Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

APLIKASI DETASSELING UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) Damanhuri, Damanhuri; RA, Muqwin Asyim; Erdiansyah, Iqbal; Khoir, Imamul
AGRITROP Vol 14, No 2 (2016): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.642 KB) | DOI: 10.32528/agr.v14i2.424

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh detasseling, waktu detaselling dan mengetahui perbedaan banyak tanaman yang di detaselling terhadap produksi tanaman jagung. Manfaat penelitian menambah pengetahuan tentang teknologi budidaya tanaman jagung sehingga meningkatkan produksi tanaman jagung, memahami dan dapat melakukan teknik budidaya tanaman jagung  dengan teknologi detasseling untuk meningkatkan produksi tanaman jagung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak  Kelompok (RAK) menggunakan 2 faktor dengan 3 ulangan. faktor pertama umur detasseling dan faktor kedua adalah Tanaman yang di detasseling. Parameter Pengamatan adalah Tinggi Tanaman Umur 25, 30, dan 40 HST, Berat Tongkol Sample Per Petak Sampel, Berat Pipilan Sample Per Petak Sample, Berat tongkol sample per petak, dan Berat Tongkol Per Plot. Analisis Data Hasil pengamatan diolah dengan analisis sidik ragam untuk mengetahui adanya perbedaan nyata atau sangat nyata maka dilanjutkan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) atau  Duncant Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5% dan 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan detasseling memberikan hasil yang berbeda sangat nyata pada parameter pengamatan Berat tongkol sample per plot sebanyak  720 gr, berat pipil sample per plot  sebanyak 583 gr dan berat tongkol per plot 7049 gr. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aliran energi dalam pembentukan bunga  dialihkan kepada pertumbuhan dan perkembangan biji atau tongkol sehingga dapat meningkatkan produksi jagung.
The Effect of Color Type and Light Intensity of Light Emitting Diode (LED) Light Traps on the Types and Number of Pest Insect Catches in Rice Plantations Iqbal Erdiansyah; Moch. Syarief; Moch. Irfan Kusairi
CROPSAVER Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/cropsaver.v4i1.28555

Abstract

The purpose of this study was to examine the effect of the type of color and light intensity of the light emitting diode (LED) Light traps on the type and number of insect pests in rice plantations. The research was conducted from November 2017 to March 2018, in Kencong Village, Jember Regency. The data collection method used Scan sampling, for 11 weeks, one week interval, starting at 07.00 p.m. to 04.00.a.m. The number of plots was 4 pieces, each 100 m2. The distance between the plots is 100 meters. Light traps in each plot, red, yellow, blue and white. Each color consists of 4 light intensities, namely 3 watts, 5 watts, 7 watts and 9 watts. Observation parameters: types and number of insect pests catches. The different types and numbers of insect pests caught were using the Kruskal-Wallis test. The normality of the data used the Shapiro-Wilt test. Statistical significance p < 0.05. Correlation between lamp color and light intensity, using the Spearman correlation test. Data were analyzed using SPSS version 23.0. The conclusions of the study were: The types of insect pests at various colors and intensity of LED light traps showed similarities, consisting of 5 orders, 6 families and 6 species. The red LED trap light indicates the highest number of pest catches. The number of insect pest catches of red LED was 475 individuals. A light intensity of 9 Watts indicates the highest number of insect pest catcheswere 568 individuals. The spearman correlation coefficient between the type of LED color and the light intensity (r) = - 0.415.
Pelatihan Enkapsulasi Pupuk Rhizobium spp pada Media Cair dan Granular untuk Tanaman Kedelai di Desa Sukorejo Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember Vega Kartika Sari; Damanhuri Damanhuri; Iqbal Erdiansyah; Eliyatiningsih Eliyatiningsih; Aditya Wahyu Pratama
Journal of Innovation and Applied Technology Vol 6, No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiat.2020.006.02.3

