I Djatnika
Balai Penelitian Tanaman Hias

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Hortikultura

Pengaruh Bahan Pembawa terhadap Efektivitas Beauveria bassiana dalam Mengendalikan Thrips parvispinus Karny pada Tanaman Krisan di Rumah Plastik Yusuf, Silvia; Nuryani, E W; Djatnika, I
Jurnal Hortikultura Vol 20, No 1 (2010): Maret 2010
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Beauveria bassiana merupakan salah satu cendawan entomopatogen yang efektif untuk mengendalikan hama tanaman. Namun dalam pemanfaatannya sering kali ditemukan kendala, antara lain menurunnya viabilitas dan keefektifan cendawan setelah diaplikasikan di lapangan. Percobaan bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan B. bassiana dengan beberapa pembawa yang berbeda terhadap populasi trips dan kerusakan pada bunga krisan. Percobaan dilaksanakan  di Rumah Plastik Balai Penelitian Tanaman Hias, Segunung dari bulan April hingga Agustus 2008. Percobaan disusun menggunakan rancangan acak kelompok dengan enam perlakuan dan lima ulangan. Perlakuannya adalah B. bassiana dengan pembawa tepung tongkol jagung, talk, abu sekam, B. bassiana 109 konidia/ml, Beauveria N (kontrol positif), dan air (kontrol negatif). Hasil penelitian menunjukkan bahwa B. bassiana dengan pembawa talk merupakan perlakuan yang paling efektif, dapat  menekan populasi trips dan kerusakan bunga lebih rendah dibandingkan dengan kontrol positif Beauvaria N yang komersil. Kemampuan B. bassiana dengan pembawa tepung tongkol jagung dan abu sekam dalam menekan populasi trips pada tanaman krisan di rumah kaca tidak sebaik dengan pembawa talk. Seluruh perlakuan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap persentase kerusakan dan ketahanan segar, namun ada perbedaan pada jumlah populasi trips.ABSTRACT. Silvia Yusuf, E., W. Nuryani, and I Djatnika. 2010. The Effect of Several Carriers on Beauveria bassiana to Control Thrips parvispinus Karny on Chrysanthemum under  Plastichouse. Beauveria bassiana is one of effective entomopathogenic fungi in controling important pests on chrysanthemum production. Several constraints on its application in the field yet still become problems, including the decrease of viability and effectiveness of the fungi.  The aim of this study was to determine the effect of several carriers on the application of B. bassiana to control  thrips on chrysanthemum. The experiment was carried out in the plastichouse of Indonesian Ornamental Crop Research Institute at Segunung from  April to  August 2008. The experiment was arranged in a randomized block design with six treatments and five replications. The treatments was B. bassiana with carriers of corn cob powder,  talc, husk ash, B. bassiana 109 conidia/ml, Beauveria N (positive control), and water (negative control). The results showed that talc carrier was more effective in suppresing thrips  population on chrysanthemum in the plastichouse than positive control. This results were not shown by carriers of corn cob powder and husk ash. All of the treatments did not show any significant effect on the damage percentage and vaselife of flower, but there was a significant difference on the number of  thrips population.
Pengaruh Rachis Pisang terhadap Perkembangan Penyakit Embun Tepung dan Bercak Hitam pada Daun Mawar Djatnika, I
Jurnal Hortikultura Vol 18, No 2 (2008): Juni 2008
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Embun tepung dan bercak hitam merupakan penyakit utama pada tanaman mawar. Dilaporkan bahwa ekstrak rachis pisang dapat mengendalikan penyakit. Untuk mendapatkan cara pengendalian penyakit yang mudah diaplikasikan dan aman terhadap lingkungan, maka ekstrak tersebut berpotensi untuk dikembangkan penggunaannya. Percobaan ini bertujuan mengetahui pengaruh ekstrak rachis pisang terhadap intensitas penyakit embun tepung dan bercak hitam pada tanaman mawar var. Black Magic di lapangan. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak rachis dengan konsentrasi 10% sudah dapat mengendalikan embun tepung, tetapi tidak mempengaruhi intensitas penyakit bercak hitam.ABSTRACT. Djatnika, I. 2008. The Effect of Banana Rachis on Development of Powdery Mildew and Black Spot on Rose Plant. Powdery mildew and black leaf spot are the important diseases on rose plant. Banana rachis was reported to be able to reduce some plant diseases and has the potency to be developed for disease control method which is easy to apply and environmentally friendly. The objective of the research was to find out the effect of banana rachis extract to control powdery mildew and black spot on rose plant var. Black Magic. The results indicated that 10% of banana rachis extract was able to control the powdery mildew, but not on the black spot disease intensity.
