Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : CJPP

Studi Literatur: Analisis Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja terhadap Keterikatan Kerja pada Karyawan Salsabila, Febriana Irvaldani; Halida, Arfin Nurma
Character Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 12 No. 01 (2025): Character Jurnal Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/cjpp.v12n01.p103-112

Abstract

Kualitas kehidupan kerja merupakan salah satu aspek penting dalam perusahaan yang saat ini semakin banyak mendapat perhatian. Banyak perusahaan berupaya meningkatkan sarana dan prasarana mereka demi mendukung kenyamanan dan produktivitas karyawan sehingga kualitas kehidupan kerja juga lebih terjamin. Hal ini berangkat dari adanya pemikiran bahwa kualitas kehidupan kerja memiliki keterkaitan dan dapat berpengaruh positif pada keterikatan kerja karyawan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengeksplorasi ada tidaknya pengaruh kualitas kehidupan kerja yang dirasakan karyawan terhadap keterikatan kerja dengan menggunakan metode studi literatur. Kajian dilakukan dengan menganalisis berbagai literatur ilmiah melalui beberapa sumber, seperti google scholar, sciencedirect, dan semantic scholar. Setelah menemukan 200 literatur yang relevan, 10 literatur dipilih untuk dianalisis lebih lanjut. Berdasarkan analisis berbagai literatur relevan, ditemukan bahwa tinggi rendahnya tingkat kualitas kehidupan kerja yang dirasakan karyawan memiliki pengaruh pada keterikatan kerja, baik secara langsung maupun dengan variabel mediator. Ketika karyawan merasa kualitas kehidupan kerja mereka cenderung tinggi, maka keterikatan kerja juga akan cenderung tinggi. Sementara itu, kualitas kehidupan kerja yang rendah juga berpotensi menyebabkan keterikatan kerja pada karyawan menjadi rendah. Abstract Quality of work life is one of the important aspects in the company that is currently receiving more and more attention. Many companies are trying to improve their facilities and infrastructure to support employee comfort and productivity so that the quality of work life is also more secure. This is based on the idea that quality of work life is related to and can have a positive effect on employee engagement. Therefore, this study was conducted with the aim of exploring whether or not there is an influence of the quality of work life perceived by employees on work engagement using the literature study method. The study was conducted by analyzing various scientific literature through several sources, such as google scholar, sciencedirect, and semantic scholar. After finding 200 relevant literatures, 10 literatures were selected for further analysis. Based on the analysis of various relevant literatures, it was found that the high level of quality of work life perceived by employees has an influence on work engagement, both directly and with mediator variables. When employees feel that their quality of work life tends to be high, then work engagement will also tend to be high. Meanwhile, low quality of work life also has the potential to cause low work engagement in employees.
Hubungan antara Work Life Balance dengan Job Hopping pada Karyawan Generasi Z di PT.X Surabaya Oktavianisa, Nur Afni; Halida, Arfin Nurma
Character Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 12 No. 01 (2025): Character Jurnal Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/cjpp.v12n01.p335-346

Abstract

Latar belakang penelitian ini berdasarkan fenomena tingginya perpindahan khususnya pada karyawan generasi Z yang lebih mengutamakan fleksibilitas tanpa mempertimbangkan masa kerja saat ini. Dengan adanya pertimbangan fleksibilitas, karyawan generasi Z mengutamakan adanya keseimbangan antara dua peran atau lebih yang dijalani. Perpindahan pekerjaan yang tinggi akan berdampak langsung pada perusahaan, maka dari itu pentingnya mengetahui faktor-faktor meningkatnya Job Hopping. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara Work Life Balance dengan Job Hopping pada karyawan generasi Z di PT.X Surabaya. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif untuk mengetahui korelasi variabel. Subjek penelitian yang digunakan berjumlah 169 karyawan generasi Z rentang usia 22-30 tahun pada saat ini. Dengan 30 karyawan sebagai subjek uji coba alat ukur dan 139 karyawan sebagai data penelitian utama. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa nilai koefisien korelasi yang diterima adalah -0.722. Berdasarkan nilai koefisien tersebut dapat diinterpretasikan bahwa adanya korelasi yang kuat serta signifikan antara Work Life Balance dengan Job Hopping pada karyawan generasi Z di PT.X Surabaya. Dengan arah hubungan negatif yang memiliki makna bahwa ketika tingkat Work Life Balance yang dirasakan karyawan rendah, maka tingkat Job Hopping karyawan akan tinggi. Berlaku juga sebaliknya, karyawan dengan tingkat Work Life Balance yang tinggi akan memiliki Job Hopping yang rendah. Abstract Background of this study based on the phenomenon of high turnover, especially among generation Z employees who prioritize flexibility without considering the current work period. With the consideration of flexibility, generation Z employees prioritize a balance between two or more roles that are carried out. High job turnover will have a direct impact on the company, therefore it is important to know the factors that increase Job Hopping. This study aims to identify the relationship between Work Life Balance and Job Hopping in generation Z employees at PT.X Surabaya. The research method used is quantitative to determine the correlation of variables. The research subjects used were 169 generation Z employees aged 22-30 years at this time. With 30 employees as test subjects for measuring instruments and 139 employees as the main research data. The results of this study revealed that the correlation coefficient value received was -0.722. Based on the coefficient value, it can be interpreted that there is a strong and significant correlation between Work Life Balance and Job Hopping in generation Z employees at PT.X Surabaya. With a negative relationship direction which means that when the level of Work Life Balance felt by employees is low, the level of employee Job Hopping will be high. The opposite also applies, employees with a high level of Work Life Balance will have low Job Hopping.
Konflik Kerja-Keluarga pada Guru Perempuan yang Sudah Berkeluarga di PAUD Inklusi Sholichah, Fayakun; Halida, Arfin Nurma
Character Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 12 No. 01 (2025): Character Jurnal Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/cjpp.v12n01.p347-359

