Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Analisis Kesesuaian Wisata Pantai Di Pulau Tunda Kabupaten Serang Provinsi Banten Muhamad Satrio Legowo; Ankiq Taofiqurohman; Wahyuniar Pamungkas; Subiyanto . .
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 10, No 2 (2019): Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. X No. 2/Desember 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (796.023 KB)

Abstract

Pulau Tunda merupakan salah satu pulau di Kabupaten Serang Provinsi banten yang berpotensi untuk kegiatan wisata. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kualitas estetika dan mencari zona yang berpotensi untuk kegiatan wisata pantai di Pulau Tunda. Metode yang dilakukan adalah metode survey, data pengukuran diperoleh langsung dari lapangan (in-situ), kemudian pengukuran nilai estetika menggunakan klasifikasi eucledient. Hasil pengambilan data menunjukan kualitas estetika di Pantai Pulau Tunda memiliki nilai tinggi dan rendah. Stasiun yang memiliki kualitas estetika tinggi adalah stasiun 1,2,5,6,7,8,9,10 dan 11 memiliki nilai estetika 3.72 – 3.84 dikarenakan didominasi oleh tipe pantai berpasir dan bewarna putih. Sedangkan stasiun 3 dan 4 memiliki kualitas rendah dan memiliki nilai 2.32 – 2.64 dikarenakan didominasi oleh vegetasi mangrove dan pantai Pulau Tunda memiliki empat zona yang sering dikunjungi oleh wisatawan. Tiga zona dikategorikan sebagai zona estetika tinggi dan terletak di bagian utara , selatan dan barat  Pulau Tunda. Di sisi lain, satu lokasi lainnya memiliki estetika berkualitas tinggi dan terletak di timur Pulau Tunda. Zona yang memiliki kualitas estetika tinggi didominasi oleh hamparan pasir putih dan memiliki pandangan kearah laut hamparan terumbu karang. Pada zona yang memiliki kualitas rendah didominasi oleh vegetasi pantai estuari. 
Analisis Kondisi Terumbu Karang Kawasan Pariwisata dan Non Pariwisata Di Perairan Gugus Pulau Kelapa Kecamatan Kepulauan Seribu Utara Averous Mutahari; Indah Riyantini; Lintang Permata Sari Yuliadi; Wahyuniar Pamungkas
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 10, No 2 (2019): Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. X No. 2/Desember 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.85 KB)

