Latarbelakang: Meskipun pendidikan keperawatan dirancang untuk membentuk perilaku caring yang kuat pada mahasiswa, kenyataannya masih ditemukan kesenjangan kemampuan antar tingkat pendidikan. Mahasiswa tingkat awal sering kali mengalami kesulitan dalam mengekspresikan empati dan keterlibatan emosional saat praktik klinik, berbeda dengan mahasiswa tingkat akhir yang lebih terlatih dan reflektif dalam menerapkan nilai caring. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemahaman terhadap caring belum sepenuhnya terinternalisasi secara konsisten, bahkan pada mahasiswa yang telah memahami teori dasar caring. Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan untuk mengevaluasi efektivitas pembentukan karakter caring sepanjang jenjang pendidikan keperawatan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perilaku caring antara mahasiswa keperawatan tingkat dua dan tingkat akhir di Unversitas Advent Indonesia.Metode: Penelitian ini menggunaan desain analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel terdiri dari 125 mahasiswa yang dipilih melalui stratified random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner Caring Behaviours Inventori-24 (CBI-24), kemudian dianalisis dengan uji normalitas dan uji Kruskal-Wallis.Hasil: Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara perilaku caring mahasiswa tingkat dua dan tingkat akhir dengan hasil (p=0.002) di mana mahasiswa tingkat akhir menunjukkan skor perilaku caring yang lebih tinggi.Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan mahasiswa keperawatan, maka semakin baik pula perilaku caring yang ditunjukkan. Temuan ini dapat menjadi dasar dalam pengembangan kurikulum keperawatan yang lebih menekankan kepada pembentukkan karakter caring sejak tahap awal pendidikan.