Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Skrinning Fitokimia, Profil Spektrum Gugus Fungsi, dan Formuasi Sediaan Effervescent Limbah Batang Pisang Kepok Purnama, Robby Candra; Primadiamanti, Annisa
ALKIMIA Vol 4 No 2 (2020): ALKIMIA
Publisher : SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY OF UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.268 KB) | DOI: 10.19109/alkimia.v4i2.7077

Abstract

Kepok banana plants contain secondary metabolites such as tannins and flavonoids. Tannins and flavonoids have various properties for human health. Research has been carried out to identify secondary metabolite compounds (tannins, flavonoids, and saponins) by using the phytochemical screening method to see the functional group profile contained in the extract of kepok banana stem waste. Kepok banana stem waste was extracted in 96% ethanol, then evaporated and screened phytochemically. This extract was used to prepare effervescently. Screening results showed that tannin and flavonoids were identified by the appearance of the following color black-green and dark red, respectively. Meanwhile, saponins were negative because the foam formed had a height of 0.3 cm and did not meet the saponins' positive requirements (1-3 cm high foam and stable for 5 minutes). Identification of functional groups in the extract of kepok banana stem waste using Fourier-transform Infrared Spectroscopy (FTIR) showed that C-C stretching in the area 2927.24 cm-1, O-H stretching in the 3423.87 cm-1 area, C=O stretching in the 1648.87 cm-1 area. Also appeared bending CH2 in the region of 1421.45 cm-1, and C-C in the area of 1149.98 cm-1. The characteristics of three different formulas (A, B, and C) of effervescent have been investigated: the moisture content of 2.51%; 2.55%, and 2.52%, respectively. Then, flow rate of 8.81 g/s; 8.83 g/s; and 8.82 g/s, compressibility of 14.5%; 14.4%; and 14.5%, and a pH of 5.97; 5.98; and 5.97 respectively. All parameters are eligible.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera L.) DALAM SEDIAAN OBAT KUMUR TERHADAP JAMUR Candida albicans PENYEBAB SARIAWAN Septiyanti, Anisa Eka; Retnaningsih, Agustina; Purnama, Robby Candra; Kausar, Radho Al
Jurnal Analis Farmasi Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v8i2.11874

Abstract

Kelor merupakan spesies family moringaceae yang sudah banyak ditanam. Kandungan Senyawa yang terdapat pada daun kelor memiliki aktivitas sebagai antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antijamur ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dalam sediaan obat kumur terhadap jamur Candida albicans. Penelitian dilakukan dengan cara daun kelor yang sudah dikeringkan kemudian digiling menjadi serbuk, kemudian dilakukan ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%. Ekstrak daun kelor dibuat sediaan obat kumur dengan 3 formulasi yaitu konsentrasi 6%, 8% dan 10%. Selanjutnya dilakukan uji fisik terhadap sediaan obat kumur yang meliputi uji organoleptis, uji pH, uji viskositas, uji bobot jenis dan uji hedonik. Untuk uji aktivitas terhadap jamur Candida albicans dilakukan dengan menggunakan metode difusi cakram. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada uji sifat fisik organoleptis, uji viskositas dan bobot jenis yaitu memenuhi syarat, sedangkan pada uji hedonik sediaan FI  dengan konsentrasi 6% paling banyak disukai. Untuk uji aktivitas antijamur ekstrak daun kelor dalam sediaan obat kumur dengan konsentrasi 6%, 8%, 10% menunjukan tidak adanya aktivitas terhadap jamur Candida albicans. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa ekstrak daun kelor (Moringa oleiera L.) tidak menunjukan adanya aktivitas terhadap jamur Candida albicans.
PENETAPAN KADAR BESI (Fe) PADA DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) MENGGUNAKAN METODE MPAES Yanti, Evina; Purnama, Robby Candra
Jurnal Analis Farmasi Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v8i1.9912

