Firdaus, Yogi Fitra
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Veritas : Jurnal Teologi dan Pelayanan

Dampak Gerakan Politik Tionghoa Pada Upaya Penyatuan Jemaat-Jemaat Tionghoa di Jawa Barat 1926-1940 Firdaus, Yogi Fitra
Veritas : Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol 23 No 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAAT (Southeast Asia Bible Seminary)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36421/veritas.v23i1.748

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengkaji dampak dari gerakan politik Tionghoa dalam upaya penyatuan jemaat-jemaat Tionghoa di Jawa Barat. Selama ini ada anggapan bahwa kemandirian jemaat-jemaat Tionghoa semata-mata pemberian zending Belanda, padahal sesungguhnya lahir dari kesadaran tokoh-tokoh Tionghoa Kristen akibat pengaruh dari nasionalisme Tiongkok. Gerakan politik di kalangan masyarakat Tionghoa di Jawa Barat sebagai respons atas kebijakan diskriminatif dari Pemerintah Hindia Belanda baik pada bidang sosial-ekonomi maupun pendidikan. Di masa ini, masyarakat Tionghoa sendiri terpecah di dalam faksi-faksi politik sesuai dengan orientasinya masing-masing. Ada yang berorientasi ke daratan Tiongkok, Pemerintah Hindia Belanda atau ikut dalam usaha kemerdekaan Indonesia. Situasi perpecahan tersebut terjadi juga terjadi di kalangan jemaat-jemaat Tionghoa di Jawa Barat yang bercorak Kalvinis dan Methodist. Hal ini mendorong tokoh-tokoh Kristen Tionghoa mengupayakan akan kemandirian serta kesatuan. Maka, penulis menggunakan metode sejarah dengan empat langkah yaitu heurestik, kritik, interpretasi dan historiografi untuk mendokumentasikan pengaruh nasionalisme Tiongkok terhadap upaya penyatuan jemaat Tionghoa di Jawa Barat pada tahun 1926-1940.
Gerakan Misi Kaum Awam dan Terbentuknya Komunitas Peranakan Kristen di Jawa Barat 1858-1889 Firdaus, Yogi Fitra
Veritas : Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol 22 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAAT (Southeast Asia Bible Seminary)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36421/veritas.v22i1.591

Abstract

The lay missionary movement became characteristic of the Chinese Peranakan identity and community in West Java in the mid-19th century. Lay evangelists played a major role in the formation of Christian Peranakan communities in Indramayu, Cirebon, Batavia, and Bandung. Peranakan communities were formed long before the Dutch mission agency paid attention to the Chinese community. While it is true that pioneers of the Christian Peranakan community first heard the gospel message from Dutch pastors, it does not mean that Chinese churches in West Java were merely a zending heritage. Peranakan lay people were actively spreading the gospel through Bible study groups, discipleship, and their involvement in social issues. Unfortunately, stories that feature lay missionary achievements are often lost in the historical narratives of the church in Indonesia that are written mostly by Dutch historians. Such a lacuna has led to the loss of identity and missional vocation of the lay Chinese Christians as if they were never part of the mission and church history in Indonesia. This article thus attempts to historically examine and rebuild the narrative of the participation of the Chinese laity and see the factors that contribute to the weakening of the lay missionary spirit and their involvement among the Chinese church in West Java today. It is hoped that Chinese churches can once again sense the urgency to resurrect the lay missionary movement in the present age.