Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

EFEKTIVITAS KOMBINASI EKSTRAK JAHE DAN PIRIDOKSIN UNTUK MENGURANGI MUAL MUNTAH IBU HAMIL Hesti Kurniasih; Fitria Zuhriyatun; Siti Nur Faizah
Jurnal Sains Kebidanan Vol 1, No 1 (2019): NOVEMBER 2019
Publisher : POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.002 KB) | DOI: 10.31983/jsk.v1i1.5437

Abstract

The Effectiveness Of Combination Of Ginger And Pyroxoxine Extract To Reduce Pregnant Women Moment Nausea vomiting is one of the most common complaints experienced by pregnant women in the first 3 months, the condition can be a serious condition that is hyperemesis gravidarum which results in disrupting the welfare of the mother and fetus, the essential content of ginger to overcome nausea and vomiting. This study aims to assess the effectiveness of a combination of ginger extract and pyridoxine in reducing complaints of nausea and vomiting in pregnant women under 3 months. A quasi- experimental,          prospective     randomized     controlled            study   method            involving pregnant women with a gestational age of ≤11 weeks in the working area of Puskesmas 1 2 Baturraden. The treatment group received a combination of 200 mg of ginger extract given 3 times daily + pyridoxine 15 mg once daily for 7 days while the control group received pyridoxine 1 x 25 mg per day for 7 days. Complaints of nausea and vomiting were measured using the Rhodes Index. After 7 days of data processing, the significance value of the chi-square test p- value was 0,000 and the chi-square value of 41,060 3,841. Because the significance value of 0.000 (0.05) or the calculated chi square value of 41.060 3.841 means that there is a relationship between the treatment of ginger extract and pyridoxine turns out to be significantly more significant in reducing complaints of nausea and vomiting of pregnant women compared to pyridoxine alone.
ANALISIS KEPUASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN Hesti Kurniasih; Vina Nurul Utami; Sumiyati Sumiyati; Affi Zakiyya
Jurnal Sains Kebidanan Vol 2, No 1 (2020): MEI 2020
Publisher : POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (631.58 KB) | DOI: 10.31983/jsk.v2i1.5786

Abstract

Patient satisfaction is the most important thing that needs to be prioritizied by the Hospital. To achieve the quality of service according to patient expectations, the hospital always prioritizes patient satisfaction through continous improvement in the quality of service by implementing correct practives, increasing human resource competence (HR) and applying adequate technology. Research this is a type of quantitative research with approach cross sectional. The population in this, study were all maternity patients for a period of 1 month. The number of samples that met the inclusion criteria from September 11 to October 11, 2017 wa 77 people. Univariate analysis with the Importnace-method Performance Analysis. The IPA method is done by calculating the level of conformity and a Cartesian diagram of expectations and reality. To determine the different test, the researcher first conducted a normality test on variabels; tangible; reliability, responsivess, assurance, and empathy using Kolmogorof-Smirnof (because the sample 50) with a significant value0.05 (Dahlan, 2014). It was concluded that the data was not normally distrtributed. So researchers use the Wilcoxon test (because the data are not normally distributed) to determine the different test (Dahlan, 2014). On the dimensions of the study carried out still requires changes to improve patient satisfaction.
POLICY IMPLEMENTATION FOR HIV/AIDS AND SEXUALLY TRANSMITTED INFECTIOUS DISEASE PROGRAMS IN THE FIRST LEVEL OF HEALTH FACILITY Suparmi Suparmi; Triana Sri Hardjanti; Hesti Kurniasih
Jurnal Riset Kesehatan Vol 9, No 2 (2020): NOVEMBER 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (21.68 KB) | DOI: 10.31983/jrk.v9i2.5702

