Articles
MUHAMMAD SAW PADA PERIODE MEKAH
Firmansyah, Heri
At-Tafkir Vol 12 No 1 (2019): Vol. 12 No 1 Juni 2019
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Langsa
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32505/at.v12i1.806
Abstrak Dakwah Rasulullah saw., pada periode Mekah merupakan tonggak sejarah bagi penyebaran Islam di seluruh Jazirah Arab dan daerah lainnya. Meskipun pada periode ini Islam belum begitu menyebar, namun penanaman akidah dan karakteristik yang kokoh terhadap para sahabat, plus ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi tekanan dan ancaman dari kaum kafir Quraisy yang begitu dahsyat bisa dihadapi dan diambil hikmahnya secara baik, menjadikan komunitas Muslim periode awal ini dirasa mampu dan layak dalam menyongsong sebuah peradaban baru di permukaan bumi. Makalah ini menjelaskan tentang sejarah Rasulullah saw pada periode Mekah dengan tinjauan dari berbagai aspeknya, seperti ekonomi dan perdagangan, sosial kemasyarakatan, kegamaan dan hukum.
Kajian Metodologis Terhadap Fatwa MUI Tentang Rokok
Firmansyah, Heri
Al-Ahkam Jurnal Ilmu Syari’ah dan Hukum Vol 4, No 1 (2019): Al-Ahkam: Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum
Publisher : IAIN Surakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22515/al-ahkam.v4i1.1829
Salah satu yang dihasilkan oleh ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia III yang di adakan oleh MUI pada tahun 2009 di Padang Pajang adalah fatwa mengenai rokok. Di dalam fatwa yang dikeluarkan MUI, ada tiga poin ketentuan hukum mengenai hukum rokok, yaitu pertama mereka sepakat akan adanya perbedaan mengenai hukum merokok yaitu antara makruh dan haram. Kedua, peserta ijtima sepakat memberikan amanah kepada MUI Pusat untuk menetapkan fatwa kemakruhan atau keharaman rokok. Ketiga, dalam ijtima’ ulama tersebut disepakati bahwa hukum merokok haram bagi empat hal yaitu merokok di tempat umum, bagi anak-anak, bagi wanita hamil dan bagi pengurus Majelis Ulama Indonesia. Artikel ini berupaya untuk meneliti fatwa MUI tersebut dari sisi metodologinya. One of the results produced by Ijtima’ Ulama of the Indonesian Fatwa Commission III which was held by the MUI (Indonesian Ulema Council) in 2009 in Padang Pajang was a fatwa concerning smoking. In the fatwa issued by the MUI, there are three points in the legal provisions regarding the cigarette law, namely first they agreed that there would be a difference regarding the smoking law, namely between makruh and haram. Secondly, the ijtima participants agreed to give the mandate to the Central MUI to establish a fatwa for the makruh or haram of smoking. Third, the ijtima’ ulama agreed that smoking law is illegal for four things, namely smoking in public places, for children, for pregnant women and for the members of the Indonesian Ulema Council. This article seeks to examine the MUI fatwa in terms of its methodology.
