Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PEMANFAATAN LIMBAH DAUN NANAS (ANANAS COSMOSUS) SEBAGI ADSORBEN LOGAM BERAT CU Mayangsari, Novi Eka; Apriani, Mirna; Veptiyan, Egata Dwi
Journal of Research and Technology Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pineapple leaf waste (Ananas cosmosus) contains a constituent component in the form of cellulose and lignin. Cellulose, hemicellulose and lignin bind to each other to form lignocellulose. The high cellulose content can be used as an adsorbent through the process of delignification or removal of lignin. This study aims to determine the characteristics and ability of pineapple leaf cellulose to remover heavy Cu metals. Pineapple leaves to be used are equalized to 60 mesh then delignified for 70 and 90 minutes by mixing pineapple powder using 9% NaOH with a ratio of 1:30 (w/v). Pineapple leaves are characterized by chesson, SEM, and XRD analysis. The results of chesson showed that pineapple leaf cellulose had a cellulose content of 25.33% and the delignification time of 70 minutes resulted in the highest cellulose content of 59.12%. The XRD diffractogram showed pineapple leaf cellulose including type I cellulose. The highest degree of crystallinity was obtained by pineapple leaf cellulose with a delignification time of 90 minutes which was equal to 65.98%. The adsorption process is observed with variations in contact time 30; 60; 90; 120 minutes. The highest Cu metal adsorption is pineapple leaves with a delignification process of 70 minutes with a contact time of 90 minutes.
Analysis Effect of Psychological Factors on Work Productivity in Iron and Steel Industry Romadloni, Alamulyaqin; Apriani, Mirna; Santiasih, Indri
Indonesian Journal of Innovation Multidisipliner Research Vol. 2 No. 2 (2024): June
Publisher : Institute of Advanced Knowledge and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69693/ijim.v2i2.129

Abstract

The processing of iron and steel requires a heating temperature of up to 900 degrees Celsius. Psychological factors will have an impact on work productivity and make workers very uncomfortable. We involved 15 respondents in the area of the short taper and eye forming process and tested the work environment and conducted a stress level survey on the respondents. The results of the analysis above measuring psychological factors on 15 respondents, the Shearing Process section (Taper and Eye Forming) found that the 6 triggers of work stress were within moderate limits (10-24). With the most dominant aspect of potential stress, namely Qualitative Overload. It is necessary to add hours of rest for workers to control the level of work stress in workers.
Penggunaan Jar Test untuk Penentuan Dosis dan Komposisi Optimum Komposit Koagulan Poly Aluminium Chloride (PAC) – Kitosan dalam Menurunkan TSS dan COD Afiuddin, Ahmad Erlan; Astuti, Ulvi Pri; Dewi, Tanti Utami; Apriani, Mirna; Mayangsari, Novi Eka; Jannah, Nabillah Rodhifatul
Jurnal Pengendalian Pencemaran Lingkungan (JPPL) Vol. 5 No. 2 (2023): JPPL, September 2023
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35970/jppl.v5i2.2068

Abstract

Laundry waste is a pollutant that has pollutant parameters such as TSS and COD. One alternative processing is flocculation-coagulation using synthetic coagulants. The advantage of synthetic coagulants is that they are able to remove high concentrations of pollutants, but the disadvantages are that they produce quite a lot of chemical sludge and the pH of the water becomes acidic because the higher the concentration, the more coagulant is used. Previous research explains that chitosan at low doses has good penyisihan efficiency so that when combined with PAC it is hoped that it can increase penyisihan efficiency with less sludge. The purpose of this study was to determine the optimum dosage and composition for PAC and chitosan coagulant composites using the Jar Test. The Jar Test method for determining the optimum dose uses fast stirring at 140 rpm for 2 minutes and then slow stirring at 60 rpm for 15 minutes and settling for 30 minutes. Determination of the optimum dose by adding a coagulant composite of 300 ppm, 500 ppm, and 700 ppm and by varying the composition at each dose, namely 1:1, 1:3, and 3:1 between PAC-chitosan. The best conditions from the study obtained an optimum dose of 700 ppm and an optimum composition of 3:1 between PAC and chitosan resulting in COD and TSS penyisihan efficiencies of 70.04% and 90.82%.
Identifikasi Kondisi Kinerja Lingkungan menggunakan pendekatan Integrated Environmental Performance Measurement (IEPMS) di Balai PIALAM Agnimaya, Aulia Putri; Apriani, Mirna; Widiana, Dika Rahayu; Nugraha, Deni Purwana
Journal of Safety, Health, and Environmental Engineering Vol. 2 No. 2 (2024): Journal of Safety, Health, and Environmental Engineering
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35991/jshee.v2i2.67