Abstract

Desa Sukorejo di Kecamatan Bangsalsari merupakan salah satu sentra kedelai di Kabupaten Jember namun 3 tahun terakhir mengalami penurunan produksi yang disebabkan biaya produksi tidak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh. Salah satu upaya untuk menekan biaya produksi adalah dengan menekan penggunaan pupuk kimia. Pupuk N atau pupuk urea pada pertanaman kedelai dapat diganti dengan penggunaan pupuk hayati yang dibuat dari bakteri Rhizobium spp. yang memiliki kemampuan memfiksasi Nitrogen dari udara. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan memberikan penyuluhan dan pelatihan  pembuatan pupuk N dari Rhizobium menjadi bentuk granular dan cair. Pupuk dalam bentuk granul efisien dalam aplikasinya karena tidak mudah tercuci. Pupuk dalam bentuk cair memiliki keuntungan dapat langsung diserap di perakaran dan dapat membantu merevitalisasi daya olah tanah dan mengemburkan media tanah dengan optimal. Berdasarkan hasil panen demplot yang dilakukan menunjukkan bahwa tanaman kedelai yang diberi perlakuan Rhizobium memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan tanaman kedelai kontrol.
Pelatihan Teknologi PHT pada Usaha Tani Cabai Merah di Desa Dukuh Dempok, Kabupaten Jember Eliyatiningsih Eliyatiningsih; Iqbal Erdiansyah; Sekar Utami Putri; Dany Hisbullah Al Huda; Ramadhana Putra Pratama
Agrokreatif: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2021): Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/agrokreatif.7.1.76-84

Abstract

Dukuh Dempok Village is one of the centers of red chili pepper production in Jember District. The problem faced by farmers is the presence of pest attacks.The pests that attack include whitefly (Bemisia tabaci), thrips, anthracnose and fusarium wilt. The purpose of this community service program is to provide education and training related to integrated pest control (IPM) in red chili cultivation. The training includes the multiplication of biological agents Beauveria bassiana and biofertilizer Trichoderma, as well as planting of refugia flowers around the red chili plantations. The training was conducted using the plot demonstration method. From the results of extension activities, data on farmers' knowledge improvement related to IPM control were obtained. The average pre-test score before the activity was 41.5 and the average post-test score of farmers after the activity was 87. After the training, the partner farmers were also able to multiply biological agents and make biological fertilizers and apply them to red chili cultivation. From the evaluation results, it is known that the application of B. bassiana, planting of refugia flowers, and the application of Trichoderma sp or the Beart method can reduce the use of pesticides by up to 50%. From these activities, farmers get new knowledge and technology related to red chili cultivation which is useful for increasing production, reducing pesticide use, reducing production costs, and obtaining maximum profits.
KARAKTERISTIK IKLIM DAN TANAH VULKANIS DI SISI BARAT GUNUNG API IJEN JAWA TIMUR SEBAGAI DASAR PENENTU PENGELOLAAN VARIETAS TANAMAN PADI (Oriza sativa L.) Basuki Basuki; Sukron Romadhona; Vega Kartika Sari; Iqbal Erdiansyah
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 21 No 2 (2021)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jppt.v21i2.2050