Abstract

Kondisi terumbu karang memiliki kerusakan yang disebabkan oleh faktor manusia (kegiatan penangkapan, pariwisata) dan faktor alami (perubahan suhu, penyakit karang). Kerusakan Terumbu karang cenderung lebih tinggi di kawasan pariwisata di bandingkan dengan kawasan non pariwisata. Tujuan riset ini untuk mengetahui kondisi terumbu karang di Gugus Pulau Kelapa Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Riset dilakukan pada bulan Agustus 2018, di perairan kawasan non pariwisata dan kawasan Pariwisata. Pengambilan data yang dilakukan yaitu, penentuan stasiun menggunakan metode purposive sampling dan mengetahui kondisi terumbu karang dengan menggunakan metode Under Water Photo Transect (UPT). Analisis data yang digunakan merupakan analisis deskriptif komparatif yang meliputi kualitas perairan, tutupan terumbu karang, indeks keanekaragaman (H’), keseragaman (E), dominansi (C), dan indeks mortalitas. Hasil riset menunjukkan kawasan non pariwisata memiliki nilai tutupan sebesar 13,74% (kategori buruk), sedangkan kawsan pariwisata memiliki nilai tutupan sebesar 55,83% (kategori baik). Indeks (H’), (E), (C) kedua kawasan memiliki kategori yang hampir sama. Kawasan pariwisata memiliki (H’) berkisar 0,79-1,88, (kriteria sedang) (E) berkisar 0,29-0,68 (sedang-tinggi) dan (C) berkisar 0,19-0,68 (rendah). Kawasan non pariwisata memiliki (H’) berkisar 1,10-1,32, (sedang) (E) berkisar 0,40-0,48 (sedang) dan (C) berkisar 0,29-0,48. (sedang). Indeks Mortalitas di kawasan non pariwisata lebih tinggi yaitu 0,5, sedangkan di kawasan pariwisata lebih rendah yaitu 0,2.
POTENSI SUMBERDAYA LAMUN SEBAGAI PENUNJANG EKOWISATA DI PULAU MENJANGAN BESAR, KEPULAUAN KARIMUN JAWA Aini Iftinaan K J; Donny Juliandri Prihadi; Mochamad Untung Kurnia Agung; Wahyuniar Pamungkas
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Perikanan dan Kelautan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.728 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui potensi biofisik ekosistem lamun sebagai penunjang kegiatan ekowisata di Pulau Menjangan Besar dengan menghasilkan nilai kesesuaian ekowisata sebagai lamun penunjangnya, menghasilkan nilai daya dukung kawasan ekowisata lamun, dan untuk mengetahui presepsi dan partisipasi masyarakat di Pulau Menjangan Besar Kepulauan Karimun Jawa terhadap peluang daya dukung ekosistem lamun sebagai penunjang ekowisata. Penelitian dilaksanakan pada bulan April – Mei 2017 di Pulau Menjangan Besar, Kepulauan Karimun Jawa. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasi, yaitu pengambilan data di lapangan dan studi literatur. Bobot penentuan kesesuaian ekowisata lamun yang digunakan adalah kesesuaian menurut Yulianda, 2007.  Adapun beberapa parameter yang di amati adalah tutupan lamun, jenis lamun, jenis ikan, kecerahan, suhu, kedalaman, kecepatan arus, jenis substrat, salinitas, sarana dan prasarana, aksesibilitas, dan melihat respon dari masyarakat. Data hasil survey lapangan kemudian diolah menggunakan software microsoft excel 2010 dan ArcGis 10.1 yang hasilnya akan disandingkan dengan kriteria kesesuaian wilayah untuk kegiatan Ekowisata pada ekosistem lamun. Berdasarakan hasil pengamatan dan pengolahan data, secara keseluruhan Pulau Menjangan Besar termasuk kedalam kriteria “Sesuai” dengan perhitungan nilai dari stasiun 1 sampai dengan stasiun 4 yaitu: 64 %, 64 %, 66 %, 66 %. Untuk perhitungan daya dukung kawasan kegiatan ekowisata lamun di Pulau Menjangan besar untuk kegiatan snorkling mencapai 113 orang di setiap harinya. Hasil presepsi, sikap, dan partisipasi masyarakat terhadap kegiatan ekowisata sendiri adalah menyetujui dan akan berpartisipasi dalam kegiatan ekowisatan pada ekosistem lamun.
