Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Majalah Lontar

Pembelajaran Sastra yang Efektif, Kontekstual, dan Inovatif ., Ngatmini
MAJALAH ILMIAH LONTAR Vol 23, No 4 (2009): Majalah Ilmiah Lontar
Publisher : MAJALAH ILMIAH LONTAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran sastra pada kurikulum KTSP sebagai perbaikan kurikulum sebelumnya belum mampu mewujudkan keinginan para sastrawan. Para sastrawan kecewa karena sastra hanya dipenggal sehingga kebermaknaan karya sastra hilang. Hal ini disebabkan adanya sistem dan kebijakan yang berlaku tidak saling konsisten dan konsekuen. Namun, guru dapat tetap memperhatikan kebermaknaan pembelajaran sastra agar siswa setelah mengikuti pendidikan akan memperoleh kehalusan budi, perubahan sikap serta kepribadian yang baik. Dalam hal ini diperlukan cara atau strategi yang tepat sehingga peserta didik mendapatkan semua itu. Pembelajaran yang efektif, inovatif, dan kontekstual sebagai alternatif untuk mencapai hakikat pembelajaran sastra, yaitu dengan menciptakan ketertarikan agar berminat, menyisipkan teori, mengaitkan nilai sastra dengan kehidupan, variasi strategi pembelajaran aktif, dan variasi media.   Kata-kata kunci: Pembelajaran, sastra, efektif,  inovatif,  kontekstual.
Pembentukan Karakter melalui Strategi Pembelajaran Aktif ., Ngatmini
MAJALAH ILMIAH LONTAR Vol 23, No 4 (2009): Majalah Ilmiah Lontar
Publisher : MAJALAH ILMIAH LONTAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran merupakan proses perubahan yang terjadi pada peserta didik yang belajar. Perubahan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Proses belajar yang meliputi ketiga aspek tersebut dapat ditempuh dengan berbagai cara, seperti melalui pembelajaran dengan komponen pendukungnya. Salah satu komponen pembelajaran adalah strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran aktif dapat dimanfaatkan untuk pembentukan karakter peserta didik, karena peserta didik ketika mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran aktif akan dilibatkan dalam proses belajar secara aktif dan interaktif. Oleh karena itu peserta didik akan mengalami langsung suatu aktivitas belajar, yang di dalam aktivitas tersebut guru menanamkan nilai-nilai didik dalam rangka pembentukan karakter (kepribadian). Nilai yang dapat ditanamkan misalnya, kerja sama dengan teman yang tidak membedakan status sosial, ras, agama, budaya atau tingkat kemamapuan akademik, menghargai dan menghormati pendapat teman; ketua kelompok memimpin anggotanya secara adil dan ketua diarahkan untuk menjadi pemimpin yang baik; bertanggung jawab atas tugas dalam kegiatan diskusi atau kelompok baik secara mandiri maupun secara kelompok, mandiri serta percaya diri terhadap tugas yang harus dilakukan. Semua nilai-nilai itu akan tertanam pada diri peserta didik ketika guru mampu menjadi fasilitator yang sadar akan pentingnya nilai-nilai sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik. Dengan cara itulah proses pembentukan karakter atau kepribadian akan terwujud. Namun demikian kegiatan itu harus dilakukan secara berkesinambungan dan dilakukan secara bersama-sama dengan kebijakan sekolah, sehinggaa ada kebersamaan dalam berusaha mencapai suatu tujuan pendidikan.   Kata kunci : karakter, pembelajaran aktif. Sudah pernah dipresentasikan dan diproceedingkan pada Seminar Internasional Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia (PIBSI XXXII) Klaten 8-9 November 2010 “Seminar Optimalisasi Potensi Bahasa dalam Pembelajaran Bahasa, Sastra dan Kebudayaan Indonesia serta Komunikasi Sosial Politik pada Era Globalisasi” ( halaman 302 – 310)  yang diselenggarakan oleh PBSID FKIP UNWIDA KLATEN
Pembelajaran Sastra yang Efektif, Kontekstual, dan Inovatif Ngatmini .
MAJALAH LONTAR Vol 23, No 4 (2009): Majalah Ilmiah Lontar
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/ltr.v23i4.231

