Badruzzaman, Abad
IAIN Tulungagung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : KONTEMPLASI: JURNAL ILMU-ILMU USHULUDDIN

MODEL PEMBACAAN BARU ILMU ASBÂB AL-NUZÛL Badruzzaman, Abad
Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Kontemplasi
Publisher : IAIN Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/kontem.2015.3.1.133 - 168

Abstract

Ilmu asbâb al-nuzûlmenunjukkan pentingnya pembacaan teks yang berkesadaran historis.Bahwa yang kita baca bukan melulu teks secara lahiriah, melainkan banyak hal yang mengelilingi teks.Yang kita baca adalah hakikat realitas bukan bentuk formalnya, hakikat manusia bukan wujud luarnya, kesejatian bukan sesuatu yang artifisial. Sedemikian pentingnya pengetahuan tentang asbâb al-nuzûl sehingga dapat dimengerti jika para ulama terpercaya melarang siapa pun menafsirkan al-Qur`an jika buta tentang asbâb al-nuzûl. Tidak mungkin mengetahui tafsir al-Qur`an tanpa pengetahuan tentang kisah-kisahnya dan penjelasan-penjelasan lain menyangkut proses nuzûl-nya.
TAFSIR SOSIAL KISAH PARA NABI DALAM AL-QURAN Badruzzaman, Abad
Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Kontemplasi
Publisher : IAIN Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/kontem.2014.2.2.185 - 204

Abstract

Salah satu topik kajian ulum al-Qur?an adalah kisah-kisah. Al-Quran banyak menuturkan kisah para Nabi yang diutus pada kaum-kaumnya. Penggalan kisah dalam Al-Qur?an berada dalam naungan al-hady al-Qur?any. kisah-kisah dalam al-Qur`an umumnya masih dipandang dan diperlakukan sebagai kisah murni. Padahal sesungguhnya kisah-kisah itu merupakan gambaran jujur tentang segala kondisi masyarakat tertentu dengan segala muatan yang dikandungnya. Tujuan dari penulisan artikel ini Pertama, melakukan penelusuran terhadap kisah-kisah para nabi dalam al-Qur`an. Kedua, kisah-kisah para nabi itu kemudian dikupas dan dikaji dengan penekanan pada aspek sosial. Kisah-kisah itu tidak lagi dipandang sebagai gambaran dari fenomena keagamaan murni melainkan sebagai fenomena sosial dalam sekup yang lebih luas.