Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

KERAGAAN KESESUAIAN LAHAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PLASMA BERKELANJUTAN Putu Wigena, I Gusti; Subardjal, Djadja; , Andriati; Sudana, Wayan
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 11, No 2 (2008): Juli 2008
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Land Suitability Performance and Sustainable Management Strategic of Public Oil Palm Plantation. The great quantities of stakeholders involved and their different conflict of interests in the oil palm management is unfavorable, as characterized by the decrease of land productivity and the high-polluted environment. This condition led to create a holistic solution in order to achieve sustainable oil palm management. For this reason, researches on land suitability and public oil palm plantation strategy have been done from January to December 2007. The experimental site was public oil palm plantation of PTP Nusantara V Sei Pagar, Perhentian Raja Sub District Kampar Districts, Riau Province. Land suitability method was developed by Djaenudin et all. (2003) in which the public oil palm plantation strategy is analyzed by using Prospective Analysis. The research showed that land suitability in the majority of land experiment (75%) can be grouped into S2-f that is moderately suitable with nutrients retention as main limiting factor due to the lower pH of the soil. The land suitability in the remaining areas (about 25%) can be classified into S2-f,n that is moderately suitable with nutrients retention and nutrients supply as limiting factors due to the lower of pH and caption exchange capacity (CEC) values. Productivity level of the land by average was 23.04 tons fruit bunches/ha/year or equal to 91% of potential yield. There were 7 key factors that should be considered in order to achieve the sustainable management of public oil palm plantation, namely land occupation status, land suitability, land size, human resources, working capital, institution and government policies. Based on the probability of occurrence, a medium setting management becomes as a promotion strategy to achieve sustainable condition of public oil palm management. The condition of this situation was land occupation status should be guaranteed (certificated), land suitability and land size remain the same as the current condition, the availability of working capital provided by government, qualified human resources in managing oil palm (educational level and skill improved), linkage institution was actively seeking solution and government policies should be supportive in implementing the selected state. Key words: Public oilp palm plantation, sustainability, suitability, strategic managemen Banyaknya pihak yang terlibat dan terjadinya benturan kepentingan menyebabkan pengelolaan perkebunan kelapa sawit plasma kurang tepat yang dicirikan oleh semakin menurunnya produktivitas lahan dan pencemaran terhadap lingkungan. Untuk itu, telah dilakukan penelitian tingkat kesesuaian lahan dan strategi pengelolaan perkebunan kelapa sawit plasma berkelanjutan dari bulan Januari sampai Desember 2007. Lokasi penelitian di perkebunan kelapa sawit plasma PT. Perkebunan Nusantara V Sei Pagar, Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Tingkat kesesuaian lahan menggunakan metode yang dikembangkan oleh Djaenudin et al., strategi pengelolaan perkebunan kelapa sawit plasma dianalisis dengan menggunakan Analisis Prospektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesesuaian lahan di lokasi penelitian sebagian besar (75%) termasuk S2-f yaitu cukup sesuai dengan faktor pembatas retensi unsur hara berkaitan dengan pH tanah. Sekitar 25% tingkat kesesuaiannya termasuk S2-f,n yaitu kelas cukup sesuai dengan faktor pembatasketersediaan hara rendah dan retensi hara tinggi berkaitan dengan KTK tanah masam dan pH tanah rendah. Rata-rata produktivitas kelapa sawit pada lahan ini 23,04 t TBS/ha/tahun atau setinggi 91% dari produktivitas potensialnya. Terdapat tujuh faktor kunci yang hams dipertimbangkan untuk mencapai kondisi perkebunan kelapa sawit berkelanjutan yaitu status penguasaan lahan, kesesuaian lahan, luas lahan, sumberdaya manusia, modal, kelembagaan dan kebijakan pemerintah. Berdasarkan urutan peluang kejadiannya, skenario pengelolaan medium merupakan strategi yang paling memungkinkan untuk mencapai kondisi pengelolaan perkebunan kelapa sawit plasma berkelanjutan. Salah satu kondisi yang mewakili skenario ini adalah luas lahan tetap, status penguasaan lahan terjamin (bersertifikat), kesesuaian lahan tetapi (karena teknologi), modal kerja cukup tersedia, kualitas SDM cukup memadai (pendidikan dan keterampilan petani membaik), instansi terkait cukup aktif (kelembagaan agak kuat) dan kebijakan pemerintah agak mendukung. Kata kunci Kelapa sawit plasma, berkelanjutan, kesesuaian lahan, analisis prospektif, skenario strategis