Karakter Fisiologis dan Peranan Antibiosis Bakteri Perakaran Graminae terhadap Fusarium dan Pemacu Pertumbuhan Tanaman Pisang Munif, A; Djatnika, I; Widodo, -
Jurnal Hortikultura Vol 17, No 2 (2007): Juni 2007
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Perakaran tanaman famili Graminae memiliki kerapatan populasi bakteri yang tinggi dan berpotensi digunakan sebagai agensia pengendalian hayati. Penelitian ini bertujuan mempelajari karakter fisiologis bakteri rizosfer dan endofit perakaran tanaman famili Graminae serta peranannya sebagai bakteri antibiosis terhadap Fusarium oxysporum f. sp. cubense (Foc) secara in vitro dan pemacu pertumbuhan tanaman. Tanaman indikator yang digunakan dalam uji kemampuan bakteri dalam memacu pertumbuhan tanaman adalah mentimun. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikologi dan Rumah Kaca Institut Pertanian Bogor, berlangsung dari bulan Juni sampai November 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perakaran rumput gajah memiliki kerapatan populasi bakteri rizosfer yang paling tinggi yaitu 8,12 log cfu/g bobot basah akar, sedangkan populasi bakteri endofit yang tertinggi ditemukan pada perakaran sorgum yaitu 4,02 log cfu/g bobot basah akar. Empat puluh dua isolat dari 182 isolat diuji karakter fisiologisnya menggunakan medium spesifik. Semua isolat yang diuji, masing-masing sebesar 60,41, 52,08, 4,16, 18,75, 52,09, dan 18,75%, memiliki kemampuan aktivitas selulolitik, proteolitik, kitinolitik, produksi HCN, mela-rutkan fosfat, dan fluoresensi. Berdasarkan hasil uji secara in vitro menggunakan rancangan acak lengkap, diketahui bahwa 21,45% dari isolat bakteri yang diuji, memiliki kemampuan antibiosis terhadap Foc, dan lebih sepertiganya (7,70%) berasal dari bakteri endofit perakaran padi. Persentase daya hambat bakteri pada media TSA lebih tinggi dibandingkan pada media PDA dan PDA+TSA. Dari hasil uji secara in vivo pada tanaman mentimun menggunakan rancangan acak kelompok, diketahui bahwa 22,92% dari 52 isolat bakteri yang diuji, dapat meningkatkan secara nyata pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa bakteri yang berasal dari rizosfer dan endofit perakaran Graminae mempunyai kemampuan menghambat perkembangan F. oxysporum f.sp. cubense secara in vitro dan meningkatkan pertumbuhan tanaman.ABSTRACT. Eliza, A. Munif, I Djatnika, and Widodo. 2007. Physiological Characters and Antibiosis Activity of Gramineous Crops Rhizobacteria, Againts Fusarium and Banana Growth Promoting. Roots of Gramineous colonized by various populated bacteria are potential as biological control agents to various soil-borne plant pathogens. This research was conducted to study some physiological characteristics, antibiosis activity to Fusarium oxysporum f. sp. cubense (Foc), and plant growth promoting effect of gramineous crops roots bacteria to bananas. Cucumber was used as an indicator plant to detect plant growth activity. The experiment was conducted at Mycology Laboratory and Glasshouse Bogor Agriculture Institute from June until November 2003. Highest level population density of rhizobacteria (8.12 log cfu/g fresh root) was showed by giant grass roots, while endophytic bacteria were indicated by sorghum roots (4.02 log cfu/g fresh root). Forty two isolates of 182 isolates was physiologically characterized using specific medium. Among of tested bacteria, 60.41, 52.08, 4.16, 18.75, 52.09, and 18.75%, showed the capability in cellulolitic, proteolitic, HCN production, phosphate solubilization, and fluorescent activities, respectively. Using dual culture test of a randomized complete design, 21.45% of 182 isolates showed antibiosis activity against Foc, and more than one third (7.7%) of those were endophytic bacteria from rice roots. Inhibition ability of bacteria on TSA medium was higher than on PDA or PDA + TSA. Based on bioassay test in greenhouse used randomized block design, 22.92 % of 52 isolates have growth promoting activity on tested plant. Bacteria from rhizosphere and endophytic of Gramineous roots have ability to inhibit of F. oxysporum f. sp. cubense and increasing plant growth.
Back Matter Djatnika, I
Jurnal Hortikultura Vol 28, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v28n2.2018.p%p