Abstract

Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) adalah tanaman yang termasuk liar dan dapat tumbuh di tanah kosong, daerah pantai dan juga hutan. Sebagian orang ada yang menanam jarak pagar (Jatropha curcas L) sebagi pagar rumah dan biasanya juga untuk pagar pembatas, sebagian orang ada yang belum mengetahui manfaat dari tanaman liar ini sebagai tanaman obat.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar besi (Fe) pada daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) menggunakan metode MPAES. Pada penetapan kadar besi (Fe) dilakukan preparasi  sampel terlebih dahulu, Sampel yang telah dikeringkan di destruksi untuk memecahkan senyawa organik dalam sampel. Hasil penelitian ini didapatkan kurva kalibrasi besi (Fe) yang diperoleh dari hasil pengukuran panjang gelombang maksimum pada lampu katoda besi yaitu pada panjang gelombang 248,40 nm dan dari pengukuran kurva kalibrasi larutan besi diperoleh persamaan garis regresi yaitu y = 0,010483 + 0,09074x. Dengan koefesien korelasi (x) besi sebesar 0,9985. Hasil analisis zat besi pada daun jarak pagar dilakukan pengulanngan sebanyak 3 kali, pengulangan 1 didapatkan kadar 5,98, pada pengulangan 2 yaitu 5,99 dan pengulangan 3 yaitu 5,99, sehingga didapatkan kadar rata-rata 5,98 mg/100gram. Berdasarkan penelitian penetapan kadar besi (Fe) pada daun jarak pagar yang di dapatkan hasil 5,98 mg/100gram.
Pengaruh Lama Penyimpanan Kapsul Kloramfenikol Yang Diperoleh Dari Puskesmas Kabupaten Pringsewu Terhadap Kadar Menggunakan Metode Nitrimetri Octonariz, Vito Zhafran; Purnama, Robby Candra
Jurnal Analis Farmasi Vol 9, No 2 (2024): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v9i2.17568

Abstract

Kloramfenikol merupakan antibiotik yang mempunyai spektrum luas terutama terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif. Kloramfenikol dipilih untuk mengobati penyakit demam tipus, paratifus, pneumonia, batuk kering, infeksi saluran kemih, infeksi berat yang disebabkan salmonella spp, Haemophilus influenza, Gram negatif yang menyebabkan bakterimia meningitis atau infeksi berat lainnya. Sampel diambil dari puskesmas yang ada di Kabupaten Pringsewu secara random sampling untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lama penyimpanan kloramfenikol sediaan kapsul terhadap penurunan kadar. Metode penetapan kadar sampel yang digunakan adalah nitrimetri. Nitrimetri adalah reaksi diazotasi terbentuknya garam diazonium oleh reaksi senyawa amina primer aromatis atau alifatik dengan asam nitrit dalam lingkungan asam HCl, pada suhu rendah atau didinginkan. Dari hasil analisis kualitatif, semua sampel positif mengandung kloramfenikol. Sedangkan hasil analisis kuantitatif dengan lama penyimpanan 7 hari sampai 110 hari, sampel mengalami penurunan kadar, tetapi masih sesuai dengan standar Farmakope Indonesia Edisi III yaitu, tidak kurang dari 92,5% dan tidak lebih dari 107,5% dari jumlah yang tertera pada etiket. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan lama penyimpanan kapsul kloramfenikol dapat mempengaruhi kadar kloramfenikol.
Identifikasi Pewarna Metanil Yellow Pada Makanan Jelly Bermerk Yang Dijual Di Pasar Way Kandis Bandar Lampung Dengan Metode Kromatografi Kertas Purnama, Robby Candra; Octonariz, Vito Zhafran
Jurnal Analis Farmasi Vol 9, No 2 (2024): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v9i2.17531

Abstract

Jelly adalah salah satu jenis produk makanan yang pada umumnya berbentuk semi padat dengan rasa manis. Jelly terbuat dari sari buah dan dimasak dengan gula yang berwarna jernih, transparan dan cukup kukuh mempertahankan bentuknya apabila dikeluarkan dari wadah. Dalam pembuatan jelly seringkali ditambahkan bahan tambahan makanan yang salah satunya adalah pewarna. Pewarna ditambahkan dengan tujuan untuk memberikan kesan yang menarik bagi konsumen. Tetapi, tidak semua jenis pewarna yang ditambahkan pada makanan diizinkan oleh pemerintah. Berdasarkan PERMENKES RI NO : 239/Menkes/Per/V/1985, pewarna Metanil Yellow (Kuning) dinyatakan sebagai bahan berbahaya bila digunakan untuk makanan dan minuman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pewarna Metanil Yellow pada jelly bermerk khususnya jelly yang berwarna kuning dengan menggunakan metode kromatografi kertas. Sampel yang diperiksa diambil dari Pasar Way Kandis Bandar lampung dengan tiga merk yang berbeda. Dari hasil penelitian pada ketiga sampel yang diperiksa menunjukan hasil yang negatif, hal ini dilihat dari tidak timbulnya bercak pada totolan sampel. Sehingga ketiga sampel yang diperiksa A, B, dan C tidak menggunakan atau 0% menggunakan pewarna Metanil Yellow.
FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK SEDIAAN SABUN MANDI CAIR EKSTRAK DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA) Safitri, Laila; Retnaningsih, Agustina; Winahyu, Diah Astika; Purnama, Robby Candra
Jurnal Analis Farmasi Vol 9, No 1 (2024): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v9i1.14987