Abstract

Balai Pialam merupakan instansi pemerintahan yang bergerak dibidang pengolahan air limbah domestik secara komunal yang terletak di Daerah Istemewa Yogyakarta. Pengukuran kinerja lingkungan digunakan untuk pemenuhan PROPER hijau. Pengukuran kinerja lingkungan menggunakan metode Integrated Environmental Performance Measurement System (IEPMS). Selanjutnya dilakukan penyusunan Key Environment Performance Indicator (KEPI), nilai KEPI yang didapatkan akan dianalisis dan dievaluasi menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Penilaian KEPI dilakukan menggunakan metode Objective Matrix (OMAX) kemudian dilakukan scoring system menggunakan Trafic Light System (TLS). Pada validasi KEPI teridentifikasi aspek kuantitatif sebanyak 19 KEPI dan aspek kualitatif sebanyak 8 KEPI. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan nilai total kinerja lingkungan Balai PIALAM sebesar 9,092 dengan kategori hiau yang terdiri dari 3 KEPI berkategori merah, 2 KEPI berkategori kuning, dan 22 KEPI berkategori hijau.
Pengembangan Sekolah Hijau Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Sekolah Menengah Mayangsari, Novi Eka; Pri Astuti, Ulvi; Erlan Afiuddin, Ahmad; Utami Dewi, Tanti; Nindyapuspa, Ayu; Setiani, Vivin; Amelia Novitrie, Nora; Apriani, Mirna; Vita Sophia, Alma
Jurnal Cakrawala Maritim Vol. 7 No. 2 (2024): Jurnal Cakrawala Maritim
Publisher : P3M Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35991/jcm.v7i2.30

Abstract

Permasalahan lingkungan menjadi kepentingan bersama untuk diselesaikan semua elemen masyarakat. Berdasarkan kondisi tersebut, perlu adanya upaya untuk mencegah kerusakan lingkungan, yaitu dengan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Sekolah memiliki peranan yang penting dalam penerapan PLH melalui kegiatan sekolah hijau. SMK Negeri 1 Surabaya merupakan salah satu sekolah yang sudah menerapkan kegiatan berbasis sekolah hijau. Namun masih diperlukan pengembangan-pengembangan untuk meningkatkan peran serta dalam pelestarian lingkungan. Sehingga tujuan dari kegiatan ini yaitu dapat dipahami terkait kegiatan yang mendukung sekolah hijau, meningkatkan kualitas sekolah dan lingkungan, dan mengembangkan manajemen sekolah berwawasan lingkungan. Berdasarkan kegiatan ini, dilakukan sosialisasi dengan materi pemanfaatan sampah menjadi kompos, pengelolaan limbah plastik, dan emisi karbon serta implementasinya. Hasil yang didapatkan bahwa SMKN 1 Surabaya sangat antusias dalam mengikuti kegiatan sosialisasi untuk mendukung sekolah hijau, serta memahami materi sosialisasi yang telah disampaikan. Selain itu dilakukan implementasi dari sosialisasi yaitu dengan melakukan pengomposan metode BSF. Pengomposan berhasil dilakukan dan menghasilkan produk berupa pupuk kompos dan larva BSF yang tinggi protein untuk pakan ternak.
Pelatihan Pembuatan Miniatur Kapal Berdasar Standar Desain Berbahan Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) untuk Kelompok Pengrajin di Wilayah Pantai Situbondo Utomo, Agung Prasetyo; Apriani, Mirna; Ruddianto, Ruddianto; Suhardjito, Gaguk; Wibawa, I Putu Arta; Nugraha, Anggara Trisna; Cahyono, Luqman
INTEGRITAS : Jurnal Pengabdian Vol 7 No 2 (2023): AGUSTUS - DESEMBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/integritas.v7i2.3808

