Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknik Lingkungan

KAJIAN AWAL PENETAPAN TEKNOLOGI LOW IMPACT DEVELOPMENT/GREEN INFRASTRUCTURE PADA PENGELOLAAN LIMPASAN HUJAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (STUDI KASUS : DAS CITARUM HULU BUKAN KOTA) Yanita Hanastasia S; Arief Sudradjat
Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 22 No. 2 (2016)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.tl.2016.22.2.10

Abstract

Abstrak : Meningkatnya pembangunan di DAS Citarum Hulu menyebabkan berkurangnya wilayah resapan air yang mengakibatkan meningkatnya limpasan hujan. Oleh karena itu suatu teknologi pengelolaan limpasan hujan dibutuhkan untuk menahan limpasan hujan agar tidak terjadi banjir dan meningkatkan penyerapan limpasan hujan ke dalam tanah sebagai upaya menjaga ketersediaan air tanah. Low Impact Development adalah paradigma baru pengelolaan air yang menekankan upaya konservasi dan penggunaan fitur alami untuk melindungi kualitas air serta menjaga kesetimbangan hidrologi agar sama kondisinya saat sebelum dan sesudah pembangunan. Dalam penelitian ini, analisa dilakukan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk menentukan teknologi yang tepat (Best Management Practices) dalam pengelolaan limpasan hujan sesuai dengan konsep LID. Analisa spatial dilakukan terhadap fitur alami DAS Citarum Hulu sesuai dengan kriteria teknologi BMPs yang ditetapkan. Sebagian besar wilayah DAS Citarum Hulu merupakan terrain pegunungan dengan lereng curam (slope>15%) dan 84% wilayahnya merupakan zona resapan air. Jenis tanah dominan di wilayah studi DAS Citarum Hulu, 58% cenderung memiliki laju infiltrasi tinggi, terdiri dari alluvial (16%) dan andosol (42%). Kedalaman air tanah dangkal wilayah studi bervariasi, dipengaruhi kontur, tata guna lahan, zona resapan dan curah hujan. Berdasarkan fitur alami wilayah studi, 43% dari total kelurahan sesuai mengaplikasikan kelompok BMPs yang dapat memenuhi parameter Rev, sedangkan 57% sesuai mengaplikasikan kelompok BMPs yang tidak dapat memenuhi parameter Rev. Recharge volume requirements (Rev) adalah parameter untuk mempertahankan tingkat peresapan air ke dalam tanah yang ada di situs.    Kata Kunci :     BMPs, DAS Citarum Hulu, LID, limpasan hujan , Rev, SIG Abstract : Increased development in The Upstream Citarum River Basin has led to reduce water catchment areas that result in increased runoff. Therefore, stormwater management technologies are needed to prevent flooding and improve absorption of runoff into the ground in an effort to maintain the availability of groundwater. Low Impact Development is a new paradigm of water management that emphasizes conservation and use of natural features to protect water quality and maintain hydrology balance for  same condition as before and after construction. In this study, analysis is done using Geographic Information System (GIS) to determine the right technology (Best Management Practices) in the management of stormwater in accordance with the concept of LID. Natural features in The Upstream Citarum River Basin will be analyzed spatially based on criteria of BMPs. Most area in Upstream Citarum River Basin is mountains with steep slopes (slope> 15% and 84% of  area is water catchment zone. Type of soil that dominates in Upstream Citarum River Basin, 58% tend to has high infiltration rate, consist of alluvial(16%) and andosol(42%). Depth of shallow ground water in study areas has many variations, influenced by contours, landuse, presence of water catchment zone, and rainfall. Based on the natural features of study area, 43% of total villages appropriate to apply BMPs design that can meet parameters of Rev, while 57% appropriate to apply BMPs design that can not meet the Rev. parameter. Recharge volume requirements (Rev) is parameter to maintain existing groundwater recharge rates at sites. Key Words : BMPs, GIS, LID, Rev, runoff , Upstream Citarum River Basin
APLIKASI CONTINGEN VALUATION METHOD DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PERAIRAN KAWASAN PEMUKIMAN DI SEKITAR PESISIR Nurul Magfira; Arief Sudradjat
Jurnal Teknik Lingkungan Vol. 24 No. 1 (2018)
Publisher : ITB Journal Publisher, LPPM ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/j.tl.2018.24.1.2

Abstract

Abstrak: Banyaknya sampah yang ditemukan di sekitar perairan Kota Ternate pada hunian rumah panggung menunjukkan buruknya pengelolaan limbah sampah. Untuk mengurangi gangguan yang timbul maka diperlukan tindakan dalam mengurangi kerugian ekonomi yang ditimbulkan dari menurunnya kualitas lingkungan pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi dan kekhawatiran masyarakat yang mempengaruhi besarnya kesediaan masyarakat untuk membayar (WTP) untuk peningkatan kualitas perairan kota Ternate melalui metode valuasi kontingen (CVM). Analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi dengan total 257 respondent dari dua administrasi area berbeda yaitu pusat kota yang sudah direklamasi dan jauh dari pusat kota yang belum direklamasi. Analisis WTP dalam upaya peningkatan kualitas perairan pesisir Kota Ternate dengan CVM menunjukkan bahwa tingkat kesediaan membayar masyarakat sebesar Rp. 20.000/KK/bulan. Besarnya WTP masyarakat dipengaruhi oleh frekuensi limbah buangan sampah, persepsi pencemaran laut, persepsi bau, persepsi warna, kuantitas buangan sampah di laut, frekuensi pembersihan laut, estetika laut, kekhawatiran terhadap sumber pencemar, dan kesediaan partisipasi dalam upaya peningkatan kualitas perairan Kota Ternate. Besarnya nilai manfaat ekonomi peningkatan kualitas perairan laut Kota Ternate adalah sebesar Rp. 141.120.000/tahun yang menunjukkan adanya potensi masyarakat untuk mendukung kebersihan lingkungan perairan laut Kota Ternate. Kata kunci: sampah, ekosistem pesisir, rumah panggung, Willingness to Pay (WTP), dan Contingen Valuation Method (CVM)    Abstract : The amount of garbage found around the waters of Ternate City on the shelter of houses on stilts shows the management of waste is poorly managed. To reduce the disruption that arises it will require action in reducing the economic losses resulting from the declining quality of the coastal environment. This study aims to identify people's perceptions and concerns that affect the amount of people's willingness to pay (WTP) to improve the quality of Ternate city waters through contingent valuation method (CVM). Data analysis used is regression analysis with total 257 respondents from two with different administration locations is downtown already reclaimed and far from the citizen who are reclaimed. Analysis of WTP in efforts to increase quality of coastal waters city of Ternate with CVM suggests that the public's willingness to pay (WTP) is Rp. 20.000/KK/month. WTP amount is influenced by frequency of waste gabbage, perception of sea pollution, perception of odor, perception of color, quantity garbage at sea, frequency of cleaning the sea, aesthetics of the sea, concern of pollutant sources and the willingness to contribute to programme. The value of the economic benefits increasing water quality coastal of Ternate city waters is Rp. 141.120.000/year which indicates good potensial from the community to support cleanliness environment of the Ternate city coastal waters..Keywords: garbage, coastal ecosystem, houses on stilts, Willingness to Pay (WTP), Contingen Valuation Method (CVM)