Abstract

Daun kelor memiliki kandungan metabolit sekunder salah satunya adalah senyawa alkaloid. Alkaloid memiliki salah satu aktivitas  antibakteri yang dapat diformulasikan menjadi sediaan sabun cair. Penelitian ini bertujuan untuk untuk membuat formulasi dalam bentuk sediaaan sabun cair ekstrak daun kelor dan mengetahui sifat fisik sabun cair dari ekstrak daun kelor. Proses pembuatan sabun mandi cair dilakukan dengan tahap awal preparasi daun kelor yang diolah menjadi serbuk lalu dilanjutkan dengan tahap maserasi menggunakan pelarut etanol 96% yang dilakukan selama 24 jam. Hasil dari proses maserasi kemudian dievaporasi untuk diambil ekstrak kental sehingga dapat digunakan untuk pembuatan sabun cair. Metode yang digunakan untuk pembuatan sabun dengan memanaskan fase minyak dan fase air dengan penambahan pengemulsi. Sabun mandi cair diformulasikan menjadi sediaan dengan empat formulasi yang berbeda, formulasi 0 (0%), formulasi 1 (5%), formulasi 2 (10%), dan formulasi 3 (15%). Sediaan sabun mandi cair dari ekstrak daun kelor yang diuji dengan menggunakan uji sifat fisik dalam penelitian ini meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, dan uji tinggi busa. Hasil pengujian ekstrak daun kelor positif mengandung alkaloid, pada uji sifat fisik sediaan sabun mandi cair ekstrak daun kelor semua formulasi dinyatakan memenuhi persyaratan pengujian organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, dan uji tinggi busa.
Identifikasi Pewarna Metanil Yellow Pada Makanan Jelly Bermerk Yang Dijual Di Pasar Way Kandis Bandar Lampung Dengan Metode Kromatografi Kertas Purnama, Robby Candra; Octonariz, Vito Zhafran
Jurnal Analis Farmasi Vol 9, No 2 (2024): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v9i2.17531

Abstract

Jelly adalah salah satu jenis produk makanan yang pada umumnya berbentuk semi padat dengan rasa manis. Jelly terbuat dari sari buah dan dimasak dengan gula yang berwarna jernih, transparan dan cukup kukuh mempertahankan bentuknya apabila dikeluarkan dari wadah. Dalam pembuatan jelly seringkali ditambahkan bahan tambahan makanan yang salah satunya adalah pewarna. Pewarna ditambahkan dengan tujuan untuk memberikan kesan yang menarik bagi konsumen. Tetapi, tidak semua jenis pewarna yang ditambahkan pada makanan diizinkan oleh pemerintah. Berdasarkan PERMENKES RI NO : 239/Menkes/Per/V/1985, pewarna Metanil Yellow (Kuning) dinyatakan sebagai bahan berbahaya bila digunakan untuk makanan dan minuman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pewarna Metanil Yellow pada jelly bermerk khususnya jelly yang berwarna kuning dengan menggunakan metode kromatografi kertas. Sampel yang diperiksa diambil dari Pasar Way Kandis Bandar lampung dengan tiga merk yang berbeda. Dari hasil penelitian pada ketiga sampel yang diperiksa menunjukan hasil yang negatif, hal ini dilihat dari tidak timbulnya bercak pada totolan sampel. Sehingga ketiga sampel yang diperiksa A, B, dan C tidak menggunakan atau 0% menggunakan pewarna Metanil Yellow.
FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK SEDIAAN SABUN MANDI CAIR EKSTRAK DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA) Safitri, Laila; Retnaningsih, Agustina; Winahyu, Diah Astika; Purnama, Robby Candra
Jurnal Analis Farmasi Vol 9, No 1 (2024): JURNAL ANALIS FARMASI
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v9i1.14987