Kesesuaian Kondisi Bioekologi Ekosistem Mangrove Sebagai Kawasan Rehabilitasi Mangrove Di Desa Gebang Mekar Kabupaten Cirebon Jawa Barat Adhitya Rakhmadi; Sri Astuty; Iwang Gumilar; Wahyuniar Pamungkas
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 10, No 1 (2019): Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. X No. 1/Juni 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.168 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2017 di kawasan pesisir Desa Gebang Mekar, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Tujuan penelitian untuk menganalisis faktor-faktor biofisik yang mempengaruhi kerusakan mangrove di pesisir Desa Gebang Mekar juga menganalisis kesesuaian lahan untuk penanaman mangrove di pesisir Desa Gebang Mekar. Penelitian ini menggunakan metode survey langsung di 2 stasiun pengamatan yang memliki perbedaan kondisi vegetasi mangrove. Parameter biofisik yang diukur meliputi suhu, oksigen, pH, salinitas, substrat, dan mangrove. Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa dalam kawasan ekosistem mangrove di Desa Gebang Mekar hanya terdapat 2 spesies mangrove yaitu Rhyzopora stylosa dan Avicennia marina. Hasil pengamatan kemudian dikalkulasikan menggunakan matriks kesesuaian lahan konservasi mangrove. Hasil analisis menunjukan bahwa ekosistem mangrove Desa Gebang Mekar di dominasi oleh spesies Rhyzopora stylosa. Hasil kalkulasi menggunakan matriks kesesuaian lahan konservasi mangrove menunjukkan bahwa pada stasiun 1 termasuk kategori sesuai bersyarat (S1), dan stasiun 2 termasuk kategori sesuai (S2). Secara keseluruhan wilayah pesisir Desa Gebang Mekar merupakan kategori sesuai (S2).
Analisis Kepuasan Wisatawan Terhadap Kualitas Produk Jasa Wisata Mangrove Di Desa Karangsong Kabupaten Indramayu Dewanto - Bismantoro; Asep Agus Handaka Suryana; Wahyuniar Pamungkas; Atikah - Nurhayati
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 9, No 2 (2018): Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. IX No. 2 /Desember 2018
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.145 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepuasan wisatawan terhadap kualitas dari produk jasa Wisata Mangrove Desa Karangsong Kabupaten Indramayu. Waktu dan tempat penelitian dilaksanan pada bulan Maret hingga bulan Oktober 2018 di Desa Karangsong Kabupaten Indramayu. Penelitian ini dirancang menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode accidental sampling. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan software SPSS versi 21 for windows dan Ms. Excel untuk dilakukan Uji Validitas dan Reliabilitas terhadap kuesioner yang disebar kemudian diolah menggunakan metode Importance Perfomance Analysis (IPA), Customer Satisfaction Index (CSI) dan Uji Chi Square. Dimana pada metode IPA dibagi menjadi 4 kuadran. Kuadran I prioritas utama, Kuadran II pertahankan kinerja, Kuadran III prioritas rendah, Kuadran IV berlebihan. Dimana hasil pada Kuadran I yang menjadi prioritas utama bagi pihak pengelola untuk dilakukan pengembangan guna meningkatkan tingkat kepuasan wisatawan kedepannya. Kemudian hasi dari CSI yaitu tingkat kepuasan wisatawan sekitar 61%. Dari hasil tersebut, wisatawan “Cukup Puas” dengan Wisata Mangrove Desa Karangsong dan hasil uji chi square menyatakan asal tempat tinggal memiliki korelasi terhadap kepuasan wisatawan.
Penentuan Tipe Pantai di Kawasan Pantai Wisata Batu Karas, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat Annisa Putri Fitrian; Ankiq Taofiqurohman; Yeni Mulyani; Wahyuniar Pamungkas
Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 3 (2021): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v10i3.31990