Abstract

Pergerakan ekonomi masyarakat wilayah pesisir Situbondo didominasi oleh pemanfaatan budidaya hasil laut dan sektor pariwisata. Pemanfaatan budidaya hasil laut sangat dipengaruhi oleh kondisi alam namun lain halnya dengan masyarakat yang bergerak dalam sektor pariwisata, Masyarakat dari sektor wisata tetap memiliki penghasilan harian dari produk produk yang mereka kerjakan, seperti para pengerajin souvenir. Namun produk yang mereka jual memiliki nilai jual yang tidak sebanding dengan proses pengerjaan yang mereka lakukkan. Contohnya adalah pembuatan miniatur kapal, dimana proses pengerjaannya membutuhkan ketelitian dan kesabaran serta masih dilakukan secara otodidak yang lama untuk mendapatakan produk yang baik. Proses yang panjang dan rumit ini tidak sebanding dengan harga jual miniatur kapal yang murah di pasaran. Beberapa penyebab dari permasalahan tersebut adalah meningkatnya harga dan sulitnya material kayu yang digunakan. Berdasarkan hal tersebut, tujuan dari kegiatan ini untuk memberikan pengetahuan, pengalaman dan keterampilan kepada masyarakat di kawasan pesisir, agar dapat mendukung keanekaragaman produk dari sektor pariwisata dengan cara memberikan informasi terkait proses pembuatan miniatur kapal dengan standard desain dan material alternatif. Kegiatan dimulai dengan scale down dilakukan dengan perbandingan 1:25 dari ukuran kapal sebenarnya. Metode yang digunakan berupa ceramah tatap muka, pemutaran video, diskusi tanya jawab dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan mould (cetakan) lambung kapal hingga finishing kapal secara utuh. Setelah kegiatan penyampaian materi dilanjutkan dengan peragaan oleh trainer dan praktik oleh masyarakat sebagai peserta pelatihan. Proses evaluasi kegiatan menggunakan metode kualitatif dengan membandingkan hasil praktik masyarakat dengan cetakan yang telah dibuat sebagai contoh. Melalui kegiatan ini telah dihasilkan dua cetakan dari masing-masing kelompok peserta serta satu buah miniatur kapal utuh.
PELATIHAN PEMBUATAN TERUMBU BUATAN BERBASIS ECO-FRIENDLY SEBAGAI SARANA REHABILITASI TERUMBU KARANG DI DAERAH PANTAI WISATA PASIR PUTIH, SITUBONDO Utomo, Agung Prasetyo; Apriani, Mirna; Ruddianto, Ruddianto; Cahyono, Luqman; Nugraha, Anggara Trisna; Nugroho, Mochammad Ilham
INTEGRITAS : Jurnal Pengabdian Vol 5 No 2 (2021): DESEMBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36841/integritas.v5i2.1340

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia, hal ini disebabkan karena adanya keunikan topografi dasar laut Indonesia. Salah satu keanekaragaman spesies yang ada adalah 950 biota terumbu karang sebagai habitat dan ekosistem laut. Terumbu karang berfungsi sebagai tempat memijah biota laut, pelindung gempuran ombak bagi pantai dan bernilai estetika. Pantai wisata Pasir Putih Situbondo termasuk andalan tempat wisata di Jawa Timur. Pantai ini memiliki terumbu karang yang berada pada nilai 23-49% yang termasuk ke dalam kategori rendah. Pantai di Situbondo ini memiliki dua site dalam kondisi baik dan dua site dalam kondisi cukup. Agar kondisi terumbu karang meningkat menjadi kategori sangat baik dan mencegah adanya kerusakan, diperlukan upaya untuk melakukan rehabilitasi. Salah satu upaya dapat dilakukan menggunakan terumbu karang buatan dari cangkang kerang dan beton yang dihasilkan dari masyarakat sekitar pantai. Pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan untuk mendukung pelestarian terumbu karang yang dapat mempengaruhi keberadaan ikan dan biota laut lainnya. Pemberdayaan masyarakat ini difokuskan pada aktivis lingkungan, kelompok masyarakat pengawas (pokmaswas), serta masyarakat di daerah lingkungan wisata Pasir Putih diawali dengan pembekalan pengalaman dan ketrampilan dalam pembuatan terumbu karang berbasis eco-friendly. Kegiatan meliputi penyampaian materi secara hybrid (luring dan daring), praktik pembuatan terumbu buatan, penenggelaman hasil terumbu buatan dan monitoring.