Abstract

The suitability of typical rice varieties in Tegalampel Sub-District, Bondowoso District. The need for rice is increasing every year. Rice production is inseparable from paddy production in the field. Paddy production on the field will be optimal if the variety matches the soil and land characteristics. This research is an exploratory study to evaluate the suitability of the typical location of paddy varieties in Tegalampel Sub-District, Bondowoso District. The research was conducted in August-December 2020 in Tegalampel District, Jember Regency, and soil analysis at the Soil Fertility Laboratory of the University of Jember. The research method uses a survey method which is divided into 3 stages: literature study, field survey, and data analysis. The results showed Tegalampel Sub-District has the potential to be planted with paddy divided into 3 land uses with a height of <700 m asl with rainfall <2000 mm / year, namely irrigated rice fields, rain-fed rice fields, and dry fields / dry land. Suitability of rice varieties for irrigated rice fields namely Ciherang, Inpari 1, Inpari 6 Jete, Mekongga by 16.60%; suitability of rice varieties for rain-fed rice fields are varieties Inpari 10, Inpari 12, Inpari 13, Inpari 18, Inpari 19, Inpari 20, Inpari 38, Inpari 39, Inpari 40, Inpari 41, Dodokan, Silugonggo by 26.64%; and suitability of rice varieties for dry fields / dry land, namely Inpago 5, Inpago 8, Inpago 9, Inpago 10, Inpago 11, Inpago 12 by 26.35%.
DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN TANAMAN BERKHASIAT OBAT GUNA MENDUKUNG TERWUJUDNYA DESA SENTRA HERBAL Iqbal Erdiansyah; Eliyatiningsih Eliyatiningsih; Dwi Nurahmanto; Vega Kartika Sari
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 5 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.047 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i5.5316

Abstract

Abstrak: Kecamatan Silo merupakan penghasil jahe terbesar di Kabupaten Jember. Pembuatan produk olahan herbal berpotensi dikembangkan sejalan dengan berkembangnya kesadaran hidup sehat. Animo masyarakat terhadap produk olahan herbal dapat ditingkatkan dengan adanya variasi produk dari berbagai komoditi herbal. Permasalahan dalam pengembangan produk herbal di Desa Pace, Silo, Jember antara lain pengetahuan yang terbatas dalam mengolah herbal sesuai standar dan perlunya menambah variasi produk. Kemampuan ibu-ibu anggota KWT Srikandi dalam melakukan manajemen pemasaran juga perlu ditingkatkan. Pelatihan pengolahan herbal bertujuan agar anggota KWT dapat memproduksi olahan herbal terstandar dan meningkatkan omzet penjualan. Kegiatan pelatihan dilakukan dengan cara sosialisasi dan praktek. Mitra yang terlibat pada kegiatan ini yaitu anggota KWT Srikandi sebanyak 25 orang. Evaluasi dilakukan dengan cara memantau secara berkala kualitas produk dan hasil penjualan secara offline maupun online. Hasil dari pelatihan menunjukkan peningkatan keterampilan dalam pembuatan produk olahan sebesar 28,6%, peningkatan keterampilan dalam menajemen pemasaran sebesar 37,6%, dan peningkatan omzet penjualan sirup herbal sebasar 875.000/ bulan. Abstract: Silo District is the largest producer of ginger in Jember Regency. Herbal products has the potential to be developed in line with the development of awareness of healthy living. The public's interest in herbal products can be increased by the variety of products from various herbal commodities. Problems in the development herbal products in Pace Village, Silo, Jember include limited knowledge in processing herbs according to standards and increasing product variety. The ability of the members of KWT Srikandi in marketing management also needs to be improved. This training aims to enable KWT members to produce standardized herbal and increase sales revenue. Training activities are carried out by means of socialization and practice. Partners involved were 25 members. Monitoring is carried out periodically on product quality and sales results both offline and online. The results showed an increase in product processing skills by 28.6%, marketing management by 37.6%, and sales revenue of herbal syrup by 875,000/month.
PEMBIBITAN TANAMAN HERBAL DI DESA PACE KECAMATAN SILO KABUPATEN JEMBER GUNA MENUJU DESA SENTRA HERBAL Iqbal Erdiansyah; Eliyatiningsih Eliyatiningsih; Dwi Nurahmanto; Vega Kartika Sari
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 1 (2020): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.545 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i1.2869

