Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana seluruh aspek dari kehidupan sosial Toni saling berkaitan dan membentuk cara pikirnya terhadap maskulinitas dan gender rules. Terjadinya perceraian menyebabkan salah satu peran orang tua hilang, yaitu peran ayah. Jika peran ayah tidak ada, maka agen sosialisasi anak tersebut akan berkurang, sehingga ada nilai yang tidak diajarkan terutama berkaitan dengan nilai-nilai mengenai menjadi seorang laki-laki. Skripsi ini selain bertujuan selain untuk menjelaskan proses pembentukan pemahaman maskulinitas Toni, anak yang berasal dari keluarga bercerai dan tinggal dengan ibunya, juga untuk mengetahui bagaimana pemahaman terhadap sebuah status gender sebagai laki-laki maskulin mempengaruhi cara pandang Toni terhadap kesetaraan dan keseimbangan aturan gender. Studi life history ini menyoroti kisah Toni dengan analisis kualitatif menggunakan teori Social Construction dari Berger & Luckmann (2011) dan Social Learning dari Lev Vygotsky (1978). Ketiadaan peran seorang ayah, meningkatkan intensitas peran dari agen sosialisasi yang lain dalam membentuk persepsi seseorang. Sosok ayah yang tidak ada di dalam keluarga dikarenakan kegagalan ayah dalam menjalankan perannya, malah menjadi sumber utama Toni untuk belajar mengenai peran dan aturan gender. Ibu, sebagai agen sosialisasi pertama berperan bersama dengan sekolah sebagai lingkungan sosial dan agen sosialisasi sekunder membentuk persepsi Toni berkaitan dengan keseimbangan dan kesetaraan peran dan aturan gender.