KERAGAAN DAN ANALISIS FINANSIAL USAHATANI PADI (Kasus Desa Primatani, Kabupaten Karawang, Jawa Barat) , Andriati; Sudana, Wayan
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 10, No 2 (2007): Juli 2007
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Indonesian average growth rate of low land rice harvested area during 2000-2005 was only 0.20% with the production rate about 0.83% per year. This condition was estimated has a correlation to the low growth rate of productivity and quality of innovation technology on rice farming system. Based on the issue, field assessment of low land rice farming system was conducted to analyze the labor and productivity performance and its financial analysis at Parakan and Karangjaya Villages, Tirtamulya Sub District, Karawang District, West Java Province. The assessment was done in two seasons, in wet season of 2004/2005 and in dry season of 2005 by interviewing some 60 randomized selected farmers, using structured questionnaires. The results of the assessment showed that men both for family labor and hired labors dominated the labor allocation on low land rice farming system. On wet season, the contribution of men to a family labor was 57 - 66% and hired labor was 58 - 72%, while on dry season the contribution were 60 - 75% and 58 - 73%. Type of fertilizer as an important variable in determining the ,low land rice productivity both on wet season (R2 = 0.9581) and dry season (R2 = 0.9542). On wet season, the farming system productivity used lfertilizer type yielded 3.5 ton harvesting dry grain/ha with an income about Rp.1.796.270,- (R/C = 1.54) and 4 fertilizers type produced 5.8 ton harvesting dry grain/ha with an income about Rp.3.485.530,- (R/C = 1.70). On dry season, productivity of each fertilizer applied were 3.2 ton harvesting dry grain/ha. with an income about Rp.1.287.177 (R/C = 1.41) and 5.4 dry grain/ha with an income around Rp.2.729.277,- (R/C = 1.58) respectively. Key words: rice farming system, productivity, income Laju perkembangan luas panen padi sawah kurun waktu 2000-2005 di Indonesia rata-rata per tahunnya hanya 0,20% dengan pertumbuhan produksi 0,83%. Melambatnya laju produksi padi ini diduga berkaitan dengan lambatnya laju pertumbuhan produktivitas per satuan luas lahan dan laju peningkatan mutu inovasi teknologi usahatani padi. Berdasarkan hal tersebut, telah dilakukan kajian yang bertujuan untuk menganalisis keragaan tingkat produktivitas dan tenaga kerja serta analisis finansial usahatani padi sawah di Desa Parakan dan Karangjaya, Kecamatan Tirtamulya, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Pengkajian dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap 60 petani yang dipilih secara acak dengan kuesioner terstruktur pada musim hujan 2004/2005 dan musim kemarau 2005. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa alokasi tenaga kerja pada usahatani padi sawah didominasi laki-laki, baik tenaga kerja dalam keluarga maupun upahan. Pada musim hujan, kontribusi tenaga kerja laki-laki dalam keluarga antara 57 - 66% dan upahan 58 - 72% sedangkan pada musim kemarau antara 60 - 75% dan 58 - 73%. Jenis pupuk merupakan variabel yang sangat menentukan produktivitas padi sawah balk pada musim hujan (R2 = 0,9581) maupun musim kemarau (R2 = 0,9542). Pada musim hujan, produktivitas usahatani padi dengan menggunakan 1 jenis pupuk sebesar 3,5 ton gabah kering panen/ha dengan pendapatan Rp.1.796.270 (R/C = 1,54) dan yang menggunakan 4 jenis pupuk sebesar 5,8 ton gabah kering panen/ha dengan pendapatan Rp.3.485.530 (R/C = 1,70). Pada musim kemarau, produktivitas usahatani padi dengan menggunakan 1 jenis pupuk sebesar 3,2 ton gabah kering panen/ha dengan pendapatan Rp.1.287.177 (R/C=1,41) dan yang menggunakan 4 jenis pupuk sebesar 5,4 ton gabah kering panen/ha dengan pendapatan Rp.2.729.277 (R/C=1,583). Kata kunci: usahatani padi, produktivitas, pendapatan