Abstract

Pantai merupakan salah satu objek wisata alam yang paling diminati pengunjung, namun memiliki risiko bahaya tersendiri yang patut diwaspadai. Risiko bahaya yang melekat dimiliki oleh setiap pantai adalah bahaya akibat karakteristik fisik pantai. Pantai Wisata Batu Karas merupakan salah satu objek wisata pantai terfavorit di Jawa Barat dengan peningkatan jumlah pengunjung setiap tahunnya. Selain memiliki berbagai daya tarik wisata, Pantai Batu Karas memiliki risiko bahaya fisik. Risiko bahaya fisik yang dominan di pesisir selatan Jawa Barat, termasuk Pantai Wisata Batu Karas, adalah gelombang pecah karena berbatasan langsung dengan Samudera Hindia yang memicu risiko gelombang tinggi. Keselamatan wisata merupakan hal yang harus diutamakan untuk mencegah kerugian yang mungkin terjadi akibat risiko bahaya. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan penilaian bahaya fisik pantai untuk selanjutnya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengelolaan wisata pantai. Riset ini bertujuan untuk menentukan tipe pantai Batu Karas sebagai langkah awal penilaian bahaya fisik pantai akibat gelombang pecah di Pantai Wisata Batu Karas. Riset ini dilakukan pada bulan Januari – Mei 2020, dengan area yang diteliti adalah sepanjang Pantai Wisata Batu Karas. Metode yang digunakan dalam riset ini yaitu metode kuantitatif, selanjutnya dilakukan penentuan tipe pantai yang mengacu pada metode yang dikembangkan oleh Short (1996). Parameter yang digunakan dalam riset ini adalah tinggi dan periode gelombang pecah, kecepatan jatuh sedimen, dan nilai tunggang pasut. Hasil yang didapatkan dari riset ini adalah Pantai Batu Karas memiliki tipe pantai longshore bar and trough, yang selanjutnya dapat digunakan untuk penilaian tingkat bahaya fisik di Pantai Wisata Batu Karas. Beach is one of the most popular natural attractions for visitors, but has its own dangers that need to be watched out for. The inherent hazard risk possessed by each beach is the danger due to the physical characteristics of the beach. Batu Karas Tourism Beach is one of the most favorite beach attractions in West Java with an increasing number of visitors every year. Apart from having various tourist attractions, Batu Karas Tourism Beach also has a risk of physical danger. The dominant physical hazard risk on the southern coast of West Java, including Batu Karas Tourism Beach, is the breaking waves because it is directly adjacent to the Indian Ocean which triggers a high risk of waves. Tourism safety is a matter that must be prioritized to prevent losses that may occur due to hazard risks. This can be done by assessing the physical hazard of the beach which can then be used as a consideration in the management of beach tourism. This research aims to determine the type of beach as an initial step to assess the physical beach hazards in Batu Karas Beach, Pangandaran Regency, West Java. This research was conducted from January – May 2020 and focused on the Batu Karas shoreline area. Quantitative method was used to determine the beach type by referring to the method developed by Short (1996). The parameters used in this research are height and period of the breaker wave, sediment fall velocity, and tide range. The result shows that Batu Karas Beach has longshore bar and trough type, which can then be used for assessing the level of physical hazards at Batu Karas Tourism Beach.
The 'Tri Hita Karana' Ecotourism Approach For Sustainable Marine Resource Management And Tourism in Bali Donny Juliandri Prihadi; Muhammad Raihan Shalahuddin; Evi Novianti; Nur Sakinah Junirahma; Wahyuniar Pamungkas; Ahmad Prawira Dhahiyat; Shafira Bilqis Annida; Ghulam M. Lahbar
International Journal of Marine Engineering Innovation and Research Vol 9, No 4 (2024)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25481479.v9i4.22012

Abstract

Marine ecotourism in Bali is vital for integrating environmental conservation, cultural preservation, and community empowerment. Despite its potential, sustainability efforts face significant challenges, including coral reef degradation, coastal erosion, marine pollution, and gaps in policy implementation. This study aims to evaluate the application of the Tri Hita Karana philosophy as a holistic framework to address these challenges in Bali’s marine ecotourism sector. A literature review method was used, synthesizing peer-reviewed studies, government reports, and case examples from major ecotourism sites such as Nusa Penida and Perancak Mangrove Forest. The results demonstrate that the Tri Hita Karana philosophy effectively integrates ecological, social, and cultural dimensions. Successful initiatives include coral reef restoration and community-based conservation programs that enhance biodiversity and support local economies. However, challenges such as inconsistent policy enforcement, visitor overcapacity, and infrastructure pressures remain significant. This study concludes that adaptive management strategies, including capacity assessments, collaborative governance, and technology integration, are essential to ensure the long-term sustainability of marine ecotourism in Bali. The findings contribute to the global discourse on sustainable tourism, offering Tri Hita Karana as a model adaptable to other culturally rich and ecologically sensitive regions.