Abstract

Karakter Fisiologis dan Peranan Antibiosis Bakteri Perakaran Graminae terhadap Fusarium dan Pemacu Pertumbuhan Tanaman Pisang Munif, A; Djatnika, I; Widodo, -
Jurnal Hortikultura Vol 17, No 2 (2007): Juni 2007
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v17n2.2007.p%p

Abstract

ABSTRAK. Perakaran tanaman famili Graminae memiliki kerapatan populasi bakteri yang tinggi dan berpotensi digunakan sebagai agensia pengendalian hayati. Penelitian ini bertujuan mempelajari karakter fisiologis bakteri rizosfer dan endofit perakaran tanaman famili Graminae serta peranannya sebagai bakteri antibiosis terhadap Fusarium oxysporum f. sp. cubense (Foc) secara in vitro dan pemacu pertumbuhan tanaman. Tanaman indikator yang digunakan dalam uji kemampuan bakteri dalam memacu pertumbuhan tanaman adalah mentimun. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikologi dan Rumah Kaca Institut Pertanian Bogor, berlangsung dari bulan Juni sampai November 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perakaran rumput gajah memiliki kerapatan populasi bakteri rizosfer yang paling tinggi yaitu 8,12 log cfu/g bobot basah akar, sedangkan populasi bakteri endofit yang tertinggi ditemukan pada perakaran sorgum yaitu 4,02 log cfu/g bobot basah akar. Empat puluh dua isolat dari 182 isolat diuji karakter fisiologisnya menggunakan medium spesifik. Semua isolat yang diuji, masing-masing sebesar 60,41, 52,08, 4,16, 18,75, 52,09, dan 18,75%, memiliki kemampuan aktivitas selulolitik, proteolitik, kitinolitik, produksi HCN, mela-rutkan fosfat, dan fluoresensi. Berdasarkan hasil uji secara in vitro menggunakan rancangan acak lengkap, diketahui bahwa 21,45% dari isolat bakteri yang diuji, memiliki kemampuan antibiosis terhadap Foc, dan lebih sepertiganya (7,70%) berasal dari bakteri endofit perakaran padi. Persentase daya hambat bakteri pada media TSA lebih tinggi dibandingkan pada media PDA dan PDA+TSA. Dari hasil uji secara in vivo pada tanaman mentimun menggunakan rancangan acak kelompok, diketahui bahwa 22,92% dari 52 isolat bakteri yang diuji, dapat meningkatkan secara nyata pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa bakteri yang berasal dari rizosfer dan endofit perakaran Graminae mempunyai kemampuan menghambat perkembangan F. oxysporum f.sp. cubense secara in vitro dan meningkatkan pertumbuhan tanaman.ABSTRACT. Eliza, A. Munif, I Djatnika, and Widodo. 2007. Physiological Characters and Antibiosis Activity of Gramineous Crops Rhizobacteria, Againts Fusarium and Banana Growth Promoting. Roots of Gramineous colonized by various populated bacteria are potential as biological control agents to various soil-borne plant pathogens. This research was conducted to study some physiological characteristics, antibiosis activity to Fusarium oxysporum f. sp. cubense (Foc), and plant growth promoting effect of gramineous crops roots bacteria to bananas. Cucumber was used as an indicator plant to detect plant growth activity. The experiment was conducted at Mycology Laboratory and Glasshouse Bogor Agriculture Institute from June until November 2003. Highest level population density of rhizobacteria (8.12 log cfu/g fresh root) was showed by giant grass roots, while endophytic bacteria were indicated by sorghum roots (4.02 log cfu/g fresh root). Forty two isolates of 182 isolates was physiologically characterized using specific medium. Among of tested bacteria, 60.41, 52.08, 4.16, 18.75, 52.09, and 18.75%, showed the capability in cellulolitic, proteolitic, HCN production, phosphate solubilization, and fluorescent activities, respectively. Using dual culture test of a randomized complete design, 21.45% of 182 isolates showed antibiosis activity against Foc, and more than one third (7.7%) of those were endophytic bacteria from rice roots. Inhibition ability of bacteria on TSA medium was higher than on PDA or PDA + TSA. Based on bioassay test in greenhouse used randomized block design, 22.92 % of 52 isolates have growth promoting activity on tested plant. Bacteria from rhizosphere and endophytic of Gramineous roots have ability to inhibit of F. oxysporum f. sp. cubense and increasing plant growth.