Abstract

Guru pada sekolah inklusi memiliki tantangan tersendiri dalam mengemban perannya di sekolah. Adanya murid dengan berbagai jenis kebutuhan khusus tentunya membuat guru harus memiliki kompetensi tertentu untuk dapat menjalankan perannya dengan baik. Di samping itu, guru memiliki tanggung jawab untuk mengemban peran di rumah, terlebih guru perempuan yang dianggap bertanggung jawab atas tugas domestik. Hal tersebut membuat guru perempuan mengemban peran ganda, yang memicu munculnya konflik kerja-keluarga.  Penelitian ini berfokus pada gambaran serta solusi yang sudah dilakukan guru perempuan pada PAUD inklusi dalam mengatasi konflik kerja-keluarga. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur pada empat subjek dan significant others. Hasil data penelitian dianalisis menggunakan teknik analisis tematik, dan terdapat tiga tema besar yaitu time based conflict, strain based conflict, dan behavior based conflict. Ketiga jenis konflik memiliki bobot yang berbeda. Subjek dalam penelitian menunjukkan munculnya konflik kerja-keluarga, dan masing-masing subjek mengemukakan beberapa solusi yang dirasa tepat dalam menangani konflik tersebut. Abstract Teachers in inclusion schools have their own challenges in carrying out their roles in schools. The existence of students with various types of special needs certainly makes teachers must have certain competencies to be able to carry out their roles well. In addition, teachers have the responsibility to carry out roles at home, especially female teachers who are considered responsible for domestic duties. This makes female teachers assume multiple roles, which triggers the emergence of work-family conflict. This study focuses on the description and solutions that have been done by female teachers in inclusion preschool in overcoming work-family conflict. Data collection was conducted with semi-structured interviews on four subjects and significant others. The results of the research data were analyzed using thematic analysis techniques, and there were three major themes, namely time based conflict, strain based conflict, and behavior based conflict. The three types of conflict have different weights. The subjects in the study showed the emergence of work-family conflict, and each subject put forward several solutions that felt appropriate in dealing with the conflict.
Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Organizational Citizenship Behavior pada Karyawan di PT. X Sasanti, Stevani Hayu; Halida, Arfin Nurma
Character Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 12 No. 01 (2025): Character Jurnal Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/cjpp.v12n01.p532-548

Abstract

Karyawan berperan penting dalam menjalankan berbagai aktivitas perusahaan. Karyawan perlu memiliki kecerdasan emosional dan organizational citizenship behavior guna mendukung kelangsungan perusahaan. Kecerdasan emosional membantu karyawan dalam mengendalikan emosi, menjalin hubungan kerja yang harmonis, serta menangani konflik dengan cara yang tepat. Sementara itu, organizational citizenship behavior mendorong karyawan untuk memberikan kontribusi lebih dari tugas yang dibebankan. Penelitian ini bertujuan guna mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan organizational citizenship behavior pada karyawan di PT. X. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Sampling jenuh digunakan dengan melibatkan 38 karyawan tetap di PT. X sebagai responden. Teknik analisis data menggunakan korelasi pearson product moment. Hasil dari analisis data pada penelitian ini memperlihatkan jika nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan organizational citizenship behavior. Peningkatan kecerdasan emosional karyawan akan diikuti oleh peningkatan organizational citizenship behavior. Sementara, rendahnya kecerdasan emosional akan diikuti dengan rendahnya tingkat organizational citizenship behavior yang ditampilkan karyawan. Abstract Employees play an important role in carrying out various company activities. They need to possess emotional intelligence and organizational citizenship behavior to support the sustainability of the company. Emotional intelligence helps employees regulate their emotions, build harmonious working relationships, and handle conflicts appropriately. Meanwhile, organizational citizenship behavior encourages employees to contribute beyond their assigned duties. This study aims to examine the relationship between emotional intelligence and organizational citizenship behavior among employees at PT. X. The method used in this research is a quantitative approach with a correlational research design. Saturated sampling was used by involving 38 permanent employees at PT. X as respondents. The data analysis technique employed was Pearson product-moment correlation. The results of the data analysis showed a significance value of 0.000 < 0.05. This indicates a significant relationship between emotional intelligence and organizational citizenship behavior. An increase in employees' emotional intelligence will be followed by an increase in organizational citizenship behavior. Conversely, low emotional intelligence will be accompanied by a lower level of organizational citizenship behavior demonstrated by the employees.
Hubungan antara Perceived Organizational Support dengan Work Life Balance Pada Karyawan Produksi PT.X Fadhillah, Vira Amira; Halida, Arfin Nurma
Character Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 11 No. 1 (2024): Character Jurnal Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/cjpp.v11i1.61605