Abstract

Pembelajaran sastra pada kurikulum KTSP sebagai perbaikan kurikulum sebelumnya belum mampu mewujudkan keinginan para sastrawan. Para sastrawan kecewa karena sastra hanya dipenggal sehingga kebermaknaan karya sastra hilang. Hal ini disebabkan adanya sistem dan kebijakan yang berlaku tidak saling konsisten dan konsekuen. Namun, guru dapat tetap memperhatikan kebermaknaan pembelajaran sastra agar siswa setelah mengikuti pendidikan akan memperoleh kehalusan budi, perubahan sikap serta kepribadian yang baik. Dalam hal ini diperlukan cara atau strategi yang tepat sehingga peserta didik mendapatkan semua itu. Pembelajaran yang efektif, inovatif, dan kontekstual sebagai alternatif untuk mencapai hakikat pembelajaran sastra, yaitu dengan menciptakan ketertarikan agar berminat, menyisipkan teori, mengaitkan nilai sastra dengan kehidupan, variasi strategi pembelajaran aktif, dan variasi media. ?é?á Kata-kata kunci: Pembelajaran, sastra, efektif,?é?á inovatif,?é?á kontekstual.
Pembentukan Karakter melalui Strategi Pembelajaran Aktif Ngatmini .
MAJALAH LONTAR Vol 23, No 4 (2009): Majalah Ilmiah Lontar
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/ltr.v23i4.244

Abstract

Pembelajaran merupakan proses perubahan yang terjadi pada peserta didik yang belajar. Perubahan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Proses belajar yang meliputi ketiga aspek tersebut dapat ditempuh dengan berbagai cara, seperti melalui pembelajaran dengan komponen pendukungnya. Salah satu komponen pembelajaran adalah strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran aktif dapat dimanfaatkan untuk pembentukan karakter peserta didik, karena peserta didik ketika mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran aktif akan dilibatkan dalam proses belajar secara aktif dan interaktif. Oleh karena itu peserta didik akan mengalami langsung suatu aktivitas belajar, yang di dalam aktivitas tersebut guru menanamkan nilai-nilai didik dalam rangka pembentukan karakter (kepribadian). Nilai yang dapat ditanamkan misalnya, kerja sama dengan teman yang tidak membedakan status sosial, ras, agama, budaya atau tingkat kemamapuan akademik, menghargai dan menghormati pendapat teman; ketua kelompok memimpin anggotanya secara adil dan ketua diarahkan untuk menjadi pemimpin yang baik; bertanggung jawab atas tugas dalam kegiatan diskusi atau kelompok baik secara mandiri maupun secara kelompok, mandiri serta percaya diri terhadap tugas yang harus dilakukan. Semua nilai-nilai itu akan tertanam pada diri peserta didik ketika guru mampu menjadi fasilitator yang sadar akan pentingnya nilai-nilai sikap yang harus dimiliki oleh peserta didik. Dengan cara itulah proses pembentukan karakter atau kepribadian akan terwujud. Namun demikian kegiatan itu harus dilakukan secara berkesinambungan dan dilakukan secara bersama-sama dengan kebijakan sekolah, sehinggaa ada kebersamaan dalam berusaha mencapai suatu tujuan pendidikan. ?é?á Kata kunci : karakter, pembelajaran aktif.?é?áSudah pernah dipresentasikan dan diproceedingkan pada Seminar Internasional Pertemuan Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia (PIBSI XXXII) Klaten 8-9 November 2010 ?óÔé¼?ôSeminar Optimalisasi Potensi Bahasa dalam Pembelajaran Bahasa, Sastra dan Kebudayaan Indonesia serta Komunikasi Sosial Politik pada Era Globalisasi?óÔé¼?Ø ( halaman 302 ?óÔé¼ÔÇ£ 310)?é?á yang diselenggarakan oleh PBSID FKIP UNWIDA KLATEN