Puji Rahayu
Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Proceedings Education and Language International Conference

PRAKTIK PERDAGANGAN PEREMPUAN BERBINGKAI KEEGALITERAN MASYARAKAT BANYUMAS DALAM NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI (KAJIAN ANTROPOLOGI SASTRA) Puji Rahayu; Suyitno Suyitno; Slamet Subiyanto
Proceedings Education and Language International Conference Vol 1, No 1 (2017): Proceedings of Education and Language International Conference
Publisher : Proceedings Education and Language International Conference

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perdagangan perempuan atau women trafficking merupakan tindakan perekrutan, dan penindasan hak-hak perempuan untuk diperjual belikan sebagai pemuas seksualitas laki-laki. Praktik perdagangan perempuan merupakan salah satu bentuk diskriminasi gender yang dikonstruksi oleh kondisi sosial budaya. Banyumas merupakan sebuah entitas sosial dengan pilar budaya yang sangat kokoh. Karakter dan ideologi masyarakat Banyumas terpresentasi dalam dialek ngapak yang digunakan. Ngapak merupakan bahasa Banyumas yang tidak mengenal strata, dan mengedepankan keterusterangan. Hal itu membuat masyarakat Banyumas dikenal sebagai manusia yang egaliter. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara tekstual praktik perdagangan perempuan berbingkai keegaliteran masyarakat Banyumas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa kualitatif yang bersifat deskriptif. Data penelitian ini yaitu kutipan teks yang menggambarkan praktik perdagangan perempuan dalam novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari. Teknik pengumpulan datanya baca, catat, dan pustaka. Teknik analisis datanya meliputi reduksi, sajian data, dan verivikasi. Hasil penelitian ini berupa praktik perdagangan perempuan berbingkai keegaliteran masyarakat Banyumas dalam novel Bekisar Merah karya Ahmad Tohari yang menunjukan dua pola, yaitu: (1) Ditinjau dari budaya Banyumas yang egaliter, posisi perempuan dan laki-laki Banyumas seimbang. Hal itu dikarenakan bahasa yang digunakan oleh laki-laki dan perempuan Banyumas bersifat setara (sama). Perempuan dan laki-laki memiliki kesejajaran dalam berbahasa. (2) Ditinjau dari budaya yang egaliter posisi laki-laki dan perempuan Banyumas timpang. Dalam beberapa hal, perempuan objek perdagangan berupa kepentingan bisnis dan perkawinan pesanan Kata kunci: perdagangan perempuan, keegaliteran masyarakat Banyumas, antropologi sastra