Abstract

Sumber daya manusia merupakan kompenen penting dalam membantu perusahaan mencapai tujuan organisasi, sehingga menjadi penting karyawan memiliki keseimbangan kehidupan kerja dalam mengatur waktu dengan bijaksana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara perceived organizational support dengan work life balance pada karyawan produksi PT.X. Mengunakan metode kuantitatif kepada 62 karyawan produksi devisi circular loom. Instrument penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari dua skala yaitu skala perceived organizational support dan work life balance. Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah pearson product moment. Hasil analisis menunjukan signifikansi 0,000 (p>0,05) yang diartikan terdapat hubungan antara perceived organizational support dengan work life balance. Nilai koefisien korelasi yang didapatkan sebesar 0,603 (r=0,603) yang berarti terdapat hubungan positif atau searah dalam kategori kuat. Semakin tinggi nilai perceived organizational support maka akan semakin tinggi juga work life balance karyawan produksi PT.X.
Hubungan Brand Reputation Produk FMCG (Fast Moving Consumer Good) dengan Loyalitas Konsumen Adawiyah, Robiatul Aulia; Halida, Arfin Nurma
Character Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 11 No. 3 (2024): Character Jurnal Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/cjpp.v11n3.p1420-1431

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan antara brand reputation dengan loyalitas konsumen pada konsumen produk FMCG (Fast Moving Consumer Good) brand pasta gigi X. Metode kuantitatif dipilih dalam penelitian ini. Subjek yang digunakan sebanyak 96 orang subjek yang merupakan konsumen dari brand pasta gigi X yang telah menggunakan minimal satu tahun. Instrumen skala ukur psikologis yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak dua skala, yakni skala ukur brand reputation dan loyalitas konsumen. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pearson product moment dengan hasil taraf signifikansi sebesar <0,001 (p>0,05) yang memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang bersifat signifikan antar variabel brand reputation dengan loyalitas konsumen. Penelitian ini juga melalui uji normalitas skala dengan teknik kolmogorov-smirnov dengan hasil 0,200 untuk variabel brand reputation dan 0,071 untuk variabe loyalitas konsumen. Nilai koefisien korelasi pada penelitian inni mendapatkan hasil sebesar 0,695 (r=0,695) disimpulkan bahwa variabel brand reputation dengan loyalitas konsumen memiliki korelitas yang bersifat kuat dan bersifat positif atau searah.
Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Work-Life Balance pada Karyawan di PT. X Tanessa, Valencia Imelda; Halida, Arfin Nurma
Character Jurnal Penelitian Psikologi Vol. 12 No. 02 (2025): Character Jurnal Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/cjpp.v12n02.p714-729

Abstract

Work-life balance menjadi isu penting dalam dunia kerja, terutama di sektor ritel yang dikenal dengan beban kerja tinggi dan sistem kerja shifting. Salah satu faktor yang berperan dalam pencapaian work-life balance adalah kecerdasan emosional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan work-life balance pada karyawan di PT. X. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional dengan teknik sampling jenuh, yang melibatkan seluruh karyawan tetap di PT. X sebanyak 43 orang. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Hasil analisis data memperlihatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai korelasi pearson sebesar 0,759. Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel work-life balance. Semakin tinggi kecerdasan emosional yang dimiliki karyawan maka semakin tinggi pula work-life balance karyawan. Begitupun sebaliknya, semakin rendah kecerdasan emosional yang dimiliki karyawan maka semakin rendah juga work-life balance karyawan. Hipotesis dalam penelitian ini diterima, yakni terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dengan work-life balance pada karyawan di PT. X. Implikasi dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan dapat mempertimbangkan penyusunan program pelatihan kecerdasan emosional yang terstruktur dan berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan serta work-life balance karyawan. Abstract Work-life balance has become a critical issue in the workplace, particularly in the retail sector, which is characterized by high workloads and shift-based schedules. One factor that contributes to achieving work-life balance is emotional intelligence. This study aims to examine the relationship between emotional intelligence and work-life balance among employees at PT. X. The research employed a quantitative correlational method with a saturated sampling technique involving all 43 permanent employees at PT. X. Data were analyzed using the Pearson Product Moment correlation. The results showed a significance value of 0.000 < 0.05 and a Pearson correlation coefficient of 0.759, indicating a significant positive relationship between emotional intelligence and work-life balance. Higher levels of emotional intelligence are associated with better work-life balance, and vice versa. The hypothesis is supported by the findings. The implications suggest that companies may consider implementing structured and continuous emotional intelligence training programs to improve employee well-being and support a healthier work-life balance.