QAWAID FIQHIYYAH DALAM FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA
Firmansyah, Heri
Al-Qadha Vol 6 No 2 (2019): AL-QADHA : Jurnal Hukum Islam dan Perundang-Undangan
Publisher : IAIN LANGSA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1178.3 KB)
|
DOI: 10.32505/qadha.v6i2.1328
Di dalam mengeluarkan fatwanya, majelis ulama Indonesia menggunakan metode yang baku, yaitu senantiasa melandaskan keputusannya berdasarkan landasan dan dalil-dalilyang kuat. Sumber utama dalil fatwa MUI adalah Alquran dan Sunnah. urutan berikutnyaadalah dalil-dalil hukum baik yang disepakati ataupun tidak disepakati oleh para ulamamujtahid, baru kemudian qawaidh fiqhiyyah. qawaidh fiqhiyyah adalah salah satu landasan dalilyang penting bagi Majelis Ulama Indonesia dalam mengeluarkan fatwanya. Artikel ini ditulisdalam rangka survey terhadap berbagai macam qawaidh fiqhiyyah yang dipergunakan MUIdalam mengeluarkan fatwanya. Ada 4 fatwa yang disurvey yaitu tentang bermuamalah melaluimedia sosial, imunisasi, uang elektronik syariah (fatwa ini dikeluarkan oleh dewan SyariahNasional-MUI) dan Transplantasi Organ dan/atau Jaringan Tubuh Dari Pendonor Mati UntukOrang Lain. fatwa-fatwa ini dipilih karena memuat berbagai macam qawaidh fiqhiyyah danmemuat minimal enam kaidah fiqhiyyah.
Hadis-Hadis Tentang Riba dan Implementasinya dalam Sistem Perbankan
Muhammad Amar Adly;
Heri Firmansyah
AL QUDS : Jurnal Studi Alquran dan Hadis Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (777.826 KB)
|
DOI: 10.29240/alquds.v4i2.1515
Hadiths Related to Usury (Riba) and Their Use in the Banking SystemHadith is the second source used in the making of legal decision based on Islamic law (istinbath). This paper examines the hadiths related to the issue of usury (riba) from the sanad and matan. The type of the research is thematic, and the approach used is sanad and matan criticism to see the degree of sanad and matan of a hadith so that it can or cannot be used as hujjah (evidence) in the making of legal decision (istinbath). The hadiths regarding the issue of usury found are then selected, and there are four hadiths considered to meet the criteria and representation from a number of the hadiths found. The selection of these hadiths is based on the similarities of the matan although the sanad is different. From the sanad, of the four hadiths, there are only two hadiths examined. From the matan, the overall four hadiths are examined because one hadith and another almost have the same matan. Then, this research develops a study on the contemporary Islamic law issues related to usury issues such as insurance and bank interest even though the hadiths studied and utilized as the focus of this research do not explain the form of a ribawi transaction. In this paper, it is found that the hadiths that discuss the issue of usury are sahih (authentic) from both sanad and matan, so they can be used as a legal basis
Hadis-Hadis Tentang Jual Beli Gharar dan Bentuknya Pada Masa Kontemporer
Yenni Samri Juliati Nasution;
Ardiansyah Ardiansyah;
Heri Firmansyah
AL QUDS : Jurnal Studi Alquran dan Hadis Vol 5, No 1 (2021)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (378.291 KB)
|
DOI: 10.29240/alquds.v5i1.2194
Hadiths about Gharar in Buying and Selling and the Forms in the Contemporary PeriodThis article examines various hadith (traditions) which talk about the issue of gharar sale (uncertain sale). The research finds out that there are dozens of hadiths which are then reduced to 5 hadiths considered to be representative and focus of the discussion, both in terms of the matn and sanad. This research is thematic, namely the hadiths related to gharar law with sanad and matn criticism approach to get a clear picture of the authenticity of the hadiths understudied. To get a comprehensive understanding of the issue of gharar sale, this paper also develops the research on the form of gharar sale in the contemporary era with a fiqh perspective which is also supported by the arguments found in the Quran. The research finds out that the hadiths which talk about the issue of gharar are categorized as sahih (authentic) with various criteria and therefore can be used as evidence (hujjah) in the making of legal decisions based on Islamic law (istinbath).
