Puspita, Diaz Marsya
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Journal of Functional Food and Nutraceutical

Oven Drying and Water Extraction of Curcuma xanthorrhiza for Hygiene Improvement in the Production of Jamu Cekok, a Traditional Appetite Stimulant Herbal Medicine Ramdhani, Rizal Pauzan; Puspita, Diaz Marsya; Sutanto, Hery
Journal Akademik Universitas Swiss German Vol. 3 No. 1 (Aug 2021)
Publisher : Swiss German University & Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia (P3FNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Balita usia di bawah 5 tahun dengan kondisi malnutrisi merupakan permasalahan yang banyak ditemukan Indonesia, dan sekitar 53% diantaranya disebabkan oleh rendahnya nafsu makan. Jamu cekok adalah obat tradisional Indonesia yang umumnya digunakan untuk meningkatkan nafsu makan untuk anak-anak. Jamu cekok biasanya diberikan kepada anak dengan cara meremas campuran herbal dengan tangan dan langsung dimasukan kedalam mulut anak supaya cairan yang dihasilkan langsung masuk ke dalam tenggorokan anak. Bahan utama jamu cekok adalah rimpang Curcuma xanthorrhiza Roxb (Temulawak) dengan bahan aktif kurkumin dan xantorizol. Walaupun fungsi secara empiris dan potensi pasar sudah cukup menjanjikan, tetapi umumnya metode yang digunakan untuk mengeringkan bahan baku dengan sinar matahari dan proses memeras herbal memiliki potensi kontaminasi mikroba yang sangat besar. Perubahan proses pengeringan menggunakan oven dan ekstraksi menggunakan air dapat diaplikasikan untuk meningkatkan sanitasi dari jamu cekok. Pada penelitian ini, dilakukan ekstraksi temulawak menggunakan air dengan dilakukan beberapa perbedaan diantaranya kondisi suhu pengeringan (30°C dan 50°C), suhu ekstraksi (50°C, 75°C, dan 100°C), serta rasio berat dari pelarut dan bahan baku (10:5, 10:2, 10:1). Estimasi kandungan kurkumin dan penentuan xantorizol secara kualitatif digunakan untuk menentukan efektivitas dari proses ekstraksi menggunakan air, sedangkan peningkatan sanitasi dapat dilihat dari jumlah pertumbuhan bakteri. Kandungan kurkumin paling tinggi dihasilkan dari rasio pelarut terhadap bahan baku 10:2. Suhu ekstraksi paling tinggi menghasilkan kandungan kurkumin yang paling tinggi, tetapi sebaliknya memiliki kandungan xantorizol yang paling rendah. Pengeringan menggunakan oven dan ekstraksi menggunakan air menunjukan peningkatan sanitasi yang terlihat dari penurunan jumlah bakteri yang sangat signifikan.