<![CDATA[Bullwhip effect merupakan nilai indikasi pada Supply Chain Management(SCM) yang berfungsi untuk mencegah terjadinya penumpukan yang berlebihan terhadap persediaan produk di gudang retailer. Bullwhip Effect diformulasikan dalam BEi (bullwhip effect index) dengan data order dan demand yang dihitung dalam suatu periode (N). Nilai BEi yang dihasilkan akan dibandingkan dengan index 1, apabila nilai BEi>1 dinyatakan bullwhip effect. Semakin tinggi nilai BEi, maka semakin besar pula kerugian yang dialami retailer. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah data pembelian dan penjualan produk yang dilakukan oleh salesselama tahun 2015 dan 2016 yang diperoleh dari PT Madubaru selaku distributor. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka dan wawancara. Metode analisis sistem yang digunakan yaitu prototyping, sehingga sistem bersifat multi-purpose untuk kasus bullwhip effect pada SCM di perusahaan lainnya. Information sharing system ini dibangun menggunakan bahasa pemrograman PHP, HTML, CSS, database MYSQL, web server Apache, text editor Notepad++. Information sharing system ini dibangun berbasis website. Sistem berbasis website ini mengolah data order dan demand yang dilakukan oleh retailer yang menerapkan sistem beli putus yaitu sales. Sistem ini mampu mencetak data order dan demand serta memperlihatkan nilai bullwhip effect dalam suatu periode agar sales tidak mengalami kerugian karena tindakan penumpukan barang yang dilakukannya sendiri.]]>