Studi Kritis Terhadap Pandangan Muhammad Al-Ghazali Tentang Hadis Âhâd dalam Kitab As-Sunnah Al-Nabawiyyah Baina Ahl Al-Fiqh Wa Ahl al-Hadits
Ardiansyah Ardiansyah;
Heri Firmansyah
AL QUDS : Jurnal Studi Alquran dan Hadis Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (378.959 KB)
|
DOI: 10.29240/alquds.v5i2.2792
A Critical Study of Muhammad Al-Ghazali's View of the Âhâd Hadith in the Book of As-Sunnah Al-Nabawiyyah Baina Ahl Al-Fiqh Wa Ahl al-HaditsOne of the leading contemporary muhaddist scholars who came from Egypt is Sheikh Muhammad Al-Ghazali. Among his monumental works in the study of hadith is a book of hadith criticism entitled "as-Sunnah al-Nabawiyyah baina Ahl al-Fiqh wa Ahl al-Hadîts". This article seeks to explain how Sheikh al-Ghazali's views in providing a method for understanding authentic hadiths and the position of ahad hadith as the basis of Islamic law as well as some of his criticisms of the weaknesses of the observations of some ahad hadith even though in some assessments of classical scholars it falls into the category of sahih hadith. The method used in this paper is content analysis, which examines the thoughts of Sheikh Muhammad al-Ghazali on the book he wrote regarding the hadith of ahad, with an empirical rationality approach The ahad hadith that are used as examples in Shaykh al-Ghazali's criticism in this paper are the hadith about flies and the hadith about the prohibition of songs and music. For Sheikh Al-Ghazali, it is not a problem for someone not to practice the hadith Ahad, even if it is authentic (shahih), as long as the hadith is not about faith and the pillars of Islam, such as not practicing the hadith about flies and musics, because this will not damage and disturb one's faith and Islam.
QAWAID FIQHIYYAH DALAM FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA
Heri Firmansyah
Al-Qadha : Jurnal Hukum Islam dan Perundang-Undangan Vol 6 No 2 (2019): Al-Qadha: Jurnal Hukum Islam dan Perundang-Undangan
Publisher : Hukum Keluarga Islam IAIN LANGSA
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32505/qadha.v6i2.1328
Di dalam mengeluarkan fatwanya, majelis ulama Indonesia menggunakan metode yang baku, yaitu senantiasa melandaskan keputusannya berdasarkan landasan dan dalil-dalilyang kuat. Sumber utama dalil fatwa MUI adalah Alquran dan Sunnah. urutan berikutnyaadalah dalil-dalil hukum baik yang disepakati ataupun tidak disepakati oleh para ulamamujtahid, baru kemudian qawaidh fiqhiyyah. qawaidh fiqhiyyah adalah salah satu landasan dalilyang penting bagi Majelis Ulama Indonesia dalam mengeluarkan fatwanya. Artikel ini ditulisdalam rangka survey terhadap berbagai macam qawaidh fiqhiyyah yang dipergunakan MUIdalam mengeluarkan fatwanya. Ada 4 fatwa yang disurvey yaitu tentang bermuamalah melaluimedia sosial, imunisasi, uang elektronik syariah (fatwa ini dikeluarkan oleh dewan SyariahNasional-MUI) dan Transplantasi Organ dan/atau Jaringan Tubuh Dari Pendonor Mati UntukOrang Lain. fatwa-fatwa ini dipilih karena memuat berbagai macam qawaidh fiqhiyyah danmemuat minimal enam kaidah fiqhiyyah.