Abstract

ABSTRAKKecamatan Silo merupakan penghasil jahe terbesar di Kabupaten Jember pada Tahun 2017. Anggota Gapoktan di Desa Pace pernah sukses memproduksi kunyit hingga 10 ton. Cabe jawa telah dibudidayakan seluas 10 ha. Temulawak dan kencur juga dibudidayakan pada luasan yang lebih rendah. Hal tersebut menunjukkan Desa Pace berpotensi untuk dikembangkan sebagai sentra herbal di Kabupaten Jember. Di Desa Pace terdapat Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Suka Maju yang beranggotan 9 kelompok tani dan satu kelompok wanita tani yang hingga kini aktif mendukung berkembangnya pertanian setempat melalui budidaya kopi dan berbagai komoditi herbal. Permasalahan dalam pengembangan dan produksi herbal di Desa Pace antara lain masih terbatasnya petani yang membudidayakan herbal sesuai GAP, sehingga tanaman herbal masih sebagai komoditi sampingan. Kegiatan diawali dari survei lahan dan pembangunan Rumah Pembibitan, dilanjutkan sosialisasi dan pendampingan budidaya aneka herbal sesuai GAP, yang bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi agar produk yang dihasilkan terstandar. Peserta berjumlah 25 orang perwakilan dari tiap kelompok tani dan mendapatkan buku saku berisi SOP budidaya herbal, 2 paket polibag, dan bibit aneka tanaman herbal. Hasil kegiatan ini ialah anggota gapoktan memahami cara membudidayakan aneka tanaman herbal sesuai GAP dan dari hasil evaluasi 80% anggota gapoktan telah mempraktekkan di pekarangan rumah masing-masing. Kata kunci: pembibitan; tanaman herbal; desa pace; sentra herbal. ABSTRACTSilo District is the largest ginger producer in Jember Regency on 2017. The Gapoktan members in Pace had successfully produced up to 10 tons of turmeric. Chilies have been cultivated at 10 hectare. Temulawak and kencur are also cultivated at a lower area. This shows that Pace Village has the potential to be developed as an herbal center in Jember Regency. In Pace Village, there is the Association of Farmer Groups (Gapoktan) Suka Maju that has been actively supporting the development of local agriculture through the cultivation of coffee and various herbal commodities. Problems in the development and production of herbs in Pace Village include the limited number of farmers who cultivate herbs and comply with GAP, so that herbal plants are still a side commodity. The activity begins with a land survey and the construction of a nursery, continued with socialization and assistance for herbal cultivation according to GAP, which aims to increase the quantity and quality of production so that the products produced are standardized. Participants from each farmer group received a pocket book containing SOP for herbal cultivation, 2 polybag packages, and seeds of various herbal plants. The results of this activity is that Gapoktan members understand how to cultivate various herbal plants according to GAP and from the evaluation results of 80% Gapoktan members have practiced them in their respective yards. Keywords: nurseries; herbal plants; pace village; herbal center.
Pemanfaatan Tanaman Bunga Marigold dan Kacang Hias Terhadap Populasi Arthropoda pada Tanaman Padi Sawah Iqbal Erdiansyah; Dwi Rahmawati Kusuma Ningrum; FNU Damanhuri
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 2 No 2 (2018): SEPTEMBER
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v2i2.91

Abstract

Penelitian tentang Pemanfaatan tanaman bunga marigold dan kacang hias terhadap populasi arthropoda pada tanaman padi sawah untuk mengetahui populasi arthropoda pada tanaman padi sawah dengan memanfaatkan tanaman refugia sebagai tempat singgah musuh alami dan sebagai sumber pakan musuh alami. Tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peranan refugia yaitu bunga marigold (Tagetes erecta L.), dan kacang hias (Arachis pintoi) sebagai mikrohabitat musuh alami, dalam upaya Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) dalam budidaya padi. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan, yaitu mulai bulan November 2017 sampai bulan Maret 2018, bertempat di lahan Desa Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga petak lahan penelitian berukuran 50 m2. Tiga petak lahan yaitu petak pertama perlakuan refugia  bunga Marigold, petak kedua perlakuan refugia Kacang Hias, dan petak ketiga tanpa refugia. Data hasil penelitian dianalisis secara statistik menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan tanaman bunga Marigold dan Kacang Hias terhadap populasi arthropoda pada tanamana padi sawah diketahui populasi tertinggi musuh alami terdapat pada petak tanaman padi dengan refugia kacang hias sebanyak 217, dengan refugia Marigold populasi musuh alami sebanyak 156 sedangkan populasi terendah musuh alami terdapat pada petak tanaman padi tanpa refugia sebanyak 140. Penggunaan bunga marigold dan kacang hias berpengaruh terhadap populasi musuh alami.
Isolasi Cendawan Aspergillus sp. pada Tanaman Padi Organik Nor Imama Iga Mawarni; Iqbal Erdiansyah; Rudi Wardana
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 5 No 1 (2021): MARET
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v5i1.363

