Metode pengumpulan data pengunjung yang masih tradisional, seperti meminta staf perpustakaan untuk menulis informasi pengunjung di buku, masih digunakan dalam proses tersebut. Penulis mengidentifikasi beberapa kelemahan yang tampak dalam prosedur ini, antara lain fakta bahwa ringkasan laporan pengunjung harus diisi dengan tangan dan memakan waktu, tidak ada informasi tentang berapa lama pengunjung tinggal di perpustakaan, dan buku absensi serta data yang hilang tidak dicadangkan di tempat lain. Staf dapat menggunakan teknologi sidik jari untuk memudahkan absensi dan mencegah pemalsuan data, yang sangat mudah dilakukan jika absensi masih dilakukan secara manual. Karena sidik jari tidak dapat diubah, sidik jari tetap menjadi salah satu metode yang paling aman baik saat ini maupun di masa mendatang. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan teknologi sidik jari atau pemindai sidik jari dapat membantu masyarakat, khususnya pengunjung perpustakaan dan pustakawan, untuk bekerja lebih produktif dan efisien selama berada di perpustakaan.