Abstract

Daun kelor memiliki kandungan metabolit sekunder salah satunya adalah senyawa alkaloid. Alkaloid memiliki salah satu aktivitas  antibakteri yang dapat diformulasikan menjadi sediaan sabun cair. Penelitian ini bertujuan untuk untuk membuat formulasi dalam bentuk sediaaan sabun cair ekstrak daun kelor dan mengetahui sifat fisik sabun cair dari ekstrak daun kelor. Proses pembuatan sabun mandi cair dilakukan dengan tahap awal preparasi daun kelor yang diolah menjadi serbuk lalu dilanjutkan dengan tahap maserasi menggunakan pelarut etanol 96% yang dilakukan selama 24 jam. Hasil dari proses maserasi kemudian dievaporasi untuk diambil ekstrak kental sehingga dapat digunakan untuk pembuatan sabun cair. Metode yang digunakan untuk pembuatan sabun dengan memanaskan fase minyak dan fase air dengan penambahan pengemulsi. Sabun mandi cair diformulasikan menjadi sediaan dengan empat formulasi yang berbeda, formulasi 0 (0%), formulasi 1 (5%), formulasi 2 (10%), dan formulasi 3 (15%). Sediaan sabun mandi cair dari ekstrak daun kelor yang diuji dengan menggunakan uji sifat fisik dalam penelitian ini meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, dan uji tinggi busa. Hasil pengujian ekstrak daun kelor positif mengandung alkaloid, pada uji sifat fisik sediaan sabun mandi cair ekstrak daun kelor semua formulasi dinyatakan memenuhi persyaratan pengujian organoleptik, uji homogenitas, uji pH, uji viskositas, dan uji tinggi busa.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera L.) DALAM SEDIAAN OBAT KUMUR TERHADAP JAMUR Candida albicans PENYEBAB SARIAWAN Septiyanti, Anisa Eka; Retnaningsih, Agustina; Purnama, Robby Candra; Kausar, Radho Al
Jurnal Analis Farmasi Vol 8, No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v8i2.11874

Abstract

Kelor merupakan spesies family moringaceae yang sudah banyak ditanam. Kandungan Senyawa yang terdapat pada daun kelor memiliki aktivitas sebagai antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antijamur ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dalam sediaan obat kumur terhadap jamur Candida albicans. Penelitian dilakukan dengan cara daun kelor yang sudah dikeringkan kemudian digiling menjadi serbuk, kemudian dilakukan ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%. Ekstrak daun kelor dibuat sediaan obat kumur dengan 3 formulasi yaitu konsentrasi 6%, 8% dan 10%. Selanjutnya dilakukan uji fisik terhadap sediaan obat kumur yang meliputi uji organoleptis, uji pH, uji viskositas, uji bobot jenis dan uji hedonik. Untuk uji aktivitas terhadap jamur Candida albicans dilakukan dengan menggunakan metode difusi cakram. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada uji sifat fisik organoleptis, uji viskositas dan bobot jenis yaitu memenuhi syarat, sedangkan pada uji hedonik sediaan FI  dengan konsentrasi 6% paling banyak disukai. Untuk uji aktivitas antijamur ekstrak daun kelor dalam sediaan obat kumur dengan konsentrasi 6%, 8%, 10% menunjukan tidak adanya aktivitas terhadap jamur Candida albicans. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa ekstrak daun kelor (Moringa oleiera L.) tidak menunjukan adanya aktivitas terhadap jamur Candida albicans.
PENETAPAN KADAR BESI (Fe) PADA DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) MENGGUNAKAN METODE MPAES Yanti, Evina; Purnama, Robby Candra
Jurnal Analis Farmasi Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v8i1.9912

Abstract

Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) adalah tanaman yang termasuk liar dan dapat tumbuh di tanah kosong, daerah pantai dan juga hutan. Sebagian orang ada yang menanam jarak pagar (Jatropha curcas L) sebagi pagar rumah dan biasanya juga untuk pagar pembatas, sebagian orang ada yang belum mengetahui manfaat dari tanaman liar ini sebagai tanaman obat.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar besi (Fe) pada daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) menggunakan metode MPAES. Pada penetapan kadar besi (Fe) dilakukan preparasi  sampel terlebih dahulu, Sampel yang telah dikeringkan di destruksi untuk memecahkan senyawa organik dalam sampel. Hasil penelitian ini didapatkan kurva kalibrasi besi (Fe) yang diperoleh dari hasil pengukuran panjang gelombang maksimum pada lampu katoda besi yaitu pada panjang gelombang 248,40 nm dan dari pengukuran kurva kalibrasi larutan besi diperoleh persamaan garis regresi yaitu y = 0,010483 + 0,09074x. Dengan koefesien korelasi (x) besi sebesar 0,9985. Hasil analisis zat besi pada daun jarak pagar dilakukan pengulanngan sebanyak 3 kali, pengulangan 1 didapatkan kadar 5,98, pada pengulangan 2 yaitu 5,99 dan pengulangan 3 yaitu 5,99, sehingga didapatkan kadar rata-rata 5,98 mg/100gram. Berdasarkan penelitian penetapan kadar besi (Fe) pada daun jarak pagar yang di dapatkan hasil 5,98 mg/100gram.