Abstract

Penelitian bertujuan agar dapat mengidentifikasi karakteristik cendawan Aspergillus sp. secara makroskopis, jumlah koloni, kecepatan tumbuh cendawan dan kepadatan spora cendawan Aspergillus sp. yang telah diisolasi dari dua lokasi berbeda. Penelitian ini dilakukan dari September 2019 hingga November 2019. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, yaitu dengan membandingkan cendawan Aspergillus sp yang dapat diisolasi dari 2 lahan yang berbeda. Data dari hasil penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kedua lokasi pengambilan sampel tanah pada lokasi pertama jamur Aspergillus sp. dapat diisolasi pada kedalaman 20-25 cm dari permukaan tanah. Sedangkan di lokasi kedua, jamur Aspergillus sp. dapat diisolasi pada kedalaman 10-15 cm dan 20-25 cm dari permukaan tanah dan memiliki karakteristik morfologi berupa koloni berwarna hitam, hifa bersekat, konidia bulat, konidiofor tegak dan tidak bercabang serta vesikel yang berbentuk bulat. Kemudian untuk jumlah koloni cendawan Aspergillus sp. yang dapat diisolasi dari Desa Lombok Kulon dan Desa Sulek menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Sedangkan untuk kecepatan pertumbuhan dan nilai kepadatan spora cendawan Aspergillus sp. dari kedua lokasi menunjukkan hasil yang berbeda tidak nyata.
APLIKASI DETASSELING UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) Damanhuri Damanhuri; Muqwin Asyim RA; Iqbal Erdiansyah; Imamul Khoir
AGRITROP Vol 14, No 2 (2016): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agr.v14i2.424

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh detasseling, waktu detaselling dan mengetahui perbedaan banyak tanaman yang di detaselling terhadap produksi tanaman jagung. Manfaat penelitian menambah pengetahuan tentang teknologi budidaya tanaman jagung sehingga meningkatkan produksi tanaman jagung, memahami dan dapat melakukan teknik budidaya tanaman jagung  dengan teknologi detasseling untuk meningkatkan produksi tanaman jagung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak  Kelompok (RAK) menggunakan 2 faktor dengan 3 ulangan. faktor pertama umur detasseling dan faktor kedua adalah Tanaman yang di detasseling. Parameter Pengamatan adalah Tinggi Tanaman Umur 25, 30, dan 40 HST, Berat Tongkol Sample Per Petak Sampel, Berat Pipilan Sample Per Petak Sample, Berat tongkol sample per petak, dan Berat Tongkol Per Plot. Analisis Data Hasil pengamatan diolah dengan analisis sidik ragam untuk mengetahui adanya perbedaan nyata atau sangat nyata maka dilanjutkan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) atau  Duncant Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5% dan 1%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan detasseling memberikan hasil yang berbeda sangat nyata pada parameter pengamatan Berat tongkol sample per plot sebanyak  720 gr, berat pipil sample per plot  sebanyak 583 gr dan berat tongkol per plot 7049 gr. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aliran energi dalam pembentukan bunga  dialihkan kepada pertumbuhan dan perkembangan biji atau tongkol sehingga dapat meningkatkan produksi jagung.