Abstract

The number of HIV/AIDS and Sexually Transmited Infectious Diseases (PIMS) incidence in Indonesia, especially in Central Java are growing every year. Provincial government set a regulation in controlling disease that refers to the HIV/ AIDS Control Program and PIMS in the First Level of Health Facilities by the Ministry of Health in 2016. It is hoped that this program can break the chain of HIV/AIDS and PIMS cases while at the same time making a generation that healthy and productive quality. The aim of this study was to determine the implementation of programs to control HIV/AIDS and PIMS in Banyumas regency. The design of this study was descriptive qualitative through in-depth interviews. The main informants were ten HIV Counseling and Testing (KTHIV) of Public Health Center, triangulation informants were People Living With HIV/AIDS (PLWHA) patients, Clinical Doctors, Head of Department of Health Services P2P. The data were collected by in-depth interview technique. In addition to the interview, a survey was also conducted with PLWHA. Processing and analysis of data were using taxonomic analysis. The implementation of HIV/AIDS control program policies has not been optimal in its implementation. The lack of optimal implementation of HIV/AIDS and PIMS prevention policies is due to several aspects, i.e. policy accuracy, implementation accuracy, target accuracy, environmental accuracy, and process accuracy. Increasing monitoring and evaluation related to a program's policies is needed. Morover,  it is important to improve the quality of human resources and careful planning related to the control program.
CEGAH PERNIKAHAN DINI MELALUI PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI Puji Hastuti; Fajaria Nur Aini; Qona Lutfi Sartika; Hesti Kurniasih
Jurnal LINK Vol 13, No 2 (2017): NOVEMBER 2017
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.221 KB) | DOI: 10.31983/link.v13i2.2903

Abstract

Tren pernikahan dini di Banyumas cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal itu disebabkanbeberapa faktor seperti tingkat pendidikan yang rendah serta kondisi budaya setempat. Pasanganyang terpaksa menikah dini, biasanya disebabkan karena pihak perempuan telah hamil sebelummenjadi suami istri. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat adalah terbentuk Pusat Informasidan Konseling di Panti Asuhan Darmo Yuwono Purwokerto dan meningkatkan pengetahuantentang pernikahan dini sehingga penghuni panti terhindar dari melakukan pernikahan dini.Metode kegiatan meliputi sosialisasi, pembentukan, pelantikan pengurus, Pre tes dan Post tes.Pendampingan kegiatan dengan pemberian materi khususnya tentang Triad KesehatanReproduksi Remaja yaitu seksualitas, HIV dan AIDS serta Napza dan pernikahan dini denganceramah, diskusi dan tanya jawab terhadap materi yang diberikan. Respon yang bagus diberikanoleh pimpinan dan penghuni Panti Asuhan Darmo Yuwono Purwokerto dan pihak terkait.Mereka terlibat secara aktif dalam kegiatan dengan menjadi narasumber dan mendampingi dalamkegiatan. Kegiatan pendampingan hendaknya tidak terputus dan pengabdian masyarakat dapatterus dilanjutkan sehingga program kerja diharapkan dapat berjalan dengan lancar dan terpantau
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI Hesti Kurniasih; Katrin Dwi Purnanti; Rangga Atmajaya
Jurnal Teknoinfo Vol 16, No 1 (2022): Januari
Publisher : Universitas Teknokrat Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33365/jti.v16i1.1520

Abstract

Peningkatan kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi ancaman serius kesehatan masyarakat dewasa ini.Menurut survey dari 10 orang penyandang PTM sebanyak 7 orang tidak menyadari dirinya mengidap PTM, sehingga terlambat dalam mendapatkan penanganan yang mengakibatkan terjadinya komplikasi.Kondisi ini tentu berdampak pada semakin tingginya biaya dan ketergantungan pengidap PTM pada keluarga dan masyarakat disekitarnya. Penyakit yang penyembuhannya lama ini membutuhkan biaya yang besar dalam proses pengobatan dan perawatannya. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu masalah kesehatan di masyarakat yang setiap tahunnya mengalami peningkatan, dan menjadi penyumbang terbesar kejadian kematian global. Sebagian besar (80%) PTM terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Menurut Global Status Report on Non Communicable Diseases, PTM dapat terjadi akibat kurangnya aktivitas fisik, merokok, pola makan yang tidak efektif, akibatnya dapat menyebabkan kenaikan tekanan, kenaikan gula darah, dan peningkatan lemak darah. Apabila kenaikan tersebut tidak dicegah, akan memperparah dan menyebabkan penyakit yang kronis seperti hipertensi, diabetes, kolesterol, displidemia dan obesitas. Pengembangan system informasi tidak menular ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengamati kondisi kesehatan. Masyarakat dapat menggunakan system ini baik melalui computer, handphone maupaun perangkat lain yang terhubung dengan internet. Penggunaan aplikasi ini sangat praktis karena pengguna dapat mengakses dimana saja dan kapan saja
Efektivitas Menyusui Dini Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Nifas Post Sectio Caesarea Eti Setyorini; Rizky Amelia; Agustin Setianingsih; Hesti Kurniasih
Jurnal Sains Kebidanan Vol 4, No 2 (2022): NOVEMBER 2022
Publisher : POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jsk.v4i2.8309