Gender Relation Concept: Perspective of Al-Qur’an
Faisar Ananda Arfa;
Heri Firmansyah
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 20 No. 01 (2020): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32939/islamika.v20i01.503
Dalam masyarakat agama akan selalu terjadi perdebatan antara kelompok yang bertahan dengan teks sebagaimana adanya dengan pihak-pihak yang mencoba membaca teks dalam konteks dan membuatnya selaras dengan perkembangan paradigma baru dalam kehidupan kekinian. Salah satu topik yang merefleksikan fenomena di atas adalah ketika wacana gender yang adalah problematika kehidupan cosmopolitan modern dihadapkan dengan teks-teks suci yang telah berusia berabad-abad yang lalu. Tidaklah mengherankan bila kemudian terjadi perdebatan yang serius tentang kemampuan masyarakat agama di dalam merespon issu gender ini. Artikel ini berusaha untuk mengungkapkan pengkajian Islam modern dengan mempelajari suatu pendekatan baru yang popular dengan istilah pendekatan gender di dalam melakukan analisa terhadap ayat-ayat maupun hadis nabi dan istinbat hukum terutama di dalam menggambarkan posisi dan peranan kaum wanita serta hubungan mereka dengan kaum laki-laki. Dalam artikel ini akan ditemukan secara jelas bahwa Konsep relasi gender di dalam Alquran merefleksikan dua kesan yang berbeda secara theologies dan sosiologis. In religious societies there will always be debates between groups that persist with the text as it is with parties who try to read the text in context and make it in harmony with the development of new paradigms in contemporary life. One topic that reflects the above phenomenon is when gender discourse is a problem of modern cosmopolitan life confronted with sacred texts that have been centuries old. It is not surprising then that serious debate ensues about the ability of religious communities to respond to this gender issue. This article seeks to express the study of modern Islam by studying a new app roach that is popular with the term gender approach in analyzing the verses and traditions of the prophet and legal istinbat especially in describing the position and role of women and their relationship with men . In this article it will be clearly found that the concept of gender relations in the Koran reflects two different theological and sociological impressions.
PELAKSANAAN UNDANG UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2019 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DALAM MENURUNKAN ANGKA PERNIKAHAN ANAK DI BAWAH UMUR DI KABUPATEN LANGKAT (STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA STABAT KELAS IB)
muhammad abidin;
Milhan Milhan;
Heri Firmansyah
Al-Usrah : Jurnal Al Ahwal As Syakhsiyah Vol 9, No 01 (2021): Juni 2021
Publisher : Al-Usrah : Jurnal Al Ahwal As Syakhsiyah
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
abstract Implementation of Law of the Republic of Indonesia Number 16 of 2019 concerning Amendments to Law Number 1 of 1974 concerning Marriage in reducing the number of child marriages in Langkat Regency, the reality of implementing Law of the Republic of Indonesia Number 16 of 2019 in reducing child marriage rates Underage children in the Stabat Religious Court can still be said to have not been optimal in their implementation in reducing the number of underage marriages. The implications of this research include: there are still many people who do not understand so that the author through this thesis can provide knowledge to the public about the consequences after underage marriage and the importance of the ideal age in carrying out marriage so that the realization of the purpose of marriage itself is contained in the spirit of Article 1 Law of 1974 concerning Marriage. That is to create a happy eternal family according to God Almighty and allow the creation of a sakinah, mawaddah and rahmah family. Keywords: Implementation, Law No. 16 Year 2019, Lowering Marriage
MUHAMMAD SAW PADA PERIODE MEKAH
Heri Firmansyah
At-Tafkir Vol 12 No 1 (2019): AT-TAFKIR: Jurnal Pendidikan, Hukum dan Sosial Keagamaan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Langsa
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32505/at.v12i1.806
Abstrak Dakwah Rasulullah saw., pada periode Mekah merupakan tonggak sejarah bagi penyebaran Islam di seluruh Jazirah Arab dan daerah lainnya. Meskipun pada periode ini Islam belum begitu menyebar, namun penanaman akidah dan karakteristik yang kokoh terhadap para sahabat, plus ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi tekanan dan ancaman dari kaum kafir Quraisy yang begitu dahsyat bisa dihadapi dan diambil hikmahnya secara baik, menjadikan komunitas Muslim periode awal ini dirasa mampu dan layak dalam menyongsong sebuah peradaban baru di permukaan bumi. Makalah ini menjelaskan tentang sejarah Rasulullah saw pada periode Mekah dengan tinjauan dari berbagai aspeknya, seperti ekonomi dan perdagangan, sosial kemasyarakatan, kegamaan dan hukum.