Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Transformasi Manageria: Journal of Islamic Education Management

 Dakwah Kultural Sunan Kalijaga: Tinjauan Epistemologi Bayani, Burhani, dan Irfani Nurul Lathifah; Abdul Latif; Roshifah Jauhari; Nur Cholid
Transformasi Manageria:   Journal of Islamic Education Management Vol 4 No 1 (2024): Transformasi Manageria: Journal of Islamic Education Management (inPress)
Publisher : PKP Fakultas Syariah LPPM IAI Nasional Laa Roiba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47467/manageria.v4i1.4072

Abstract

Sunan Kalijaga played an important role in the development of Islam, especially in Java. The name Lokajaya is attached to Sunan Kalijaga when preaching choosing to use culture and art. Wayang art is one of the things used in preaching so Sunan Kalijaga is known as a puppeteer of wayang purwa. Epistemology in Islam uses empiricism and rationalism as the foundation of true epistemology, but in Islamic epistemology it also uses God's word and intuition as a source of knowledge. Oneof the Muslim thinkers Muhammad 'Abid Al-Jabiri divided thepistimology in Islam into three methods, namely the bayani, burhani, and irfani methods. This research is using research with qualitative descriptive methods, the purpose of this method is to provide a general explanation of Sunan Kalijaga's cultural da'wah. This article uses a Library Research approach or literature research which is a study that examines various reference materials and findings related to previous research and serves to build a theoretical foundation for the problem being investigated (Sarwono: 2006). Data collection techniques use documentation procedures. Data analysis is carried out by comparing different pieces of documentation literature with different data from research findings related to the topic of research publication. Keywords: Da'wah, Sunan Kalijaga, Epistimology
Fenomena Feminisme Menurut Perspektif Epistemologi Al-Jabiri Dinda Helmi Kayana Juwita; Muh. Rifqi Zam Zami; Muhammad Hafizh; Nur Cholid
Transformasi Manageria:   Journal of Islamic Education Management Vol 4 No 1 (2024): Transformasi Manageria: Journal of Islamic Education Management (inPress)
Publisher : PKP Fakultas Syariah LPPM IAI Nasional Laa Roiba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47467/manageria.v4i1.4226

Abstract

Budaya patriarki yang berkembang di Barat sangat bertentang dengan ajaran Islam dimana penghormatan terhadap kaum wanita itu setara dalam tatanan sosial untuk berkontribusi dalam berbagai bidang. Feminisme dalam Islam sebagi diskusi tentang pentyetaraan kaum wanita dan pria dalam tatanan sosial. Urgensi dalam kajian ini untuk meninjau isu tersebut dalam pandangan Islam kontemporer dari pemikiran Al-Jabiri. Penelitian ini merupakan studi pustaka dengan jenis kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji epistemologi Al-Jabiri dalam kaitannya dengan fenomena feminisme. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa feminisme jika dilihat dari sudut pandang epistemologi Al-Jabiri, khususnya bayani, feminis dalam arti mengungguli laki-laki sebagaimana feminisme barat, tidak sesuai dengan konsep hakikat manusia yang ada dalam nash baik al-Qur’an maupun hadis. Sedangkan feminisme Islam berusaha merekonstruksi hasil dan produk ulama klasik dengan mengkaji tafsir Alquran atau Hadits yang dianggap sudah tidak relevan lagi dengan dunia kontemporer. Dalam epistemologi Irfani feminisme dipandang sebagai nilai-nilai kemanusiaan berdasarkan hati nurani. Selain itu, nilai-nilai etika dan moral diimplementasikan dalam konteks konsep spiritual yang terdiri dari kebaikan yang disepakati semua orang (ma'ruf), kebaikan yang hanya bisa dirasakan oleh individu (khair), kebahagiaan (sa'adah) dan tindakan kebaikan mereka (Fadhilah). Terakhir, dalam epistemologi Burhani dapat dikatakan bahwa feminisme merepresentasikan perubahan sosial dan dalam praktik kehidupan sosial yang terjadi di masa nabi Muhammad Saw serta diakui untuk menempatkan perempuan pada kedudukan yang setara dengan laki-laki.