Abstract

 Produksi ASI dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain makanan bergizi, istirahat yang meliputi rileks dan ketenangan pikirans erta hormonal yang meliputi frekuensi isapan bayi. Ketersediaan ASI yang lancar pada ibu menyusui akan membantu mensukseskan program ASI Eksklusif selama 6 bulan. Studi pendahuluan didapatkan 412 ibu nifas post sectio cessarea (SC) tidak melakukan IMD disebabkan karena multi faktor diantaranya nyeri post SC serta tidak dilakukan rawat gabung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh menyusui dini terhadap produksi ASI pada ibu nifas post SC. Penelitian ini dilakukan di RSUD Temanggung. Penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan pendekatan Postest With Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah semua ibu nifas dengan menggunakan teknik accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 32 responden. Analisa data menggunakan menggunakan uji Mann Whitney. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh  menyusui dini terhadap produksi ASI pada ibu  nifas post sectio caesarea. Bidan  disarankan  untuk meningkatkan program menyusui dini sebagai protap perawatan yang dilakukan mulai 6 jam pertama kelahiran, sehingga target ASI ekslusif dapat tercapai (Bayi sehat, tumbang berjalan dengan sempurna dan generasi penerus yang cerdas).
The Level of Knowledge, Attitudes, Behaviour of Women in Reproductive Age (WRA) with Online Class BSE Hesti Kurniasih; Sumiyati Sumiyati; Septerina Purwandani Winarso; Fitria Zuhriyatun
JURNAL KEBIDANAN Vol 12, No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jkb.v12i2.6906

Abstract

Breast cancer is the second leading cause of malignancy among women in Indonesia. Breast Self-Examination (BSE) is one way of early detection to determine the presence of a mass in the breast. But in reality, the awareness to do BSE is still lacking among women. This study aims to determine changes in the level of knowledge, attitudes, and behavior of women of childbearing age (WUS) after attending BSE online classes. This study uses a one-group pretest-posttest. The population in this study were women of childbearing age who came to the integrated service post. Subjects were selected using a purposive sampling technique according to the inclusion criteria of as many as 25 respondents. Based on the results of the research conducted, there are differences in scores before and after the online class on BSE. Before counseling the average score was 53.8 after counseling the average score was 63. The results of the bivariate analysis the average behavioral pretest score was 2.76 while the post-test average was 5.64 with a p-value of 0.01 0.005 so it was concluded that there was a significant difference in the average pretest and post-test behavior scores. The average pretest knowledge score is 17.48 while the post-test average score is 22.96 with a p-value of 0.01 0.005 there is a significant difference in the pretest and post-test knowledge scores. The pretest attitude score was 53.8 while the post-test score was 63 with a p-vale value of 0.01 0.005, indicating that there was a significant difference between the pretest and post-test attitude scores. This shows that online classes have a positive influence on WRA's behavior to do BSE. As a comparison tool for the world of science in enriching information about BSE behavior, it is necessary to conduct research using other methods that further explore the activity of respondents, for example through video media.
INISIASI POS PEMBINAAN TERPADU DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR Suparmi Suparmi; Ulfah Musdalifah; Titik Sapartinah; Hesti Kurniasih
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 5 (2023): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i5.16548

