 2(2016):e-jurnal medika udayana vol 5 no 1(2016):e-jurnal medika udayana vol 4 no 12(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 11(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 10(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 9(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 8(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 7(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 6(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 5(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 4(2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 3 (2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 2 (2015):e-jurnal medika udayana vol 4 no 1 (2015):e-jurnal medika udayana vol 3 no 12(2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 11(2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 10(2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 9 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 8 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 7 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 6 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 5 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 4 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 3 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 2 (2014):e-jurnal medika udayana vol 3 no 1 (2014):e-jurnal medika udayana vol 2 no 12 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 11 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 10 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 9 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 8 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no 7 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no6(2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no5(2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no4 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no3 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no2 (2013):e-jurnal medika udayana vol 2 no1 (2013):e-jurnal medika udayana Vol 1 No 1 (2012): e-jurnal Medika Udayana More Issue