M. Cholis
Departement of Dermanto-Veneorology School of Medicine, Brawijaya University/ Regional General Hospital Dr. Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Kedokteran Brawijaya

Efek Madu sebagai Antifungi terhadap Candida albicans Penelitian Laboratoris In Vitro M. Dzen, Sjoekoer; Winarsih, Sri; Cholis, M.; Siahaan, Langga Sintong
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 19, No 1 (2003)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1575.179 KB)

Abstract

Walaupun madu dilaporkan memiliki sifat antiseptik, namun pengaruhnya terhadap jamur Candida albicans belum jelas. Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah madu mempunyai efek fungistatik terhadap Candida albicans dan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara konsentrasi madu dengan derajat fungistatik pada Candida albicans. Penelitian eksperimental in vitro ini menggunakan 5 macam perlakuan dengan konsentrasi madu yang berbeda-beda yaitu 20%, 40%, 60%, dan 100% di dalam medium Nutrient Broth serta 2 kontrol Candida albicans dan kontrol madu. Setelah diinkubasi selama 18-24 jam, satu ose perbenihan dipindahkan ke medium Sabouraud Dextrose Agar (SDA). Setelah diinkubasi kembali selama 18-24 jam, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dengan colony counter. Analisis statistik menggunakan ANOVA Satu Arah dan korelasi Pearson. Jumlah koloni yang terdapat pada konsentrasi madu terhadap jumlah koloni Candida albicans (ANOVA satu arah, p<0,05) dan terdapat hubungan asosiasi yang signifikan antara konsentrasi madu dengan jumlah koloni Candida albicans (Korelasi Pearson, p (0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa madu mempunyai efek fungisik terhdapa Candida albicans sevara in vitro dan terdapat korelasi antara madu dengan derajat fungistatik pada Candida Albicans.
Perkembangan Baru tentang Respon Imun Tubuh terhadap Infeksi Virus Herpes Humanus Cholis, M.
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 18, No 1 (2002)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2326.173 KB)

Abstract

Sistem imun mempunyai peranan penting dalam membatasi pengaruh dari infeksi-infeksi primer oleh kelompok virus herpes dan dalam memaksa infeksi tersebut ke dalam laten. Walaupun imunitas pejamu tidak dapat mencegah reaktivasi, namun berperan penting dalam pengendalian peristriwa infeksi tersebut secara cepat. Karena itu pada penderita-penderita imunokompromis sering terjadi infeksi oleh kelompok virus herpes dengan derajat klinis yang parah. Hilangnya fungsi imunitas sekuler menyebabkan reaktivasi dari virus laten dan menyebabkan terjadinya penyakit. Tujuan utama dari respon pejamu ialah untuk mempertahankan hidup, menyelamatkan sel-sel yang terinfeksi, dan mencapai imunitas seumur hidup terhadap terjadinya infeksi ulang. Untuk mencapai tujuan inim virus dapat dihambat atau dieliminasi. Di sisi lain, untuk mempertahankan hidupnya kelompok virus herpes ini juga mempunyai kemampuan untuk melawan atau menghindari mekanisme imun yang terjadi. Naskah ini menyajikan tentang respon imun terhadap infeksi kelompok virus herpes, yaitu virus herpes simpleks (VHS), virus varisela zoster (VVZ), virus Epstein-Barr(VEB), virus cytomegalo (VCM), virus herpes humanus-6 (VHH-6), VHH-7, dan VHH-8.