Abstract

Abstrak: Posbindu PTM merupakan salah satu upaya kesehatan berbasis masyarakat yang bersifat promotif dan preventif dalam rangka deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Masyarakat diberi fasilitas dan bimbingan dalam mengembangkan wadah untuk berperan, dibekali pengetahuan . Bentuk pengabdian berupa pelatihan pada kader baru posbindu yang ditargetkan 15 orang di Kelurahan Gedawang. Kemudian dilakukan pemeriksaan faktor risiko PTM. Pelaksanaan pengabdian masyarakat mengacu pada pedoman penyelenggaraan posbindu PTM. Tahap pelaksanaan kegiatan meliputi perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi kegiatan. Telah terbentuk Posbindu di Kelurahan Gedawang. Kegiatan pelatihan hanya diikuti oleh 10 orang kader. Hasil pre dan posttest menunjukan peningkatan nilai rata-rata dari 34 menjadi 81 dan proporsi nilai 8 keatas meningkat. Kegiatan pelatihan pada kader diharapkan dapat dilakukan secara berkala oleh Dinkes dan pihak Puskesmas dapat memberikan tindak lanjut pada masyarakat yang terjaring memiliki faktor risiko PTM. Untuk posbindu PTM, jumlah partisipan yang dating berjumlah 20 orang. Didapatkan berdasarkan ahsil pemerikasaan IMT melebihi nilai normal, 67% tekanan darah tinggi, 87% kolesterol tinggi. Kurang dari 50% partisipan punya kebiasaan olahraga, konsumsi makanan asin, berlemak dan manis. Kegiatan pelatihan pada akder diharapkan dapat dilakukan secara berkala oleh Dinkes dan pihak Puskesmas dapat memberikan tindak lanjut pada masyarakat yang terjaring memiliki faktor risiko PTM.Abstract: Posbindu NCD is one of the community-based health efforts that are promotive and preventive in the context of early detection and monitoring of the main NCD risk factors which are carried out in an integrated, routine and periodic manner. Communities are given facilities and guidance in developing platforms to play a role, equipped with knowledge. The form of service is in the form of training for new posbindu cadres targeted at 15 people in the Gedawang Village. Then an examination of NCD risk factors is carried out. The implementation of community service refers to the guidelines for the implementation of Posbindu NCD. The activity implementation phase includes activity planning, activity implementation and activity evaluation. Posbindu has been formed in Gedawang Village. Only 10 cadres participated in the training activities. The results of the pre and posttest showed an increase in the average score from 34 to 81 and the proportion of scores above 8 increased. Training activities for cadres are expected to be carried out periodically by the Health Office and the Puskesmas to provide follow-up to people who are caught having NCD risk factors. For Posbindu NCD, the number of participants who came was 20 people. Obtained based on BMI examination results exceeding normal values, 67% high blood pressure, 87% high cholesterol. Less than 50% of participants have a habit of exercising, consuming salty, fatty and sweet foods. It is hoped that the training activities for akder can be carried out periodically by the Health Office and the Puskesmas to provide follow-up to people who are caught having NCD risk factors.
PREVALENSI PENYAKIT TIDAK MENULAR PADA IBU HAMIL Hesti Kurniasih; Wanodya Hapsari; Katrin Dwi Purnanti
Jurnal Sains Kebidanan Vol 5, No 2 (2023): NOVEMBER 2023
Publisher : POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jsk.v5i2.10691

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi penyakit tidak menular pada ibu hamil. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif observasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyakit tidak menular tertinggi pada ibu hamil pre eclampsia yaitu 4.547 (48.96%), terjadi pada ibu hamil rentang usia 25-34 tahun yakni 4.094 (44.07%), dengan pekerjaan IRT 4.591 (49.42%), berpendidikan SMA sederajat 3.270 (35.20%) dan memiliki IMT 25 sebanyak 6.236 (67.14%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penyakit tidak menular pada ibu hamil masih di dominasi pre eclampsia pada usia reproduksi sehat.  
POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA Suparmi suparmi; Sri Rahayu; Rafika Fajrin; Hesti Kurniasih
Jurnal Sains Kebidanan Vol 5, No 2 (2023): NOVEMBER 2023
Publisher : POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jsk.v5i2.10569

Abstract

Faktor pola asuh yang tidak baik dalam keluarga merupakan salah satu penyebab timbulnya permasalahan gizi. Pola asuh meliputi kemampuan kelaurga untuk menyediakan waktu, perhatian dan dukungan dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan social dari anak yang sedang tumbuh dalam keluarga. Pola asuh terhadap anak dimanifestasikan dalam beberapa hal berupa pemberian ASI dan makanan pendamping, rangsangan psikososial, praktek kebersihan / hygiene dan sanitasi lingkungan, perawatan anak dalam keadaan sakit berupa praktek kesehatan dirumah dan pola pencarian pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian stunting serta adakah hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian stunting. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Variable penelitian ini adalah pola asuh orang tua dan kejadian stunting. Populasi penelitian ini adalah balita di wilayah PKM, didapatkan sampel 70 balita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh yang diterapkan pada subjek penelitian mayoritas pola asuh demokratis dimana pada kondisi tertentu diterapkan pula pola asuh otoriter dan permisif. Status gizi balita ditemukan 48.6% mengalami gizi stunting. Berdasarkana analisis tidak ada hubungan pola asuh orang tua dengan kejadian stunting pada balita dengan nilai p-value 0,345 0, 05. Diharapkan pada penelitian selanjutnya agar dapat melakukan penelitian dengan faktor lain untuk mengetahui lebih jelas faktor penyebab stunting.